PENDAHULUAN
untuk lebih meningkatkan kualitasnya, baik dari segi Sumber Daya Manusia (SDM)
maupun fasilitas yang ada untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang semakin modern
serta persaingan yang semakin ketat antar perusahaan yang terjadi di Indonesia
maupun seluruh dunia, maka CSR sudah dijadikan strategi perusahaan untuk
membutuhkan adanya kegiatan CSR juga harus tepat sasaran karena jumlah
anggaran atau dana yang dibutuhkan terbilang cukup tinggi untuk pelaksanaan
daerah mana saja yang akan menjadi sasaran kegiatan CSR agar penyaluran dana
CSR menjadi tepat sasaran. Mengingat Sustainability Report itu begitu penting untuk
tergabung dalam annual report yang sangat berguna untuk para stakeholders dalam
ekonomi, lingkungan dan sosial. Terkait dengan uraian di atas, dapat ditarik
1
alokasi dana CSR sebagaimana yang di tetapkan pada masalah sentral penelitian
ini.
menjadi trend di Indonesia. Banyak orang berbicara tentang CSR dan semuanya
semakin banyak. Namun upaya sosialisasi harus terus dilakukan agar lebih banyak
perusahaan menyadari dan memahami pentingnya CSR Memang diakui, di satu sisi
sektor industri atau korporasi skala besar telah mampu memberikan kontribusi
beroperasi secara enclave atau terpisah, dan melahirkan apa yang disebut
perspektif dual society, yaitu tumbuhnya dua karakter ekonomi yang paradox di
dalam satu area. Ekonomi tumbuh secara modern dan pesat, tetapi masyarakat
ekonomi justru berjalan sangat lambat. Pendahuluan Dalam konteks global, istilah
CSR (Corporate Social Responsibility) mulai digunakan tahun 1970-an dan semakin
populer setelah kehadiran buku Cannibals with Forks: he Triple Bottom Line in
(WCED) dalam Brundtland Report, dikemas oleh Elkington menjadi 3P, yaitu proit,
planet, dan people. Perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan
ekonomi belaka (proit), tapi juga harus memiliki kepedulian terhadap kelestarian
2
lingkungan (planet), dan kesejahteraan masyarakat (people).Survei “he Millenium
Conference Board (New York), dan Prince of Walesst Business Leader Forum
yang dinilai tidak melakukan CSR, dengan tidak akan membeli produk atau
Sementara bagi perusahaan yang berkaitan dengan eksplorasi sumber daya alam,
internasional yang berdiri 1995 dan beranggotakan lebih dari 120 multinasional
ethically and contribute to economic development while improving the quality of life
of the workforce and their families as well as of the local coomunity and society at
large.” Dalam terjemahan bebasnya, CSR adalah komitmen dunia usaha untuk
3
terus–menerus bertindak secara etis beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk
Finance Corporation yang menjelaskan bahwa CSR adalah komitmen dunia bisnis
kerja sama dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal dan masyarakat
luas untuk meningkatkan kehidupan melalui cara-cara yang baik bagi bisnis maupun
dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan, seraya memaksimalkan nilai bagi
transparan dan bertanggung jawab untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan
4
memberikan definisi bahwa CSR adalah Komitmen perusahaan untuk beroperasi
tanggung jawab sosial dan lingkungan (Pasal 74 ayat 1).UU PT tidak menyebutkan
secara rinci berapa besaran biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk CSR
serta sanksi bagi yang melanggar. Pada ayat 2, 3, dan 4 hanya disebutkan bahwa
Peraturan lain yang menyentuh CSR adalah UU No.25 Tahun 2007 tentang
telah mengatur sanksi secara terperinci terhadap badan usaha atau usaha
perorangan yang mengabaikan CSR (pasal 34), UU ini hanya menjangkau investor
asing dan belum mengatur secara tegas perihal CSR bagi perusahaan
Tahun 2003 tentang BUMN. UU ini kemudian dijabarkan lebih jauh oleh Peraturan
Menteri Negara BUMN No. 4 Tahun 2007 yang mengatur mulai dari besaran dana
hingga tata cara pelaksaan CSR. Seperti kita ketahui, CSR milik BUMN adalah
5
Permen Negara BUMN menjelaskan bahwa sumber dana PKBL berasal dari
berorientasi pada masyarakat dan bisnis. Apakah itu sector bisnis swasta yang
didasarkan pada kepemilikan pribadi yang melulu mengejar profit atau dapat juga
ini begitu besar. Bisnis sendiri selalu berplat form pada tujuan menumpuk
keuntungan dan kekayaan. Tanggung jawab sosial yang dibebankan pada sektor
bisnis akan mengurangi pencapaian tujuan penumpukan profit. CSR dapat diartikan
dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan serta menjaga agar dampak tersebut
mengalami evolusi dan metamorphosis dalam rentang waktu yang cukup lama.
Konsep ini tidak lahir begitu saja, akan tetapi melewati berbagai macam tahapan
terlebih dahulu. Gema CSR mulai terasa pada tahun 1950-an. Pada saat itu,
mendapatkan perhatian lebih luas dari berbagai kalangan. Buku yang bertajuk Social
Responsibility of the Businessman karya Howard R.Bowen yang ditulis pada tahun
1953 merupakan literatur awal yang menjadi tonggak sejarah modern CSR.Bowen
dijuluki “Bapak CSR” karena karyanya tersebut. Setelah itu, gema CSR diramaikan
6
dengan terbitnya “Silent Spring” yang ditulis oleh Rachel Carson, ia mengingatkan
dan kehidupan. Tingkah laku perusahaan perlu dicermati terlebih dahulu sebelum
mengenai CSR dibahas lagi pada tahun 1966 dalam “The Future Capitalism” yang
ditulis Lester Thurow, dilanjutkan pada tahun 1970-an terbitlah “The Limits to
Growth” yang merupakan buah pemikiran cendekiawan dunia yang tergabung dalm
Club of Rome, buku ini terus diperbaharui hingga saat ini (Wibisono, 2007).
dalam kemasan Philanthropy serta Community Development (CD). Pada era 1980-
maupun pendekatan civil society. Pada tataran global, tahun 1992 diselenggarakan
KTT Bumi di Rio de Jenario Brazil, pertemuan ini menegaskan konsep pembangana
lingkungan hidup, pembangunan ekonomi dan sosial sebagai hal yang mesti
dilakukan. Terobosan terbesar CSR dilakukan oleh John Elkington melalui konsep
“3P” (Profit, People dan Planet) yang dituangkan dalm buku Cannibals With Forks:
The Triple Bottom Line in 21st Century Business pada tahun 1998. Gaung CSR kian
7
(WSSD) pada tahun 2002 di Johannes burg Afrika Selatan.Sejak saat itulah definisi
antara pengambilan keputusan dengan nilai etika, kaidah hukum serta menghargai
pulau Halmahera di Provinsi Maluku Utara dengan penghasil tambang nikel terbesar
kedua didunia yang saat ini oleh pemerintah baik pusat dan daerah melakukan
perjanjian kerja sama dengan PT. IWIP sebagai perusahaan induk yang dapat
waktu kontra 32 Tahun sejak peralihan saham mayoritas dari PT. Weda Bay Nikel ke
PT. IWIP. Perusahaan dengan skala besar seperti PT. IWIP wajib untuk
dan daerah setempat, penelitian ini di maksudkan untu mengukur sejauh mana
alokasi dana CSR oleh PT. IWIP sebagai tanggungjawab sosial perusahaan kepada
sebagaiaman yang di tuangkan dalam masalah sentral penelitian ini yang tertulis
pada judul halaman peneltian ini dengan menetapkan rumusan masalah pada
bagian selanjutnya.
8
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakan tersebut diatas, maka dapat ditetapkan rumusan
pengajuan, proses serta pencairan dana untuk kegiatan CSR PT. IWIP di
PT. IWIP
serta pencairan dana untuk kegiatan CSR PT. IWIP di Lelilef Kabupaten
Halmahera Tengah.
serta pencairan dana untuk kegiatan CSR PT. IWIP di Lelilef Kabupaten
Halmahera Tengah.
PT. IWIP
9
BAB II
KERANGKA TEORITIK
konsumen. Yang lain, kualitas adalah tentang kesesuaian terhadap spesifikasi. Dan
masih banyak lagi. Ada setidaknya enam perbedaan pokok dari setiap definisi
kualitas yang diberikan oleh para ahli manajemen kualitas tersebut, yaitu Perbedaan
konsumen terhadap kualitas produk/ jasa pelayanan dan perhitungan biaya kualitas.
Cara mengukur kualitas melalui persepsi konsumen antara lain Menemui konsumen
Sedang bila mengukur kualitas melalui perhitungan biaya maka dapat dilakukan
10
dengan cara antara lain Mengukur biaya kualitas berdasarkan biaya kerusakan
perjam tenaga kerja langsung, Mengukur biaya kualitas berdasarkan biaya produksi
termasuk biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan baku dan biaya overhead
Kualitas sendiri memiliki banyak kriteria yang berubah secara terus menerus.
Orang yang berbeda akan menilai dengan kriteria yang berlainan pula.
4. Harga
6. Sound syst
Pengertian Kualitas
buruknya, mutu, taraf atau derajat sesuatu.Dalam hal ini, kata “sesuatu”
dapat mewakili banyak hal, baik itu sebuah barang, jasa, keadaan, maupun
hal lainnya.
11
Dalam kaitannya dengan bisnis, pengertian kualitas adalah kesesuaian
lingkungan.
maupun tersirat.
penggunaan (fitness for use). Dengan kata lain, suatu produk (barang
12
atau jasa) hendaklah sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau
persyaratan atau standar yang telah ditentukan. Dengan kata lain, suatu
8. Menurut Garvin dan Davis, kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang
13
10. Kadir (2001:19), Menyatakan bahwa kualitas adalah tujuan yang sulit
akan menuntut lebih untuk mendapatkan standar baru lain yang lebih
baru dan lebih baik. Dalam pandangan ini, kualitas adalah proses dan
kualitas.
memuaskan kebutuhan.
13. Taguchi (1987), kualitas adalah loss to society, yang maksudnya adalah
semua bagian, semua fungsi dalam organisasi, itu adalah tanggung jawab
manajemen kualitas semua orang yang terlibat, semua bagian, semua fungsi dari
semua tingkat manajemen, tetapi itu harus dikendalikan oleh manajemen puncak
14
Indikator Kualitas
Sebagai contoh, kinerja utama yang kita harapkan dari sebuah televisi
dalam mobil yaitu pemutar CD, radio, remote control mobil, sensor atau
produk atau berapa lama produk dapat digunakan secara terus menerus
15
hingga akhirnya harus diganti. Durability umumnya diukur dengan waktu
produk, baik itu corak, rasa, bau, dan lainnya yang menjadi daya tarik
produk tersebut.
apakah sesuai standar atau tidak. Berikut ini adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas:
16
2. Manajemen (Management). Manajemen dalam perusahaan juga sangat
3. Uang (Money). Setiap perusahaan harus memiliki uang yang cukup agar
17
2.1.2. Konsep Dana
perusahaan memiliki tugas moral untuk berlaku jujur, mematuhi hukum, menjunjung
pelaksanaan CSR untuk kategori discretionary responsibilities) dapat dilihat dari dua
lebih banyak berasal dari inisiatif perusahaan dan bukan merupakan aktivitas yang
Kuantitatif. Konsep yang berdasarkan kuantitatif dana yang tertanam. Dana yang
dimaksud dalam konsep ini adalah modal kerja bruto, yaitu keseluruhan dari pada
aktiva lancar. Konsep Kualitatif. Sebagian dari aktiva lancar yang bisa digunakan
18
untuk membiayai perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya.Dana yang dimaksud
dalam konsep ini adalah modal kerja netto yaitu yang merupakan kelebihan aktiva
Konsep Fungsional. Konsep ini menyatakan tentang fungsi dari dana sebuah
usaha, di mana dana ini difungsikan untuk menghasilkan keuntungan atau laba.
dalam konsep ini yaitu modal kerja bruto, yaitu keseluruhan dari pada
aktiva lancar.
2. Konsep kualitatif. Konsep kulitatif yaitu sebagian dari aktiva lancar yang
likuiditasnya. Dana yang dimaksud dalam konsep ini yaitu modal kerja
netto. Dana yang dimaksud dalam modal kerja netto yaitu kelebihan
3. Konsep fungsional. Konsep ini berdasarkan fungsi dari pada dana yang
menghasilkan laba.
19
Macam Jenis Dana
1. Dana umum, Dana umum merupakan jenis dana dalam akuntansi dana
yang tergolong dalam kelompok rekening dana. Dana ini dibentuk untuk
utang jangka panjang, Dana ini merupakan dana yang dibentuk untuk
4. Dana usaha, Dana usaha merupakan dana yang diperoleh dari tindakan
rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam
unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu
20
(periode) tertentu dimasa yang akan datang. Oleh karena rencana yang disusun
dinyatakan dalam bentuk unit moneter, maka anggaran sering kali disebut juga
dengan rencana keuangan. Dalam anggaran, satuan kegiatan dan satuan uang
menempati posisi penting dalam arti segala kegiatan akan dikuantifikasikan dalam
satuan uang, sehingga dapat diukur pencapaian efisiensi dan efektivitas dari
kegiatan yang dilakukan (Ellen Christina, M. Fuad, Sugiarto, Edy Sukarno, 2001 ; 1).
Menurut Tendi Haruman dan Sri Rahayu, 2007 : 2 menjelaskan bahwa proses
dilaksanakan melalui empat tahap yaitu penetapan filosofi dan misi, penetapan
anggaran (budgeting).
1. Dana adalah Uang tunai dan/atau aktiva lain yang segera dapat
2. Otoritas Jasa Keuangan, dana adalah uang yang disediakan untuk suatu
keperluan tertentu.
dalam jumlah tertentu dalam bentuk tunai maupun nontunai. Kata dana
artian yang lebih luas, dana juga bisa berarti modal usaha dalam
menjalankan bisnis.
21
Sumber-Sumber Dana
1. Obligasi
2. Hipotek
yang dijamin dengan aktiva tidak bergerak seperti tanah dan bangunan.
sumber dana KIK ini merupakan bentuk utang jangka panjang yang
usaha
4. Saham Preferen
22
Saham preferen adalah saham yang memiliki karakteristik gabungan
tetap seperti bunga dari obligasi. Saham preferef terdiri dari dua jenis
yaitu: a). Saham preferen partisipasi, Saham ini merupakan jenis saham
5. Saham Biasa
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2007,405), tanggung jawab sosial dan etika
perusahaan di Indonesia sebenarnya tak perlu diragukan. Hal ini terbukti dari
kegiatan olahraga, pembersihan polusi dan air limbah, membantu korban bencana
23
keagamaan seperti pengajian, MTQ, Perkabaran injil, beasiswa dan pengembangan
karier. Sedangkan menurut Bradshaw dalam Sofyan Syafri Harahap (2007, 400)
dikemukakan ada tiga bentuk tanggung jawab sosial perusahaan yaitu: Corporate
atau kerelaan belum sampai pada tanggung jawabnya. Bentuk tanggung jawab ini
bisa merupakan kegiatan amal, sumbangan atau kegiatan lain yang mungkin saja
dari tanggung jawab perusahaan bisa karena ketentuan UU atau bagian dari
Sustainability Reporting
hal yang sangat penting dan berguna sehingga berfungsi sekali untuk tahap
standar pelaporan CSR yang berbeda-beda, akan menyulitkan bagi para pembaca
untuk menganalisis antar perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Tetapi,
(2) butir (c) diterangkan bahwa Perseroan menyam paikan laporan pelaksanaan
24
tanggungjawab sosial dan lingkungan (baca: CSR) dalam laporan tahunan. Jadi,
laporan CSR sangatperlu dibuat karena memang telah diwajibkan dalam undang-
Menurut Nor Hadi, 2011 : 56-58, konseptriple bottom line nampaknya cukup
bentuk tanggung jawab yang harus dicapai perusahaan, bahkan main stream
(community) di mana perusahaan itu berada. Mereka adalah para pihak yang
25
Standar Pengungkapan SustainabilityReport
sosial yang telah dilakukan perusahaan baik berkaitan dengan perhatian masalah
dampak sosial maupun lingkungan. Laporan tersebut menjadi bagian yang tak
direksi di depan sidang Rapat Umum Pemegang Saham(RUPS). Laporan ini berisi
secara moral tujuan perusahaan untuk mengejar keuntungan adalah sesuatu yang
26
Hargreaves dalam Hasibuan (2001) membagi areal tanggungjawab perusahaan
level ini tanggung jawab tidak terpenuhi maka akan timbul dampak
antara bisnis dan kekuatan lain dalam masyarakat yang demikian kuat
Model CSR
Sedikitnya ada empat model atau pola CSR yang umumnya diterapkan oleh
perusahaan di Indonesia, yaitu:
27
satu pejabat seniornya, seperti corporate secretary atau public affair
manager atau menjadi bagian dari tugas pejabat public relation.
