Dalam kegiatan usaha perusahaan, sebagai pelaku bisnis perusahaan memiliki
tanggung jawab untuk membangun hubungan yang harmonis terhadap masyarakat yang berada disekitar lingkungan operasi perusahaan itu. Pada teorinya, perusahaan dianggap memilik tanggung jawab moral terhadap lingkungan, masyarakat yang terlingkup dalam seluruh aktivitas bisnisnya, baik yang terkena dampak langsung maupun tidak langsung. Penggunaan istilah Corporate Social Responsibility dimulai sejak tahun 1970an setelah John Elkington mengemukakan tiga komponen penting untuk Sustainable Development yaitu, economic growth, environmental protection, dan social equity, yang digagas juga The World Commission on Environment and Development (WCED) dalam Brundtland Report (1987). Yang selanjutnya ditegaskan kembali menjadi 3(tiga) fokus yaitu profit, people and planet. Yang selanjutnya dideskripsikan bahwa perusahan yang baik adalah perusahaan yang tidak hanya mengejar keuntungan tapi sekaligus perusahaan yang peduli terhadap keberlangsungan lingkungan dan kemaslahatan masyarakat. Tanggung jawab sosial ini merupakan strategi bisnis jangka panjang perusahaan untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi yang bersamaan dalam peningkatan kualitas hidup, pelestarian lingkungan dan kesejahteraan rakyat secara lebih luas. Tanggung jawab sosial merupakan proses untuk mengevaluasi stakeholder dan tuntutan lingkungan serta mengimplementasikan program sosial. Secara historis, tanggung jawab sosial ini telah ada sejak jaman dahulu. Dalam Kode Hammurabi terdapat 282 hukum yang berisi sanksi terhadap pengusaha yang lalai dalma melaksanakan aktivitas bisnisnya. Salah satu contoh adalah pengusaha harus menjaga kenyaman dalam menjalankan bisnis usahanya.
1.2 Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan Corporate Social Responsibility? Serta berikan
penjelasan dan salah satu contoh perusahaan yang sudah menerapkan CSR. 2 PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Menurut Carroll dalam (Unang,2011) CSR, adalah bentuk kepedulian
perusahan terhadap masyarakat sekitar, meliputi beberapa aspek yaitu aspek ekonomi, hukum, etika serta kontribusi pada isu social. Dari konsep Carroll dalam (Unang,1979) menunjukan bahwa setiap perusahaan dalam bentuk kegiatannya CSR,harus melihat beberapa aspek karena dari beberapa aspek yang dikemukakan oleh carroll itu bersifat memberikan kontribusi dalam kepedulian dan pengembagan terhadap beberapa aspek yang telah dijelaskan oleh Carroll. Selain itu (Bowem, 1953) menjelaskan CSR adalah sebagai kewajiban pengusaha untuk merumuskan kebijakan, membuat keputusan, atau mengikuti garis tindakan, yang diinginkan dalam hal tujuan dan nilai-nilai masyarakat. CSR, menurut World Business Council For Sustainable Development (WBCSD) merupakan suatu komitmen berkelanjutan dari dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi pada komonitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup karyawan beserta seluruh keluarganya.Diakses dari jurnal kementrian lingkungan hidup. Menurut Hartman dalam (Widenta,2011) CSR, merupakan tanggung jawab yang dimiliki perusahaan terhadap komunitas yang berkaitan dengan operasional bisnis sehingga perusahaan harus mengidentifikasikan kelompok-kelompok stakeholder dan menggabungkan kebutuhan serta kepentingan mereka dalam proses pembuatan keputusan operasional dan startegis.Menurut Hartman dalam (Widenta,2011) secara umum CSR adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan. Serta bagaimna memberikan pengaruh terhadap dibidang ekonomi, social dan lingkungan. Menurut Hartman dalam (Widenta,2011)melihat dari beberapa aspek tersebut dalam bidang ekonomi, CSR diharapkan dapat meningkatkan atau mempengaruhi suatu bentuk perekonomian, dalam aspek hukum perusahaan dituntut untuk mengikuti setiap peraturan yang berlaku yang menyangkut tentang CSR,dalam artian bahwa setiap perusahaan baik skala local maupun perusahaan asing harus melaukan tanggung jawab social perusahaan sesuai dengan peraturan ketentuan hukum yang berlaku, jika dilihat dari segi etika serta kontribusi pada isu socialperusahaan harus, berperan penting dalam menjaga etika dalam kegiatan perusahaan tersebut seperti dalammemperhatikan dampak yang dihasilakan, serta menjaga keadaan lingkungan. Istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970an setelah John Elkington mengembangkan tiga komponen penting sustainable development, yakni economic growth, environmental protection, dan social equity, yang digagas juga The World Commission on Environment and Development (WCED) dalam Brundtland Report (1987). Ditegaskan Elkington bahwa CSR dikemas dalam tiga focus yang disingkat 3P, singkatan dari profit, planet dan people. Penjabarannya, perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi belaka (profit). Melainkan pula memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat (people). (hestanto personal website, 2020). Sejarah Tanggung jawab Sosial dunia terbagi atas beberapa fase. Untuk fase pertama pertanggungjawaban sosial perusahaan kepada masyarakat bermula di Amerika Serikat sekitar tahun 1900 atau lebih dikenal sebagai permulaan abad ke- 19. Pada waktu itu Amerika sedang dalam pertumbuhan yang begitu pesat, ditandai dengan banyaknya perusahaan-perusahaan raksasa yang muncul dan hidup berdampingan dengan masyarakat. Pada saat itu, banyak perusahaan besar menyalahgunakan kuasa mereka dalam hal diskriminasi harga, menahan buruh dan prilaku lainya yang menyalahi moral kemanusiaan. Dengan kata lain, banyak perusahaan yang berbuat semena-mena terhadap masyarakat. Hal itu jelas membuat emosi masyarakat. Fase kedua evolusi munculnya CSR tercetus pada tahun 1930-an. Dimana pada waktu ini banyak protes yang muncul dari masyarakat akibat ulah perusahaan yang tidak mempedulikan masyarakat sekitarnya. Segala sesuatu hanya diketahui oleh perusahaan. Ditambah kenyataan bahwa pada saat itu telah terjadi resesi dunia secara besar-besaran yang mengakibatkan pengangguran dan banyak perusahaan yang bangkrut. Pada masa ini dunia berhadapan dengan kekurangan modal untuk input produksinya. Buruh terpaksa berhenti bekerja, pengangguran sangat meluas dan merugikan pekerjannya. Saat itu timbul ketidakpuasan terhadap sikap perusahaan yang tidak bertanggung jawab terhadap pekerjanya karena perusahaan hanya diam dan tidak bisa berbuat apa-apa. Menurut masyarakat pada masa ini perusahaan sama sekali tidak memiliki tanggung jawab moral. Menyadari kemarahan masyarakat muncul beberapa perusahaan yang meminta maaf kepada masyarakat dan memberi beberapa jaminan kepada para karyawannya yang dipecat 3 STUDI KASUS CSR
PT. Intraco Penta (INTA)
Keberadaan INTA tak dapat dipisahkan dari masyarakat sekitar di mana
INTA melakukan kegiatan operasional. karena itu, Perseroan berkomitmen untuk membangun dan mengembangkan berbagai program yang menunjang pembangunan berkelanjutan. Program ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat setempat demi mewujudkan visi Perseroan untuk menjadi perusahaan yang turut serta mengembangkan ekonomi lokal. kontribusi terhadap masyarakat ini dituangkan dalam program Corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial. Melalui kegiatan CSR, Perseroan dapat memberikan manfaat ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat sekitar serta berkontribusi dalam pemberdayaan sosial. Perseroan meyakini bahwa dengan aktivitas CSR yang tepat guna dan tepat sasaran, maka Perseroan dapat menjaga keberlangsungan usaha dan sama-sama berkembang Bersama masyarakat. untuk memastikan kegiatan CSR selaras dengan visi dan misi Perseroan, maka INTA telah membentuk komite CSR untuk melakukan interaksi secara terbuka dengan para pemangku kepentingan dan juga demi mewujudkan kegiatan CSR, baik di level induk usaha maupun di level anak usaha. komite CSR juga bertugas untuk mengevaluasi kerjasama kemitraan dengan pemerintah setempat dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan CSR di wilayah tersebut agar lebih terintegrasi dan selaras dengan pengembangan usaha Perseroan serta masyarakat sekitar. Program CSR yang digagas oleh INTA berkaitan dengan aspek ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan pengelolaan lingkungan. setiap aktivitas ini melibatkan kepedulian pekerja, komunitas setempat dan masyarakat luas untuk meningkatkan kualitas kehidupan. INTA melakukan CSR yang berlandaskan pada etika kerja, prinsip tata kelola perusahaan, ketaatan pada hukum dan aturan yang berlaku, kesadaran karyawan, serta kesadaran masyarakat di sekitar wilayah operasional INTA secara garis besar, program CSR INTA dilandaskan pada empat pilar yakni Peduli sosial komunitas (Care social Community), Peduli Pendidikan (Care school). sepanjang tahun 2018, program CSR INTA dititikberatkan pada pengadaan bank sampah, Posyandu, Pos lansia, beasiswa, dan donor darah. Berikut penjelasan mengenai keempat pilar CSR INTA:
1. Bank Sampah
INTA mendukung pengadaan bank sampah yang terdapat di kampung sawah,
yakni daerah di sekitar operasional kantor Pusat INTA. Bank sampah ialah suatu tempat yang memfasilitasi pengumpulan sampah yang telah dipilah- pilah. Hasil dari pengumpulan sampah tersebut kemudian akan dikirim ke pengrajin untuk dibuatkan kerajinan berbahan dasar sampah. Pengrajin-pengrajin tersebut pun diberikan pelatihan pembuatan barang dari sampah hingga menjadi barang jadi yang siap pakai. Dengan adanya bank sampah, diharapkan sampah- sampah yang ada di lingkungan sekitar operasional INTA berada dapat dikelola, dimanfaatkan secara optimal, serta digunakan kembali. Pengadaan bank sampah yang diadakan oleh INTA saat ini telah diikuti oleh 150 orang nasabah. Dari sampah yang telah dikumpulkan, para pengrajin berhasil membuat beberapa produk, antara lain tas yang terbuat dari spanduk dan tas yang terbuat dari kain perca. kerajinan tas tersebut kemudian dijual kembali dengan harga mulai dari Rp. 100.000 per tas. untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kegiatan ini, ke depannya bank sampah akan bekerjasama dengan PKK untuk menarik lebih banyak nasabah, bekerjasama dengan beberapa pihak dalam hal pemasaran produk jadi, serta memajang produk- produk kerajinan tersebut di lobi kantor Pusat INTA untuk menarik lebih banyak pembeli baik dari kalangan karyawan maupun tamu Perseroan.
2. Posyandu
INTA juga mendukung pengadaan Pos Pelayanan keluarga Berencana
kesehatan Terpadu, atau Posyandu, di lingkungan sekitar operasional Perseroan. Posyandu merupakan tempat pelayanan kesehatan dasar untuk ibu, bayi, dan anak balita, yang diinisiasi oleh masyarakat setempat. Dengan mendukung pengadaan Posyandu, INTA berharap ibu, bayi, dan anak balita di sekitar Perseroan dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang lebih baik, sehingga pada akhirnya kualitas hidup mereka dapat meningkat. Posyandu yang diadakan oleh INTA diadakan setiap sekali dalam sebulan, pada hari senin di minggu pertama. saat ini jumlah balita yang dilayani oleh pelayanan Posyandu mencapai 120 balita. Beberapa kegiatan yang dilakukan di Posyandu tersebut antara lain penimbangan berat badan serta imunisasi sesuai dengan jadwal dari pemerintah. Dalam memberikan pelayanan imunisasi tersebut, Posyandu bekerjasama dengan Puskesmas Cilincing dan dokter klinik INTA.
3. Pos Lansia
INTA juga mengadakan Pos lansia sebagai wujud kepedulian terhadap
masyarakat lanjut usia di sekitar operasional Perseroan. Pos lansia merupakan tempat pelayanan kesehatan dan pembinaan bagi kaum lanjut usia di suatu lingkungan masyarakat. INTA mengadakan Pos lansia sekali dalam sebulan, pada hari senin di minggu pertama. saat ini, Pos lansia INTA telah menjangkau 60 orang kaum lanjut usia. Beberapa kegiatan yang dilakukan di Pos lansia antara lain senam Chikung kylin pada pagi hari, yang kemudian dilanjutkan dengan penimbangan dan tes kesehatan oleh dokter klinik INTA. Di samping itu, Pos lansia juga mengadakan kunjungan ke warga lansia yang sakit sebagai wujud kepedulian terhadap sesama. 4. Care School
Care school merupakan program yang berkaitan dengan pendidikan. Program
ini bertujuan membantu program pemerintah dalam hal meningkatkan dan mengembangkan pendidikan pelajar. Tahun 2018, INTA Group tetap berkomitmen memberikan beasiswa bagi anak karyawan yang berprestasi, mulai dari jenjang SD hingga SMA.
4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan tanggung jawab moral
bagi perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat yang tidak terbatas hanya pada konsumen saja, tapi semua pihak yang terkait baik langsung ataupun tidak langsung. Perusahaan perlu memperhatikan keberlangsuangan hidup masyarakat yang terkait dan terdampak atas aktivitas usahanya. Manfaat CSR bagi perusahaan tersendiri meningkatkan reputasi dan citra baik perusahaan. Mendapatkan persepsi baik tentang perusahaan yang bertanggung jawab dari masyarakat, investor, sponsor, pemerintah, pelanggan, dan perusahaan lain. Membangun hubungan baik antara berbagai pihak.
4.2 Saran
Perusahaan perlu dan harus transparan dalam menngungkapkan kepada public
bentuk dan implementasi atas program tanggung jawab sosial yang akan dan telah mereka lakukan.