Anda di halaman 1dari 8

2.1.1.

Corporate Social Responsibility


1. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bentuk tanggung jawab
perusahaan untuk memperbaiki masalah sosial dan lingkungan yang terjadi akibat
aktivitas operasional perusahaan. Oleh sebab itu, CSR sangat berperan untuk
meningkatkan nilai perusahaan.
Heinken et. Al (2001) dalam Gusti Ayu Made Ervina Rosiana, Gede
Juliarsa dan Maria M. Ratna Sari (2013) mengungkapkan bahwa CSR harus
dianggap sebagai sebuah strategi jangka panjang yang akan memberikan
keuntungan bagi perusahaan.
Istilah CSR mengacu pada bagaimana perusahaan bertanggung jawab
dalam mengelola dampak dari proses kegiatan bisnis terhadap stakeholder dan
memberikan hasil yang positif kepada masyarakat. CSR dapat didefinisikan
sebagai konsep dalam mengoperasikan bisnis dengan mempertimbangkan
berbagai aspek seperti etika, hukum, komersial, dan sosial. Di sisi lain, Komisi
Eropa mendefinisikan CSR sebagai konsep dimana perusahaan memutuskan
secara sukarela untuk berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih
baik dan lingkungan yang bersih serta meningkatkan kepedulian sosial dan
lingkungan terhadap stakeholder (Fountaine, 2013).
Corporate social responsibility (CSR) atau pertanggung-jawaban sosial
perusahaan adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela
mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya
dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi
di bidang hukum (Darwin, 2004 dalam Kusumadilaga, 2010).
Selain itu terdapat beberapa definisi yang berpengaruh diantaranya versi
WBCSD (The World Business Council for Sustainable Development) dalam
Adityo (2012):
“The continuing commitment by business to behave ethically and
contribute to economic development while improving the quality of work life of
workforce and their families as well as of the local community and social large”,
Yang berarti bahwa definisi CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan adalah
komitmen bisnis yang berkelanjutan untuk berperilaku etis dan kontribusi
terhadap pembangunan ekonomi dengan meningkatkan kualitas kehidupan kerja
karyawan dan kerja mereka dan komunitas lokal dan masyarakat yang luas.
Sedangkan pada Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas menyebutkan “Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam
pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan
lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat,
maupun masyarakat pada umumnya”.
2. Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)
Susanto (2009: 14-15) menjelaskan bahwa suatu perusahaan dalam
menjalankan tanggung jawab sosialnya dapat dilakukan dengan memberikan
perhatian pada lingkungan sekitar dan berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian
lingkungan yang bertujuan untuk memelihara kualitas hidup umat manusia dalam
kurun waktu jangka panjang. Bentuk perhatian terhadap masyarakat dapat
diwujudkan melalui berbagai macam aktivitas dan kebijakan yang dapat
meningkatkan kompetensi di berbagai bidang. Peningkatan kompetensi
diharapkan mampu dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Pelaksanaan tanggung jawab sosial oleh perusahaan diharapkan tidak
hanya bertujuan untuk keuntungan jangka pendek saja, tetapi juga jangka panjang,
yaitu memberikan kontribusi bagi upaya peningkatan kesejahteraan dan kualitas
hidup masyarakat dan lingkungan sekitar. Manfaat yang diperoleh dari aktivitas
CSR dilihat dari sisi perusahaan, yaitu:
1) Mengurangi risiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang diterima
perusahaan.
2) CSR dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu perusahaan
meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis.
3) Keterlibatan karyawan. Karyawan akan merasa bangga bekerja pada
perusahaan yang memiliki reputasi yang baik, yang secara konsisten
melakukan upaya-upaya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan dan
kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Kebanggaan ini pada
akhirnya akan menghasilkan loyalitas sehingga mereka merasa lebih
termotivasi untuk bekerja lebih keras demi kemajuan perusahaan. Hal ini akan
berujung pada peningkatan kinerja dan produktivitas.
4) Corporate Social Responsibility yang dilaksanakan secara konsisten akan mampu
memperbaiki dan mempererat hubungan antara perusahaan dengan para
stakeholder-nya.
5) Meningkatkan penjualan, seperti yang terungkap dalam riset Roper Search
Worldwide, yaitu bahwa konsumen lebih menyukai produk yang dihasilkan oleh
perusahaan yang konsisten menjalankan tanggung jawab sosialnya sehingga
memiliki reputasi yang baik.
6) Insentif-insentif lainnya seperti insentif pajak dan berbagai perlakuan khusus
lainnya.
7) CSR yang dilaksanakan secara konsisten akan mampu memperbaiki dan
mempererat hubungan antara perusahaan dengan para stakeholder-nya.

