Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di Indonesia ada berbagai macam profesi dalam kesehatan. Profesi tersebut juga
mengakibatkan banyaknya institusi kesehatan, diantaranya dokter, bidan, ahli gizi, kesehatan
masyarakat, radiologi, teknobiomedik, farmasi, analis kesehatan, dan perawat. Semua profesi
tadi diwajibkan saling bekerjasama dalam menjalankan profesionalitas profesinya masing-
masing.

Perawat merupakan satu dari banyaknya profesi kesehatan yang ada. Semua profesi
kesehatan yang ada tentu memiliki visi yang sama yakni terwujudnya pelayanan kesehatan yang
prima. Namun dalam pelaksanaannya perawat tidak sendirian. Perawat ditemani oleh dokter,
analis kesehatan, tim kesehatan masyarakat, analis kesehatan, ahli gizi, radiologi dan lainnya.

Kemudian bagaimana caranya supaya tugas antar profesi keperawatan dapat berjalan
secara harmonis dan pelayanan kesehatan menjadi maksimal? Kolaborasi pendidikan dan praktik
antar profesi kesehatan tentunya sangat dibutuhkan. Semua jenis profesi harus mempunyai
keinginan untuk berkolaborasi. Perawat, bidan, dokter, dan semua profesi lain merencanakan dan
mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya di bangku pelajar. Ketergantungan antar profesi pun
dapat tetap ada asalakan dalam batas-batas lingkup praktek yang sesuai dengan aturan yang ada.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi?
2. Apayang dimakasud dengn komunikasi efektif?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa aynag diaksud dengan momunikasi
2. Untuk mengeatahu bagaimana caranya melakukan komunikasi efektif sesame tim
kesehatan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Komunikasi


1. Pengertian Komunikasi
Dalam perilaku manusia, komunikasi merupakan proses khusus dan bermakna. Pada
profesi kebidanan komunikasi menjadi penting karena merupakan metode utama dalam
memberikan asuhan kebidanan.
Beberapa ahli menyampaikan pengertian atau definisi komunikasi. Taylor (1993)
mengemukkan komunikasi adalah proses pertukaran informasi atau proses yang menimbulkan
dan meneruskan makna atau arti, berarti dalam komunikasi terjadi penambahan pengeetian
antara pemberi informasi dengan penerima informasi sehingga mendapatkan pengetahuan.
Burgers (1988) mengemukakan komunikasi adalah proses penyampaian informasi, makna ,dan
pemahaman dari –pengirim pesan kepada penerima pesan. Hal ini berarti penerusan informasi
dari pengirim pesan pada penerima pesan dalam komunikasi. Yuono (1985) mengemukakan
komunikasi adalah kegiatan yang mengajukan pengeertian yang diinginkan pengirim informasi
pada penerima informasi dan menimbulkan tingkah laku yang diinginkan penerima informasi.
Dari ketiga pengertian diatas intinya adalah komunikasi merupakan seni penyampaian
informasi (pesan,ide,sikap,atau gagasan) dari komunikator atau penyampai berita, untuk
mengubah serta membentuk prilaku komunikan atau penerima berita( pola,sikap,pandangan,dan
pemahamannya) kepola dan pemahaman yang dikehendaki bersama

2. Unsur-Unsur Pembentuk Komunikasi


a. Sumber
Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan digunakan dalam
rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, dokumen, dan
sebagainya.

2
b. Komunikator
Komunikator adalah penyampai pesan kepada penerima pesan sehingga komunikasi bisa
berjalan dengan lancar
Pada diri komunikator terdapat lima jenis sikap yaitu :
a) Reseptif (receptive), sikap ini berarti kesediaan untuk menerima gagasan dari orang
lain.
b) Dijestif (digestive), kemampuan komunikator dalam merencanakan gagasan atau
informasi dari orang lain sebagai bahan bagi pesan yang akan dikomunikasikan.
c) Selektif (selective), faktor ini pun penting bagi komunikator dalam peranannya
sebagai komunikan, sebagai persiapan untuk menjadi komunikator yang baik.
d) Asimilatif (assimilative), kemampuan komunikator dalam mengorelasikan gagasan
atau informasi yang ia terima dari orang lain secara sistematis dengan apa yang telah
ia miliki dalam benaknya merupakan hasil pendidikan dan pengalamannya.
e) Transmisif (transmissive), kemampuan komunikator dalam menstramisikan konsep
yang telah ia formulasikan secara kognitif, afektif, dan konatif kepada oranglain.

c. Recipient
Penerima pesan atau recipient adalah seseorang baik individu ataupun kelompok yang
berfungsi sebagai penerima pesan yang telah disampaikan oleh komunikator.

d. Pesan
Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat secara
panjang lebar mengupas berbagai segi, namun inti pesan dari komunikasi akan selalu mengarah
kepada tujuan akhir komunikasi itu.
a) Penyampaian Pesan
Penyampaian pesan dapat dilakukan melalui lisan, face to face, lngsung menggunakan media,
saluran, dan lain-lain.
b) Bentuk Pesan
1) Informatif : Bersifat memberikan keterangan-keterangan / fakta-fakta, kemudian
komunikan mengambil keputusan.

3
2) Persuasif : Berisikan bujukan, yaitu membangkitkan pengertian dan kesadaran
manusia bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan perubahan sikap, tetapi
berubahnya yaitu atas kehendak sendiri (bukan dipaksakan).
3) Koersif : Penyampaian pesan yang bersifat memaksa dan dengan menggunakan
sanksi-sanksi apabila tidak dilaksanakan.
e. Saluran Atau Media

Saluran adalah saluran penyampaian pesan, biasa juga disebut dengan media.
Media dibagi menjadi dua yaitu :

a) Media umum adalah media yang dapat digunakan oleh segala bentuk.
b) Media massa adalah media yang digunakan untuk komunikasi massa.

f. Efek

Efek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi yaitu sikap dan tingkah laku orang, sesuai
atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Efek sesungguhnya dapat dikategorikan menjadi :

a) Personal Opinion

Personal opinion adalah sikap dan pendapat seseorang terhadap sesuatu masalah tertentu.

b) Public Opinion

Public Opinion adalah penilaian sosial mengenai sesuatu hal yang penting dan berarti atas
dasar pertukaran pikiran yang dilakukan individu secara sadar dan rasional.

c) Majority Opinion

Didalam majority opinion ini ada yang disebut opinion leader, opinion leader adalah orang
yang secara informal membimbing dan mengarahkan suatu opini tertentu kepada masyarakat.

