Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan proposal
promosi kesehatan ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Promosi
Kesehatan dengan judul “Promosi Kesehatan Pencegahan Miopi Pada Anak”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari sisi materi dan penulisan nya. Kami dengan rendah hati dan tangan
terbuka menerima berbagai masukan maupun saran yang bersifat membangun yang
diharapkan berguna bagi seluruh pembaca.

Bandung , 5 Desember 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I...................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................................ 1
B. Tujuan......................................................................................................................... 3
C. Rumusan masalah.......................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................... 5
A. Definisi......................................................................................................................... 5
B. Etiologi......................................................................................................................... 5
C. Patofisiologi................................................................................................................. 6
D. Faktor Resiko..............................................................................................................7
E. Klasifikasi..................................................................................................................... 7
F. Manifestasi Klinis.........................................................................................................8
G. Progresivitas Miopia....................................................................................................9
H. Komplikasi Miopia......................................................................................................10
I. Penatalaksanaan dan Pencegahan Miopia Pada Anak.............................................11
BAB III.................................................................................................................................. 14
A. Satuan Acara Penyuluhan.........................................................................................14
B. Tujuan....................................................................................................................... 14
C. Pokok Materi Penyuluhan..........................................................................................14
D. Kegiatan Belajar Mengajar.........................................................................................15
E. Media dan Sumber....................................................................................................15
F. Evaluasi..................................................................................................................... 15
G. Materi Penyuluhan.....................................................................................................15
BAB IV.................................................................................................................................. 19
A. Kesimpulan................................................................................................................ 19
B. Saran......................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 20

BAB I

PENDAHULUAN

 Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini, kemajuan teknologi merupakan sesuatu yang
tidakdapat dihindari. Awalnya teknologi berjalan dengan lambat lalu berkembang
seiringdengan kemajuan ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan peradaban manusia.
Teknologisudah dipercaya dapat memberikan banyak kemudahan. Pada masa kini,
sulit rasanyamemisahkan kehidupan manusia dengan teknologi sebab teknologi
dipandang sebagaisuatu kebutuhan bagi manusia. Hal ini diperkuat karena
teknologi dapat menjanjikanperubahan, kemajuan, kemudahan, peningkatan
produktivitas, kecepatan, dan popularitas(Ngafifi, 2014).

Era modern diindentikkan dengan era masyarakat digital. Era digital lahir
dengankemunculan digital yaitu jaringan internet khususnya teknologi komputer dan
handphone. Semakin canggihnya teknologi digital masa kini membuat perubahan
besar terhadap dunia. Berbagai kalangan telah dimudahkan dalam mengakses
suatu informasi, sertamenikmati fasilitas dari teknologi digital dengan bebas (Ngafifi,
2014).Sebagai negara berkembang, teknologi digital mampu mendorong
berbagaikemajuan Indonesia. Dari segi infrastruktur dan hukum yang mengatur
kegiatan dalam internet, Indonesia sudah siap hidup di era digital. Kesiapan
Indonesia dalam koneksiinternet saat ini semakin membaik di era 4G dengan ITE
(Informasi dan TransaksiElektronik). Masyarakat Indonesia antusias akibat
penetrasi internet dan penggunaanponsel pintar yang terus meningkat setiap tahun.
Indonesia dikatakan terlambat dalammengadopsi teknologi komunikasi khususnya
internet. Namun, pada akhirnya budaya digital Indonesia berakhir sangat cepat
karena kebutuhan dari masyarakatnya sendiri(Kusniadji, 2017 ; Ngafifi, 2014).
Dalam perkembangan teknologi digital ini tentu banyak dampak yang
dapatdirasakan baik positif maupun negatif. Dampak yang dapat dirasakan
terutama bagi parapelajar yaitu gaya belajar mahasiswa saat ini sangatlah berbeda
dengan mahasiswa jamandahulu. Mahasiswa saat ini dituntut untuk dapat mencari
informasi sebanyak-banyaknyadan proses pencarian informasi tersebut semakin
dipermudah dengan teknologi yang ada,yaitu gadget atau laptop. Hal ini dapat
mempengaruhi kesehatan mata bagi mahasiswa.Penglihatan merupakan indera
yang sangat penting dalam menentukan kualitashidup manusia. Miopi atau rabun
jauh merupakan kelainan refraksi mata karena bola matayang terlalu panjang
sehingga pembiasan sinar terlalu kuat atau lensa yang terlalucembung akibat kerja
lensa terlalu fokus. Berkas sinar sejajar yang memasuki mata tanpaakomodasi,
jatuh pada titik fokus di depan retina. Objek jauh tidak dapat dilihat secarateliti
karena sinar yang datang saling bersilangan pada badan kaca. Saat sinar sampai
diretina maka sinar akan menyebar dan membentuk lingkaran difus sehingga
bayangantampak kabur saat melihat benda jauh, sedangkan objek benda dekat
dapat dilihat denganjelas meskipun tanpa akomodasi. Miopi biasanya diderita oleh
anak-anak yang sudah menduduki bangku sekolah. Miopi dapat terjadi akibat
proses menulis atau membacaterlalu dekat secara terus menerus, durasi
penggunaan komputer atau video game yanglama. Selain itu, miopi merupakan
salah satu kelainan genetik yang dibawa oleh ekspresigen MFRP (Sharmila et al,
2014 ; Sherwood, 2013). Miopi telah ditetapkan oleh WHO (World Health
Organization) sebagai salah satu prioritas untuk mengendalikan dan mencegah
kebutaan di dunia pada tahun 2020. Berdasarkan penelitian CLEERE (Collaborative
Longitudinal Evaluation of Etnicity andRefractive Error) menyatakan bahwa orang
Asia memiliki prevalensi tinggi untuk miopi,yaitu 18,5%. Angka kelainan refraksi di
Indonesia terus mengalami peningkatan seiringdengan perkembangan teknologi.
Angka kelainan refraksi dan kebutaan di Indonesia juga terus mengalami
peningkatan dengan prevalensi 1,5%. Berdasarkan hasil Survei Departemen
Kesehatan Republik Indonesia yang dilakukan di 8 Provinsi (Sumatra Barat,
Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi
Selatan dan Nusa Tenggara Barat) pada tahun 2009 kelainan refraksi menempati
urutan pertama dalam 10 penyakit mata terbesar di Indonesia yaitu sebesar
61,71%.

