Anda di halaman 1dari 5

CONTOH APLIKASI 6 C CARING DALAM KEPERAWATAN

1. Compassion ( Peka Peduli )


a. Pada pasien yang baru saja didiagnosa oleh dokter terkena kanker serviks dan
tidak bisa memiliki anak, pasien tersebut merasa sedih dan merasa dirinya
tidak berharga lagi, perawat hadir mendampingi pasien dengan memberikan
sentuhan dan mendengarkan segala keluhan pasien serta memberikan
semangat untuk menjalankan hidup kepada pasien tersebut. Perawat juga
memberikan alternatif lain yakni menganjurkan pasien untuk menyayangi
keponakannya misalnya, yang dianggap seperti anak kandung sendiri.
b. Pada pasien yang baru saja dinyatakan meninggal oleh dokter, perawat hadir
menemani pasien dan keluarga, perawat bersikap empati dengan ikut
merasakan apa yang orang lain rasakan serta memberikan sentuhan kepada
keluarga pasien dan mengucapkan turut berduka cita.
c. Pasien yang mengalami bedrest total, perawat memenuhi ADL pasien , yakni
dalam mamandikan pasien tidak kasar.
d. Perawat dalam melakukan tindakan keperawatan kepada pasien yang
mengalami penurunan kesadaran tetap mengkomunikasikannya dan tetap
menganggap pasien tersebut sebagai manusia utuh.
e. Pasien paska stroke yang baru belajar berjalan merasa tidak percaya diri
untuk bisa berjalan, lalu perawat mendampingi pasien tersebut supaya tidak
jatuh, tetap memberikan semangat dan dukungan supaya mau berlatih.

2. Competence ( Kemampuan )
a. Perawat mengikuti seminar, pelatihan, dan workshop untuk menambah
pengetahuan dan keterampilannya sehingga pada saat melakukan praktik
keperawatan sudah tahu dan dapat menjelaskan kepada pasien serta mahir
melakukan tindakan keperawatan.
b. Perawat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi untuk
menambah pengetahuan dan keterampilannya di bidang keperawatan.
Misalnya karyawan Mitra Keluarga memberikan kesempatan kepada
perawatnya untuk melanjutkan pendidikan S1 Keperawatan.
c. Pasien dengan post partum primi-gravida mengalami nyeri dan bengkak pada
kedua payudaranya lalu perawat memberikan penyuluhan kesehatan tentang
perawatan payudara, teknik menyusui yang baik dan benar serta pentingnya
pemberian ASI eksklusif pada bayi baru lahir.
d. Pasien Ny. A dengan diagnosa medis diabetes mellitus tampak luka di kaki
kirinya, tampak bengkak, merah, terasa panas dan nyerilalu perawat

1
melakukan perawatan luka dan mengajarkan kepada pasien dan keluarga
tentang perawatan luka yang benar.
e. Pasien An. B datang ke UGD dengan keluhan demam sudah 2 hari, setelah
diukur dengan termometer suhu anak tersebut mencapai 39 derajat celcius,
lalu perawat menanyakan tindakan apa saja yang sudah dilakukan untuk
menangani demam anaknya tersebut, lalu keluarga menjawab sudah
memberikan kompres dingin dan memberikan selimut tebal supaya pasien
bisa berkeringat dan demamnya menjadi turun. Perawat memberitahukan ke
keluarga bahwa bila demam yang dilakukan adalah kompres hangat di daerah
lipatan-lipatan seperti ketiak, selangkangan, dan dibeikan pakaian yang tipis
supaya panas tubuhnya bisa keluar dan demamnya menjadi turun. Akhirnya
keluarga memahami penjelasan perawat tersebut.

3. Confidence ( Kepercayaan Diri )


a. Ny. A dengan diagosa medis Oedema Paru mengalami sesak nafas RR: 32 x/
menit, dan sudah diberikan terapi oleh dokter Furosemid 40 mg intravena,
pasien mengatakan ingin BAK di kamar mandi dan perawat menganjurkan
pasien untuk tidak terlalu banyak aktivitas termasuk buang air kecil karena
bisa menambahkan rasa sesak pada pasien. Dokter mennganjurkan untuk
dilakukan pemasangan kateter urin, namun pasien merasa takut untuk
dilakukan pemasangan kateter urin tersebut, lalu perawat menjelaskan tentang
prosedur pemasangan kateter urin dan memotivasi pasien agar dilakukan
pemasangan katetr urin, dan akhirnya pasien mau dilakukan pemasangan
kateter urin dan perawat berhasil melakukan 1x pemasangan.

b. Nn. E dengan diagnose medis DHF, terpasang infus hari ke-3, perawat
mengamati area insersi pemasangan infus tampak kemerahan, bengkak, dan
pasien merasa nyeri. Perawat menjelaskan kepada pasien tersebut bahwa
pemberian terapi infus masih berlanjut dan perawat menganjurkan dan
memberi tahu infus tersebut untuk segera dilepas dan dipasang kembali di
tangan yang berbeda . Nn. E tidak mau dipasang infuse kembali karena
trauma penusukan yang pertama, dan perawat menjelaskan pentingnya
pemberian infus tersebut karena trombositnya 65.000 sel/mm3 dan badan
pasien masih tampak lemas. Perawat memberi penjelasan kepada pasien bila
tidak dipasang infuse bisa terjadi perdarahan dengan trombosit yang bisa

2
semakin menurun. Setelah mendengarkan penjelasan dari perawat, akhirnya
pasien mau dipasang infus kembali, dan perawat yang melakukan
pemasangan infus percaya diri untuk melakukan tindakan tersebut dan
berhasil dilakukan 1x penusukan.

c. Pada saat dokter visit ke ruangan, perawat mendampingi dan memberikan


informasi kepada dokter bahwa pasien masih merasa nyeri di daerah
perutnya, padahal sudah diberikan obat pengurang rasa nyeri, dan perawat
memberikan saran kepada dokter apakah perlu dilakukan pemeriksaan USG
Abdomen. Hal ini menunjukkan bahwa perawat memiliki sikap confidence
karena mampu menyampaikan kebenaran tanpa pelanggaran.

d. Tn. D didiagnosa oleh dokter menderita penyakit HIV, Tn. D sangat terkejut
dan merasa sedih, ia meminta kepada dokter dan perawat untuk merahasiakan
penyakitnya kepada istri dan anaknya, dan perawat tetap menjaga kerahasiaan
penyakit Tn. D, walaupun istrinya bertanya terus dan perawat menganjurkan
istri pasien langsung bertanya kepada dokter yang merawat untuk
menanyakan penyakit yang diderita pasien. Dalam hal ini perawat menjaga
hubungan saling percaya antara pasien dengan perawat.

e. Ny. A dengan penurunan kesadaran, keluarganya complain karena merasa


bahwa pasien belum diberikan obat, lalu perawat menjelaskan bahwa pasien
Ny. A sudah diberikan obat dengan menunjukkan daftar obat yang sudah
ditulis tanggal, dan jam serta tanda tangan dan nama keluarga lain yang ada
pada saat pemberian obat. Hal ini menunjukkan bahwa perawat memiliki
keperacayaan diri karena dapat memenyampaikan kebenaran tanpa
pelanggaran.

4. Consciene ( Suara Hati/ Hati Nurani )


a. Tn. E datang ke UGD dengan keluhan buang air besar berwarna merah segar
sudah 10 x, perut terasa melilit, konjungtiva anemis dan dilakukan
pemeriksaan darah dengan hasil Hb= 6 mg/dl, dokter penyakit dalam yang
merawat pasien menganjurkan pasien untuk dilakukan pemberian transfusi
darah, akan tetapi Tn. E tidak mau karena hal tersebut bertentangan dengan
keyakinan yang dianutnya, perawat tetap menghargai keputusan pasien, tetapi

3
tetap menjalankan prosedur yakni dengan memberikan formulir penolakan
tindakan medis kepada pasien tersebut.
b. Ny. A mengalami penurunan kesadaran dengan tingkat kesadaran coma,
perawat ingin mengambil sample darah Analisa Gas Darah sesuai program
medis. Dalam melakukan prosedur tersebut perawat tetap bersikap sopan dan
mengkomunikasikannya saat jarum akan ditusukkan ke pasien walaupun
kondisi pasien tersebut tidak sadar. Perawat tetap menganggap bahwa dalam
kondisi coma pasien dapat mendengar apa yang sekitarnya lakukan, pasien
masih dapat merasakan apa yang perawat lakukan terhadap pasien tersebut.
c. Pada saat sedang dinas, terkadang perasaan perawat lebih peka yakni perawat
merasa kondisi salah satu pasien di ruangannya sedang sesak, lalu perawat
datang ke kamar pasien tersebut dan ternyata benar pasien tersebut tampak
sesak, dan perawat memberikan pertolongan kepada pasien tersebut.
d. Dalam melakukan perawatan luka gangren yang sudah menghitam, berbau
busuk, dan keluar nanah, perawat tidak merasa jijik atau menghindar, tetapi
perawat tetap melakukan prosedur perawatan luka yang benar.
e. Ny. I didiagnosa menderita sakit kanker kelenjar getah bening, Ny. I merasa
sedih dan menangis, lalu perawat mendengarkan keluhan pasien dengan hadir
di samping klien menunjukkan sikap empati. Perawat tetap melakukan hal
tersebut meskipun ia tahu saat itu kondisi ruangan sangat sibuk dan banyak
pekerjaan yang harus diselesaikannya.
f. Pasien yang tidak mau dirawat di RS padahal kondisinya tersebut sangat
membutuhkan perawatan RS, perawat memberikan penjelasan bahwa bila
pasien tidak mau dirawat kondisinya bisa jauh lebih membahayakan. Setelah
mendengar penjelasan perawat, pasien mau dirawat di RS.
5. Commitment
a. Perawat mendokumentasikan di dalam catatan keperawatan mengenai kondisi
pasien dan tindakan yang sudah dilakukan, misalnya mengobservasi Tanda-
tanda vital (suhu), hasil Suhu Ny. A 39 derajat celcius, perawat memberikan
kompres air hangat di dahi pasien.
b. Perawat berkomitmen untuk tidak menceritakan kondisi pasien kepada orang
lain, selain yang berhubungan dengan kondisi kesehatan pasien, serta tidak
menceritakannya di depan umum. Perawat tetap menjaga kerahasiaan pasien
c. Pada saat jam kerja perawat tidak berfoto – foto kemudian diupload ke sosial
media. Perawat berkomitmen bahwa dalam melakukan pekerjaan harus
bersikap professional.

4
d. Perawat melakukan kontrak waktu kepada pasien bahwa jam 11.00 akan
diberikan obat sebelum makan untuk mencegah muntah. Lalu perawat
menepati janji tersebut, dan tepat jam 11.00 obat antimuntah diberikan.
e. Ny. A (70 tahun) datang ke UGD dengan keluhan tidak bisa BAB selama 4
hari, perut terasa melilit, dan terasa mual. Dokter yang memeriksa
memberitahukan bahwa perlu pemberian obat laksatif, lalu perawat
memberikan obat laksatif tersebut dan perawat membantu membersihkan
pasien dibantu keluarga. Dalam membersihkan pasien tersebut, perawat
melakukannya dengan ikhlas, tanpa beban dan penuh senyum.

6. Comportment
a. Perawat menggunakan seragam yang rapi, bersih, tidak bau badan, dan
menggunakan atribut yang lengkap, serta sepatu yang bersih, sesuai ketentuan
RS, dan menggunakan sepatu tidak diinjak bagian belakangnya. Hal ini
menunjukkan kesiapan perawat dalam melayani pasien.
b. Perawat dalam mendengarkan keluhan pasien dengan sikap terbuka yaitu
tidak dilipat kedua tangannya atau ditaruh belakang kedua tangannya,
perawat juga hadir secara utuh secara jiwa raga dalam mendengarkan keluhan
pasien.
c. Perawat memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk berdoa
sebelum dilakukan tindakan operasi. Perawat menghormati dan menghargai
nilai-nilai yang dianut pasien.
d. Perawat menjalin kerja sama yang baik dengan siapa saja, baik petugas medis
maupun non medis. Perawat hormat terhadap siapa saja, pasien dan rekan
kerja.
e. Pada pasien yang dirawat di RS, perawat memberikan kesempatan pasien
untuk menjalankan ibadahnya misalnya shalat dan berdoa yang berguna
untuk kesembuhannya.
f. Ny. W pasien baru masuk ke NS Mawar diterima oleh perawat yakni dengan
mengucapkan salam, menanyakan atau mengklarifikasi keluhannya saat ini,
Di dalam melakukan hal tersebut perawat dalam bertutur kata yang sopan,

Anda mungkin juga menyukai