Anda di halaman 1dari 7

IDEAL KOMUNIKASI

A. Pengertian Komunikasi
Secara etimologi kata komunikasi berasal dari kata latin cum yaitu kata depan
yang berarti bersama dengan, dan unus yaitu kata bilangan yang berarti satu. Kedua
kata tersebut terbentuk kata benda communion yang dalam bahasa Inggris menjadi
communion dan berarti kebersamaan, pergaulan, hubungan. Karena untuk ber-
communio diperlukan usaha dan kerja, maka dibuat kata kerja communicare yang
berarti tukar menukar, membicarakan sesuatu dengan seseorang, bertukar pikiran,
berhubungan. Communicare akhirnya dijadikan kata kerja benda communication, dan
dalam bahasa Indonesia diserap menjadi komunikasi yang berarti pemberitahuan,
pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran, atau hubungan (Mulyono dkk., 2022).
Menurut Joseph A. Devito sebagaimana dikutip dalam Hariyanto (2021),
komunikasi adalah mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim
dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu
konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan
umpan balik. Panuju (2018) mengatakan bahwa proses komunikasi adalah setiap
langkah mulai saat menciptakan informasi sampai dipahami oleh komunikasi.
Komunikasi merupakan proses sebuah kegiatan yang berlangsung kontinu. Joseph D
Vito (1996) komunikasi adalah transaksi. Hal tersebut dimaksudkan bahwa
komunikasi merupakan proses di mana komponen-komponen saling terkait. Para
peserta komunikasi saling beraksi dan bereaksi sebagai satu kesatuan dan
keseluruhan. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa komunikasi adalah suatu
proses ketika seseorang atau beberapa orang, baik kelompok, organisasi, dan
masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan
lingkungan dan orang lain.

B. Tujuan Komunikasi
Menurut Hariyanto (2021) tujuan utama dari proses komunikasi adalah untuk
mempengaruhi, menimbulkan empati, menyampaikan informasi, menarik perhatian
dan sebagainya. Namun secara universal tujuan dari komunikasi dapat di
kelompokkan menjadi:
1. Mengubah Sikap (Attitude Change).
2. Mengubah Opini (Opinion Change).
3. Mengubah Perilaku (Behavior Change).
Selain tujuan di atas komunikasi juga dapat digunakan dalam mempermudah
interaksi antar pelaku komunikasi seperti:
1. Untuk mempermudah menyampaikan ide, pikiran gagasan agar dimengerti oleh
para pelaku komunikasi.
2. Memahami orang lain.
3. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu.
Jadi secara singkat dapat kita katakan bahwa komunikasi itu bertujuan untuk
mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan dan tindakan. Setiap komunikasi
tentunya mempunyai tujuan bagi para pelaku komunikasi sesuai dengan karakteristik
masing-masing pelaku komunikasi.

C. Fungsi Komunikasi
Terdapat beberap fungsi komunikasi menurut Yusuf (2021), yaitu:
1. Fungsi Sosial Komunikasi
Fungsi sosial ini mengisyaratkan bahwa penting bagi kita untuk membentuk
konsep diri, aktualisasi diri, kelangsungan diri, menyenangkan dan menghormati
orang lain, memperoleh kebahagiaan, menghindari tekanan dan ketegangan.
2. Fungsi Ekspresif Komunikasi
Komunikasi disebut menjadi salah satu cara untuk meluapkan perasaan atau emosi
kita, baik di kala sendiri atau bersama banyak orang. Melalui pesan verbal, visual
gambar (mural, vandalisme dll), juga emoji di media sosial. Sejak lama orang akan
bernyanyi, menulis lagu puisi dan novel untuk menunjukkan suasana emosinya dan
bahkan ada lagu khusus dalam suatu suatu suasana hati.
3. Fungsi Ritual Komunikasi
Komunikasi juga dipandang mempunyai fungsi ritual yang biasanya dilakukan
secara kolektif. Bagi seorang muslim, shalat jama’ah adalah sunnah muakkad
(amat dianjurkan), atau bahkan fardhu kifayah (wajib bersifat representatif). Belum
lagi ibadah hasil asimilisasi budaya, seperti Yasinan, Tahlilan, Manaqiban,
Sima’an al Qur’an, Mujahadah dan lain sebagainya juga menjadi fungsi
komunikasi manusia.
4. Fungsi Instrumental Komunikasi
Fungsi ini yang biasanya dikenalkan oleh para pakar komunikasi dalam
menjelaskan fungsi komunikasi. Mulai dari menginformasikan (to inform),
mendidik (to educate), menghibur (to entertaint), memengaruhi (to influence) dan
sederet fungsi lainnya. Seluruh contoh fungsi itu bermuara kepada satu fungsi,
yaitu membujuk (persuasive). Artinya bahwa komunikasi adalah alat (instrument)
bagi kepentingan tertentu.