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dapat diketahui penduduk kota


cenderung berisiko terkena kelainan miopi. Hal ini dapat terjadikarena penduduk
kota lebih memiliki ketergantungan pada teknologi lebih tinggi daripadapenduduk
desa. Selain itu, golongan usia produktif yaitu 8-25 tahun memiliki risiko lebihbesar
terkena miopi dibanding usia lainnya. Hal ini dapat terjadi karena pada masa
kinikinerja seseorang sangat bergantung pada teknologi digital sehingga sudah
menjadikebutuhan yang sulit untuk dihentikan. Oleh karena itu, anak-anak sekolah
dasar jamansekarang sering mengeluh adanya gangguan penglihatan yang dapat
mengganggu aktivitasbelajarnya (Indrarini et al, 2016).

Miopi adalah suatu kondisi dimana objek yang jauh tidak dapat ditampilkan
secara jelas pada retina oleh sistem optik mata, karena sinar yang datang dibiaskan
di depan retina atau bintik kuning. Miopi umumnya terjadi ketika bola mata menjadi
memanjang atau ketika kornea mata memiliki peningkatan kelengkungan. Pada
miopi cahaya yang masuk ke mata difokuskan di depan retina sehingga benda yang
jauh terlihat kabur.

Miopi juga merupakan salah satu penyebab utama penurunan tajam


penglihatan pada anak-anak usia sekolah, sedangkan penglihatan yang baik sangat
diperlukan dalam proses belajar mengajar.

Pada mata normal cahaya difokuskan tepat pada retina dan kemudian mengirimkan
impuls saraf ke otak untuk diproses. Sedangkan pada miopi umumnya karena bola
mata yang terlalu panjang dan kekuatan refraksi lensa mata terlalu kuat sehingga
sinar cahaya difokuskan di depan retina. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa
penyebab potensial yaitu kerusakan jaringan penghubung, pertumbuhan aktif
karena efek kualitas gambar serta efek mekanik. Efek mekanik penyebab terjadinya
miopi berkaitan dengan daya akomodasi lensa. Akomodasi mata yang terus
menerus disebabkan oleh aktivitas melihat dekat yang mengakibatkan ketegangan
berbagai otot.

Upaya peningkatan kesehatan mata sangatlah penting khususnya bagi anak-anak


danremaja. Hal ini dapat dilakukan melalui banyak cara, salah satunya yaitu
melakukan promosi kesehatan mata dan dampaknya bagi kecerdasan anak agar
penyakit miopi yangsemakin meningkat pada masa digital ini tidak diremehkan.
Penyuluhan ini bertujuanuntuk memberikan edukasi dalam upaya pencegahan
terhadap kejadian miopi sedini mungkin. Angka kejadian miopi dapat ditekan
dengan memberikan screening mata secararutin. Kurangnya pengetahuan guru dan
orang tua akan tanda dan gejala gangguan penglihatan dapat menjadi penyebab
keterlambatan diagnosis. Selain itu, orang tua yang salah dalam cara mendidik
anak yang menganggap bahwa zaman sekarang penggunaan media komunikasi
penting sehingga anak-anak lebih menyukai bermain dengan teknologibaru seperti
playstation, game online, tablet daripada permainan tradisional seperti jaman
dahulu (Matsuda dan Park, 2019 ; Muntafiah et al, 2018).

 Tujuan

 Tujuan umum

Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan pada promosi kesehatan

 Tujuan khusus

 Mengidentifikasi penyebab (etiologi) dari gangguan miopi

 Mengidentifikasi patofisiologis dari gangguan miopi

 Mengidentifikasi pencegahan dari gangguan miopi

 Mengetahui komplikasi dari ganguan miopi

 Mengetahui penatalaksanaan medis dari gangguan miopi

 Mengidentifikasi konsep asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan


miopi.

 Rumusan masalah

 Apa definisi miopi?

 Apa saja penyebab dari miopi ?


 Bagaimana patofisiologi miopi ?

 Bagaimana gejala dari miopi ?

5. Bagaimana penatalaksanaan medis ?

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

 Definisi

Miopia adalah kelainan refraksi mata, di mana mata mempunyai kekuatan


pembiasan berlebihan sehingga sinar sejajar yang datang dari jarak tak
terhingga difokuskan di depan retina oleh mata dalam keadaan tanpa
akomodasi. Kelainan refraksi mata adalah suatu keadaan di mana bayangan
tegas tidak terbentuk tepat pada retina tetapi terbentuk di bagian depan
atau belakang bintik kuning dan tidak terletak pada satu titik yang tajam. Bentuk
kelainan refraksi lain yang dikenal selain miopia yaitu hipermetropia dan
astigmatisma.
 Etiologi

Miopia disebabkan karena terlalu kuatnya pembiasan sinar di dalam mata untuk
panjangnya bola mata akibat dari :Beberapa hal yang bisa menyebabkan mata
minus

 Jarak yang terlalu dekat pada waktu membaca buku, menonton televisi,
bermain video games,bermain komputer, bermain telepon selular/ponsel,
dan sebagainya. Mata yang dipaksakan dapat merusak mata itu sendiri.