3. Komponen Komunikasi
a. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak
lain.
b. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada
pihak lain.

4
c. Saluran (channel) adalah media di mana pesan disampaikan kepada komunikan, dalam
komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan
getaran nada/suara.
d. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain.
e. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang
disampaikannya.
f. Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan
dijalankan (protokol)
4. Proses Komunikasi

Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada


komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan
komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif
(sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi termasuk juga suatu
proses penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain dimana seseorang atau beberapa
orang, kelompok, organisasi dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar
terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Komunikasi berasal dari bahasa latin communis
yang berarti sama. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama.
Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan
orang yang menerima pesan.
Proses komunikasi bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan
tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar
manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi. Melalui komunikasi
sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain.
Secara ringkas proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut :

1) Komunikator (sender), mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain


mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa
berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti
kedua pihak.
2) Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik
secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon,
surat, e-mail, atau media lainnya.

5
3) Media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan.
4) Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan
yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.
5) Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atau pesan
yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud
oleh si pengirim.
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi
Faktor yang mempengaruhi komunikasi diantaranya :
a. Latar belakang budaya
Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola piker seseorang melalui kebiasaannya,
sehingga semakin sama latar belakang budaya antara komunikator dengan komunikan maka
komunikasi semakin efektif.
b. Ikatan kelompok atau grup
Nilai- nilai yang di anut oleh suatu kelompok sangat mempengaruhi cara mengamati pesan.
c. Harapan
Harapan akan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat menerima pesan sesuai
dengan yang diharapkan.
d. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang dalam menyikapi isi
pesan yang disampaikan.
e. Situsi
Perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi.

6. Bentuk-Bentuk Komunikasi
Ada beberapa bentuk komunikasi diantaranya:
a. Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi intrapersonal sering disebut juga komunikasi intrapribadi, secara harfiah dapat
diartikan sebagai komunikasi dengan diri sendiri. Komunikasi yang terjadi dalam diri individu
ini juga berfungsi sebagai:
a) Untuk mengembangkan kreatifitas imajinasi, memahami dan mengendalikan diri
serta meningkatkan kematangan berfikir sebelum mengambil suatu keputusan.

6
b) Komunikasi ini akan menjadikan seseorang agar tetap sadar akan kejadian
disekitarnya.

b. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi Interpersonal ialan komunikasi antara dua orang dan terjadi kontak langsung
dalam percakapan. Komunikasi ini juga dapat berlangsung dengan berhadapan muka atau
melalui media komunikasi antara lain dengan melalui: pesawat telfon, atau radio. Komunikasi ini
bisa disebut efektif apabila komunikasi dapat menghasilkan perubahan sikap pada orang yang
terlibat dalam komunikasi tersebut. Dibawah ini Efektivitas antar pribadi dapat dibagi menjadi
dua macam yaitu:
1) Efektifitas Perspektif Humaris, cirri-ciri efektifitas ini ialah:
a) Keterbukaan (openness)
b) Empati (empathy)
c) Dukungan (supportiveness)
d) Rasa positif (positiveness)
e) Kesetaraan (equality)
2) Efektifitas Perspektif Pragmatis, ciri-cirinya ialah:
a) Bersikap yakin
b) Kebersamaan
c) Manajemen interaksi
d) Orientasi pada orang lain.

c. Komunikasi Kelompok
Menurut (Michael Burgoon, 1978) komunikasi kelompok ialah: interaksi tatap muka antara
tiga orang atau lebih dengan tujuan berbagi informasi, pemecahan maasalah yang mana
anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota lain secara tepat.
Sedangkan menurut (Goldberg, 1975) komunikasi kelompok ialah suatu bidang studi,
penelitian dan penerapan yang menitikberatkan tidak hanya pada proses kelompok secara umum,
tetapi juga pada perilaku komunikasi individu untuk memiliki susunan rencana tertentu untuk
mencapai tujuan kelompok. Media komunikasi kelompok ini ialah seperti Seminar dengan tujuan
membicarakan suatu masalah dengan menampilkan pembicara kemudian meminta pendapat.

7
d. Komunikasi Massa
Komunikasi Massa ialah suatu proses dimana suatu organisasi memproduksi dan
menyebarkan pesan kepada public secara luas, atau suatu proses komunikasi dimana pesan dari
media dicari digunakan dan dikonsumsi oleh audiens. Oleh karena itu, komunikasi massa
mempunyai karekteristik utama yaitu media massa sebagai alat penyebaran pesannya.
Fungsi komunikasi Massa itu sendiri ialah:
a) Sebagai Informasi : kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan,
opini dan komentar sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi diluar dirinya.
Contoh :
Pemberian informasi tentang penggunaan garam iodium dalam makanan yang merupakan
salah satu upaya pencegahan gondok endemic.
b) Sebagai Sosialisai: menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang
bersikap sesuai nilai-nilai yang ada serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara
efektif .
c) Motivasi
d) Bahan diskusi
e) Pendidikan
f) Kemajuan budaya
g) Hiburan
h) Integrasi

7. Aturan Komunikasi
Komunikasi adalah suatu faktor yang penting bagi perkembangan hidup manusia sebagai
makhluk sosial. Tanpa mengadakan komunikasi, individu manusia tidak mungkin dapat
berkembang dengan normal dalam lingkungan sosialnya. Oleh karenanya tak ada individu
manusia yang hidup berkembang tanpa komunikasi dengan manusia lainnya. Komunikasi
dakwah dengan mempergunakan bahasa adalah merupakan salah satu bentuk komunikasi yang

8
paling efektif dalam arti proses transmisi perasaan, sikap, keyataan, kepercayaan dan cita-cita
manusia.
Dalam usaha mengefektifkan komunikasi, Ann Ellenson berdasarkan hasil penelitiannya
memberikan pengarahan yang disebut aturan bagi pelaksanaan komunikasi yaitu:
1. Usahakan sekuat mungkin agar rintangan-rintangan yang telah stereotype adalah suatu
sikap pandangan yang kaku dan tak dapat berubah terhadap aspek-aspek keyataan,
khususnya terhadap seseorang atau kelompok sosial yang menghalangi komunikasi yang
baik, agar dapat dilenyapkan, misalnya rintangan karena faktor usia, profesi dan lain
sebagainya.
2. Bahwa mengerti itu berlangsung dua cara, yaitu: bilamana saudara ingin dimengerti maka
barulah adil jika saudara berusaha mengerti tentang orang lain sebaik-baiknya.
3. Usahakan untuk mendengarkan dengan hati yang terbuka dan janganlah memasuki proses
komunikasi dengan sikap prasangka sebelumnya.
4. Usahakan agar pikiran dan pengalaman bisa sejalan dan dapat mengambil keuntungan
dari proses komunikasi tersebut.
5. Berinisiatifkan untuk mnecoba menyelesaikan masalah-masalah yang masih kabur.
6. Jika saudara berusaha mencari kepercayaan dan keyakinan pada orang lain, maka saudara
lebih dahulu harus menjadi orang yang berpribadi dapat dipercaya.
7. Jadilah orang yang dapat mendorong keberanian dan minat orang lain.
8. Perhatikan dan sambutlah dengan hangat pandangan orang lain.

B. Komunikasi Efektif
1. Pengertian Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu untuk menghasilkan perubahan
sikap pada orang yang terlihat dalam komunikasi.Tujuan komunikasi efektif adalah memberi
kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga
bahasa lebih jelas, lengkap, pengiriman dan umpan balik seimbang, dan melatih menggunakan
bahasa non verbal secara baik. Ada beberapa pendapat para ahli mengenai komunikasi efektif,
antara lain :

9
a. Menurut Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Komunikasi (2008:13)

Menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat


menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan
pada akhirnya menimbulkan suatu tidakan.

b. Johnson, Sutton dan Harris (2001: 81)

Menunjukkan cara-cara agar komunikasi efektif dapat dicapai. Menurut mereka,


komunikasi efektif dapat terjadi melalui atau dengan didukung oleh aktivitas role-playing,
diskusi, aktivitas kelompok kecil dan materi-materi pengajaran yang relevan. Meskipun
penelitian mereka terfokus pada komunikasi efektif untuk proses belajar-mengajar, hal yang
dapat dimengerti di sini adalah bahwa suatu proses komunikasi membutuhkan aktivitas, cara dan
sarana lain agar bisa berlangsung dan mencapai hasil yang efektif.

c. Menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp (2001)

Mengatakan bahwa komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan
(accuracy) yang paling tinggi derajatnya antara komunikator dan komunikan dalam setiap
komunikasi. Komunikasi yang lebih efektif terjadi apabila komunikator dan komunikan terdapat
persamaan dalam pengertian, sikap dan bahasa.

2. Proses Komunikasi Efektif

Komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai komponen dasar sebagai berikut ;

a. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan atau materi

Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang
dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang
dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh
pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara
baik dan jelas.
Materi pesan dapat berupa:

a) Informasi
b) Ajakan
c) Rencana kerja
d) Pertanyaan dan sebagainy

10
b. Simbol atau isyarat

Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau symbol sehingga pesannya dapat
dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manager menyampaikan peasan dalam bentuk kata-
kata, gerakan anggota badan, (tangan , kepala, mata, dan bagian muka lainnya ). Tujuan
penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, periklaku atau
menunjukkan arah tertentu.

c. Media atau penghubung

Adalah alat untuk menyampaikan pesan seperti : TV, radio surat kabar, papan
pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang
akan disampaikan, jumlah penerimaan pesan, situasi dsb.

d. Mengartikan kode atau isyarat

Setelah pesan diterima melalui indra ( telinga, mata dst)maka si penerima pesan harus
dapat mengartikan symbol/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimngerti / dipahaminya.

e. Penerima pesan

Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari si pengirim meskipun
dalam bentuk code /isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim.

f. Balikan (feedback)

Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk
verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak
pesannya terhadap sipenerima pesan hal ini penting bagi manager atau pengirim pesan untuk
mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan
dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Bailkan
yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang
mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan
dilaksanakan atau tidak.

g. Gangguan

Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai
pengaruh dalam proses komunikasi, karena setiap situasi hampir selalu ada hal yang

11
mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga
penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya.

3. Unsur-Unsur Dalam Komunikasi Efektif

Komunikasi mempunyai dasar sebagai berikut: niat, minat, pandangan, lekat, dan libat.

a. Niat menyangkut:
a) Apa yang akan disampaikan
b) Siapa sasaranya
c) Apa yang akan dicapai
d) Kapan akan disampaikan
b. Minat, ada dua factor yang mempengaruhi yaitu:
a) Factor obyektif: merupakan rangsang yang kita terima
b) Faktor subyektif: merupakan factor yang menyangkut diri si penerima stimulus
c. Pandangan, merupakan makna dari informasi yang disampaikan pada
sasaran,menafsirkan informasi yang diterima tergantung pada pendidikan,pekerjaan,
pengalaman dan kerangka piker seseorang.
d. Lekat, merupakan informasi yang disimpan oleh si penerima.
e. Libat,merupakan keterlibatan panca indra sebanyak-banyaknya.
4. Unsur-unsur komunikasi efektif
Dalam proses komunikasi untuk mendapatkan hasil yang efektif perlu diperhatikan unsure-
unsur dari komunikasi, yaitu :
a. Komunikator ( pandai menggunakan bahasa, intonasi, symbol dan mimic yang menarik,
simpati dan empati dari komunikannya )
b. Pesan ( cara penyampaian, isi pesan sesuai dengan kebutuhan dan diminati oleh
komunikan )
c. Media ( sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan dan sesuai dengan kebutuhan
komunikan)
d. Perhatikan gangguan-gangguan yang mungkin akan menghambat proses komunikasi
e. Komunikan (latar belakang dan lain-lain)
f. Pengaruh atau umpan balik (yang diharapkan atau tujuan penyampaian pesan)

12
Keenam unsur komunikasi harus saling berhubungan dalam menyampaikan pesan agar
dapat menjadi komunikasi efektif.
5. Prinsip Dasar Komunikasi Efektif
a. Respect (respek)
Respect adalah perasaan positif atau penghormatan diri kepada lawan bicara. Anda
menghargai lawan bicara sama halnya menghargai diri sendiri. Prinsip menghormati ini harus
selalu anda pegang dalam berkomunikasi.
b. Empaty (empati)
Empaty adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang tengah
dihadapi orang lain. Anda mampu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, sehingga
komunikasi akan terjalin dengan baik sesuai dengan kondisi psikologis lawan bicara anda.
c. Audible (dapat didengar)
Audible mengandung makna pesan yang harus dapat didengarkan dan dapat dimengerti.
Dalam hal ini ada beberapa hal yang harus anda perhatikan, yaitu :
a) Pertama, pesan harus mudah dipahami, menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Hindari bahasa yang tidak dipahami oleh lawan bicara.
b) Kedua, sampaikan yang penting.pastikan yang penting. Sederhanakan pesan anda.
Langsung saja pada inti persoalan
c) Ketiga, gunakan bahasa tubuh anda. Mimik wajah, kontak mata, gerakan tangan dan
posisi badan bisa dengan mudah terbaca oleh lawan bicara anda. Tunjukan kesejatian
anda dengan mengoptimalkan bahasa tubuh dan pesan.
d) Keempat, gunakan ilustrasi atau contoh.karena analogi sangat membantu dalam
menyampaikan pesan.
d. Clarity (klariti)
Clarity adalah kejelasan dari pesan yang kita sampaikan. Salah satu penyebab munculnya
salah paham antara satu orang dengan yang lain adalah informasi yang tidak jelas yang mereka
terima.

e. Humble (rendah hati)


Sikap rendah hatianda rendah diri, rendah hati memberi kesempatan kepada orang lain
untuk berbicara terlebih dahulu, dan anda menjadi pendengar yang baik bentuk.

13
6. Bentuk Komunikasi Efektif
a. Komunikasi verbal efektif
a) Berlangsung secara timbal balik
b) Makna pesan ringkas dan jelas
c) Bahasa mudah dipahami
d) Cara penyampaian mudah diterima
e) Disampaikan secara tulus
f) Mempunyai tujuan yang jelas
g) Memperlihatkan norma yang berlaku
h) Disertai dengan humor
b. Komunikasi Non Verbal
Yang perlu diperhatiakan dalam berkomunikasi nonverbal adalah :
a) Penampilan fisik
b) Sikap tubuh dan cara berjalan
c) Ekspresi wajah
d) Sentuhan
7. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Komunikasi Efektif
a. Berkomunikasi pada suasana yang menguntungkan
b. Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti
c. Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat dipihak komunikan
d. Pesan dapat menggugah dipihak komunikan yang dapat menguntungkannya
e. Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward dipihak komunikan
8. Faktor-faktor dalam Komunikasi Efektif
Untuk mengidentifikasi bahwa komunikasi dakwah yang dilakukan oleh dai berjalan
dengan efektif, maka ada beberapa faktor yang harus diperhatikan. Faktor-faktor tersebut
meliputi:
a. Kejelasan Tujuan dan Target
Tujuan komunikai yang jelas dan semakin spesifik akan menghasilkan komunikasi yang
baik. Karena semakin spesifik tujuan aktivitas komunikasi, maka komunikasi tersebut akan
semakin fokus. Hal ini ada dua hal pokok yang mendasari tujuan, yaitu:

14
a) Posisi faktual pengaruh para pengemban dakwah (dalam jamaah dakwah atau mad’u)
ditengah masyarakat.
b) Sumber daya saing atau nilai (value) yang ingin diberikan pengemban dakwah kepada
masyarakat.
Dalam posisi faktual, jamaah dakwah dapat diukur dengan pendekatan model Product
Lifetime Cycle, yang meliputi tahapan sebagai berikut:
a) Tahap Lahir, merupakan tahapan dimana ide, konsep dan eksistensi belum
mempunyai “pangsa pasar” yang besar, tetepi mempunyai potensi yang besar.
b) Tahap Tumbuh, tahapan dimana ide, pemikiran, konsep dan eksistensi dikenal dan
berhasil melewati “parit” (masa transisi) menjadi standar baru, sehingga pangsa pasar
akan tumbuh berkembang. Hal itu, ditandai apresiasi yang akan terus naik.
c) Tahap Dewasa, tahap dimana pemerintah berada pada posisi maksimal dan tidak lagi
mengalami pertumbuhan pangsa pasar. Pasarannya masih besar, tetapi pertumbuhan
stagnan , karena masyarakat sudah mengenal akrab.
d) Tahapan Turun, akan terjadi jika ide, pemikiran, konsep dan eksistensi tidak bisa
mempertahankan “pangsa pasar”. Maka yang biasa dilakukan adalah
mempertahankan agar eksistensi mad’u dakwah terus tetap ada.
b. Kejelasan Target Audience
Secara prinsip, semakin jelas target audience yang ingin dibidik, maka efek komunikasi
akan semakin optimal dan tepat sasaran. Mad’u dakwah harus menyusun dan membuat
klasifikasi target audience. Dari mereka yang tidak tahu sama sekali tentang esensi Islam, hingga
mereka yang tahu, mendukung dan mau terlibat. Inilah yang disebut dengan segmentasi.
c. Strategi Pesan
Aktivitas komunikasi dikatakan berhasil jika pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan
dapat dipahami secara benar oleh target atau sasaran. Untuk itu, paling tidak ada dua hal yang
harus dipersiapkan secara matang dalam melakukan pengkomunikasian, yaitu:
a) Fokus pesan (what to say).
b) Cara atau pendekatan dalam menyampaikannya (how to say). Semakin sederhana dan
simpel pesan yang disampaikan, meski yang disampaikan kompleks, maka semakin
besar kemungkinan audience mamahaminya. Bukan sebaliknya.

15
Pesan tersebut, tidak melulu dalam bentuk pesan verbal, bisa juga tulisan, tanda (gambar),
visual, bahkan penampilan seseorang. Yang inilah yang oleh Alex Sobur dalam Semiotika
Komunikasi disebut semiotika.
d. Strategi Media
Strategi media merupakan bagian akhir dari proses informasi dan komunikasi yang akan
dilakukan. Pemilihan media juga sangat menentukan keberhasilan, efektivitas dn efisiensi
komunikasi yang dilakukan.
Setelah pendekatan-pendekatan tersebut dia atas dilakukan, maka selanjutnya yang harus
dilakukan oleh komunikasi dakwah agar proses komunikasi berjalan secara efektif adalah dengan
memperhatikan faktor persepsi. Persepsi didefinisikan sebagai representative obyek eksternal
dari proses peneyampaian indrawi. Jika persepsi kita tidak akurat, kita tidak mungkin bisa
berkomunikasi secara efektif. Proses mencapai kesepakatan, lazimnya berlangsung secara
bertahap karena itu dai perlu memperhatikan 5 sasaran pokok dalam proses komunikasi, yaitu:
a) Membuat pendengar mendengarkan apa yang kita katakan (melihat apa yang kita
tunjukkan kepada mereka).
b) Membuat pendengar memahami apa yang mereka dengar atau lihat.
c) Membuat pendengar mamahami apa yang telah mereka dengar (tidak menyetujui apa
yang kita katakan, tetapi dengan pemahaman yang benar).
d) Membuat pendengar mengambil tindakan yang sesuai dengan maksud kita dan bisa
mereka terima.
e) Memperoleh umpan balik dengan pendengar.
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa komunikasi efektif akan tercapai jika
maksud dari pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dipahami dengan baik oleh
komunikan dan komunikasi memberikan umpan balik seperti yang diharapkan oleh komunikator.
Orang yang mampu berkomunikasi secara efektif, tidak hanya akan mampu memotivasi orang-
orang, akan tetepi juga mampu berbicara di depan umum dalam rangka memberikan informasi,
motivasi, membujuk, mengendalikan, atau memberikan intruksi. Secara spesifik, komunikasi
efektif akan memiliki manfaat sebagai berikut:
a) Dapat menghemat waktu.
b) Disukai orang.
c) Diperhatikan orang.

16
d) Memberdayakan orang.
e) Memotivasi, menjelaskan, meyakinkan, mempengaruhi orang atau kelompok.
f) Mengembangkan hubungan secara luas.
g) Memperkuat profesionalisme.

Dari penjelasan diatas, dapat dilacak dan diidentifikasikan tentang perbedaan komunikasi
yang efektif dan tidak efektif dalam aktivitas dakwah. Yaitu melalui beberapa identifikasi
sebagai berikut:
1. Perbedaan Persepsi
Hal ini merupakan suatu hambatan komunikasi yang umum dijumpai dalam aktivitas
dakwah. Ini mungkin bisa terjadi akibat dari sikap heterogen manusia yang berlatar belakang
pengetahuan serta pengalaman yng berbeda, sering menerima pengalaman yang sama, tetapi
dalam perspektif yang berbeda, mungkin disebabkan oleh faktor perbedaan bahasa, perbedaan
gender, budaya dan lain sebagainya. Dalam konteks ini perlakuan kemampuan para dai dalam
mempelajari latar belakang mad’u yang kan diajak berkomunikasi. Di samping itu harus mampu
berempati, melihat situasi dari sudut pandang orang lain dan menunda reaksi sampai
mempertimbangkan informasi yang relevan yang akan mengurangi keraguan.
2. Reaksi emosiaonal
Reaksi ini bisa dalam bentuk marah, benci, mempertahankan persepsim, malu, takut, yang
akan mempengaruhi cara dai dalam memahami pesan yang akan disampaikan pada saat
mempengaruhi mad’u. Pendekatan yang terbaik dalam hubungan emosi adalah menerimanya
sebagai dari proses komunikasi dalam mencoba untuk mamahaminya ketika emosi menimbulkan
masalah.
3. Ketidak konsistenan komunikasi verbal dan nonverbal
Yaitu mencakup semua stimulus dalam suatu peristiwa komunikasi baik yang dihasilkan
oleh manusia maupun lingkungan dan yang tidak dalam stimulus verbal yang memiliki nilai
pasang potensial bagi si pengiring maupun penerima.
4. Kecurigaan
Seseorang komunikan mempercayai atau mencurigai suatu pesan pada umumnya
merupakan fungsi kredibilitas dari pengirim dan pemikiran dari penerima pesan.

17
9. Prinsip Komunikasi Efektif
Prinsip komunikasi efektif dapat berlangsung dengan baik apabila didukung oleh
berbagai faktor. Diantaranya adalah kita paham tentang prinsip-prinsip serta teknik
berkomunikasi secara efektif. Setidaknya ada dua prinsip dalam komunikasi efektif antara lain
dapat kita tinjau dari:
a. Prinsip Berbicara Efektif
Prinsip ini lebih menekankan bagaimana berbicara dapat mempengaruhi orang lain.
Artinya, proses penyampaian pesan dari komunikator kapada komunikan secara verbal, sampai
pada sasaran. Indikasinya adalah jelas artikulasinya, hemat kata-kata, bahasa yang mudah
dimengerti, suara yang enak untuk didengar dan dirasakan. Sebuah komunikasi, dapat dikatakan
efektif apabila menarik untuk didengar, sasaran tercapai (instruktif, informatif, ajakan atau
himbauan, argumentatif dan klarifikatif). Teknik berbicara yang efektif tersebut dapat dilakukan
sebagai berikut:
a) Menarik napas dalam-dalam sebelum memulai berbicara.
b) Mengatur volume berbicara agar lebih keras daripada biasanya. Caranya dengan
mengatur, agar suara dapat didengar oleh jajaran orang yang duduk atau berdiri
paling jauh dari tempat kita berbicara.
c) Menggunakan kata-kata sehari-hari, yang dikenal oleh pendengar. Orang akan tertarik
pada pembicara yang menggunakan kata-kata yang tidak dimengerti (misalnya
istilah-istilah dalam bahasa asing).
d) Layangkan pandangan ke seluruh pendengar.

b. Mendengarkan dengan Aktif


Mendengar adalah hal yang utama dalam berkomunikasi, mendengar dengan aktif berati
mendengar untuk mengerti apa yang dikatakan balik pesan. Ada beberapa tips atau cara untuk
mendengar secara aktif yaitu:
a) Mendengarkan dengan aktif, dengan menangkap ungkapan nonverbal sebaik isyarat
atau petunjuk verbal. Artinya, pada saat mendengarkan dengan aktif penerima akan
mendapatkan umpan balik dengan menguraikan sendiri melalui kata-katanya tentang
pasan yang disampaikan oleh pengirim dan mengulang kembali dengan carnya
sendiri.

18
b) Penerima pesan mengecek kembali, yaitu apa yang ada dibalik pesan yang
diterimanya untuk menegrti pasan apa yang sesungguhnya diterima.
c) Gambaran perilaku ini merupakan gambaran individual yang sangat spesifik, kegiatan
pengamatan kepada orang lain tanpa membuat keputusan atau generalisasi tentang
latar belakang, orangnya atau sifatnya.
10. Hambatan Dalam Komunikasi Efektif
a. Hambatan dari proses komunikasi
Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi
dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional. Hal ini
dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih atau
satu, symbol yang dipergunakan antara sipengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang
dipergunakan terlalu sulit. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima.
Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat penerima atau
mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih
lanjut. Umpan balik yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberika
interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
a) Hambatan fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat
komunikasi, dll. Misalnya : gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
b) Hambatan semantik
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua
yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima
c) Hambatan psikologis
Hambatan spikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya :
perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
b. Kriteria keberhasilan komunikasi
Untuk memperoleh keefektifan komunikasi , seseorang harus memperhatikan beberapa
kriteria komunikasi sebagai berikut:
a) Komunikasi membutuhkan lebih dari dua orang yang akan menentukan tingkat
hubungan dengan orang lain.
b) Komunikasi terjadi secara berkesinambungan dan terjadi hubungan timbal balik .

19
c) Proses komunikasi dapat melalui komunikasi verbal dan non verbal yang bisa
terjadi secara simultan.
d) Dalam berkomunikasi seseorang akan berespon terhadap peran yang di terima baik
secara langsung maupun tidak langsung ,verbal maupun non verbal.
e) Pertukaran informasi di butuhkan ilmu pengetahuan.
f) Pesan yang di kirim dan di terima di pengaruhi oleh pengalaman masa lalu,
pendididkan, keyakinan dan budaya.
g) Komunikasai di pengaruhi oleh perasaan diri sendiri, subyek yang di
komunikasikan orang lain.
h) Posisi seseorang di dalam system sosio cultural dapat mempengaruhi proses
komunikasi.
11. Komunikasi Efektif dalam Patient Safety
Standar akreditasi RS 2012 SKP.2 / JCI IPSG.2 mensyaratkan agar rumah sakit
menyusun cara komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dapat dipahami
penerima. Hal itu untuk mengurangi kesalahan dan menghasilkan perbaikan keselamatan
pasien. Bentuk komunikasi yang rawan kesalahan diantaranya adalah instruksi untuk
penatalaksanaan pasien yang diberikan secara lisan atau melalui telepon. Bentuk lainnya berupa
pelaporan hasil tes abnormal, misalnya petugas laboratorium menelepon ke ruang perawatan
untuk melaporkan hasil tes pasien. Rumah sakit perlu menyusun kebijakan dan atau prosedur
untuk mengatur pemberian perintah / pesan secara lisan dan lewat telepon. Kebijakan dan atau
prosedur itu harus memuat:
1) Perintah lengkap, lisan dan lewat telepon, atau hasil tes dicatat si penerima.
2) Perintah lengkap, lisan dan lewat telepon, atau hasil tes dibaca-ulang si penerima.
3) Perintah dan hasil tes dikonfirmasikan oleh individu si pemberi perintah atau hasil tes.
4) Pelaksanaan yang konsisten dari verifikasi tepat-tidaknya komunikasi lisan dan lewat
telepon.
5) Alternatif yang diperbolehkan bila proses membaca-ulang tidak selalu dimungkinkan,
misalnya di ruang operasi dan dalam situasi darurat di bagian gawat darurat atau unit
perawatan intensif.

20
Komunikasi adalah penyebab pertama masalah keselamatan pasien (patient safety).
Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar manusia.
Komunikasi yang efektif yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dipahami oleh penerima
mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien.
Faktor yang dapat mendukung komunikasi efektif :
1. Dalam profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan
metoda utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan.
2. Komunikator merupakan peran sentral dari semua peran perawat yang ada.
3. Kualitas komunikasi adalah faktor kritis dalam memenuhi kebutuhan klien.
Faktor yang tidak mendukung komunikasi efektif yaitu:
1. Tanpa komunikasi yang jelas, dapat memberikan pelayanan keperawatan yang tidak
efektif.
2. Tidak dapat membuat keputusan dengan klien/keluarga.
3. Tidak dapat melindungi klien dari ancaman kesejahteraan.
4. Tidak dapat mengkoordinasi dan mengatur perawatan klien serta memberikan pendidikan
kesehatan.

Adapun aspek yang harus dibangun dalam komunikasi efektif adalah :


1. Kejelasan
Dalam komunikasi harus menggunakan bahasa secara jelas, sehingga mudah diterima dan
dipahami oleh komunikan.
2. Ketepatan
Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran
informasi yang disampaikan.
3. Konteks
Maksudnya bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan
dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.
4. Alur
Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika yang
jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap.
5. Budaya

21
Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan tata
krama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya orang yang
diajak berkomunikasi, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak
menimbulkan kesalahan persepsi.

12. Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Efektif

Menurut Potter dan Perry (1993), proses komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Perkembangan
Agar dapat berkomunikasi efektif dengan pasien, perawat harus mengerti pengaruh dari
perkembangan usia baik dari sisi bahasa maupun proses fikir dari pasien tersebut. Karena tiap
tahap perkembangan atau umur klien yang berbeda mempunyai tingkat kemampuan memahami
maksud dari isi komunikasi yang perawat sampaikan.
b. Persepsi
Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian atau peristiwa, dan
dibentuk oleh harapan atau pengalaman. Perbedaan persepsi antara perawat-pasien dapat
mengakibatkan terhambatnya komunikasi.
c. Nilai
Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku, sehingga penting bagi perawat untuk
menyadari nilai seseorang. Perawat perlu berusaha untuk mengetahui dan mengklarifikasi nilai
sehingga dapat membuat keputusan dan interaksi yang tepat dengan klien.
d. Latar belakang sosial budaya
Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya, dan budaya ini
juga yang membatasi cara bertindak dan berkomunikasi. Klien sebagai manusia pasti mempunyai
budaya yang berbeda-beda antara yang satu dan yang lain.
e. Emosi
Emosi merupakan perasaan subjektif terhadap suatu kejadian. Ekspresi emosi seperti sedih,
senang, dan terharu dapat mempengaruhi orang lain dalam berkomunikasi. Perawat perlu
mengkaji emosi klien dan keluarganya sehinnga perawat dapat memberikan asuhan
keperawataan yang tepat.