Menurut Indrawan (2011), dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya,


perusahaan memfokuskan perhatiannya kepada tiga hal, yaitu :
a. Profit
Dengan diperolehnya laba, perusahaan dapat memberikan dividen bagi
pemegang saham, mengalokasikan sebagian laba yang diperoleh guna membiayai
pertumbuhan dan mengembangkan usaha di masa depan, serta membayar pajak
kepada pemerintah.
b. Lingkungan
Dengan memberikan perhatian kepada lingkungan sekitar, perusahaan
dapat ikut berpartisipasi dalam usaha-usaha pelestarian lingkungan demi
terpeliharanya kualitas kehidupan umat manusia dalam jangka panjang.
Perusahaan juga ikut mengambil bagian dalam aktivitas manajemen bencana.
Manajemen bencana disini bukan hanya sekedar memberikan bantuan kepada
korban bencana, namun juga berpartisipasi dalam usaha-usaha mencegah
terjadinya bencana serta meminimalkan dampak bencana melalui usaha-usaha
pelestarian lingkungan sebagai tindakan preventif untuk meminimalisir bencana.
c. Sosial atau masyarakat.
Perhatian terhadap masyarakat, dapat dilakukan dengan cara melakukan
aktivitas-aktivitas serta pembuatan-pembuatan kebijakan yang dapat
meningkatkan kompetensi yang dimiliki di berbagai bidang, seperti pemberian
beasiswa bagi pelajar di sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan
kesehatan, dan penguatan ekonomi lokal.
Dengan menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan diharapkan tidak
hanya mengejar keuntungan jangka pendek, namun juga turut memberikan
kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat serta
lingkungan sekitar dalam jangka panjang.
3. Aspek Tiga Dimensi CSR
Pembangunan yang berkelanjutan yang erat kaitannya dengan CSR harus
mencakup 3 hal kebijakan, yaitu pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan
perlindungan lingkungan.
Menurut Mohammed Belal Uddin (2008), tujuan dari CSR adalah untuk
menjadikan aktivias bisnis perusahaan dan budaya perusahaan berkelanjutan
dalam tiga aspek yakni :
a. Aspek ekonomi
Aspek ekonomi dari CSR meliputi pemahaman mengenai dampak-dampak
ekonomi dari kegiatan bisnis perusahaan. Bagaimanapun, tanggung jawab
ekonomi bukan hanya masalah perusahaan yang bertanggungjawab secara
finansial, pencatatan jumlah tenaga kerja dan hutang dalam laporan akhir
tanggung jawab sosial perusahaan. Dimensi ekonomi dari agenda sustainability
harus lebih memperhatikan dampak langsung dan tidak langsung yang disebabkan
oleh kegiatan operasi perusahaan terhadap lingkungan tempat perusahaan
beroperasi dan para stakeholder.
b. Aspek sosial
Dewasa ini telah banyak perusahaan yang meningkatkan perhatiannya
secara aktif terhadap aspek sosial. Memberikan perhatian terhadap aspek sosial
berarti bertanggung jawab terhadap dampak sosial akibat dari kegiatan operasi
perusahaan secara langsung mau pun tidak langsung. Aspek ini mencakup
karyawan yang bekerja pada perusahaan, komunitas dimana tempat perusahaan
atau kegiatan opearsi perusahaan berada, konsumen dan keseluruhan pihak yang
termasuk dalam stakeholder.
c. Aspek lingkungan dan ekologi
Terdapat berbagai macam dampak yang terjadi pada lingkungan akibat
dari aktivitas operasional perusahaan. Pada umumnya, dampak yang terjadi
terhadap lingkungan cenderung dampak yang negatif seperti eksploitasi sumber
daya alam yang terlalu berlebihan atas sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui, polusi, degenarasi biodeversitas, perubahan iklim, rusaknya
kawasan perhutanan, dsb.
Komitmen yang sungguh-sungguh dari perusahaan dapat ditunjukkan
dengan mengubah kegiatan operasional perusahaan menjadi lebih ramah
lingkungan. Sebagai contoh kegiatan tersebut seperti penekanan pada peningkatan
produktivitas sumber daya, kegiatan produksi yang lebih bersih, dan dialog secara
aktif dengan stakeholder yang berkaitan dengan perusahaan dan lingkungan.

