PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan sarana penyedia layanan kesehatan untuk
masyarakat. Rumah sakit sebagai institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna memiliki peran yang sangat strategis untuk mewujudkan
derajat kesehatan yang setinggi - tingginya (Undang - Undang Republik Indonesia
No. 44 Tahun 2009; Departemen Kesehatan Republik Indonesia [DEPKES RI] 2009).
Rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan
standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat
(Keputusan Menteri Kesehatan No.129 Tahun 2008) Pelayanan kesehatanber mutu
merupakan salah satu wujud dari tuntutan masyarakat di era globalisasi saat ini.
Masyarakat yang semakin kritis dan terdidik kian menguatkan agar pelayanan
kesehatan lebih responsif atas kebutuhan masyarakat, menerapkan manajemen
yang transparan, partisipatif dan akuntabel (Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional [BAPPENAS], 2011 dal am Komapo, 2013).
Selain itu, masyarakat menuntut rumah sakit harus dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang terkait dengan kebutuhan pasien harus dapat dilayani
oleh rumah sakit secara mudah, cepat, akurat, dengan biaya terjangkau (Ilyas, 2004)
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang banyak membawa
perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam hal perubahan pola hidup maupun
tatanan sosial termasuk dalam bidang kesehatan yang sering dihadapkan dalam suatu
hal yang berhubungan langsung dengan norma dan budaya yang dianut oleh masyarakat
yang bermukim dalam suatu tempat tertentu.
Indonesia sebagai negara berkembang masih merasakan tantangan berat di dalam
pembangunan kesehatan yaitu jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang
cukup tinggi serta penyebaran penduduk yang tidak merata di seluruh wilayah. Selain
masalah tersebut, masalah lain yang perlu diperhatikan yaitu berkaitan dengan sosial
budaya masyarakat, misalnya tingkat pengetahuan yang belum memadai terutama pada
golongan perempuan, kebiasaan negatif yang berlaku di masyarakat, adat istiadat,
perilaku dan kurangnya peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
Di negara-negara maju, terdapat unsur-unsur kebudayaan yang dapat mendukung
tingginya status kesehatan masyarakat seperti pendidikan yang optimal, keadaan sosial-
ekonomi yang tinggi dan kesehatan lingkungan yang baik. Sebaliknya di Negara
berkembang seperti di Indonesia, unsur-unsur kebudayaan yang ada kurang mendukung
pencapaian status kesehatan yang optimal. Unsur-unsur tersebut antara lain: kurangnya
ilmu pengetahuan, pendidikan yang minim sehingga sehingga sulit menerima informasi-
informasi dan teknologi baru. Masalah kesehatan masyarakat terutama di negara-negara
berkembang, pada dasarnya menyangkut dua aspek utama. Yang pertama ialah aspek
fisik, misalnya tersedianya sarana kesehatan dan pengobatan penyakit sedangkan yang
kedua adalah aspek non-fisik yang menyangkut perilaku kesehatan. Faktor perilaku ini
mempunyai pengaruh yang besar terhadap status kesehatan individu dan masyarakat.
Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat memberikan peranan penting dalam
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perkembangan sosial budaya
dalam masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah
tersebut telah mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan sosial dan
budaya bisa memberikan dampak positif maupun negatif. Hubungan antara budaya dan
kesehatan sangatlah erat hubungannya, sebagai salah satu contoh suatu masyarakat
desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara pengobatan tertentu sesuai dengan
tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat membentuk kebiasaan dan respons
terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa memandang
tingkatannya. Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan untuk tidak hanya
mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat mereka mengerti tentang proses
terjadinya suatu penyakit dan bagaimana meluruskan keyakinan atau budaya yang dianut
hubungannya dengan kesehatan.
Kebudayaan mencakup suatu pemahaman komprehensif yang sekaligus bisa
diuraikan dan dilihat beragam vairabel dan cara memahaminya. Kebudayaan dalam arti
suatu pandangan yang menyeluruh yang menyangkut pandangan hidup, sikap dan nilai.
Pembangunan kebudayaan dikaitkan dengan upaya memperbaiki kemampuan untuk
recovery, bangkit dari kondisi yang buruk, bangkit untuk memperbaiki kehidupan
bersama, bangkit untuk menjalin kesejahteraan. Dalam hal inilah sosial budaya berperan
untuk memberikan solusi terbaik bagi beragam bidang kehidupan (Widianto & Pirous,
2009).
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi perumusan masalah dalam makalah ini
adalah bagaimana gambaran budaya masyarakat rumah sakit.
C. Tujuan
1. Menambah wawasan mengenai kebudayaan.
2. Menambah wawasan mengenai kebudayaan masyarakat rumah sakit.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP RUMAH SAKIT
1. Definisi Rumah Sakit
Rumah Sakit adalah suatu fasilitas umum (public facility) yang berfungsi sebagai pusat
pelayanan kesehatan meliputi pencegahan dan penyembuhan penyakit, serta
pemeliharaan, peningkatan dan pemulihan kesehatan secara paripurna. Adapun
pengertian Rumah Sakit lainnya, antara lain:
a. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah
sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan dan gawat darurat. (Depkes RI, 2009, http://depkes.go.id, diakses
tanggal 20 Juli 2010).
b. W.H.O (World Health Organization) memaparkan bahwa menurut WHO Rumah
Sakit adalah organisasi terpadu dari bidang sosial dan medic yang berfungsi
sebagai pusat pemberi pelayanan kesehatan, baik pencegahan penyembuhan dan
pusat latihan dan penelitian biologi-sosial.