22
f. Jenis kelamin
Setiap jenis kelamin memiliki gaya komunikasi yang berbeda-beda. Menurut Tanned
(1990); dalam Nurjannah, I (2005), menyebutkan bahwa wanita dan laki-laki mempunyai
perbedaan gaya komunikasi.
g. Pengetahuan
Pasien yang tingkat pengetahuannya rendah akan sulit berespon dengan pertanyaan
mengandung bahasa verbal dibanding dengan orang yang tingkat pengetahuannya tinggi. Jadi
perawat perlu untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien agar bisa berinteraksi dengan baik.
h. Peran dan hubungan
Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan diantara orang yang berkomunikasi.
Seorang perawat berkomunikasi dengan teman sejawatnya pasti akan berbeda ketika
berkomunikasi kepada kliennya. Jadi seorang perawat harus bisa menggunakan gaya bahasa
yang berbeda-beda pada lawan bicaranya berdasarkan peran dan hubungan, terutama dengan
klien.
i. Lingkungan
Lingkungan interaksi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif. Lingkungan yang
berisik dan tidak ada privasi pasti akan mengganggu proses komunikasi perawat-klien.
j. Jarak
Jarak dapat mempengaruhi proses komunikasi, jarak tertentu akan memberikan rasa
aman, kejelasan pesan, dan kontrol ketika berkomunikasi. Maka perawat perlu memperhitungkan
jarak berinteraksi dengan klien.

13. Faktor Yang Mendukung dan Tidak Mendukung Komunikasi Efektif

Komunikasi adalah penyebab pertama masalah keselamatan pasien (patient safety).


Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar manusia.
Komunikasi yang efektif yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dipahami oleh penerima
mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien.

a. Faktor yang dapat mendukung komunikasi efektif :


a) Dalam profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan
metoda utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan.

23
b) Komunikator merupakan peran sentral dari semua peran perawat yang ada.
c) Kualitas komunikasi adalah faktor kritis dalam memenuhi kebutuhan klien.
b. Faktor yang tidak mendukung komunikasi efektif :
a) Tanpa komunikasi yang jelas, dapat memberikan pelayanan keperawatan yang tidak
efektif.
b) Tidak dapat membuat keputusan dengan klien/keluarga.
c) Tidak dapat melindungi klien dari ancaman kesejahteraan.
d) Tidak dapat mengkoordinasi dan mengatur perawatan klien serta memberikan
pendidikan kesehatan.
14. Syarat-syarat Komunikasi Efektif

Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif antara lain :

a. Menciptakan suasana yang menguntungkan.


b. menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
c. pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan.
d. Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat menguntungkannya.
e. Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihak komunikan.

15. Langkah-langkah Untuk Membangun Komunikasi Yang Efektif


a. Memahami Maksud dan Tujuan Berkomunikasi
b. Mengenali Komunikan
c. Menyampaikan Pesan dengan Jelas
d. Menggunakan Alat Bantu yang Baik
e. Memusatkan Perhatia
f. Menghindari Gangguan Komunikasi
g. Membuat Suasana yang Menyenangkan
h. Menggunakan Bahasa Tubuh( body language) yang Benar

24
16. Komunikasi Terapeuitik Dengan Metode S-BAR
a. Defenisi
Komunikasi S-BAR adalah komunikasi dengan menggunakan alat yang logis untuk
mengatur informasi sehingga dapat ditransfer kepada orang lain secara akurat dan efisien.
Komunikasi dengan menggunakan alat terstruktur S-BAR (Situation, Background, Assesment,
Recomendation) untuk mencapai ketrampilan berfikir kritis, dan menghemat waktu. (NHS,
2012).
S-BAR adalah metode terstruktur untuk mengkomunikasikan informasi penting yang
membutuhkan perhatian segera dan tindakan berkontribusi terhadap eskalasi yang efektif dan
meningkatkan keselamatan pasien. SBAR juga dapat digunakan secara efektif untuk
meningkatkan serah terima antara shift atau antara staf di daerah klinis yang sama atau berbeda.
Melibatkan semua anggota tim kesehatan untuk memberikan masukan ke dalam situasi pasien
termasuk memberikan rekomendasi. SBAR memberikan kesempatan untuk diskusi antara
anggota tim kesehatan atau tim kesehatan lainnya.
b. Tujuan Komunikasi Efektif S-BAR
Dengan berkomunikasi secara efektif dapat menjalin saling pengertian dengan teman
sejawat perawat atau perawat dengan dokter karena komunikasi memiliki manfaat, antara lain
adalah :
a) Tersampaikannya gagasan atau pemikiran kepada orang lain dengan jelas sesuai
dengan yang dimaksudkan.
b) Adanya saling kesefahaman dalam suatu permasalahan, sehingga terhindar dari salah
persepsi.
c) Memberikan sesuatu pesan kepada pihak tertentu, dengan maksud agar pihak yang
diberi informasi dapat memahaminya.

c. Keuntungan Komunikasi Efektif S-BAR


a) Kekuatan perawat berkomunikasi secara efektif
b) Dokter percaya pada analisa perawat karena menunjukkan perawat paham akan
kondisi pasien
c) Memperbaiki komunikasi = memperbaiki keamanan pasien

25
d. Pengaplikasian Komunikasi Metode S-BAR
Metode SBAR sama dengan SOAP yaitu Situation, Background, Assessment,
Recommendation. Komunikasi efektif SBAR dapat diterapkan oleh semua tenaga kesehatan,
sehingga dokumentasi tidak terpecah sendiri-sendiri. Diharapkan dokumentasi catatan
perkembangan pasien terintegrasi dengan baik. sehingga tenaga kesehatan lain dapat mengetahui
perkembangan pasien.
e. Teknik/Penjabaran S-BAR
a) Situation : Bagaimana situasi yang akan dibicarakan/ dilaporkan?
1) Mengidentifikasi nama diri petugas dan pasien.
2) Diagnosa medis
3) Apa yang terjadi dengan pasien yang memprihatinkan

b) Background : Apa latar belakang informasi klinis yang berhubungan dengan situasi?
1) Obat saat ini dan alergi
2) Tanda-tanda vital terbaru
3) Hasil laboratorium : tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil tes sebelumnya
untuk perbandingan
4) Riwayat medis
5) Temuan klinis terbaru

c) Assessment : berbagai hasil penilaian klinis perawat


1) Apa temuan klinis?
2) Apa analisis dan pertimbangan perawat
3) Apakah masalah ini parah atau mengancam kehidupan?

d) Recommendation : apa yang perawat inginkan terjadi dan kapan?


1) Apa tindakan / rekomendasi yang diperlukan untuk memperbaiki masalah?
2) Apa solusi yang bisa perawat tawarkan dokter?
3) Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk memperbaiki kondisi pasien?
4) Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan ini terjadi?

26
f. Lanjutan
Sebelum serah terima pasien, perawat harus melakukan :
a) Perawat mendapatkan pengkajian kondisi pasien terkini.
b) Perawat mengkumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan dengan
kondisi pasien yang akan dilaporkan.
c) Perawat memastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah keperawatan yang
harus dilanjutkan.
d) Perawat membaca dan pahami catatan perkembangan terkini & hasil pengkajian
perawat shift sebelumnya.
e) Perawat menyiapkan medical record pasien termasuk rencana perawat harian.

g. Contoh Komunikasi efektif S-BAR


a) Situation (S) :
Nama : Tn.A umur 35 tahun, tanggal masuk 8 Desember 2013 sudah 3 hari perawatan,
DPJP : dr Setyoko, SpPD, diagnosa medis : Gagal ginjal kronik.
Masalah keperawatan:
1) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit lebih
2) Perubahan kebutuhan nutrisi kurang
b) Background (B) :
1) Pasien bedrest total , urine 50 cc/24 jam, balance cairan 1000 cc/ 24 jam.
2) Mual tetap ada selama dirawat, ureum 300 mg/dl.
3) Pasien program HD 2x seminggu Senin dan Kamis.
4) Terpasang infuse NaCl 10 tetes/menit
5) Dokter sudah menjelaskan penyakitnya tentang gagal ginjal kronik
6) Diet : rendah protein 1 gram
c) Assessment (A) :
1) Kesadaran composmentis, TD 150/80 mmHg, Nadi 100x/menit, suhu 37 0C, RR
20 x/menit, oedema pada ekstremitas bawah, tidak sesak napas, urine sedikit,
eliminasi faeses baik.
2) Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl, albumin 3, ureum 237 mg/dl
3) Pasien masil mengeluh mual.

27
d) Recommendation (R) :
1) Awasi balance cairan
2) Batasi asupan cairan
3) Konsul ke dokter untuk pemasangan dower kateter
4) Pertahankan pemberian pemberian deuritik injeksi furosemit 3 x 1 amp
5) Bantu pasien memenuhi kebutuhan dasar pasien
6) Jaga aseptic dan antiseptic setiap melakukan prosedur

h. Contoh komunikasi efektif SBAR antar perawat dengan dokter lewat telepon :
a) Situation (S) :
1) Selamat pagi Dokter, saya Fuadil Ulum perawat Interne
2) Melaporkan pasien nama Tn A mengalami penurunan pengeluaran urine 40 cc/24
jam, mengalami sesak napas.
b) Background (B) :
1) Diagnosa medis gagal ginjal kronik, tanggal masuk 8 Desember 2013, program
HD hari Senin-Kamis
2) Tindakan yang sudah dilakukan posisi semi fowler, sudah terpasang dower
kateter, pemberian oksigen 3 liter/menit 15 menit yang lalu.
3) Obat injeksi diuretic 3 x 1 amp
4) TD 150/80 mmHg, RR 30 x/menit, Nadi 100 x/menit, oedema ekstremitas bawah
dan asites
5) Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl, albumin 3, ureum 237 mg/dl
6) Kesadaran composmentis, bunyi nafas rongki.

c) Assessment (A) :
1) Saya pikir masalahnya gangguan pola nafas dan gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit lebih
2) Pasien tampak tidak stabil

28
d) Recommendation (R) :
1) Haruskah saya mulai dengan pemberian oksigen NRM
2) Apa advise dokter? Perlukah peningkatan diuretic atau syringe pump?
3) Apakah dokter akan memindahkan pasien ke ICU?

29
BAB III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

Dalam melaksanakan tugasnya, perawat tidak dapat bekerja tanpa berkolaborasi dengan
profesi lain. Profesi lain tersebut diantaranya adalah dokter, ahli gizi, apoteker dsb. Setiap tenaga
profesi tersebut mempunyai tanggung jawab terhadap kesehatan pasien. Bila setiap profesi telah
dapat saling menghargai, maka hubungan kerja sama akan dapat terjalin dengan baik. Selain itu
perawat juga mempunyai tanggung jawab dan memiliki untuk senantiasa memelihara hubungan
baik antara sesama perawat dan dengan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara
kerahasiaan suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh.

B. SARAN

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga apa yang kami paparkan bisa menjadi
tambahan pengetahuan bagi kita semua untuk lebih mengenal mengenai komunikasi efektif
dalam hubungan interpersonal. Kami menyadari apa yang kami paparkan dalam makalah ini
tentu masih belum sesuai apa yang di harapkan dengan ini kami berharap masukan yang lebih
banyak lagi dari guru pembimbing dan teman – teman semua.

30
DAFTAR PUSTAKA

Komala,lukiati,2009.ilmu komunikasi:perspektif, proses dan konteks.Bandung: widya

padjadjaran.

M.Taufik Juliane. 2010 , Komunikasi Terapeutik Dan Konseling Dalam Praktik kebidanan.

Jakarta selatan : Salemba Medika

Suryani, S.Kp, MHSc . 2005 , Komunikasi Terapeutik:Teori dan Praktik . Jakarta:EGC

Yulifah,yuswanto.2009.Komunikasi dan Konseling dalamKebidanan.Jakarta:Salemba Medika

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2002.Komunikasi Efektif.Jakarta:Depkes RI

M.Taufik Juliane. 2010 , Komunikasi Terapeutik Dan Konseling Dalam Praktik kebidanan.

Jakarta selatan:salemba Medika

Suryani, S.Kp, MHSc . 2005 , Komunikasi Terapeutik:Teori dan Praktik . Jakarta:EGC

Christina lia uripni, untung sujianto, tatik indrawati. (2003). Komunikasi kebidanan. EGC.

Jakarta

Depkes RI. (2006). Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient safety). Jakarta:

Bakti Husada.

31

Anda mungkin juga menyukai