Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang artinya
membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi adalah proses
dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan
maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Komunikasi adalah sebuah proses
suatu kegiatan yang memiliki banyak langkah terpisah tetapi saling berhubungan
sepanjang waktu (Ruben,2014:15).
Effendy (2011: 10) menjelaskan Istilah komunikasi atau dalam bahasa
inggris communication berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari
kata communis yang berarti sama. Sama disini maksutnya adalah sama makna.
Komunikasi adalah hubungan antara sesama manusia, baik sebagai individu
maupun dalam kehidupan kelompok. Komunikasi adalah suatu tindakan untuk
berbagai informasi, gagasan ataupun pendapat dari setiap partisipan komunikasi
yang ada didalamnya guna mencapai kesamaan makna. Tindakan ini dapat
dilakukan dalam berbagai konteks, yaitu dalam konteks antarpribadi, kelompok,
massa maupun dalam lingkungan organisasi.
Uchyana (2015) mengatakan komunikasi sebagai proses komunikasi pada
hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran, atau perasaan oleh seseorang
(komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan,
informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa
keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian,
kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.
Seseorang akan dapat mengubah sikap, pendapat, atau sikap orang lain
apabila komunikasinya itu memang komunikatif seperti diuraikan diatas. Untuk
memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarka secara efektif, para
peminat komunikasi sering kali mengutip paradigm yang dikemukakan oleh
Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function Of Communication
in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan
komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which
Channel To Whom With What Effect? (Effendy, 2011:10)
Menurut Nurudin (2016:44) bertitik tolak dari pengertian komunikasi maka
kita dapat mengetahui bahwa variable atau komponen komunikasi meliputi :
1. Komunikator/communication yaitu subjek yang menerima
pesan/informasi atau berita
2. Komunikan/communicate yaitu subjek yang menerima, dituju berita yang
dikirimkan
3. Pesan/berita/warta/message
4. Respon/response yaitu tanggapan
5. Media/tool /technology yaitu alat yang dipergunakan untuk
menyampaikan warta pesan
Tingkat keberhasilan suatu komunikasi sangat dipengaruhi oleh faktor atau
variable tersebut. Sudah tentu harapan kita adalah komunikasi yang kita
laksanakan merupakan komunikasi yang efisien dan baik. Beberapa pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian
suatu informasi, baik, berupa pesan, symbol, ide, atau gagasan yang dilakukan
oleh komunikator atau pengirim pesan. Menurut Ruben (2014:14) komunikasi
adalah disiplin, sekaligus label untuk fenomena. Artinya, istilah ini mengacu baik
ke bidang akademis maupun fokus studi. Komunikasi bisa berdebat, khotbah,
malam berkesan di teater, upaya seorang anak berjuang untuk menaklukan gugup,
kode morse, e-mail. Komunikasi adalah apa yang kita pikirkan ketika kita melihat
berbicara sambil minum kopi, senyum penuh makna, orang yang menggunakan
bahasa isyarat.
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan
atau informasi dari seseorang ke orang lain, yang melibatkan lebih dari sekedar
kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi,
titik putus lokal dan sebagainya. Dan perpindahan efektif memerlukan tidak hanya
transmisi data, tetapi bahwa seseoang mengirim berita dan menerimanya sangat
tergantung pada keterampilan-keterampilan tertentu. (Handoko dalam Ngalimun,
2016)
Devito dalam Rosmawaty (2010:14) Pengertian komunikasi yang demikian
sangat terbatas, karena komunikasi menyangkut banyyak tahap sehingga sifatnya
tidak statis akan tetapi dinamis, yaitu bergerak atau berkembang, dari satu tahap
ke tahap lainnya, karena itu sebuah kegiatan komunikasi disebut sebagai sebuah
“Proses Komunikasi”. Komunikasi juga mengacu pada tindakan, baik oleh satu
orang maupun lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh
gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh
tertentu.
Menurut Afandi (2016: 34) Agar komuikasi berlangsung efektif, komunikator
harus tahu khalayak mana yang akan dijadikan sasaran dan tujuan yang
diinginkannya dan terdapat lima komponen yang ada dalam komunikasi sebagai
berikut:
1. Komunikator (orang yang menyampaikan pesan)
2. Pesan (pernyataan yang didukung oleh lambang)
3. Komunikan (orang yang menerima pesan)
4. Media (sarana yang mendukung pesan)
5. Efek (dampak sebagai pengaruh dari pesan)
Berdasarkan paparan diatas, pada hakikatnya komunikasi merupakan proses,
artinya bahwa komunikasi berlangsung melalui tahap tertentu secara terus-
menerus untuk mencapai tujuan tertentu. Proses komunikasi merupakan proses
timbal balik karena pengirim dan penerima saling mempengaruhi satu sama lain
yang melibatkan dua orang atau lebih.
2.2. Unsur-Unsur Komunikasi
Riswandy (2009: 22) menjelaskan bahwa kegiatan komunikasi tidak
terlepas dari unsur-unsur komunikasi yang menjadi bagian penting dalam
berkomunikasi.

Unsur-unsur komunikasin meliputi bagian yaitu:

1. Pengirim Pesan (Komunikator)


Pengirim pesan yang dimaksud disini adalah manusia yang mengambil
inisiatif dalam berkomunikasi yang kita disebut komunikator.Pesan
disampaikan komunikator untuk mewujudkan motif komunikasi.Karena
itum komunikator kita di definisikan sebagai manusia berakal yang
berinisitif menyampaikan pesan untuk mewujudkan motif
komunikasinya.

2. Penerima Pesan (Komunikan)


Siapa audiens yang menerima pesan dari sumber. Komunikasi massa
dalam konteksnya lazim menyebut komunikan sebagai khalayak, tujuan,
pemirsa, pendengar, pembaca, target sasaran. Komunikasi pemasaran
disebut target pasar atau konsumen.

3. Pesan (message)
Pesan pada dasarnya bersifat abstrak.Manusia dengan akal budinya
menciptakan sejumlah lambing komunikasi berupa suara, mimic, gerak-
gerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan untuk membuat konkretnya agar
dapat dikirim dan diterima oleh komunikan.

4. Saluran Komunikasi
Jalan yang dilalui pesan komunikator untuk sampai ke
komunikannya.Terdapat dua jalan agar pesan komunikator sampai ke
komunikannya, yaitu tanpa media (face to face) atau dengan media.

5. Efek Komunikasi
Pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator dalam diri
komunikasinya. Terdapat tiga tataran pengaruh dalam diri komunikan,
yaitu kognitif (seseorang menjadi tahu tentang sesuatu), afektif (sikap
seseorang terbentuk) misalnya setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu,
dan konatif (tingkah laku yang membuat seseorang bertindak melakukan
sesuatu)

6. Umpan Balik
Umpan balik dapat kita maknai sebagai jawaban komunikan atas pesan
komunikatornya yang disampaikan kepadanya.Komunikator dan
komunikan terus menerus saling bertukar pesan.

7. Gangguan (Noise)
Gangguan dalam komunikasi yang mendistorsi pesan.gangguan
menghalangi penerima dalam menerima pesan dan sumber dalam
mengirimkan pesan. Gangguan ini dapat berupa gangguan fisik (ada
orang lain berbicara), psikologis, (pemikiran yang sudah ada dikepala
kita), atau semantik.

2.3. Efektivitas Komunikasi


Menurut Susanto (2010:13) Komunikasi dinilai efektif, bila rangsangan
yang disampaikan dan yang dimaksud oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat
dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima. Antara sender
(S) ada kesamaan dalam memahami makna. Bila ini terjadi, maka komunikasi
dapat dikatakan berjalan dengan baik.