 Genetik atau keturunan.

 Terlalu lama beraktivitas pada jarak pandang yang sama seperti bekerja di
depan komputer, di depan layar monitor, di depan berkas, dan lain-lain.
Mata membutuhkan istirahat yang teratur dan cukup agar tidak terus
berkontraksi secara monoton.

 Kebisaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan mata kita seperti


membaca sambil tidur-tiduran, membaca di tempat yang gelap,
membaca di bawah matahari langsung yang silau, menatap sumber terang
langsung, dan lain sebagainya.

 Terlalu lama mata berada di balik media transparan yangtidak cocok


dengan mata dapat mengganggu kesehatan mata seperti terlalu lama
memakai helm, terlalu lama memakai kacamata/lensa kontak yang tidak
sesuai dengan mata normal kita, dan sebagainya.

 Kekurangan gizi yang dibutuhkan mata juga bisa memperlemah mata


sehingga kurang mampu bekerja keras dan mudah untuk terkena rabun jika
mata bekerja terlalu dipaksakan. Vitamin A, betakaroten, alpukat
merupakan beberapa makanan yang baik untuk kesehatan mata.

Selain itu, beberapa faktor yang diduga dapat mempengaruhi terjadinya


miopia yaitu usia, status gizi, onset miopia, tekanan intraokular, stress dan
faktor sosial ekonomi.
 Patofisiologi

Terdapat dua teori utama tentang terjadinya pemanjangan sumbu bola mata
pada miopia. Yang pertama adalah teori biologik, menganggap bahwa
pemanjangan sumbu bola mata sebagai akibat dari kelainan pertumbuhan
retina (overgrowth) sedangkan teori yang kedua adalah teori mekanik yang
mengemukakan adanya penekanan (stres) sklera sebagai penyebab pemanjangan
tersebut. Salah satu mekanisme pemanjangan sumbu bola mata yang diajukan
pada teori mekanik adalah penekanan bola mata oleh muskulus rektus medial dan
obliq superior. Seperti diketahui, penderita miopia selalu menggunakan
konvergensi berlebihan.Von Graefe mengatakan bahwa otot ekstraokular
terutama rektus medial bersifat miopiagenik karena kompresinya terhadap bola
mata pada saat konvergensi. Jaksonmenganggap bahwa konvergensi merupakan
faktor etiologik yang penting dalam perkembangan miopia. Dikemukakan juga
bahwa muskulus oblik superior juga menekan bola mata pada waktu melihat
atau bekerja terlalu lama. Konvergensi berlebihan disebabkan oleh karena
penderita miopia memiliki jarak pupil yang lebar. Di samping lebar, orbita juga lebih
rendah sehingga porsi muskulus oblik superior yang menekan bola mata lebih
besar. Jadi di sini ada pengaruh dari anatomi mata terhadap terjadinya
miopia. Kebenaran akan hal ini telah dikonfirmasi oleh beberapa ahli lain. Possey
dan Vandergift mengemukakan bahwa anatomi merupakan faktor yang
terpenting dalam terjadinya miopia. Fox mengidentifikasikan orbita bagian dalam
akan lebih memungkinkan untuk terjadinya pemanjangan sumbu bola mata.

 Faktor Resiko

American Optometric Association(AOA) mengemukakan bahwaada beberapa


faktor risiko terjadinya miopia, antara lain : riwayat keluarga (faktor herediter
atau keturunan), aktivitas melihat dekat (faktor lingkungan dan kebiasaan),
penurunan fungsi akomodasi, kelengkungan kornea dan panjang aksis bola mata
(faktor mata atau pertumbuhan anatomi mata).
 Klasifikasi

Berdasarkan beratnya miopia (tingginya dioptri), miopia dibagi dalam kelompok,


sebagai berikut.

 Miopia sangat ringan: ≤ 1 dioptri

 Miopia ringan: < 3.00 dioptri

 Miopia sedang: 3.00 –6.00 dioptri

 Miopia berat: > 6.00 –9.00 dioptri

 Miopia sangat berat: > 9.00 dioptri

Miopia berdasarkan penyebabnya:

 Miopia aksial, yaitu sumbu aksial mata lebih panjang dari normal
(diameter antero-posterior lebihpanjang, bola mata lebih panjang).Untuk setiap
millimeter tambahan panjang sumbu, mata kira-kira lebih mioptik 3 dioptri.

 Miopia kurvatura/refraktif, yaitu kurvatura kornea atau lensa lebih kuat /


lebih reraktif dari normal (kornea terlalu cembung ataulensa mempunyai
kecembungan yang lebih kuat).

 Miopia indeks, di mana indeks bias mata lebih tinggi dari normal, misalnya
pada diabetes mellitus.Miopia berdasarkan perjalanan penyakitnya :

 Miopia stasioner yaitu miopia yang menetap setelah dewasa.

 Miopiaprogresif yaitu miopia yang bertambah terus pada usia dewasa akibat
bertambah panjangnya bola mata.

 Miopia maligna yaitu keadaan yang lebih berat dari miopia progresif,
yang dapat mengakibatkan ablasi retina dan kebutaan.

 Manifestasi Klinis
 Penderita miopia akan mengatakan melihat jelas dalam jarak dekat atau pada
jarak tertentu dan melihat kabur jika pandangan jauh.

 Penderita miopia mempunyai kebiasaan mengernyitkan mata untuk


mencegah aberasi sferis atau untuk mendapatkan efek pinhole(lubang
kecil).

 Timbulnya keluhan yang disebut astenopia konvergensi karena pungtum


remotum (titik terjauh yang masih dilihat jelas) yang dekat sehingga mata
selalu dalam keadaan konvergensi. Bila hal di atas menetap, maka penderita
akan terlihat juling ke dalam atau esotropia.

Adapun tanda dan gejala saat anak memiliki mata minus yaitu :

 Tidak jelas saat melihat benda yang jauh

Saat harus melihat benda yang jauh, anak-anak dengan mata minus akan
merasa kesulitan melihat dengan jelas. Mereka akan cenderung mengedip-
ngedipkan matanya untuk memfokuskan pandangan. Kalau kamu sering melihat
ini dilakukan anak-anak, sebaiknya mulai waspada.

 Nonton televisi atau membaca dengan jarak sangat dekat

Karena kesulitan melihat dengan fokus benda yang terlalu jauh, anak dengan
mata minus akan berusaha lebih mendekat ke benda tersebut. Misalnya saja
saat menonton televisi, si anak akan memindahkan posisi duduknya semakin
dekat ke televisi. Atau, ketika membaca buku, akan mendekatkan jaraknya
sangat dekat ke mata.

 Kesulitan atau salah ketika membaca tulisan di papan tulis

Di sekolah, anak-anak dengan mata minus kerap kesulitan membaca tulisan


yang ada di papan tulis. Mereka akan sering meminta pindah tempat duduknya
ke depan. Jika anak sering mengalami hal ini, maka bisa jadi ada yang tidak
beres dengan matanya.

 Sering pusing
Tanda lain yang mungkin diperlihatkan anak-anak dengan mata minus adalah
sering pusing. Pusing terjadi sebagai efek dari mata yang kelelahan. Mata
mengalami ketegangan karena berupaya memfokuskan pandangan

 Progresivitas Miopia

Progresivitas adalah besarnya perubahan derajat miopia mulai dari


pertama kali didiagnosis menderita miopia sampai pada waktu sekarang. Besarnya
progresivitas derajat miopia didapat dari selisih derajat miopia sekarang
dengan derajat miopia pertama kali, kemudian dibagi lama menderita dalam
tahun. Jadi nilai ini merupakan nilai rata-rata progresivitas miopia.

Hal-hal yang mempengaruhi progresivitas miopia:

 Usia, semakin muda usia semakin besar pertumbuhan anatomis bola mata.

 Lama aktivitas melihat dekat:

 Membaca merupakan aktivitas yang memerlukan penglihatan jarak


dekat. Membaca terus-menerus selama lebih dari 30 menit
dapat meningkatkan faktor risiko miopia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
miopia lebih banyak dialami oleh siswa yang membacabuku selama 2
jam atau lebih. Pada saat membaca terdapat komponen saccadicmata yang
mempengaruhi kerja otot mata, sehingga kelelahan mata lebih cepat
timbul dan risiko timbulnya miopia lebih besar.

 Penggunaan gadget juga termasuk aktivitas dengan jarak pandang dekat.


Status refraksi miopia lebih banyak didapatkan pada siswa yang
beraktivitas di depan komputer lebih dari 4 jam setiap kalinya. Dengan
duduk di depan komputer terus menerus dapat memperberat kerja
otot mata. Penggunaan komputer yang berlebihan dapat mempercepat
angka kejadian miopia. Blue- turquoise lightmemberi pengaruh yang baik
bagi tubuh dengan membantu regulasi jam biologis tubuh manusia.
Sedangkan blue-violet lightmemberi pengaruh yang tidak baik bagi tubuh
karena dapat merusak sel-sel di mata termasuk sel-sel otot mata dan
paparan yang terus-menerusdapat meningkatkan risiko terkena Age-
Related Macular Degeneration (AMD). Berdasarkan survei, rata-rata
orang dewasa menghabiskan waktu sekitar 7 jam setiap harinya untuk
beraktivitas di depan layar dan lebih dari dua pertiga orang dewasa di
bawah 24 tahun mendeskripsikan dirinyakecanduan gadget. Bekerja dalam
jarak dekat meningkatkan risiko menderita miopia sebesar 1,2 kali
dibandingkan dengan pekerja yang tidak melakukan aktivitas jarak
dekat.Membaca dengan jarak kurang dari 30 cm dapat meningkatkan
faktor risiko terkena miopia.

 Intensitas cahaya

Berdasarkan literatur, intensitas cahaya yang kurang dapat menimbulkan


kelelahan mata. Hal ini diakibatkan adanya kontraksi otot siliaris yang
terus-menerus untuk mendapatkan penglihatan yang baik. Kelelahan
mata dapat memicu terjadinya miopia. Dalam sebuah penelitian, ditemukan
bahwa intensitas cahaya yang kurang memadai, cenderung membuat pekerja
mendekatkan objek ke mata guna memperoleh penglihatan yang lebih jelas.

 Posisi tubuh ketika membaca

Dalam sebuah literatur disebutkan bahwa pembaca cenderung


menempatkan dirinya pada posisi yang membuatnya merasa nyaman
ketika membaca. Posisi tidur ataupun tengkurap sebaiknya dihindari ketika
membaca.

Pada posisi-posisi tersebut secara tidak sadar jarakmata dengan buku bacaan
akan menjadi terlalu dekat dan durasi membaca cenderung lebih panjang
karena pembaca merasa lebih nyaman.

 Pendidikan tinggi

Beberapa studi menunjukkan bahwa dewasa muda yang berpendidikan


tinggi mengalami tingkat progresi miopiayang tinggi (86%) dalam
masa pendidikan hukum. Penelitian lain di Fakultas Kedokteran Grant
Norwegia menunjukkan bahwa 78% mahasiswa kedokteran tahun
pertama mengalami miopia, dan prevalensi miopia pada mahasiswa
Fakultas Kedokteran dua kali lebih tinggi daripada populasi biasa di
lingkungan yang sama.

 Komplikasi Miopia

 Ablasio retina

Merupakan komplikasi tersering. Biasanya didahului dengan


timbulnya holepada daerah perifer retina akibat proses-proses degenerasi
dari daerah ini.

 Vitreal Liquefaction dan Detachment

Badan vitreus yang berada di antara lensa dan retina mengandung 98%
air dan 2% serat kolagen yang seiring pertumbuhan usia akan mencair secara
perlahan-lahan, namun proses ini akan meningkat pada penderita
miopia tinggi. Hal ini berhubungan dengan hilangnya struktur normal
kolagen. Pada tahap awal, penderita akan melihat bayangan-bayangan kecil
(floaters). Pada keadaan lanjut, dapat terjadi kolaps badan viterus sehingga
kehilangan kontak dengan retina. Keadaan ini nantinya akan
menimbulkan risiko untuk terlepasnya retina dan menyebabkan kerusakan
retina. Vitreus detachmentpada miopia tinggi terjadi karena luasnya volume
yang harus diisi akibat memanjangnya bola mata.

 Glaukoma

Risiko terjadinya glaukoma pada mata normal adalah 1,2%, pada


miopia sedang 4,2%, dan pada miopia tinggi 4,4%. Glaukoma pada miopia
terjadi dikarenakan stres akomodasi dan konvergensi serta kelainan struktur
jaringan ikat penyambung pada trabekula.

 Trombosis dan perdarahan koroid

Sering terjadi pada obliterasi dini pembuluh darah kecil.Biasanya


terjadi di daerah sentral, sehingga timbul jaringan parut yang
mengakibatkan tajam penglihatan.
 Katarak

Transparansi lensa berkurang. Dilaporkan bahwa pada orang


dengan miopia, onset katarak muncul lebih cepat.

 Penatalaksanaan dan Pencegahan Miopia Pada Anak

Koreksi miopia dengan menggunakan lensa konkaf atau lensa negatif,


perlu diingat bahwa cahaya yang melalui lensa konkaf akan disebarkan. Karena itu,
bila permukaan refraksi mata mempunyai daya bias terlalu besar, seperti pada
miopia, kelebihan daya bias ini dapat dinetralisasi dengan meletakkan lensa sferis
konkaf di depan mata.Besarnya kekuatan lensa yang digunakan untuk
mengkoreksi mata miopia ditentukan dengan cara trial and error, yaitu dengan
mula-mula meletakkan sebuah lensa kuat dan kemudian diganti dengan lensa
yang lebih kuat atau lebih lemah sampai memberikan tajam penglihatan yang
terbaik (Guyton, 2006).Pasien miopia yang dikoreksi dengan kacamata sferis
negatif terkecil yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal. Sebagai
contoh bila pasien dikoreksi dengan -3.00 dioptri memberikan tajam penglihatan
6/6, demikian juga bila diberi sferis -3.25 dioptri, maka sebaiknya diberikan
koreksi -3.00 dioptri agar untuk memberikan istirahat mata dengan baik setelah
dikoreksi(Sidarta, 2007)

Pencegahan Miopia pada Anak-anak adalah mencegah dari kelainan mata sejak
dari anak dan menjaga jangan sampai kelainan mata menjadi parah. Biasanya
dokter akan melakukan beberapa tindakan seperti pengobatan laser, obat
tetes tertentu untuk membantu penglihatan, operasi, penggunaan lensa kontak
dan penggunaan kacamata.

Tindakan pencegahan yang lain adalah dengan cara menjaga kesehatan mata pada
anak dengan cara :

 Jarak mata dengan screen 30-50 cm , Awasi posisi duduk Anak saat
berhadapan dengan screen, tidak boleh membungkuk.
 Ingatkan anak untuk memberi jarak mata dengan buku
Ketika anak sedang belajar, ingatkan untuk memberi jarak yang cukup antara
mata dengan buku. Jarak idealnya antara 25 cm sampai 30 cm.

 Aktifitas pemakaian mata jarak dekat dan jauh bergantian. Misalnya setelah
membaca atau melihat gambar atau menggunakan komputer 45 menit,
berhenti dahulu untuk 15 – 20 menit, beristirahat sambil melakukan
aktifitas lain.

 Batasi penggunaan gadget dan televisi

Batasi penggunaan gadget. Saat ini, keberadaan gadget sudah sulit dipisahkan
dari anak. Padahal, penggunaan gadget yang berlebihan dapat memberikan
dampak negatif pada mata, seperti mata lelah, gangguan ketajaman
penglihatan, dan mata kering. American Academy of Pediatrics (AAP) pada
tahun 2016 mengeluarkan panduan tentang penggunaan gadget pada anak-
anak. AAP menyarankan anak-anak yang berusia di bawah 18 bulan tidak
memakai gadget dalam bentuk apa saja, terkecuali untuk aktivitas video
chatting. Anak-anak yang usianya 18-24 bulan, disarankan menonton acara
edukatif dan berkualitas dengan didampingi orang tua. Untuk anak-anak usia 2-
5 tahun, disarankan untuk tidak menonton televisi dan atau main gadget lainnya
lebih dari satu jam sehari dan masih harus didampingi. Kalau anak sudah lebih
besar, yaitu berusia 6 tahun atau lebih, tentukan batas waktu menggunakan
gadget.

 Konsumsi makanan bergizi.

Konsumsi makanan bergizi untuk menjaga kesehatan mata bisa dilakukan sejak
anak masih dalam kandungan. Saat hamil, disarankan mengonsumsi makanan
yang mengandung vitamin A dan omega-3, seperti ubi jalar, ikan salmon, wortel,
dan bayam. Setelah anak bisa mengonsumsi beragam makanan pendamping
ASI, dapat memberikan makanan yang kaya akan antioksidan, vitamin C,
vitamin E, zinc, dan omega 3. Termasuk telur, sayuran hijau, kacang-kacangan,
dan susu.

 Melihat atau merasakan adanya posisi kepala miring atau torticollis


terutama pada aktifitas lihat televisi atau komputer tepat waktu
pemberian kaca mata.
 Gunakan kacamata hitam saat di luar ruangan anak disarankan menggunakan
kacamata hitam apabila akan lama beraktivitas di bawah terik matahari. Hal ini
untuk mencegah dampak negatif paparan sinar matahari langsung pada mata,
seperti kerusakan pada kornea dan retina mata. Selain itu, bisa mencegah anak
beraktivitas di luar ruangan saat sinar matahari sedang sangat terik, yaitu pada
pukul 11.00 hingga 15.00.

 Perhatikan penerangan yang cukup di ruangan

Penerangan yang cukup di ruangan akan membantu mencegah mata minus.


Karena jika melakukan aktivitas seperti membaca dan memakai gadget di
tempat gelap, mata harus menyesuaikan diri.Jadi, pastikan kamar anak-anak
punya penerangan yang cukup. Penerangan yang cukup artinya juga tidak
terlalu terang agar mata tidak mudah lelah.

 Anak yang sudah menggunakan kacamata minus, tetap gunakan kacamata saat
screen time agar menghindari Anak tersebut melihat lebih dekat ke monitor dan
Ajak anak-anak istirahat “Green Time” yaitu berkegiatan di luar rumah dengan
melihat yang  hijau - hijau, seperti daun, rerumputan, pepohonan dengan sambil
melakukan aktivitas fisik

 Rutin memeriksakan kesehatan mata cara lain yang dapat dilakukan adalah
rutin memeriksakan kesehatan mata anak ke dokter mata, yaitu minimal 2 tahun
sekali. Hal ini bermanfaat untuk mencegah dan menangani gangguan mata
yang mungkin diderita anak. Semakin cepat dideteksi, diharapkan gangguan
tersebut dapat cepat diatasi. Umumnya, penglihatan anak sudah berfungsi
sepenuhnya setelah usia tujuh tahun. Jika curiga bahwa anak mengalami
gangguan penglihatan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
BAB III

RENCANA KEGIATAN

 Satuan Acara Penyuluhan

Masalah Keperawatan : Kurangnya pengetahuan Orang Tua tentang Cara


Mencegah Miopia Pada Anak

Pokok Bahasan : Cara Mencegah Miopia Pada Anak

Sub pokok Bahasan :Pendidikan Kesehatan tentang Cara Mencegah Miopia


Pada Anak dengan Menjaga Kesehatan Mata Anak

Sasaran : Orang Tua Anak

Waktu : 30 menit

Pertemuan : 6

Tanggal : Jumat, 19 Februari 2021

Tempat : RS Santosa Poli Anak Lantai 2

 Tujuan

 Tujuan Intruksional umum

Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit orang tua dapat memahami


tentang cara mencegah miopia pada anak dengan menjaga kesehatan mata
anak.

 Tujuan Intruksional khusus

Setelah diberikan penyuluhan orang tua mampu:

 Mengetahui Pengertian Miopia Pada Anak

 Mengetahui Penyebab Miopia


 Mengetahui Manifestasi Klinis Miopia

 Mengetahui Kompikasi dari Miopia

 Mengetahui Cara Mencegah Miopia Pada Anak dengan Menjaga Kesehatan


Mata Anak

 Pokok Materi Penyuluhan

 Pengertian Miopia

 Penyebab Miopia

 Manifestasi Klinis Miopia

 Komplikasi Miopia

 Cara Mencegah Miopia Pada Anak dengan Menjaga Kesehatan Mata Anak

 Kegiatan Belajar Mengajar

Metode : Ceramah , Tanya jawab

Langkah-Langkah kegiatan

 Kegiatan Pra Pembelajaran

 Mempersiapkan materi

 Memberi Salam

 Perkenalan

 Kontrak waktu

 Membuka Pembelajaran (5 menit)

 Menjelaskan Tujuan Pembelajaran

 Menjelasan pokok bahasan


 Apersepsi

 Kegiatan Inti (10 menit)

Sasaran menyimak penjelasan materi melalui metode ceramah Tanya jawab


dan penggunaan media.

 Media dan Sumber

Media : Leaflet , Poster, Video Edukasi

 Evaluasi

 Prosedur : Pre dan post tes

 Jenis tes : Lisan (Tanya jawab) dan Tulis

 Butiran Soal

Evaluasi yang dilakukan secara lisan dengan memberi pertanyaan:

 Mengetahui Pengertian Miopia Pada Anak

 Mengetahui Penyebab Miopia

 Mengetahui Manifestasi Klinis Miopia

 Mengetahui Kompikasi dari Miopia

 Mengetahui Cara Mencegah Miopia Pada Anak dengan Menjaga Kesehatan


Mata Anak

 Materi Penyuluhan

 Pengertian Miopia

Miopia adalah kelainan refraksi mata, di mana mata mempunyai kekuatan


pembiasan berlebihan sehingga sinar sejajar yang datang dari jarak tak
terhingga difokuskan di depan retina oleh mata dalam keadaan tanpa
akomodasi. Kelainan refraksi mata adalah suatu keadaan di mana bayangan
tegas tidak terbentuk tepat pada retina tetapi terbentuk di bagian depan
atau belakang bintik kuning dan tidak terletak pada satu titik yang tajam. Bentuk
kelainan refraksi lain yang dikenal selain miopia yaitu hipermetropia dan
astigmatisma.

 Penyebab Miopia

Beberapa hal yang bisa menyebabkan mata minus yaitu :

 Jarak yang terlalu dekat pada waktu membaca buku, menonton televisi,
bermain video games,bermain komputer, bermain telepon selular/ponsel,
dan sebagainya. Mata yang dipaksakan dapat merusak mata itu sendiri.

 Genetik atau keturunan.

 Terlalu lama beraktivitas pada jarak pandang yang sama seperti bekerja di
depan komputer, di depan layar monitor, di depan berkas, dan lain-lain.
Mata membutuhkan istirahat yang teratur dan cukup agar tidak terus
berkontraksi secara monoton.

 Kebisaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan mata kita seperti


membaca sambil tidur-tiduran, membaca di tempat yang gelap,
membaca di bawah matahari langsung yang silau, menatap sumber terang
langsung, dan lain sebagainya.

 Terlalu lama mata berada di balik media transparan yang tidak cocok
dengan mata dapat mengganggu kesehatan mata seperti terlalu lama
memakai helm, terlalu lama memakai kacamata/lensa kontak yang tidak
sesuai dengan mata normal kita, dan sebagainya.

 Kekurangan gizi yang dibutuhkan mata juga bisa memperlemah mata


sehingga kurang mampu bekerja keras dan mudah untuk terkena rabun jika
mata bekerja terlalu dipaksakan. Vitamin A, betakaroten, alpukat
merupakan beberapa makanan yang baik untuk kesehatan mata.

 Manifestasi Klinis

Adapun tanda dan gejala saat anak memiliki mata minus yaitu :

 Tidak jelas saat melihat benda yang jauh


Saat harus melihat benda yang jauh, anak-anak dengan mata minus akan
merasa kesulitan melihat dengan jelas. Mereka akan cenderung mengedip-
ngedipkan matanya untuk memfokuskan pandangan. Kalau kamu sering
melihat ini dilakukan anak-anak, sebaiknya mulai waspada.

 Nonton televisi atau membaca dengan jarak sangat dekat

Karena kesulitan melihat dengan fokus benda yang terlalu jauh, anak dengan
mata minus akan berusaha lebih mendekat ke benda tersebut. Misalnya saja
saat menonton televisi, si anak akan memindahkan posisi duduknya semakin
dekat ke televisi. Atau, ketika membaca buku, akan mendekatkan jaraknya
sangat dekat ke mata.

 Kesulitan atau salah ketika membaca tulisan di papan tulis

Di sekolah, anak-anak dengan mata minus kerap kesulitan membaca tulisan


yang ada di papan tulis. Mereka akan sering meminta pindah tempat
duduknya ke depan. Jika anak sering mengalami hal ini, maka bisa jadi ada
yang tidak beres dengan matanya.

 Sering pusing

Tanda lain yang mungkin diperlihatkan anak-anak dengan mata minus adalah
sering pusing. Pusing terjadi sebagai efek dari mata yang kelelahan. Mata
mengalami ketegangan karena berupaya memfokuskan pandangan

 Komplikasi Miopia

 Ablasio retina

 Vitreal Liquefaction dan Detachment

 Glaukoma

 Trombosis dan perdarahan koroid

 Katarak

 Cara Mencegah Miopia Pada Anak dengan Menjaga Kesehatan Mata Anak
 Jarak mata dengan screen 30-50 cm , Awasi posisi duduk Anak saat
berhadapan dengan screen, tidak boleh membungkuk.

 Ingatkan anak untuk memberi jarak mata dengan buku

Ketika anak sedang belajar, ingatkan untuk memberi jarak yang cukup antara
mata dengan buku. Jarak idealnya antara 25 cm sampai 30 cm

 Aktifitas pemakaian mata jarak dekat dan jauh bergantian. Misalnya


setelah membaca atau melihat gambar atau menggunakan komputer 45
menit, berhenti dahulu untuk 15 – 20 menit, beristirahat sambil
melakukan aktifitas lain.

 Batasi penggunaan gadget dan televisi

Batasi penggunaan gadget. Saat ini, keberadaan gadget sudah sulit


dipisahkan dari anak. Padahal, penggunaan gadget yang berlebihan dapat
memberikan dampak negatif pada mata, seperti mata lelah, gangguan
ketajaman penglihatan, dan mata kering. Untuk anak-anak usia 2-5 tahun,
disarankan untuk tidak menonton televisi dan atau main gadget lainnya lebih
dari satu jam sehari dan masih harus didampingi.

 Konsumsi makanan bergizi.

Konsumsi makanan bergizi untuk menjaga kesehatan mata bisa dilakukan


sejak anak masih dalam kandungan. Saat hamil, disarankan mengonsumsi
makanan yang mengandung vitamin A dan omega-3, seperti ubi jalar, ikan
salmon, wortel, dan bayam. Setelah anak bisa mengonsumsi beragam
makanan pendamping ASI, dapat memberikan makanan yang kaya akan
antioksidan, vitamin C, vitamin E, zinc, dan omega 3. Termasuk telur, sayuran
hijau, kacang-kacangan, dan susu.

 Melihat atau merasakan adanya posisi kepala miring atau torticollis


terutama pada aktifitas lihat televisi atau komputer tepat waktu
pemberian kaca mata.

 Gunakan kacamata hitam saat di luar ruangan anak disarankan menggunakan


kacamata hitam apabila akan lama beraktivitas di bawah terik matahari. Hal ini
untuk mencegah dampak negatif paparan sinar matahari langsung pada mata,
seperti kerusakan pada kornea dan retina mata. Selain itu, bisa mencegah
anak beraktivitas di luar ruangan saat sinar matahari sedang sangat terik,
yaitu pada pukul 11.00 hingga 15.00.

 Perhatikan penerangan yang cukup di ruangan

Penerangan yang cukup di ruangan akan membantu mencegah mata minus.


Karena jika melakukan aktivitas seperti membaca dan memakai gadget di
tempat gelap, mata harus menyesuaikan diri.Jadi, pastikan kamar anak-anak
punya penerangan yang cukup. Penerangan yang cukup artinya juga tidak
terlalu terang agar mata tidak mudah lelah.

 Anak yang sudah menggunakan kacamata minus, tetap gunakan kacamata


saat screen time agar menghindari Anak tersebut melihat lebih dekat ke
monitor dan Ajak anak-anak istirahat “Green Time” yaitu berkegiatan di luar
rumah dengan melihat yang hijau - hijau, seperti daun, rerumputan,
pepohonan dengan sambil melakukan aktivitas fisik

 Rutin memeriksakan kesehatan mata cara lain yang dapat dilakukan adalah
rutin memeriksakan kesehatan mata anak ke dokter mata, yaitu minimal 2
tahun sekali.

BAB IV

PENUTUP

 Kesimpulan
Miopia adalah kelainan refraksi mata, di mana mata mempunyai kekuatan
pembiasan berlebihan sehingga sinar sejajar yang datang dari jarak tak
terhingga difokuskan di depan retina oleh mata dalam keadaan tanpa akomodasi.

Penyebab miopi pada anak yaitu jarak, genetik, terlalu lama beraktivitas, kebiasaan
buruk dalam membaca dan aktivitas mata lainnya, dan kurang nya gizi yang
bernutrisi.

Gejala miopi yang muncul yaitu tidak jelas saat melihat benda yang jauh, nonton
televisi atau membaca dengan jarak sangat dekat, kesulitan atau salah ketika
membaca tulisan di papan tulis, dan sering pusing

Cara Mencegah Miopia Pada Anak yaitu dengan jarak mata dengan screen 30-50
cm , aktifitas pemakaian mata jarak dekat dan jauh bergantian, batasi
penggunaan gadget dan televisi, konsumsi makanan bergizi, melihat atau
merasakan adanya posisi kepala miring atau torticollis terutama pada
aktifitas lihat televisi atau komputer tepat waktu pemberian kaca mata,
gunakan kacamata hitam saat di luar ruangan anak disarankan menggunakan
kacamata hitam apabila akan lama beraktivitas di bawah terik matahari, perhatikan
penerangan yang cukup di ruangan, dan anak yang sudah menggunakan kacamata
minus, tetap gunakan kacamata saat screen time agar menghindari Anak tersebut
melihat lebih dekat ke monitor dan Ajak anak-anak istirahat “Green Time” yaitu
berkegiatan di luar rumah dengan melihat yang hijau - hijau, seperti daun,
rerumputan, pepohonan dengan sambil melakukan aktivitas fisik, dan rutin
memeriksakan kesehatan mata cara lain yang dapat dilakukan adalah rutin
memeriksakan kesehatan mata anak ke dokter mata, yaitu minimal 2 tahun sekali

 Saran

Sebaiknya kepada orang tua lebih menjaga kesehatan mata dan mencegah
kerusakan mata untuk menghidari terjadinya miopi pada anak.

DAFTAR PUSTAKA
 Schmid, Klause. Myopia Manual. 2016. 27-73 p.2.

 Weissman, Jeffrey. Environmental Factors and Progressive Myopia: A Global Health


Problem. 2007.3.

 Tiharyo Imam. Pertambahan miopia pada anak sekolah dasar daerah perkotaan dan
pedesaan di daerah istimewa yogyakarta. 2008;6(2).4.

 Johnstone Paul. Synopsis of Causation Myopia. 2008;3–8.5. WHO.

 Global Initiative for The Elimination Avoidable Blindness: action plan 2006-2011
Vision 2020 The Right Sight. Geneva: WHO; 2007.

 Ilyas S. Penuntun ilmu penyakit mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2008.

Anda mungkin juga menyukai