2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan. Perusahaan
mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau groupnya. Model
ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaan-
perusahaan di negara maju. Biasanya, perusahaan menyediakan dana
awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur
bagi kegiatan yayasan. Beberapa yayasan yang didirikan perusahaan
diantaranya adalah Yayasan Coca Cola Company, Yayasan Rio Tinto
(perusahaan pertambangan), Yayasan Dharma Bhakti Astra, Yayasan
Sahabat Aqua, GE Fund.
3. Bermitra dengan pihak lain. Perusahaan menyelenggarakan CSR
melalui kerjasama dengan lembaga sosial/organisasi non-pemerintah
(NGO/LSM), instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik
dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan
sosialnya. Beberapa lembaga sosial/Ornop yang bekerjasama dengan
perusahaan dalam menjalankan CSR antara lain adalah Palang Merah
Indonesia (PMI), Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI),
Dompet Dhuafa; Instansi pemerintah (Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia/LIPI, Depdiknas, Depkes, Depsos); Universitas (UI, ITB, IPB);
Media massa (DKK Kompas, Kita Peduli Indosiar).
4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium. Perusahaan turut
mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial
yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan model
lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah perusahaan
yang bersifat “hibah pembangunan”. Pihak konsorsium atau lembaga
semacam itu yang dipercayai oleh perusahaan-perusahaan yang
mendukungnya secara pro aktif mencari mitra kerjasama dari kalangan
lembaga operasional dan kemudian mengembangkan program yang
disepakati bersama (Saidi, 2004:64-65).
28
Proses pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui beberapa
tahapan mulai dari menentukan populasi atau kelompok sasaran;
mengidentifikasimasalah dan kebutuhan kelompok sasaran; merancang program
kegiatan dan cara-cara pelaksanaanya; menentukan sumber pendanaan;
menentukan dan mengajak pihak-pihak yang akan dilibatkan; melaksanakan
kegiatan atau mengimplementasikan program; hingga memonitor dan mengevaluasi
kegiatan. Kegiatan-kegiatan pemberdayaan biasanya dilakukan secara berkelompok
dan terorganisir dengan melibatkan beberapa strategi seperti pendidikan dan
pelatihan keterampilan hidup (life skills), ekonomi produktif, perawatan sosial;
penyadaran dan pengubahan sikap dan perilaku; advokasi: pendampingan dan
pembelaan hak-hak klien; aksi sosial: sosialisasi, kampanye, demonstrasi,
kolaborasi, kontes; atau pengubahan kebijakan publik agar lebih responsive
terhadap kebutuhan kelompok sasaran.
Berbeda dengan kegiatan bantuan sosial karitatif yang dicirikan oleh adanya
hubungan “patron-klien” yang tidak seimbang, maka pemberdayaan masyarakat
dalam program Community Development didasari oleh pendekatan yang
partisipatoris, humanis dan emansipatoris yang berpijak pada beberapa prinsip
sebagai berikut:
29
Undang (UU) Pengelolaan Lingkungan Hidup.Namun UU tersebut belum mampu
mendorong pelaksanaan CSR di lapangan.Apalagi dalam UU tersebut hal yang
diatur masih terbatas.Hanya berkaitan dengan hal tertentu saja.Padahal CSR tidak
saja berkaitan dengan tanggung jawab perusahaan tehadap lingkungan dalam arti
sempit, namun juga dalam arti luas seperti tanggung jawab perusahaan terhadap
pendidikan, perekonomian, dan kesejahteraan rakyat sekitar.
30
Definisi Corporate Social Responsibility (CSR)
Definisi CSR telah banyak dikemukakan berbagai pihak. Konsep CSR yang
banyak dijadikan rujukan oleh berbagai pihak sebagaimana yang dikemukakan oleh
Teguh S. Pambudi dalam tulisannya di majalah SWA edisi Desember 2005 adalah
pemikiran Elkington, yakni tentang tripel bottom line. Menurutnya CSR adalah
segitiga kehidupan stakeholder yang harus diberi atensi oleh korporasi di tengah
upayanya mengejar keuntungan atau profit, yaitu ekonomi, lingkungan, dan
sosial.Hubungan itu diilustrasikan dalam bentuk segitiga. Sejalan dengan itu,
Wibisono (2007) mendefinisikan CSR sebagai tanggung jawab perusahaan kepada
pemangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak negatif dan
memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi sosial dan
lingkungan (triple bottom line) dalam rangkamencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan. Sementara Nursahid (2006) mendefinisikan CSR sebagai tanggung
jawab moral suatu organisasi bisnis terhadap kelompok yang menjadi stakeholder-
nya yang terkena pengaruh baik secara langsung ataupun tidak langsung dari
operasi perusahaan. Sukada, dkk (2006) mendefinisikan CSR sebagai segala upaya
manajemen yang dijalankan entitas bisnis untuk mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan berdasar pilar ekonomi, sosial dan lingkungan, dengan
meminimumkan dampak negatif dan memaksimumkan dampak positif di setiap pilar.
Sementara itu, The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD)
menjelaskan bahwa CSR merupakan komitmen dunia usaha untuk terus bertindak
etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi,
bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya
sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara luas.
31
individu anggota masyarakat untuk dapat menanggapi keadaan sosial yang ada dan
dapat menikmati, serta memanfaatkan lingkungan hidup, termasuk perubahan-
perubahan yang ada dan sekaligus memelihara. Atau dengan kata lain, CSR
merupakan cara korporat mengatur proses usaha untuk memproduksi dampak
positif pada masyarakat (Rudito et al., 2004). CSR berarti perusahaan harus
bertanggungjawab atas operasinya yang berdampak buruk pada masyarakat,
komunitas dan lingkungannya. Namun sebaliknya juga harus memberikan dampak
positif terhadap masyarakat sekitar. Suatu perusahaan tidak akan dapat bertahan
lama apabila dia mengisolasikan dan membatasi dirinya dengan masyarakat
sekitarnya (Djajadiningrat dan Famiola, 2004).
Terkait dengan aspek hukum maka terdapat 4 jenis CSR (Fajar, 2010) yaitu :
32
Undang Perseoran Terbatas yang didalamnya juga mengatur mengenai
tanggungjawab sosial perusahaan. Reflexive law theory adalah teori
hukum yang menjelaskan adanya keterbatasan hukum (limit of law)
dalam masyarakat yang kompleks untuk mengarahkan perubahan sosial
secara efektif.
Tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR yang tergantung situasi dan
kondisi. Kebijakan ini dipelopori oleh Jenkins, diacu dalam Fajar (2010) yang melihat
dari fungsi hukum untuk mengatur ketertiban masyarakat. Untuk itu perlu dipahami
ranah apa saja yang masuk wilayah hukum dan mana yang tidak, Jenkins
mengatakan bahwa wilayah hukum dapat dilihat dari dua rezim yaitu necessity
(kebutuhan) dan possibility (kemungkinan). Necessity adalah rezim yang digunakan
untuk mendukung pembangunan manusia (human development).Tanpa kondisi
yang aman dan stabil pembangunan manusia tidak bisa dilakukan.Sementara
possibility berfungsi menciptakan kebebasan, kesempatan dan kemajuan yang
diperlukan, untuk menciptakan kesempurnaan kebaikan (absolute good). Jika rezim
necessity dan possibility menghendaki aturan hukum maka akan melahirkan
tanggung jawab hukum. Kewajiban untuk CSR menjadi perlu ketika korporasi
cenderung menghalangi pembangunan manusia dan berpeluang memunculkan
eksploitasi, korupsi, kesewenang-wenangan dan ketidakpastian dalam masyarakat
(Fajar, 2010).
Tahapan-Tahapan CSR
1. Tahap perencanaan.
Tahap ini terdiri dari tiga langkah utama, yaitu Awareness Building, CSR
33
perusahaan dan mengidentifikasikan aspek-aspek yang perlu
2. Tahap implementasi.
Pada tahap ini terdapat beberapa poin yang penting diperhatikan, yaitu
3. Tahap evaluasi.
4. Pelaporan.
34
Pandangan Perusahaan terhadap CSR
CSR yaitu:
menjalankannya.
dan lingkungan.
sebagai pedoman untuk bertindak atau saluran untuk berfikir. Secara lebih khusus
mencakup seluruh bidang tempat tindakan atau yang dilakukan. Kebijakan biasanya
berlangsung lama serta cenderung memiliki jangka waktu yang lama tanpa
35
pencapaian tujuan dengan menentukan petunjuk yang harus diikuti. Kebijakan
Karakteristik CSR
Implementasi CSR
pemerintah dan sebagainya (Wibisono, 2007). Merujuk pada Saidi dan Abidin (2004)
dalam Suharto (2006), ada empat model atau pola CSR yang umumnya diterapkan
36
satu pejabat seniornya, seperti corporate secretary atau public affair
awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur
disepakati bersama.
Manfaat CSR
37
CSR mendatangkan berbagai manfaat bagi perusahaan dan masyarakat
bereputasi baik dicatat lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang bereputasi lebih
rendah selain juga jauh lebih loyal, mendapatkan kesempatan investasi yang lebih
tinggi di masa depan, dan sebagainya. Sedangkan manfaat CSR bagi masyarakat
masyarakat.
Variabel terikat atau dependen fariabel yaitu fariabel kualitas alokasi dana
CSR PT. IWIP di lelilef kabupaten halmahera tengah.Untuk mengukur kualitas atas
alokasidana CSR tergantung dari pemahaman dan kebutuhan dari perusahaan yang
bersangkutan, karena sampai saat ini belum ada kesatuan pandangan baik dari
38
lembaga maupun para pakar mengenai pengertian maupun ruang lingkup CSR
tersebut.
utama dalam upaya alokasi dana CSR untuk kegiatan-kegiatan CSR. Namun masih
banyak lagi pendapat dari pakar maupun kelompok kerja mengenai prinsip alokasi
dan kualitas alokasi dana CSR terhadap kegiatan CSR yang dapat digunakan
Keterjebakan ini terjadi karena masih belum jelasnya konsep CSR tersebut, dan juga
disebabkan atas pemahaman sebagian pelaku usaha atau perusahaan atas CSR
hanya sebagai tanggung jawab moral yang kemudian mereka wujudkan dalam
mengenai CSR, banyak perusahaan yang akhirnya melakukan kegiatan CSR dalam
bentuk yang sama, yaitu kegiatan sosial, kedermawanan, kemurahan hati, hingga
lingkungan. Sehingga terlihat dari tujuannya yang penting kegiatan tersebut dapat
membuat publik senang, melupakan masalah yang terjadi, hidup sejahtera dalam
jangka waktu tertentu sehingga tergantung pada keberadaan perusahaan, dan lain
sebagainya.
39
2.1.5. Variable bebas atau independen variable (X = 1, 2, ….k)
sebagai belrikut atau dengan kata lain variabel atau faktor yang dapat menentukan
kualitas alokasi dana CSR apakah s,esuai yang di harapkan atau tidak. Berikut ini
kebijakan atau sistim alokasi dana CSR yang di bangun yang dihasilkan
dalam pekerjaan.
dihasilkan.
40
4. X4 = Bahan Baku/Input (Materials). Bahan baku/input yang digunakan
alokasi dana CSR yang dihasilkan. Peralatan yang sudah kuno dan
harapkan menurun.
Penelitian tentang CSR atau kualitas alokasi dana CSR yang perna di
lakukan yang penulis temui dalam penelitian ini dapat di sajikan sebagai berikut :
41
2.2.1. Penelitian yang di lakukan oleh RR Triani Agustin (2010)
Dengan judul Analisis Hubungan Ekonomi dengan Alokasi Dana CSR pada
Perusahaan Ekstraktif, dengan kesimpulan alokasi dana CSR memiliki hungan erat
dana CSR perlu perhatian khusus dalam peningkatan ekonomi malsyarakat lingkar
perusahaan
Pembangkitan Jawa Bali Dengan kesimpulan bahwa ada bidang pendidikan, sosial
& ekonomi komunitas, kesehatan, lingkungan & keamanan dan ketertiban umum. Di
masing-masing bidang ini, divisi porsi anggaran CSR masing-masing 25% dari total
anggaran. Dari hasil analisis penelitian Terhadap kegiatan CSR yang dilakukan,
terserap 28,5%, kesehatan terserap 23,24%, lingkungan & keamanan dan ketertiban
umum 28.08%.
42
hambatan dan potensi daerah dalammengoptimalkan peran CSR dalam
sumber pembiayaan secara optimal. Hal ini sangat relevan diterapkanpada Model
Partisipasi Pasif, (3) Membentuk Forum Pelaksana CSR bagi kawasan atau
daerah yang sesuai untuk diterapkannya model Partdisipasi Aktif, dan (4)
yang seharusnya telah terintegrasi dalam hierarki perusahaan sebagai strategi dan
antara pelaku dan masyarakat sekitar. Esensi dan signifikansi dari CSR masih
belum dapat terbaca sepenuhnya oleh pelaku bisnis, sehingga CSR sendiri bagi
43
2.2.5. Bing Bedjo Tanudjaja (2017)
seharusnya telah terintegrasi dalam hierarki perusahaan sebagai strategi dan policy
pelaku dan masyarakat sekitar. Esensi dan signifikansi dari CSR masih belum dapat
terbaca sepenuhnya oleh pelaku bisnis, sehingga CSR sendiri bagi sebagian pelaku
tuntutan masyarakat.
Variabel Independen
X1 = Manusia (Man) Variabel Dependen
X2 = Manajemen (Management)
X3 = Uang (Money)
X4 = Bahan Baku/Input (Materials) Kualitas Alokasi Dana CSR
X5 = Mesin dan Peralatan
(Machines Mechanisation)
44
BAB III
METODE PENELITIAN
Tengah. Pemilihan lokasi dan/atau peruhaan ini di dasarkan bahwa PT. IWIP dalam
CSR
1 (satu) bulan Desember Tahun 2020 s/d Minggu ke 4 (empat) bulan Januari tahun
Data yang dipergunakan untuk analisis ini adalah data primer dan data
sekunder :
45
3.2.1. Data primer
Yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian, data yang
2. Manajemen (Management).
3. Uang (Money).
Yaitu data yang diperoleh langsung dari instansi atau beberapa instansi yang
terkait dengan penelitian/penulisan ini, data yang di perlukan adalah data yang
responden yaitu kepada pihak PT. IWIP yang berkompeten untuk mengeluarkan
data dan informasi yang diperlukan sekaligus melihat secara langsung kegiatan CSR
(Implementasi Dana CSR PT. IWIP) yang di laksanakan. Sedangkan data sekunder
46
yang merupakan data untuk melengkapi data primer yang di peroleh dari instansi-
antara lain Kantor Dinas Pertambangan dan Perindustrian, Kantor Statistik, Kantor
sebelumnya maupun buku-buku atau publikasi yang berkaitan dengan penelitian ini.
menggunakan analisis deskriptif dan analisis statistic inferensial. Model analisis yang
variable yang bersifat kualitatif. (Arif Sritua (1993), menyatakan adakalanya suatu
disebut sebagai variabel Dummy. Adapun formulasi dari model tersebut adalah
Y1 = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 D1 + b5 D2 + c1 ; dimana.
adalah :
a = Nilai Konstanta
47
3.5. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan salah satu proses penelitian yang dilakukan setelah
semua data yang diperlukan guna memecahkan permasalahan yang diteliti sudah
diperoleh secara lengkap. Teknik analisis data adalah suatu metode atau cara untuk
memproses suatu data menjadi informasi sehingga data tersebut menjadi mudah
Satu kesatuan dalam organisasi baik itu orang, barang maupun program
48
3.6.3. Uang (Money).
Adalah alat yang menjadi takaran dalam pertukan yang berbentuk transaksi
Adalah barang atau masukan dari hulu yang dapar mempengaruhi kualitas
alokasi dana CSR yang di nyatakan dalam satuan unit atau sistim
49
DAFTAR PUSTAKA
Fr. Reni Retno. 2006. “Pengungkapan informasi sosial dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pengungkapan informasi sosial dalam laporan
keuangan tahunan (studi empiris pada perusahaan-perusahaan yang
terdaftar Bursa Efek Jakarta)”. Makalah disampaikan pada
Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, 23-26 Agustus 2006.
Griffin, R.W, & Ebert, R.J. (2007).Bisnis (jilid 1 edisi 8). Jakarta: Erlangga.
Hariwijaya. 2007. Metodologi dan Teknik Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi.
Yogyakarta: Elmatera Publishing.
Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen Dan Sumber Daya Manusia (Edisi 12), BPFE
Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada.
Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Bagaimana
Menelit dan Menulis Tesis.Erlangga. Jakarta.
50
Sembiring, Sentosa. 2006. Hukum perusahaan tentang perseroan terbatas.
Bandung: Nugraha Aulia.
Umar, Husein. 2003, Metode Penelitian untuk Skripsi danTesis Bisnis.PT Raja
Grafmdo Persada. Jakarta.
Widjaja, Gunawan. 2008. Resiko Hukum dan Bisnis Perusahaan Tanpa CSR.
Jakarta: Penebar swadjaya.www.csrindonesia.com
51