Lima faktor yang dapat dipakai sebagai ukuran untuk menetapkan
komunikasi berjalan dengan efektif adalah (1) pemahaman terhadap pesan oleh
penerima, (2) memberikan kesenangan kepada pihak-pihak yang berkomunikasi
seperti halnya dalam mempertahankan hubungan, (3) mampu mempengaruhi
sikap orang lain, (4) memperbaiki hubungan, (5) memberikan hasil sesuai yang
diinginkan dalam bentuk tindakan dan penerima pesan. Pada prinsipnya
komunikasi yang efektif mampu menciptakan kesamaan makna antara pengirim
dan penerima pesan. Untuk menentukan komunikasi efektif tercapai sasaran yang
dikehendaki. Deddy Mulyana dalam Susanto (2010:13), menyatakan
bahwa,”komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan
harapan pesertanya (orang-orang yang sedang berkomunikasi)”. Kesamaan dalam
hal tertentu , misalnya bahasa,tingkat ekonomi akan mendorong orang-orang
untuk saling tertarik , sehingga komunikasi yang dilakukan bisa lebih efektif.
2.4. Strategi Komunikasi
2.4.1. Pengertian Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan
manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan (Effendy, 2011:301).
Strategi komunikasi harus didukung oleh teori karena teori merupakan
pengetahuan berdasarkan pengalaman (empiris) yang sudah di uji kebenaranya.
Harold D. Lasswell menyatakan , cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan
komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Who Says What Which Channel to
Whom With What Effect?”
Komponen Strategi komunikasi, maka segala sesuatunya harus di
pertautkan dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban terhadap
pertanyaan dalam rumus Lasswell tersebut; 1) Who?(Siapakah komunikatornya)
2) Says what?(Pesan apa yang dinyatakanya) 3) In which channel?(Media apa
yang digunnakannya) 4) To whom?(Siapa komunikannya) 5) With what effect?
(Efek apa yang di harapkan)
Uchyana (2015) mengemukakan beberapa komponen-komponen dalam
strategi komunikasi, antara lain;
a. Mengenali sasarankomunikasi
Sebelum melancarkan komunikasi, perlu dipelajari siapa saja yang akan
menjadi sasaran komunikasi. Mengenali sasaran komunikasi bergantung pada
tujuan komunikasi, apakah agar komunikan hanya akan sekedar mengetahui
(dengan metode informatif) atau agar komunikan melakukan tindakan tertentu
(metode persuasif atau instruktif).
b. Pemilihan mediakomunikasi
Untuk mencapai sasaran komunikasi, komunikator harus dapat memilih salah
satu atau gabungan dari beberapa media komunikasi, tergantung pada tujuan
yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan dan teknik yang akan
digunakan.
c. Pengkajian tujuan pesankomunikasi
Pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu.Ini menentukan teknik yang
harus diambil, apakah itu tekik informasi, teknik persuasi atau teknik
instruksi.
Menurut Arifin (2016) dalam bukunya, Strategi Komunikasi, Sebuah
Pengantar Ringkas, menawarkan strategi-strategi komunikasi sebagai berikut ;
a. Mengenal Khalayak
Mengenal khalayak haruslah menjadi langkah pertama bagi komunikator
dalam usaha komunikasi yang efektif, sebagaimana yang telah dijelaskan
bahwa dalam proses komunikasi, khalayak itu sama sekali tidak pasif,
melainkan aktif, sehingga antara komunikator dan komunikan bukan saja
terjadi saling hubungan, tetapi juga saling mempengaruhi. Artinya, khalayak
dapat dipengaruhi oleh komunikator tetapi komunikator juga dapat
dipengaruhi oleh komunikan atau khalayak. Dalam proses komunikasi, baik
komunikator maupun khalayak mempunyai kepentingan yang sama. Tanpa
persamaan kepentingan, komunikasi tak mungkin berlangsung.Justru itu,
untuk berlangsungnya suatu komunikasi dan kemudian tercapainya hasil yang
positif, maka komunikator harus menciptakan persamaan kepentingan dengan
khalayak terutama dalam pesan, metode, dan media.
b. Menyusun Pesan
Setelah mengenal khalayak, maka langkah selanjutnya dalam perumusan
strategi, ialah menyusun pesan, yaitu menentukan tema dan materi.Syarat utama
dalam memengaruhi khalayak dari pesan tersebut, ialah mampu membangkitkan
perhatian.
c. Menetapkan metode
Strategi menetapkan metode berguna untuk membantu mengefektifkan
strategi sebelumnya agar menjadi lebih efektif. Arifin (2015) menawarkan
beberapa metode komunikasi, yaitu:
1) Redundancy (Repetition)
Adalah memengaruhi khalayak dengan jalan mengulang- ulang pesan kepada
khalayak. Manfaat lainnya, ialah bahwa khalayak tidak akan mudah
melupakan hal yang penting yang disampaikan berulang-ulang.
2) Canalizing
Proses canalizing ialah memahami dan meneliti pengaruh kelompok terhadap
individu atau khalayak.Untuk berhasilnya komunikasi ini, maka haruslah
dimulai dari memenuhi nilai-nilai dan standar kelompok dan masyarakat dan
secara berangsur-angsur merubahnya ke arah yangdikehendaki.
3) Informatif
Dalam dunia komunikasi massa dikenal salah satu bentuk pesan yang bersifat
informatif, yaitu suatu bentuk isi pesan, yang bertujuan memengaruhi
khalayak dengan jalan (metode) memberikan penerangan.
4) Persuasif
Persuasif berarti memengaruhi dengan jalan membujuk.Dalam hal ini,
khalayak digugah baik pikirannya, maupun dan terutama perasaannya.
5) Edukatif
Metode edukatif, sebagai salah satu cara mempengaruhi khalayak dari suatu
pernyataan umum yang dilontarkan, dapat diwujudkan dalam bentuk pesan
yang berisi pendapat- pendapat, fakta-fakta dan pengalaman-pengalaman.
6) Kursif
Kursif berarti memengaruhi khalayak dengan jalan memaksa. Dalam hal ini
khalayak dipaksa, tanpa perlu berfikir lebih banyak lagi, untuk menerima
gagasan-gagasan atau ide-ide yang dilontarkan. Oleh karena itu pesan dari
komunikasi ini selain berisi pendapat-pendapat juga berisi ancaman-ancaman.
2.4.2. Ruang Lingkup Strategi Komunikasi
Quinn (1992) dalam Rusian (2002) menyatakan, agar suatu strategi dapat
efektif dilaksanakan dalam sebuah program, maka ia harus mencakup beberapa
hal :
a. Objektif yang helas dan menetukan semua ikhtia diarahkan untuk mencapai
pemahaman yang jelas, menentukan keseluruhan tujuan. Tujuan tersebut tidak
perlu dibuat secara tertulis namun yang penting bisa di pahami dan
menentukan.
b. Memelihara inisiatif. Strategi inisiatif menjaga kebebasan bertindak dan
memperkaya komitmen. Strategi mesti menentukan langkah dan menetapkan
tindakan terhadap peristiwa, bukannya bereaksi terhadap satu peristiwa.
c. onsentrasi dengan memusatkan kekuatan yang besar untuk waktu dan tempat
yang menentukan
d. Kepemimpinan yang memiliki komitmen dan terkoordinasi.Strategi
hendaknya memberikan kepemimpinan uang memiliki pencapaian tujuan
pokok.
e. Kejujuran strategi itu hendaknya dipersiapkan untuk memanfaatkan
kerahasiaan dan kecerdasan untuk menyerang lawan pada saat yang tidak
terduga.
f. Keamanan Strategi itu mesti mengamankan seluruh organisasi dan semua
operasi penting organisasi
2.4.3. Faktor Pendukung Strategi Komunikasi
Menyusun strategi komunikasi harus memperhitungkan faktor faktor
pendukung dan penghambat. Berikut ini sebagian komponen komunikasi dan
faktor pendukung serta penghambat pada setiap komponen tersebut (Effendi,
2011:35)
1) Mengenali sasaran komunikasi
2) Faktor situasi dan kondisi
3) Pemilihan media komunikasi
4) Pengkajian tujuan pesan komunikasi
5) Peranan komunikator dalam komunikasi
6) Daya Tarik sumber
7) Kredibilitas sumber
2.5. Kelompok Tani
2.5.1. Pengertian Kelompok Tani
Pada dasarnya pengertian kelompok tani tidak dapat dilepaskan dari
pengertian kelompok itu sendiri. Mulyana menjelaskan kelompok adalah
sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama
lain untuk tercapinya tujuan bersama, mengenal sat sama lainnya, serta
memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Effendy, 2016).