4. Corporate Social Responsibility Menurut Perspektif Islam


Perbuatan tanggung jawab begitu mendasar dalam ajaran Islam. Manusia
memang memiliki kebebasan dalam berbuat tetapi, juga memiliki tanggung jawab
terhadap lingkungan alam, sosial dan kepada Allah swt. Jadi, manusia adalah
mahluk yang harus memiliki sifat tanggung jawab karena ia memiliki kemampuan
untuk memilih secara sadar dalam meraih yang dikehendaki.
Dalam perspektif Islam, CSR merupakan realisasi dari konsep ajaran ihsan
sebagai puncak dari ajaran etika yang sangat mulia. Ihsan merupakan
melaksanakan perbuatan baik yang dapat memberikan kemanfaatan kepada orang
lain demi mendapat ridho Allah SWT. Disamping itu, CSR merupakan implikasi
dari ajaran kepemilikan dalam Islam, Allah adalah pemilik mutlaq (haqiqiyah)
sedangkan manusia hanya sebatas pemilik sementara (temporer) yang berfungsi
sebagai penerima amanah (Djakfar, 2010: 160). Maka dengan mengemban
amanah, individu maupun kelompok harus dapat menjadi khalifah yang dapat
berbuat keadilan, bertanggung jawab dan melakukan perbuatan yang bermanfaat.
CSR selaras dengan pandangan Islam tentang manusia dalam hubungan
dengan dirinya sendiri dan lingkungan sosialnya, dapat dipresentasikan dengan
empat aksioma yaitu kesatuan (tauhid), keseimbangan (equilibrum), kehendak
bebas (free will) dan tanggung jawab (responsibility) (Naqvi, 2013: 37).
Menurut Djakfar (2010: 161), pelaksanaan CSR dalam Islam secara rinci
harus memenuhi beberapa unsur yang menjadikan ruh sehingga dapat
membedakan CSR dalam perspektif Islam dengan CSR secara universal yaitu:
a. Al-adl
Islam telah mengharamkan setiap hubungan bisnis atau usaha yang
mengandung kezaliman dan mewajibkan terpenuhinya keadilan yang
teraplikasikan dalam hubungan usaha dan kontrak-kontrak serta perjanjian bisnis
sifat keseimbangan atau keadilan dalam bisnis adalah ketika korporat mampu
menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Dalam beraktifitas di dunia bisnis,
Islam mengharuskan berbuat adil yang diarahkan kepada hak orang lain, hak
lingkungan sosial, hak alam semesta. Jadi, keseimbangan alam dan keseimbangan
sosial harus tetap terjaga bersamaan dengan operasional usaha bisnis, dalam Al-
Qur’an Surat Huud ayat 85 telah menegaskan sebagai berikut:
ِ ِ ِ ِ َ ‫ويَا َقوِم َأوفُ وا الْ ِمك‬
ْ ْ‫َوا يِف ا‬
ِ ‫َألر‬
‫ض‬ ْ ‫َأش يَآءَ ُه ْم َوالََت ْعث‬
ْ ‫َّاس‬
َ ‫ْيَال َوالْم َيزا َن بالْق ْس ط َوالََتْب َخ ُس وا الن‬ ْ ْ َ
}85{ ‫ين‬ ِِ
َ ‫ُم ْفسد‬
Artinya: Dan Syu’aib berkata: “Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan
timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap
hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi
dengan membuat kerusakan.

Islam juga melarang segala bentuk penipuan, gharar (spekulasi), najsi (iklan
palsu), ihtikar (menimbun barang) yang akan merugikan pihak lain.
b. Al-ihsan
Islam hanya memerintahkan dan menganjurkan perbuatan yang baik bagi
kemanusiaan, agar amal yang dilakukan manusia dapat memberi nilai tambah dan
mengangkat derajat manusia baik individu maupun kelompok. Pelaksanaan CSR
dengan semangat ihsan akan dimiliki ketika individu atau kelompok melakukan
kontribusi dengan semangat ibadah dan berbuat karena atas ridho Allah SWT.
Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 195 menerangkan:
ِِ ُّ ِ‫َأح ِس نُوا ِإ َّن اهللَ حُي‬ ِ ‫اهلل والَ تُ ْل ُق وا بَِأي ِدي ُكم ِإىَل الت‬
ِ ِ ِ
{ ‫ني‬
َ ‫ب الْ ُم ْحس ن‬ ْ ‫َّهلُكَة َو‬
ْ ْ ْ َ ‫َوَأنف ُق وا يِف َس ب ِيل‬
}195
Artinya: Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah
kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat
baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang- orang yang berbuat
baik.

Ihsan adalah melakukan perbuatan baik, tanpa adanya kewajiban tertentu


untuk melakukan untuk melakukan hal tersebut. Ihsan adalah beauty dan
perfection dalam sistem sosial. Bisnis yang dilandasi unsur ihsan dimaksudkan
sebagai proses niat, sikap dan perilaku yang baik, serta berupaya memberikan
keuntungan lebih kepada stakeholders.
c. Manfaat
Konsep ihsan yang telah dijelaskan diatas seharusnya memenuhi unsur
manfaat bagi kesejahteraan masyarakat (internal maupun eksternal perusahaan).
Konsep manfaat dalam CSR, lebih dari aktivitas ekonomi. Perusahaan sudah
seharusnya memberikan manfaat yang lebih luas dan tidak statis misalnya terkait
bentuk philantropi dalam berbagai aspek sosial seperti pendidikan, kesehatan,
pemberdayaan kaum marginal, pelestarian lingkungan.
d. Amanah
Dalam usaha bisnis, konsep amanah merupakan niat dan iktikad yang perlu
diperhatikan terkait pengelolaan sumber daya (alam dan manusia) secara makro,
maupun dalam mengemudikan suatu perusahaan. Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat
58 telah menjelaskan sebagai berikut

ِ ‫انَات ِإىَل َْأهلِهَا َوِإ َذا َح َك ْمتُ ْم َبنْي َ الن‬


‫َّاس َأ ْن حَتْ ُك ُم وا بِالْعَ ْد ِل‬ ِ ‫ِإ َّن اهلل يَْأمرُكم َأن ُت ُّدوا اَْألم‬
َ ‫َ ُ ُ ْ َؤ‬
}58{ ‫ص ًريا‬ ِ ‫ِإ َّن اهلل نِعِ َّما يعِظُ ُكم بِِه ِإ َّن اهلل َكا َن مَسِ يعا ب‬
َ ً َ ْ َ َ
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan
adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baik kepada
mu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.

Perusahaan yang menerapkan CSR harus memenuhi dan menjaga amanah dari
masyarakat yang secara otomatis terbebani pundaknya misalnya menciptakan
produk yang berkualitas, serta menghindari perbuatan yang tidak terpuji dalam
setiap aktivitas bisnis. Amanah dalam perusahaan dapat dilakukan dengan
pelaporan dan transparan yang jujur kepada yang berhak, serta amanah dalam
pembayaran pajak, pembayaran gaji karyawan. Amanah dalam skala makro dapat
direalisasikan dengan melaksanakan perbaikan sosial dan menjaga keseimbangan
lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai