Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KOMUNIKASI TERAPEUTIK KEPERAWATAN

“ MENGHADIRKAN DIRI SECARA TERAPEUTIK “

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK : IV

SRI HERDINA

DEFI SYAHRINALTI

S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MOHAMMAD NATSIR BUKITTINGGI TAHUN 2023 -2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang " Menghadirkan Diri
Secara Terapeutik dalam Komunikasi Terapeutik", kami sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun, Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membaca Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.

Payakumbuh, Mei 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG......................................................................................................................................
B. TUJUAN……………………………………………………………………………………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK………………………………………………………………………………………………


B. MENGHADIRKAN DIRI SECARA TERAPEUTIK..............................................................................................
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN……………………………………………………………………………………………………………………………………….

B. SARAN…………………………………………………………………………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mendorong proses penyembuhan klien.
Dalam pengertian lain mengatakan bahwa komunikasi terapeutik adalah proses yang
digunakan oleh perawat memakai pendekatan yang direncanakan secara sadar,
bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada klien. Komunikasi terapeutik termasuk
komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling memberikan pengertian antara
perawat dengan klien. Persoalan yang mendasar dari komunikasi ini adalah adanya
saling membutuhkan antara perawat dan klien, sehingga dapat dikategorikan ke dalam
komunikasi pribadi di antara perawat dan klien, perawat membantu dan klien menerima
bantuan. Kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien sangat dipengaruhi
oleh hubungan perawat-klien. Bila perawat tidak memperhatikan hal ini maka hubungan
perawat-klien tersebut bukanlah hubungan yang memberikan dampak terapeutik yang
akhirnya mempercepat proses kesembuhan tetapi lebih kepada hubungan sosial.
Perawat yang menguasai tehnik Komunikasi Terapeutik akan lebih efektif dalam
mencapai tujuan asuhn keperawatan. Dampak selanjutnya adalah memberikan
Kepuasan Profesional dalam pelayanan keperawatan dan akan meningkatkan citra
profesi serta rumah sakit.
pasien.
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk agar kita tahu bagaimana menghadirkan
diri berkomunikasi dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada klien.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Terapeutik


Komunikasi terapeutik yaitu proses yang melibatkan usaha-usaha untuk membina
hubungan terapeutik antara perawat-klien da saling membagi pikiran, perasaan dan
perilaku untuk membent. keintiman yang terapeutik dan berorientasi pada masa
sekarang (Manurung, 2011). Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yan
direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan
klien. Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling
memberikan pengertian antara perawat dengan klien. Persoalan mendasar dan
komunikasi ini adalah adanya saling membutuhkan antara perawat dan klien, sehingga
dapat dikategorikan ke dalam komunikasi pribadi diantara perawat dan klien, perawat
membantu dan klien menerima bantuan (Tribowo, 2013).
B. Menghadirkan Diri Secara Terapeutik

Perawat harus hadir secara utuh (isik dan psikologis) sewaktu berkomunikasi dengan klien.
Perawat tidak cukup hanya mengetahui teknik komunikasi dan isi komunikasi, tetapi yang
sangat penting adalah penampilan dalam berkomunikasi. Menghadirkan diri ini terdiri dari
menghadirkan diri secara fisik dan secara psikologis. Kehadiran fisik perawat berarti
kebersamaan perawat dalam berkomunikasi dengan klien, yaitu mendengar, mengamati, serta
memberikan perhatian terhadap apa yang dikatakan dan bagaimana perilaku klien. Kehadiran
fisik yaitu perhatian yang diberikan melalui penampilan tubuh, hal ini penting dalam komunikasi
interpersonal karena tubuh dapat memperkuat pesan yang disampaikan dalam bentuk kata-
kata (Stevens, R., 1996). Akan tetapi keberadaan tubuh dapat juga membingungkan bahkan
mengubah pesan yang disampaikan menjadi kebalikannya
Sikap atau cara untuk menghadirkan diri secara fisik yang dapat memfasilitasi komunikasi yang
terapeutik menurut Egan, 1975 yaitu:

1. Berhadapan.
Berhadapan artinya menghadap klien dengan jujur dan terbuka yaitu sikap tubuh dan
wajah menghadap ke klien. Arti dari posisi ini adalah "Saya siap untuk Anda". Posisi
berhadapan ini dapat meningkatkan kualitas hubungan perawat dan klien, karena
perawat bisa secara langsung menatap klien pada saat berbicara
2. Mempertahankan kontak mata.
Kontak mata menunjukkan bahwa perawat mendengar dan memperhatikan klien.
Kontak mata pada level yang sama atau sejajar berarti menghargai klien dan
mengatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi (Stuart. G.W., 1998). Perlu diingat,
untuk kelompok atau budaya tertentu menatap orang yang lebih tua atau lawan jenis
saat berbicara termasuk tidak sopan (Chalanda, M., 1995). Perawat harus sensitif
terhadap keadaan ini. Pada saat berbicara dengan anak kecil, kontak mata dapat
dipertahankan dengan berjongkok di depan anak sampai posisi mata perawat dan klien
sejajar (Wong, D. L., 1995). Perlu diingat bahwa kontak mata sangat penting sekali
dilakukan di awal interaksi dan pada saat respons klien berkurang.
3. Membungkuk ke arah pasien.
Posisi ini menun- jukkan keinginan untuk mengatakan atau mendengar sesuatu, Posisi
ini juga menunjukkan bahwa perawat merespons dan perhatian terhadap klien, dan
menunjuk- kan keinginan untuk membantu klien. Jika perawat hanya duduk dengan
posisi badan tegak lurus, perawat akan terkesan kaku atau tidak rileks. Posisi ini akan
memengaruhi interaksinya dengan klien. Klien mungkin mempersepsikan bahwa
perawat tidak menghargainya atau perawat kurang tertarik dengan apa yang
diungkapkan klien.
4. Mempertahankan sikap terbuka.
Tidak melipat kaki atau tangan, tetapi mempertahankan posisi tangan disamping atau
dalam posisi terbuka lainnya, menunjukkan keterbukaan untuk. Kebalikan dari sikap
terbuka ini adalah sikap tertutup.
5. Tetap rileks.
Menciptakan lingkungan yang rileks dan menjaga privasi klien dan rasa nyaman bagi
klien sangat penting dalam membantu klien untuk membuka diri. Perawat harus dapat
mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam berespons terhadap
klien. Jika perawat merasa tegang maka klien akan ikut tegang karena adanya transfer
feelings dari perawat ke klien (Geldard, D., 1998). Di samping kelima cara menghadirkan
diri secara fisik tersebut di atas, perawat juga perlu memperhatikan cara menghadirkan
diri secara psikologis. Kehadiran psikologis yaitu mendengar secara aktif yang berarti
mendengar dengan telinga, pikiran dan perasaan perawat tentang apa yang diucapkan
atau disampaikan klien dengan kata-kata dan apa yang diisyaratkan klien lewat
nonverbalnya (Haber, J., 1982). Selama mendengar aktif, perawat mengikuti apa yang
dibicarakan klien dan memperhatikan perilaku klien serta memberikan tanggapan yang
tepat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesadaran diri perawat merupaka dasar utama dalam membina hubungan terapeutik
dengan klien. Sikap fisik yang diuraikan perlu dipelajari dan dipakai dalam praktek
keperawatan. Kepuasan klien akan asuhan keperawatan banyak dipengaruhi oleh sikap
perawat dalam berkomunikasi. Integrasi sikap yang terapeutik dalam berkomunikasi
dalam setiap tindakan keperawatan merupakan keharusan untuk asuhan yang
berkualitas.
B. Saran
Latihlah teknik komunikasi terapeutik kita agar kita bisa menerapkan konsep- konsep
komunikasi dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada klien.
DAFTAR PUSTAKA

MH Prihadi Zen (2013). Panduan Komunikasi Efektif Untuk Bekal Keperawatan Profesional.
Jogjakarta: D-Medika

Mundakir (2006). Komunikasi Keperawatan Aplikasi Dalam Pelayanan. Edisi Pertama.


Yogyakarta: Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai