Anda di halaman 1dari 3

Manfaat dan Contoh Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan

Sub-topik – Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan


Disusun oleh Nabila Azzahra Kania Djunaedi; 2006598414; KDK B; FG 3

Bagi seorang perawat, perilaku caring merupakan sebuah hal krusial yang sudah
seharusnya dimiliki oleh seluruh perawat. Caring sendiri merupakan sentral dalam praktik
keperawatan dimana dalam pelayanan yang diberikan keperawatan yang didasarkan atas
konsep caring. Hasil akhirnya ini kemudian akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
dan dengan mengimplementasikan konsep caring yang maksimal juga akan memungkin
terjalinnya hubungan interpersonal yang baik antara perawat dengan klien. (Ilkafah dan
Harniah, 2017; Kustanto, 2019).

Caring sendiri dapat diartikan sebagai sebuah fenomena universal yang


menginfluence cara pandang seseorang, bagaimana perasaan seseorang dan perlakuan
seseorang dalam sebuah hubungan antar satu sama lainnya. Caring juga dapat
diidentifikasikan sebagai sebuah interaksi manusia atau komunikasi, kebersamaan,dan 
sebagai bentuk peduli, memberikan perhatian kepada orang lain, berpusat pada orang,
menghormati harga diri, juga kemanusiaan (Potter dan Perry, 2013)
 
Caring memiliki beberapa manfaat, dimana caring berhubungan dengan outcome
dari pasien. Caring dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pasien. Perawat yang
caring juga berdampak pada peningkatan rasa percaya diri serta menurunkan kecemasan pada
pasien, berkurangnya kecemasan dan stress akan meningkatkan pertahanan tubuh dan
membantu meningkatkan penyembuhan (Novieastari, 2009). Selain itu, dengan perilaku
caring yang ditunjukan oleh perawat sebagai seorang tenaga kerja kesehatan yang melakukan
kontak dengan pasien yang paling lama (Sutoto dan Wibowo dalam Ilkafah dan Harniah,
2017) dapat menjadi sebuah indikator untuk kualitas suatu pelayanan kesehatan. (Potter dan
Perry, 2013). Sehubungan dengan ini, peneliti kemudian mengintegrasikan konsep caring ini
kedalam sebuah model praktek profesional sistem pelayanan berbasis human science caring.
Model ini dirancang untuk membantu perawat untuk lebih mengetahui kebutuhan dari klien,
sehingga pada outputnya akan didapatkan peningkatan dari kepuasan dari klien dan merujuk
pada kesediaan klien untuk kembali memanfaatkan sistem pelayanan di rumah sakit tersebut.
Hal ini kemudian akan berhubungan dengan manfaat finansial yang akan didapatkan dalam
bidang industri pelayanan kesehatan, dimana akan meningkatkan nilai ekonomi bagi rumah
sakit. (Godkin dan Godkin dalam Ardiana, et. al., 2010; Potter dan Perry, 2013)

Dalam praktiknya, perilaku caring kemudian dapat diimplementasikan dengan


beberapa cara yaitu kehadiran dan kesiapan diri kala pasien membutuhkan bantuan,
menawarkan sebuah sentuhan kepedulian, menjadi pendengar yang baik untuk pasien,
mengenal dengan baik latar belakang pasien, spiritual caring, meredakan sakit pasien, dan
juga menunjukan sikap caring pada keluarga pasien. Ketika seorang perawat menetapkan
kehadiran dan kesiapan diri kala pasien membutuhkan bantuannya, hal ini kemudian akan
mendukung adanya keterbukaan dan pemahaman dari pasien. Kemudian menawarkan
sentuhan kepedulian adalah salah satu bentuk komunikasi nonverbal, yang berhasil
mempengaruhi kenyamanan dan keamanan pasien, meningkatkan harga diri, meningkatkan
rasa percaya diri pada pengasuh, dan meningkatkan kesejahteraan mental. Dimana sentuhan
kepedulian dapat ditunjukan dengan dengan cara seorang perawat menggenggam tangan
pasien, membantu membenarkan posisi pasien dengan lembut, atau hanya sekedar terlibat
dalam sebuah percakapan kecil. Dengan perawat yang menunjukan adanya sentuhan
kepedulian ini kemudian akan ada hubungan yang baik antara perawat dengan pasien baik
secara fisik maupun emosional. Dari sini pula akan mendukung munculnya sikap empati dari
perawat. (Potter dan Perry, 2013)

Menjadi pendengar yang baik merupakan sebuah komponen krusial bagi perawat,
dimana ketika seseorang mengidap suatu penyakit, mereka biasanya membutuhkan sebuah
tempat untuk menceritakan apa yang tengah di alami, dalam hal ini peran perawat cukup
penting sebagai pendengar, sehingga perawat juga dapat memberikan bantuan sesuai dengan
kebutuhan dari pasien tersebut. Pasien sendiri memiliki latar belakang yang berbeda, dari sini
kemudian dibutuhan pemahaman dari seorang perawat sehingga dalam pemilihan intervensi
berikutnya dapat dilakukan secara tepat. Pemahaman akan pasien ini tentunya menghindari
sebuah asumsi dari pihak perawat, dimana fokus utama disini adalah pada pasien, dan terlibat
hubungan kepedulian dengan pasien yang mengungkapkan informasi dimana akan
memfasilitasi pemekiran kritis dan penilaian klinis dari perawat itu sendiri. (Potter dan Perry,
2013)
Referensi

Ardiana, et. al. (2010). Dimensi Kecerdasan Emosional: Memahami dan Mendukung Emosi
Orang Lain Terhadap Perilaku Caring Perawat Pelaksana Menurut Persepsi Klien. Jurnal
Keperawatan Indonesia 13(3): 133-138

Ilkafah dan Harniah. (2017). Perilaku Caring Perawat dengan Kepuasan Pasien di Ruang
Rawat Inap Private Care Centre RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar. Jurnal
Keperawatan. 8(2): 138 – 146. Di akses pada 6 Oktober 2020 dari
https://media.neliti.com/media/publications/137433-ID-perilaku-caring-perawat-dengan-
kepuasan.pdf

Kustanto. (2019). Perilaku Caring Perawat Profesional. Surabaya: Pusat Penerbitan dan
Percetakan Universitas Airlangga

Novieastari, E. (2009). Perilaku Caring dalam Pemberian Asuhan Keperawatan. Jakarta:


Universitas Indonesia. Di akses pada 6 Oktober 2020 dari hhtp://ebursa.depdiknas.go.id/

Potter dan Perry. (2013). Fundamentals of Nursing. Missouri: Elsevier

Anda mungkin juga menyukai