Kelompok pada dasarnya adalah gabungan dua orang atau lebih yang
berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama, dimana interaksi yang tejadi bersifat
tetap dan juga memiliki struktur tetentu.Johnson mendefinisikan kelompok adalah
himpunan dua individu atau lebih yang berinteraksi melalui tatap muka, dan
masing-masing menyadari peran keanggotaannya dalam kelompok, masing-
masing menyadari peran keberadaan anggotakelompok lainnya masing-masing
menyadari saling ketergantungan secara positif dalam mencapai tujuannya
(Johnson, 2012).
Struktur kelompok adalah suatu susunan pola antar hubungan internal
yang stabil, terdiri atas: 1. Suatu angkaian status-status serta kedudukan-
kedudukan para anggotanya; 2. Peran social yang berkaitan dengan status-status
itu; 3. Unsur- unsur kebudayaan (nilai-nilai), norma-norma, model yang
mempertahankan dan mengagungkan stuktur.
Winardi (2013) mengemukakan bahwa yang menjadi cirri-ciri suatu
kelompok adalah:
a. Ada interaksi antar anggota yang berlangsung secara kontinyu untuk waktu
yang lama;
b. Setiap anggota menyadari bahwa mereka merupakan bagian dari kelompok,
dan sebaliknya kelompok mengakuinya sebagai anggota;
c. Adanya kesepakatan bersama antar anggota mengenai norma-norma yang
berlaku, nilai- nilai yang dianut dan tujuan atau kepentingan yang akan
dicapai;
d. Adanya stuktur dalam kelompok, sehingga setiap anggota mengetahui adanya
hubungan antar peranan norma tugas, hak dan kewajiban yang semuanya
tumbuh dalam kelompok
Kelompok tani yaitu diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani/petani
yang terdiri atas petani-petani dewasa (pria/wanita) maupun petani taruna
(pemuda/pemudi) yang terkait secara informasi dalam suatu wilayah kelompok
dasar keserasian kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh
pemimpin kontak tani. Usaha tani pada dasarnya memperhatikan cara-cara petani
memperoleh dan memadukan sumberdaya (lahan, kerja, modal, waktu,
pengolahan) yang terbatas untuk mencapai tujuannya. Dengan demikian
kelompok tani adalah kumpulan manusia yang memiliki kegiatan dalam bentuk
bercocok tanam yang hidup bersama merupakan kesatuan beridentitas dan
berinteraksi sesama system norma yang berlaku di dalamnya.
2.5.2. Tujuan Kelompok tani
Tujuan dibentuknya kelompok tani menurut Winardi (2013) adalah
sebagai berikut:
a. Membentuk para anggota kelompok tani menjadi mandiri dan berdaya
b. Untuk memanfaatkan secara lebih baik (optimal) semua sumber daya yang
tersedia.
c. Untuk memecahkan permasalahan yang ada pada anggota kelompok tani
dalam bidang pertanian.
d. Membantu para anggota kelompok tani dan memberikan pengetahuan kepada
para anggota yang tidak tahu menjadi tahu.
Kelompok tani dibentuk dengan tujuan agar petani dapat menjadikan
mandiri dan berdaya yang didapat dari mempelajari persoalan-persoalan yang
dihadapi petani dalam kegiatan kelompok. Kelompok tani juga mempelajari dan
berusaha memanfaatkan sumberdaya dan kemampuan yang dimiliki secara
maksimal, dan secara bersama-sama mempelajari atau memberikan pengetahuan
membuka wawasan petani dari mulai penggunaan bibit yang baik, bagaimana cara
pengolahannya dan sampai kepada bagaimana pemasarannya.
2.5.3. Fungsi Kelompok Tani
Sebagai wadah atau organisasi yang digunakan petani untuk kegiatan
pemberdayaan Kelompok Tani memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut:
a. Efektif untuk memberdayakan petani, meningkatkan produktivitas,
pendapatan, kesejahteraan petani dengan bantuan fasilitas pemerintah.
b. Mengatasi masalah bersama dalam usaha tani serta menguatkan usaha tawar
petani, baik dalam pasar sarana maupun dalam pasar produk pertanian.
c. Membentuk komunitas petani dalam angka mempermudah pengadaan sarana
produksi pertanian seperti bibit, pupuk, maupun obat-obatan.
d. Meringankan biaya pengadaan sarana produksi pertanian dapat ditanggung
bersama
Ilmu usaha tani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang
mengusahakan dan mengkoordinasikan factor-faktor produksi berpa lahan dan
alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-
baiknya. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu usaha tani merupakan ilmu yang
mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan
mengkoordinasikan penggunaan factor-faktor produksi seefektif dan seefisien
mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin
(Suratiyah 2009).
Selain itu Soekartawi (2016) mengatakan bahwa ilmu usahatani adalah
ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang
ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada
waktu tertentu.
2.6. Penelitian Terdahulu
M. A. A. Muhdlor (2018) dengan judul Hubungan Kepemimpinan Ketua
Dengan Efektivitas Kelompok Tani Di Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal.
Berdasarkan hasil penelitian dengan jumlah responden sebanyak 70 orang dapat
disimpulkan bahwa tingkat kepemimpinan ketua kelompok tani di Kecamatan
Singorojo masuk dalam kategori tinggi menurut 67,1% orang responden dan
sangat tinggi menurut 32,9% orang responden, dimana faktor kekuatan keahlian
berada pada kategori tinggi yaitu menurut 55,7% orang responden, faktor
kekuatan rujukan berada pada kategori tinggi menurut 60% orang responden,
faktor ketua sebagai pembawa aspirasi anggota berada pada kategori tinggi
menurut 62,9% orang responden, dan faktor ketua sebagai patner agen pembaharu
berada pada kategori tinggi menurut 64,3% orang responden.. Efektivitas
kelompok tani masuk dalam kategori tinggi menurut 61,4% orang responden dan
sangat tinggi menurut 38,6% orang responden, dimana variabel tersebut tercermin
dari produktivitas kelompoknya yang tergolong pada kategori tinggi menurut 60%
orang responden, moral kelompoknya yang tergolong pada kategori sangat tinggi
menurut 57,1% orang responden, dan kepuasan anggotanya yang tergolong pada
kategori tinggi menurut 58,6% orang responden.
Sarah Ridwan (2020) dengan judul Strategi Komunikasi Penyuluhan Dinas
Pertanian Dalam Penggunaan Bibit Unggul Baru Tanaman Pangan Padi Kepada
Kelompok Tani Di Kabupaten Nagan Raya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Mengatasi masalah ketahanan pangan dan pertanian yang terjadi, perlu perhatian
khusus pada sector pertanian, produksi tanaman pangan padi menjadi faktor utama
dalam meningkatkan swasebada pangan yang digalakkan oleh pemerintah dalam
ketahanan pangan. Kabupaten Nagan Raya termasuk ke dalam kabupaten
penghasil tanaman pangan (padi) dalam kegiatan pertanian, pemberdayaan inovasi
baru meliputi benih unggul baru dan kelompok tani masih pada tahap pemula.
Dalam mencapai visi misi Kabupaten Nagan Raya menjadikan pertanian yang
mandiri dengan memperoleh varietas bibit unggul tanaman pangan perlu adanya
strategi komunikasi Penggunaan inovasi varietas unggul atau bermutu bisa
mengurangi resiko kegagalan budidaya padi serta meningkatkan produksi padi.
Maka, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Strategi Komunikasi
Penyuluhan Dinas Pertanian Inovasi Bibit Unggul Baru Tanaman Pangan padi
Kepada Kelompok Tani Kabupaten Nagan Raya, dengan menekankan unsur
strategi komunikasi mengenal khalayak, menyusun pesan, memilih metode dan
penggunaan media komunikasi dalam penyuluhan. Melalui pendekatan Kualitatif
dengan penyajian data secara Deskriptif, pengumpulan sumber data dilakukan
secara Field Work Reasearch, dengan observasi, wawancara secara mendalam
serta dokumentasi. Strategi komunikasi yang pada hakekatnya merupakan sebuah
manajemen atau perencanaan untuk mencapai suatu tujuan dalam merubah
perilaku sasaran penyuluhan/komunikasi dalam mengadopsi inovasi baru secara
berkelanjutan.
Salman Ali Rusdy (2019) dengan judul Proses Komunikasi Dalam
Penyuluhan Pertanian Program System of Rice Intensification (SRI). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Komunikasi dan pembangunan merupakan dua hal
yang saling berhubungan sangat erat. Kegiatan penyuluhan pertanian merupakan
salah satu faktor pelancar pembangunan pertanian. Kegiatan penyuluhan pertanian
adalah proses komunikasi dimana penyuluh pertanian lapangan menjadi sumber
informasi dan petani sebagai penerima informasi. Tujuan penelitian untuk
mengidentifikasi proses komunikasi dalam menyampaikan informasi tentang
penyuluhan pertanian. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode
kualitatif. Lokasi penelitian di Desa Rowotengah Kecamatan Sumberbaru
Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur. Penentuan informan ditentukan dengan
cara sengaja (purposive sampling) yang terdiri dari informan kunci (key informan)
dan informan pendukung. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu
observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model Miles
and Huberman yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Uji
keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukan
bahwa komunikator pada penyuluhan pertanian adalah penyuluh pertanian
lapangan, petani dan petugas formulator pestisida. Pesan yang disampaikan dalam
penyuluhan pertanian adalah metode sistem tanam SRI yang meliputi sekolah
lapang, pemupukan organik, dan pembuatan MOL. Saluran komunikasi yang
digunakan yaitu saluran antar pribadi meliputi tatap muka, handphone, dan
pertemuan kelompok. Sasaran dari penyuluhan pertanian yaitu ketua kelompok
beserta anggota kelompok tani. Efek komunikasi yang diterima dari penyampaian
informasi penyuluhan pertanian yaitu meliputi efek kognitif, efek afektif dan efek
konatif.
Klara Esti Asihing Titisari (2012) dengan judul Strategi Komunikasi
Edukasi Pertanian Ramah Lingkungan Di Gubug Selo Merapi (Studi Deskriptif
Kualitatif tentang Strategi Penyuluhan Pertanian Ramah Lingkungan yang
Dilakukan oleh Tim Edukasi Gubug Selo Merapi). Fokus penelitian ini adalah
bagaimana Tim Edukasi Gubug Selo Merapi (EGSPi) menyusun dan menerapkan
strategi komunikasi dalam komunikasi edukasi (penyuluhan) pertanian ramah
lingkungan kepada masyarakat lereng Merapi. Lokasi penelitian ini adalah di
Desa Mangunsuka dan Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang,
Jawa Tengah. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif dengan
metode fenomenologi. Tim EGSPi sendiri merupakan organisasi masyarakat yang
bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat desa. Tim EGSPi berupaya
menggerakkan masyarakat petani lereng Merapi untuk menerapkan pertanian
ramah lingkungan, atau yang biasa dikenal dengan pertanian organik, melalui
rangkaian kegiatan penyuluhan atau yang oleh EGSPi disebut dengan istilah
“komunikasi edukasi”. Istilah “komunikasi edukasi” ini sengaja digunakan untuk
menghindari sikap antipati petani yang sudah terlanjur kecewa dengan program
penyuluhan pertanian dari pemerintah masa Orde Baru. Kala itu, penyuluhan
pertanian dilakukan guna memperkenalkan program intensifikasi pertanian
dengan berbagai bahan kimia yang memang mampu mendongkrak hasilpertanian
secara cepat namun dengan buntut masalah berkepanjangan. Penelitian ini
mengungkapkan bahwa tim EGSPi menggunakan strategi komunikasi faktual atau
komunikasi fakta, yaitu penyampaian informasi untuk memberitahu atau
mengubah sikap, pendapat, dan perilaku orang lain dengan memaparkan fakta
atau bukti nyata dan menunjukkan contoh atau teladan berupa perilaku yang bisa
dilihat, dirasakan, dan dialami langsung oleh publik sasaran. Tim EGSPi juga
memilih komunikasi langsung tatap muka dengan observasi lapangan, praktik
bersama, diskusi, dan dialog guna memperbesar peluang partisipasi para petani.
Aninun Ni’matul Khusna (2018) dengan judul Strategi Komunikasi
Petugas Penyuluhan Pertanian dalam Meningkatkan Hasil Komoditas Tanaman
Padi pada Kelompok Tani Purwa Jaya Desa Sebakung Jaya Kecamatan Babulu
Kabupaten Penajam paser Utara. Penelitian ini adalah penelitian yang
menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Jenis data yang disajikan
melalui observasi dan wawancara menggunakan data primer dan data sekunder,
Kemudian teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data
kualitatif dengan model interaktif dari Matthew B. Miles, A. Michael Huberman
dan Johnny Saldana Dengan langkah pengumpulan data, kondensasi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan, kemudian teknik pengambilan data
melalui observasi, wawancara, dan komuntasi. Hasil penelitian ini mengemukakan
elemen strategi komunikasi dilihat dari peran dari petugas penyuluh pertanian
yaitu komunikator disini yang bertugas menjadi komunikator adalah Penyuluh
Pertanian yang didalamnya membahas perannya yairu edukator, fasilitator,
mediator, dan motivator. Selain itu elemen komunikasi selanjutnya pesan, media,
komunikan, dan efek. Didalam penelitian masih belum tepenuhinya aspek-aspek
yang mencakup diatas, dibuktikan dengan efek yang didapatkan dari kelompok
tani yang masih belum bekerja sama satu dengan yang lainnya, masih kurangnya
pemahaman yang diterima oleh kelompok tani, dan dalam komunikasi terbentuk
one way traffic.
2.7. Kerangka Pemikiran
Tampubolon et al (2016) mengatakan bahwa salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok tani ialah jiwa kepiminpinan yang
baik pada diri ketua kelompok tani. Jiwa kepimpinan yang baik adalah dimana
ketua kelompok tani memiliki sikap yang jujur dan bertanggung jawab atas
tugasnya. Hal ini sesuai dengan pendapat (Sumardjo, 2013) bahwa salah satu
sikap yang berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok tani yaitu sikap jujur.
Sikap jujur tersebut diharapkan ada pada diri ketua kelompok tani.
Pendapat lain mengatakan keberhasilan suatu kelompok tani tergantung dari
komunikasi ketua kelompok tani (Saptorini, 2013). Sehingga komunikasi perlu
ditempatkan pada fungsinya, bukan hanya untuk membangkitkan kesadaran,
memberi informasi, mempegaruhi atau mengubah perilaku, melainkan
komunikasi juga berfungsi untuk mendengarkan, mengeksplorasi lebih dalam,
memahami, memberdayakan, dan membangun konsesus untuk perubahan
(Wijaya, 2015).
Oleh karena itu ciri utama yang membedakan dari kelompok tani yang
berhasil dan tidak berhasil adalah dari adanya kepemimpinan yang dinamis dan
efektif serta mampu berkomunikasi dengan baik kepada anggotanya. Kondisi ini
menjadikan ketua kelompok tani membutuhkan suatu strategi komunikasi yang
tepat dalam menyampaikan informasi kepada anggota.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh (Effendy, 2013) bahwa Strategi
komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen
untuk mencapai suatu tujuan. Sehingga, strategi komunikasi yang tepat akan
menjadikan anggota mampu menerima pesan yang disampaikan oleh ketua
kelompok tani dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai