Anda di halaman 1dari 6

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kegiatan usaha perusahaan, sebagai pelaku bisnis perusahaan memiliki


tanggung jawab untuk membangun hubungan yang harmonis terhadap
masyarakat yang berada disekitar lingkungan operasi perusahaan itu. Pada
teorinya, perusahaan dianggap memilik tanggung jawab moral terhadap
lingkungan, masyarakat yang terlingkup dalam seluruh aktivitas bisnisnya, baik
yang terkena dampak langsung maupun tidak langsung.
Penggunaan istilah Corporate Social Responsibility dimulai sejak tahun
1970an setelah John Elkington mengemukakan tiga komponen penting untuk
Sustainable Development yaitu, economic growth, environmental protection, dan
social equity, yang digagas juga The World Commission on Environment and
Development (WCED) dalam Brundtland Report (1987). Yang selanjutnya
ditegaskan kembali menjadi 3(tiga) fokus yaitu profit, people and planet. Yang
selanjutnya dideskripsikan bahwa perusahan yang baik adalah perusahaan yang
tidak hanya mengejar keuntungan tapi sekaligus perusahaan yang peduli terhadap
keberlangsungan lingkungan dan kemaslahatan masyarakat.
Tanggung jawab sosial ini merupakan strategi bisnis jangka panjang
perusahaan untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi
untuk peningkatan ekonomi yang bersamaan dalam peningkatan kualitas hidup,
pelestarian lingkungan dan kesejahteraan rakyat secara lebih luas. Tanggung
jawab sosial merupakan proses untuk mengevaluasi stakeholder dan tuntutan
lingkungan serta mengimplementasikan program sosial.
Secara historis, tanggung jawab sosial ini telah ada sejak jaman dahulu.
Dalam Kode Hammurabi terdapat 282 hukum yang berisi sanksi terhadap
pengusaha yang lalai dalma melaksanakan aktivitas bisnisnya. Salah satu contoh
adalah pengusaha harus menjaga kenyaman dalam menjalankan bisnis usahanya.

1.2 Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan Corporate Social Responsibility? Serta berikan


penjelasan dan salah satu contoh perusahaan yang sudah menerapkan CSR.
2 PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Menurut Carroll dalam (Unang,2011) CSR, adalah bentuk kepedulian


perusahan terhadap masyarakat sekitar, meliputi beberapa aspek yaitu aspek
ekonomi, hukum, etika serta kontribusi pada isu social. Dari konsep Carroll
dalam (Unang,1979) menunjukan bahwa setiap perusahaan dalam bentuk
kegiatannya CSR,harus melihat beberapa aspek karena dari beberapa aspek yang
dikemukakan oleh carroll itu bersifat memberikan kontribusi dalam kepedulian
dan pengembagan terhadap beberapa aspek yang telah dijelaskan oleh Carroll.
Selain itu (Bowem, 1953) menjelaskan CSR adalah sebagai kewajiban
pengusaha untuk merumuskan kebijakan, membuat keputusan, atau mengikuti
garis tindakan, yang diinginkan dalam hal tujuan dan nilai-nilai masyarakat.
CSR, menurut World Business Council For Sustainable Development (WBCSD)
merupakan suatu komitmen berkelanjutan dari dunia usaha untuk bertindak etis
dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi pada komonitas
setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup
karyawan beserta seluruh keluarganya.Diakses dari jurnal kementrian lingkungan
hidup.
Menurut Hartman dalam (Widenta,2011) CSR, merupakan tanggung jawab
yang dimiliki perusahaan terhadap komunitas yang berkaitan dengan operasional
bisnis sehingga perusahaan harus mengidentifikasikan kelompok-kelompok
stakeholder dan menggabungkan kebutuhan serta kepentingan mereka dalam
proses pembuatan keputusan operasional dan startegis.Menurut Hartman dalam
(Widenta,2011) secara umum CSR adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan
mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam
interaksi dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip
kesukarelaan dan kemitraan. Serta bagaimna memberikan pengaruh terhadap
dibidang ekonomi, social dan lingkungan. Menurut Hartman dalam
(Widenta,2011)melihat dari beberapa aspek tersebut dalam bidang ekonomi,
CSR diharapkan dapat meningkatkan atau mempengaruhi suatu bentuk
perekonomian, dalam aspek hukum perusahaan dituntut untuk mengikuti setiap
peraturan yang berlaku yang menyangkut tentang CSR,dalam artian bahwa setiap
perusahaan baik skala local maupun perusahaan asing harus melaukan tanggung
jawab social perusahaan sesuai dengan peraturan ketentuan hukum yang berlaku,
jika dilihat dari segi etika serta kontribusi pada isu socialperusahaan harus,
berperan penting dalam menjaga etika dalam kegiatan perusahaan tersebut seperti
dalammemperhatikan dampak yang dihasilakan, serta menjaga keadaan
lingkungan.
Istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970an setelah John Elkington
mengembangkan tiga komponen penting sustainable development, yakni
economic growth, environmental protection, dan social equity, yang digagas juga
The World Commission on Environment and Development (WCED) dalam
Brundtland Report (1987). Ditegaskan Elkington bahwa CSR dikemas dalam tiga
focus yang disingkat 3P, singkatan dari profit, planet dan people. Penjabarannya,
perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi belaka (profit).
Melainkan pula memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet)
dan kesejahteraan masyarakat (people). (hestanto personal website, 2020).
Sejarah Tanggung jawab Sosial dunia terbagi atas beberapa fase. Untuk fase
pertama pertanggungjawaban sosial perusahaan kepada masyarakat bermula di
Amerika Serikat sekitar tahun 1900 atau lebih dikenal sebagai permulaan abad
ke- 19. Pada waktu itu Amerika sedang dalam pertumbuhan yang begitu pesat,
ditandai dengan banyaknya perusahaan-perusahaan raksasa yang muncul dan
hidup berdampingan dengan masyarakat. Pada saat itu, banyak perusahaan besar
menyalahgunakan kuasa mereka dalam hal diskriminasi harga, menahan buruh
dan prilaku lainya yang menyalahi moral kemanusiaan. Dengan kata lain, banyak
perusahaan yang berbuat semena-mena terhadap masyarakat. Hal itu jelas
membuat emosi masyarakat.
Fase kedua evolusi munculnya CSR tercetus pada tahun 1930-an. Dimana
pada waktu ini banyak protes yang muncul dari masyarakat akibat ulah
perusahaan yang tidak mempedulikan masyarakat sekitarnya. Segala sesuatu
hanya diketahui oleh perusahaan. Ditambah kenyataan bahwa pada saat itu telah
terjadi resesi dunia secara besar-besaran yang mengakibatkan pengangguran dan
banyak perusahaan yang bangkrut. Pada masa ini dunia berhadapan dengan
kekurangan modal untuk input produksinya. Buruh terpaksa berhenti bekerja,
pengangguran sangat meluas dan merugikan pekerjannya. Saat itu timbul
ketidakpuasan terhadap sikap perusahaan yang tidak bertanggung jawab terhadap
pekerjanya karena perusahaan hanya diam dan tidak bisa berbuat apa-apa.
Menurut masyarakat pada masa ini perusahaan sama sekali tidak memiliki
tanggung jawab moral. Menyadari kemarahan masyarakat muncul beberapa
perusahaan yang meminta maaf kepada masyarakat dan memberi beberapa
jaminan kepada para karyawannya yang dipecat
3 STUDI KASUS CSR

PT. Intraco Penta (INTA)

Keberadaan INTA tak dapat dipisahkan dari masyarakat sekitar di mana


INTA melakukan kegiatan operasional. karena itu, Perseroan berkomitmen untuk
membangun dan mengembangkan berbagai program yang menunjang pembangunan
berkelanjutan. Program ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata kepada
masyarakat setempat demi mewujudkan visi Perseroan untuk menjadi perusahaan
yang turut serta mengembangkan ekonomi lokal. kontribusi terhadap masyarakat ini
dituangkan dalam program Corporate social responsibility (CSR) atau tanggung
jawab sosial. Melalui kegiatan CSR, Perseroan dapat memberikan manfaat ekonomi
berkelanjutan bagi masyarakat sekitar serta berkontribusi dalam pemberdayaan sosial.
Perseroan meyakini bahwa dengan aktivitas CSR yang tepat guna dan tepat sasaran,
maka Perseroan dapat menjaga keberlangsungan usaha dan sama-sama berkembang
Bersama masyarakat. untuk memastikan kegiatan CSR selaras dengan visi dan misi
Perseroan, maka INTA telah membentuk komite CSR untuk melakukan interaksi
secara terbuka dengan para pemangku kepentingan dan juga demi mewujudkan
kegiatan CSR, baik di level induk usaha maupun di level anak usaha. komite CSR
juga bertugas untuk mengevaluasi kerjasama kemitraan dengan pemerintah setempat
dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan CSR di wilayah tersebut agar lebih
terintegrasi dan selaras dengan pengembangan usaha Perseroan serta masyarakat
sekitar.
Program CSR yang digagas oleh INTA berkaitan dengan aspek ekonomi,
kesehatan, pendidikan, dan pengelolaan lingkungan. setiap aktivitas ini melibatkan
kepedulian pekerja, komunitas setempat dan masyarakat luas untuk meningkatkan
kualitas kehidupan. INTA melakukan CSR yang berlandaskan pada etika kerja,
prinsip tata kelola perusahaan, ketaatan pada hukum dan aturan yang berlaku,
kesadaran karyawan, serta kesadaran masyarakat di sekitar wilayah operasional INTA
secara garis besar, program CSR INTA dilandaskan pada empat pilar yakni Peduli
sosial komunitas (Care social Community), Peduli Pendidikan (Care school).
sepanjang tahun 2018, program CSR INTA dititikberatkan pada pengadaan bank
sampah, Posyandu, Pos lansia, beasiswa, dan donor darah. Berikut penjelasan
mengenai keempat pilar CSR INTA:

1. Bank Sampah

INTA mendukung pengadaan bank sampah yang terdapat di kampung sawah,


yakni daerah di sekitar operasional kantor Pusat INTA. Bank sampah ialah suatu
tempat yang memfasilitasi pengumpulan sampah yang telah dipilah- pilah. Hasil
dari pengumpulan sampah tersebut kemudian akan dikirim ke pengrajin untuk
dibuatkan kerajinan berbahan dasar sampah. Pengrajin-pengrajin tersebut pun
diberikan pelatihan pembuatan barang dari sampah hingga menjadi barang jadi
yang siap pakai. Dengan adanya bank sampah, diharapkan sampah- sampah yang
ada di lingkungan sekitar operasional INTA berada dapat dikelola, dimanfaatkan
secara optimal, serta digunakan kembali. Pengadaan bank sampah yang diadakan
oleh INTA saat ini telah diikuti oleh 150 orang nasabah. Dari sampah yang telah
dikumpulkan, para pengrajin berhasil membuat beberapa produk, antara lain tas
yang terbuat dari spanduk dan tas yang terbuat dari kain perca. kerajinan tas
tersebut kemudian dijual kembali dengan harga mulai dari Rp. 100.000 per tas.
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kegiatan ini, ke depannya bank
sampah akan bekerjasama dengan PKK untuk menarik lebih banyak nasabah,
bekerjasama dengan beberapa pihak dalam hal pemasaran produk jadi, serta
memajang produk- produk kerajinan tersebut di lobi kantor Pusat INTA untuk
menarik lebih banyak pembeli baik dari kalangan karyawan maupun tamu
Perseroan.

2. Posyandu

INTA juga mendukung pengadaan Pos Pelayanan keluarga Berencana


kesehatan Terpadu, atau Posyandu, di lingkungan sekitar operasional Perseroan.
Posyandu merupakan tempat pelayanan kesehatan dasar untuk ibu, bayi, dan
anak balita, yang diinisiasi oleh masyarakat setempat. Dengan mendukung
pengadaan Posyandu, INTA berharap ibu, bayi, dan anak balita di sekitar
Perseroan dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang lebih baik, sehingga
pada akhirnya kualitas hidup mereka dapat meningkat. Posyandu yang diadakan
oleh INTA diadakan setiap sekali dalam sebulan, pada hari senin di minggu
pertama. saat ini jumlah balita yang dilayani oleh pelayanan Posyandu mencapai
120 balita. Beberapa kegiatan yang dilakukan di Posyandu tersebut antara lain
penimbangan berat badan serta imunisasi sesuai dengan jadwal dari pemerintah.
Dalam memberikan pelayanan imunisasi tersebut, Posyandu bekerjasama dengan
Puskesmas Cilincing dan dokter klinik INTA.

3. Pos Lansia

INTA juga mengadakan Pos lansia sebagai wujud kepedulian terhadap


masyarakat lanjut usia di sekitar operasional Perseroan. Pos lansia merupakan
tempat pelayanan kesehatan dan pembinaan bagi kaum lanjut usia di suatu
lingkungan masyarakat. INTA mengadakan Pos lansia sekali dalam sebulan,
pada hari senin di minggu pertama. saat ini, Pos lansia INTA telah menjangkau
60 orang kaum lanjut usia. Beberapa kegiatan yang dilakukan di Pos lansia antara
lain senam Chikung kylin pada pagi hari, yang kemudian dilanjutkan dengan
penimbangan dan tes kesehatan oleh dokter klinik INTA. Di samping itu, Pos
lansia juga mengadakan kunjungan ke warga lansia yang sakit sebagai wujud
kepedulian terhadap sesama.
4. Care School

Care school merupakan program yang berkaitan dengan pendidikan. Program


ini bertujuan membantu program pemerintah dalam hal meningkatkan dan
mengembangkan pendidikan pelajar. Tahun 2018, INTA Group tetap
berkomitmen memberikan beasiswa bagi anak karyawan yang berprestasi, mulai
dari jenjang SD hingga SMA.

4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan tanggung jawab moral


bagi perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat yang tidak terbatas hanya
pada konsumen saja, tapi semua pihak yang terkait baik langsung ataupun tidak
langsung. Perusahaan perlu memperhatikan keberlangsuangan hidup masyarakat
yang terkait dan terdampak atas aktivitas usahanya. Manfaat CSR bagi
perusahaan tersendiri meningkatkan reputasi dan citra baik perusahaan.
Mendapatkan persepsi baik tentang perusahaan yang bertanggung jawab dari
masyarakat, investor, sponsor, pemerintah, pelanggan, dan perusahaan lain.
Membangun hubungan baik antara berbagai pihak.

4.2 Saran

Perusahaan perlu dan harus transparan dalam menngungkapkan kepada public


bentuk dan implementasi atas program tanggung jawab sosial yang akan dan
telah mereka lakukan.

Anda mungkin juga menyukai