D. Proses Komunikasi
Menurut Djerubu dkk., (2022), secara umum proses komunikasi dapat terjadi
dengan melalui beberapa langkah atau tahapan, yaitu: Langkah pertama yang
dilakukan oleh komunikator adalah ideation, yaitu pembentukan gagasan atau
informasi untuk dikomunikasikan dan merupakan dasar bagi suatu pesan yang akan
disampaikan. Langkah kedua, dalam pembentukan pesan adalah encoding. Artinya,
komunikator menerjemahkan dan mengekspresikan pesan, informasi atau gagasan
dalam bentuk lambang-lambang, kata-kata (bahasa lisan atau tulisan), dan perilaku
nonverbal seperti bahasa isyarat, ekspresi wajah, atau gambar. Langkah ketiga,
penyampaian pesan yang telah disandi (encode) kepada komunikan atau audiens.
Komunikator mengomunikasikan pesan kepada audiens dengan cara berbicara,
menulis, menggambar, perilaku nonverbal, atau melalui suatu tindakan tertentu. Pada
tahapan ini, channel atau saluran mempunyai peranan penting sebagai sarana untuk
menyalurkan pesan atau informasi. Saluran bisa berbentuk seperti bahasa verbal atau
nonverbal, radio, videocall, telp, televisi, youtube, medsos. Sumber berusaha
membebaskan saluran komunikasi dari gangguan atau hambatan, sehingga pesan
dapat sampai kepada penerima sesuai harapan. Langkah keempat, komunikan atau
penerima melakukan decoding, yaitu memberikan interpretasi terhadap pesan yang
diterimanya. Pada tahapan ini, penerima atau audiens harus mendengar dan menyimak
dengan baik, karena pemahaman (understanding) merupakan kunci untuk melakukan
decoding dan hanya terjadi dalam pikiran penerima. Komunikan yang menentukan
cara-cara memahami suatu pesan dan memberikan respons terhadap pesan tersebut.
Dan langkah kelima atau terakhir dalam proses komunikasi adalah feedback atau
umpan balik. Feedback inilah yang dapat dijadikan landasan untuk melakukan
evaluasi tentang efektivitas komunikasi. Umpan balik atau respons decoder terhadap
pesan yang diterimanya dari encoder dapat berwujud kata-kata, bahasa verbal, dan
nonverbal.
E. Elemen Komunikasi
Menurut Panuju (2018) terdapat beberapa elemen komunikasi yang selalu
terlibat dalam komunikasi, yakni:
1. Komunikator, adalah mengirim atau penyampai pesan.
2. Pesan (Message), merupakan sesuatu, entah dalam bentuk ide, abstraksi realitas
atau bahkan hal yang bersifat ekspektasi (harapan) yang disampaikan oleh
komunikator kepada penerima.
3. Saluran (Source), merupakan sarana atau media yang digunakan oleh komunikator
kepada komunikan.
4. Komunikan (Penerima), merupakan penerima pesan, baik bersifat individual,
kelompok, massa, maupun anggota organisasi.
5. Hambatan atau gangguan, dalam setiap komunikasi pasti ada faktor yang
menyebabkan proses komunikasi tidak berjalan efektif, tidak seperti yang
diinginkan, dan bahkan acap kali menimbulkan salah pengertian. Gangguan bisa
berasal dari komunikator, isi pesan, media yang digunakan, maupun pada
penerimanya.
6. Umpan balik (Feedback), merupakan respons, tanggapan, ataupun reaksi atas suatu
pesan. Umpan balik bisa dalam bentuk yang netral, ada yang mendukung (positif),
dan ada yang menolak (negatif).
7. Efek, merupakan akibat yang timbul dari komunikasi, baik berupa emosi, pikiran
maupun perilaku.
8. Situasi, merupakan keadaan yang ada atau terjadi pada saat berlangsung
komunikasi. Situasi ini bisa berupa suhu, cuaca, tata ruang, sikap peserta
komunikasi, dan tujuan tujuan berkomunikasi.
9. Selektivitas, merupakan filter yang digunakan peserta komunikasi untuk menyaring
pesan. Baik berupa nilai-nilai budaya, mitos, pra-sangka, dan lainnya.
10. Lingkungan, merupakan pihak lain yang ikut campur atau intervensi dalam
komunikasi.

F. Ideal Komunikasi
Nopita (2021) mengatakan bahwa ideal komunikasi mengacu pada proses
komunikasi yang efektif dan efisien, dimana pesan yang disampaikan oleh pengirim
dapat dipahami dengan jelas oleh penerima tanpa adanya hambatan atau distorsi.
Beberapa karakteristik utama dari ideal komunikasi melibatkan pemilihan kata yang
tepat, struktur pesan yang jelas, pemahaman konteks, dan tanggapan yang baik dari
penerima.
Berikut adalah beberapa elemen yang mencirikan ideal komunikasi adalah
sebagai berikut.
1. Ketepatan Bahasa
Penggunaan kata-kata yang tepat dan jelas sangat penting. Hindari ambigu dan
ungkapan yang dapat menimbulkan kebingungan.
2. Keterbukaan dan Jujur
Komunikasi yang efektif melibatkan keterbukaan dan kejujuran. Penerima pesan
harus merasa bahwa informasi yang diberikan adalah akurat dan dapat dipercaya.
3. Pemahaman Konteks
Memahami konteks komunikasi adalah kunci untuk menyampaikan pesan dengan
benar. Hal ini melibatkan memperhatikan situasi, latar belakang, dan karakteristik
audiens.
4. Feedback yang Konstruktif
Komunikasi yang ideal melibatkan respons atau feedback yang konstruktif.
Penerima pesan memberikan umpan balik yang jelas, dan pengirim dapat
menyesuaikan pesan mereka berdasarkan umpan balik tersebut.
5. Keterlibatan Aktif
Penerima pesan terlibat secara aktif dalam proses komunikasi dengan
mendengarkan secara seksama, mengajukan pertanyaan jika perlu, dan
menunjukkan minat pada pesan yang disampaikan.
6. Keterbukaan terhadap Perbedaan
Ideal komunikasi menghargai keberagaman dan perbedaan pendapat. Pengirim dan
penerima pesan dapat menghormati perspektif satu sama lain, bahkan jika mereka
tidak selalu setuju.
Sementara menurut Fauzan (2023), suatu komunikasi dikatakan ideal jika
tercermin ke dalam dua bentuk komunikasi, yaitu:
1. Komunikasi di dalam Pribadi
Komunikasi antar pribadi disebut komunikasi dengan dirinya sendiri, dimana
manusia juga mengkoreksi baik buruk sifatnya karena manusia dianggap sebagai
makhluk rohaniah yang memiliki kemampuan merefleksikan diri sendiri. Kita
dapat membuat pemisahan antara kita sebagai subjek dan objek agar lebih baik.

2. Komunikasi Intrapersonal sebagai Soft Skill


Secara umum soft skill dimaknai sebagai keterampilan sesorang dalam
berhubungan dengan orang lain dan keterampilan mengatur dirinya sendiri yang
mampu mengembangkan untuk kerja secara maksimal. Menurut Donna R Vocate,
membedakan antara keterampilan komunikai intrapersonal yang disebut berbicara
sendiri (self talk) dan berbicara batin (inner speech). Komunikasi antar pribadi
yakni komunikasi yang dilakukan antara dua orang secara tatap muka. Variannya
masing-masing menangkap reaksinya secara langsung dalam suasana yang
keduanya berbicara langsung yaitu satu komunikator penyampaian pesan satunya
komunikan penerima pesan.
REFERENSI

Djerubu, D., dkk. (2022). PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI. Sukoharjo: Pradina Pustaka.
Tersedia dalam Play Buku.

Fauzan (2023). Ideal Komunikasi Dalam Dimensi: Dimensi Authoritarianism dan Dimensi
Libertarianism. Jurnal Komunikasi. Vol. 10 (1).
Hariyanto, D. (2021). Buku Ajar Pengantar Ilmu Komunikasi. Sidoarjo: UMSIDA PRESS.
Mulyono, T. T., dkk. (2022). TEORI KOMUNIKASI PENDIDIKAN. Sukoharjo: Pradina
Pustaka. Tersedia dalam Play Buku.
Nopita, A. (2021). Komunikasi Ideal Pada Masyarakat Perkotaan Konsep Metode-Metode
Islam. Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam.
Panuju, R. (2018). PENGANTAR STUDI (ILMU) KOMUNIKASI: Komunikasi sebagai
Kegiatan Komunikasi sebagai Ilmu. Tersedia dalam Play Buku.

Yusuf, M. F. (2021). BUKU AJAR PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI Untuk Perguruan


Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) dan Umum. Yogyakarta: Pustaka Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai