Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan proposal
promosi kesehatan ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Promosi
Kesehatan dengan judul “Promosi Kesehatan Pencegahan Miopi Pada Anak”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari sisi materi dan penulisan nya. Kami dengan rendah hati dan tangan
terbuka menerima berbagai masukan maupun saran yang bersifat membangun yang
diharapkan berguna bagi seluruh pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I...................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................................ 1
B. Tujuan......................................................................................................................... 3
C. Rumusan masalah.......................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................... 5
A. Definisi......................................................................................................................... 5
B. Etiologi......................................................................................................................... 5
C. Patofisiologi................................................................................................................. 6
D. Faktor Resiko..............................................................................................................7
E. Klasifikasi..................................................................................................................... 7
F. Manifestasi Klinis.........................................................................................................8
G. Progresivitas Miopia....................................................................................................9
H. Komplikasi Miopia......................................................................................................10
I. Penatalaksanaan dan Pencegahan Miopia Pada Anak.............................................11
BAB III.................................................................................................................................. 14
A. Satuan Acara Penyuluhan.........................................................................................14
B. Tujuan....................................................................................................................... 14
C. Pokok Materi Penyuluhan..........................................................................................14
D. Kegiatan Belajar Mengajar.........................................................................................15
E. Media dan Sumber....................................................................................................15
F. Evaluasi..................................................................................................................... 15
G. Materi Penyuluhan.....................................................................................................15
BAB IV.................................................................................................................................. 19
A. Kesimpulan................................................................................................................ 19
B. Saran......................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 20
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini, kemajuan teknologi merupakan sesuatu yang
tidakdapat dihindari. Awalnya teknologi berjalan dengan lambat lalu berkembang
seiringdengan kemajuan ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan peradaban manusia.
Teknologisudah dipercaya dapat memberikan banyak kemudahan. Pada masa kini,
sulit rasanyamemisahkan kehidupan manusia dengan teknologi sebab teknologi
dipandang sebagaisuatu kebutuhan bagi manusia. Hal ini diperkuat karena
teknologi dapat menjanjikanperubahan, kemajuan, kemudahan, peningkatan
produktivitas, kecepatan, dan popularitas(Ngafifi, 2014).
Era modern diindentikkan dengan era masyarakat digital. Era digital lahir
dengankemunculan digital yaitu jaringan internet khususnya teknologi komputer dan
handphone. Semakin canggihnya teknologi digital masa kini membuat perubahan
besar terhadap dunia. Berbagai kalangan telah dimudahkan dalam mengakses
suatu informasi, sertamenikmati fasilitas dari teknologi digital dengan bebas (Ngafifi,
2014).Sebagai negara berkembang, teknologi digital mampu mendorong
berbagaikemajuan Indonesia. Dari segi infrastruktur dan hukum yang mengatur
kegiatan dalam internet, Indonesia sudah siap hidup di era digital. Kesiapan
Indonesia dalam koneksiinternet saat ini semakin membaik di era 4G dengan ITE
(Informasi dan TransaksiElektronik). Masyarakat Indonesia antusias akibat
penetrasi internet dan penggunaanponsel pintar yang terus meningkat setiap tahun.
Indonesia dikatakan terlambat dalammengadopsi teknologi komunikasi khususnya
internet. Namun, pada akhirnya budaya digital Indonesia berakhir sangat cepat
karena kebutuhan dari masyarakatnya sendiri(Kusniadji, 2017 ; Ngafifi, 2014).
Dalam perkembangan teknologi digital ini tentu banyak dampak yang
dapatdirasakan baik positif maupun negatif. Dampak yang dapat dirasakan
terutama bagi parapelajar yaitu gaya belajar mahasiswa saat ini sangatlah berbeda
dengan mahasiswa jamandahulu. Mahasiswa saat ini dituntut untuk dapat mencari
informasi sebanyak-banyaknyadan proses pencarian informasi tersebut semakin
dipermudah dengan teknologi yang ada,yaitu gadget atau laptop. Hal ini dapat
mempengaruhi kesehatan mata bagi mahasiswa.Penglihatan merupakan indera
yang sangat penting dalam menentukan kualitashidup manusia. Miopi atau rabun
jauh merupakan kelainan refraksi mata karena bola matayang terlalu panjang
sehingga pembiasan sinar terlalu kuat atau lensa yang terlalucembung akibat kerja
lensa terlalu fokus. Berkas sinar sejajar yang memasuki mata tanpaakomodasi,
jatuh pada titik fokus di depan retina. Objek jauh tidak dapat dilihat secarateliti
karena sinar yang datang saling bersilangan pada badan kaca. Saat sinar sampai
diretina maka sinar akan menyebar dan membentuk lingkaran difus sehingga
bayangantampak kabur saat melihat benda jauh, sedangkan objek benda dekat
dapat dilihat denganjelas meskipun tanpa akomodasi. Miopi biasanya diderita oleh
anak-anak yang sudah menduduki bangku sekolah. Miopi dapat terjadi akibat
proses menulis atau membacaterlalu dekat secara terus menerus, durasi
penggunaan komputer atau video game yanglama. Selain itu, miopi merupakan
salah satu kelainan genetik yang dibawa oleh ekspresigen MFRP (Sharmila et al,
2014 ; Sherwood, 2013). Miopi telah ditetapkan oleh WHO (World Health
Organization) sebagai salah satu prioritas untuk mengendalikan dan mencegah
kebutaan di dunia pada tahun 2020. Berdasarkan penelitian CLEERE (Collaborative
Longitudinal Evaluation of Etnicity andRefractive Error) menyatakan bahwa orang
Asia memiliki prevalensi tinggi untuk miopi,yaitu 18,5%. Angka kelainan refraksi di
Indonesia terus mengalami peningkatan seiringdengan perkembangan teknologi.
Angka kelainan refraksi dan kebutaan di Indonesia juga terus mengalami
peningkatan dengan prevalensi 1,5%. Berdasarkan hasil Survei Departemen
Kesehatan Republik Indonesia yang dilakukan di 8 Provinsi (Sumatra Barat,
Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi
Selatan dan Nusa Tenggara Barat) pada tahun 2009 kelainan refraksi menempati
urutan pertama dalam 10 penyakit mata terbesar di Indonesia yaitu sebesar
61,71%.
Miopi adalah suatu kondisi dimana objek yang jauh tidak dapat ditampilkan
secara jelas pada retina oleh sistem optik mata, karena sinar yang datang dibiaskan
di depan retina atau bintik kuning. Miopi umumnya terjadi ketika bola mata menjadi
memanjang atau ketika kornea mata memiliki peningkatan kelengkungan. Pada
miopi cahaya yang masuk ke mata difokuskan di depan retina sehingga benda yang
jauh terlihat kabur.
Pada mata normal cahaya difokuskan tepat pada retina dan kemudian mengirimkan
impuls saraf ke otak untuk diproses. Sedangkan pada miopi umumnya karena bola
mata yang terlalu panjang dan kekuatan refraksi lensa mata terlalu kuat sehingga
sinar cahaya difokuskan di depan retina. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa
penyebab potensial yaitu kerusakan jaringan penghubung, pertumbuhan aktif
karena efek kualitas gambar serta efek mekanik. Efek mekanik penyebab terjadinya
miopi berkaitan dengan daya akomodasi lensa. Akomodasi mata yang terus
menerus disebabkan oleh aktivitas melihat dekat yang mengakibatkan ketegangan
berbagai otot.
Tujuan
Tujuan umum
Tujuan khusus
Rumusan masalah
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Definisi
Miopia disebabkan karena terlalu kuatnya pembiasan sinar di dalam mata untuk
panjangnya bola mata akibat dari :Beberapa hal yang bisa menyebabkan mata
minus
Jarak yang terlalu dekat pada waktu membaca buku, menonton televisi,
bermain video games,bermain komputer, bermain telepon selular/ponsel,
dan sebagainya. Mata yang dipaksakan dapat merusak mata itu sendiri.
Terlalu lama beraktivitas pada jarak pandang yang sama seperti bekerja di
depan komputer, di depan layar monitor, di depan berkas, dan lain-lain.
Mata membutuhkan istirahat yang teratur dan cukup agar tidak terus
berkontraksi secara monoton.
Terdapat dua teori utama tentang terjadinya pemanjangan sumbu bola mata
pada miopia. Yang pertama adalah teori biologik, menganggap bahwa
pemanjangan sumbu bola mata sebagai akibat dari kelainan pertumbuhan
retina (overgrowth) sedangkan teori yang kedua adalah teori mekanik yang
mengemukakan adanya penekanan (stres) sklera sebagai penyebab pemanjangan
tersebut. Salah satu mekanisme pemanjangan sumbu bola mata yang diajukan
pada teori mekanik adalah penekanan bola mata oleh muskulus rektus medial dan
obliq superior. Seperti diketahui, penderita miopia selalu menggunakan
konvergensi berlebihan.Von Graefe mengatakan bahwa otot ekstraokular
terutama rektus medial bersifat miopiagenik karena kompresinya terhadap bola
mata pada saat konvergensi. Jaksonmenganggap bahwa konvergensi merupakan
faktor etiologik yang penting dalam perkembangan miopia. Dikemukakan juga
bahwa muskulus oblik superior juga menekan bola mata pada waktu melihat
atau bekerja terlalu lama. Konvergensi berlebihan disebabkan oleh karena
penderita miopia memiliki jarak pupil yang lebar. Di samping lebar, orbita juga lebih
rendah sehingga porsi muskulus oblik superior yang menekan bola mata lebih
besar. Jadi di sini ada pengaruh dari anatomi mata terhadap terjadinya
miopia. Kebenaran akan hal ini telah dikonfirmasi oleh beberapa ahli lain. Possey
dan Vandergift mengemukakan bahwa anatomi merupakan faktor yang
terpenting dalam terjadinya miopia. Fox mengidentifikasikan orbita bagian dalam
akan lebih memungkinkan untuk terjadinya pemanjangan sumbu bola mata.
Faktor Resiko
Miopia aksial, yaitu sumbu aksial mata lebih panjang dari normal
(diameter antero-posterior lebihpanjang, bola mata lebih panjang).Untuk setiap
millimeter tambahan panjang sumbu, mata kira-kira lebih mioptik 3 dioptri.
Miopia indeks, di mana indeks bias mata lebih tinggi dari normal, misalnya
pada diabetes mellitus.Miopia berdasarkan perjalanan penyakitnya :
Miopiaprogresif yaitu miopia yang bertambah terus pada usia dewasa akibat
bertambah panjangnya bola mata.
Miopia maligna yaitu keadaan yang lebih berat dari miopia progresif,
yang dapat mengakibatkan ablasi retina dan kebutaan.
Manifestasi Klinis
Penderita miopia akan mengatakan melihat jelas dalam jarak dekat atau pada
jarak tertentu dan melihat kabur jika pandangan jauh.
Adapun tanda dan gejala saat anak memiliki mata minus yaitu :
Saat harus melihat benda yang jauh, anak-anak dengan mata minus akan
merasa kesulitan melihat dengan jelas. Mereka akan cenderung mengedip-
ngedipkan matanya untuk memfokuskan pandangan. Kalau kamu sering melihat
ini dilakukan anak-anak, sebaiknya mulai waspada.
Karena kesulitan melihat dengan fokus benda yang terlalu jauh, anak dengan
mata minus akan berusaha lebih mendekat ke benda tersebut. Misalnya saja
saat menonton televisi, si anak akan memindahkan posisi duduknya semakin
dekat ke televisi. Atau, ketika membaca buku, akan mendekatkan jaraknya
sangat dekat ke mata.
Sering pusing
Tanda lain yang mungkin diperlihatkan anak-anak dengan mata minus adalah
sering pusing. Pusing terjadi sebagai efek dari mata yang kelelahan. Mata
mengalami ketegangan karena berupaya memfokuskan pandangan
Progresivitas Miopia
Usia, semakin muda usia semakin besar pertumbuhan anatomis bola mata.
Intensitas cahaya
Pada posisi-posisi tersebut secara tidak sadar jarakmata dengan buku bacaan
akan menjadi terlalu dekat dan durasi membaca cenderung lebih panjang
karena pembaca merasa lebih nyaman.
Pendidikan tinggi
Komplikasi Miopia
Ablasio retina
Badan vitreus yang berada di antara lensa dan retina mengandung 98%
air dan 2% serat kolagen yang seiring pertumbuhan usia akan mencair secara
perlahan-lahan, namun proses ini akan meningkat pada penderita
miopia tinggi. Hal ini berhubungan dengan hilangnya struktur normal
kolagen. Pada tahap awal, penderita akan melihat bayangan-bayangan kecil
(floaters). Pada keadaan lanjut, dapat terjadi kolaps badan viterus sehingga
kehilangan kontak dengan retina. Keadaan ini nantinya akan
menimbulkan risiko untuk terlepasnya retina dan menyebabkan kerusakan
retina. Vitreus detachmentpada miopia tinggi terjadi karena luasnya volume
yang harus diisi akibat memanjangnya bola mata.
Glaukoma
Pencegahan Miopia pada Anak-anak adalah mencegah dari kelainan mata sejak
dari anak dan menjaga jangan sampai kelainan mata menjadi parah. Biasanya
dokter akan melakukan beberapa tindakan seperti pengobatan laser, obat
tetes tertentu untuk membantu penglihatan, operasi, penggunaan lensa kontak
dan penggunaan kacamata.
Tindakan pencegahan yang lain adalah dengan cara menjaga kesehatan mata pada
anak dengan cara :
Jarak mata dengan screen 30-50 cm , Awasi posisi duduk Anak saat
berhadapan dengan screen, tidak boleh membungkuk.
Ingatkan anak untuk memberi jarak mata dengan buku
Ketika anak sedang belajar, ingatkan untuk memberi jarak yang cukup antara
mata dengan buku. Jarak idealnya antara 25 cm sampai 30 cm.
Aktifitas pemakaian mata jarak dekat dan jauh bergantian. Misalnya setelah
membaca atau melihat gambar atau menggunakan komputer 45 menit,
berhenti dahulu untuk 15 – 20 menit, beristirahat sambil melakukan
aktifitas lain.
Batasi penggunaan gadget. Saat ini, keberadaan gadget sudah sulit dipisahkan
dari anak. Padahal, penggunaan gadget yang berlebihan dapat memberikan
dampak negatif pada mata, seperti mata lelah, gangguan ketajaman
penglihatan, dan mata kering. American Academy of Pediatrics (AAP) pada
tahun 2016 mengeluarkan panduan tentang penggunaan gadget pada anak-
anak. AAP menyarankan anak-anak yang berusia di bawah 18 bulan tidak
memakai gadget dalam bentuk apa saja, terkecuali untuk aktivitas video
chatting. Anak-anak yang usianya 18-24 bulan, disarankan menonton acara
edukatif dan berkualitas dengan didampingi orang tua. Untuk anak-anak usia 2-
5 tahun, disarankan untuk tidak menonton televisi dan atau main gadget lainnya
lebih dari satu jam sehari dan masih harus didampingi. Kalau anak sudah lebih
besar, yaitu berusia 6 tahun atau lebih, tentukan batas waktu menggunakan
gadget.
Konsumsi makanan bergizi untuk menjaga kesehatan mata bisa dilakukan sejak
anak masih dalam kandungan. Saat hamil, disarankan mengonsumsi makanan
yang mengandung vitamin A dan omega-3, seperti ubi jalar, ikan salmon, wortel,
dan bayam. Setelah anak bisa mengonsumsi beragam makanan pendamping
ASI, dapat memberikan makanan yang kaya akan antioksidan, vitamin C,
vitamin E, zinc, dan omega 3. Termasuk telur, sayuran hijau, kacang-kacangan,
dan susu.
Anak yang sudah menggunakan kacamata minus, tetap gunakan kacamata saat
screen time agar menghindari Anak tersebut melihat lebih dekat ke monitor dan
Ajak anak-anak istirahat “Green Time” yaitu berkegiatan di luar rumah dengan
melihat yang hijau - hijau, seperti daun, rerumputan, pepohonan dengan sambil
melakukan aktivitas fisik
Rutin memeriksakan kesehatan mata cara lain yang dapat dilakukan adalah
rutin memeriksakan kesehatan mata anak ke dokter mata, yaitu minimal 2 tahun
sekali. Hal ini bermanfaat untuk mencegah dan menangani gangguan mata
yang mungkin diderita anak. Semakin cepat dideteksi, diharapkan gangguan
tersebut dapat cepat diatasi. Umumnya, penglihatan anak sudah berfungsi
sepenuhnya setelah usia tujuh tahun. Jika curiga bahwa anak mengalami
gangguan penglihatan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
BAB III
RENCANA KEGIATAN
Waktu : 30 menit
Pertemuan : 6
Tujuan
Pengertian Miopia
Penyebab Miopia
Komplikasi Miopia
Cara Mencegah Miopia Pada Anak dengan Menjaga Kesehatan Mata Anak
Langkah-Langkah kegiatan
Mempersiapkan materi
Memberi Salam
Perkenalan
Kontrak waktu
Evaluasi
Butiran Soal
Materi Penyuluhan
Pengertian Miopia
Penyebab Miopia
Jarak yang terlalu dekat pada waktu membaca buku, menonton televisi,
bermain video games,bermain komputer, bermain telepon selular/ponsel,
dan sebagainya. Mata yang dipaksakan dapat merusak mata itu sendiri.
Terlalu lama beraktivitas pada jarak pandang yang sama seperti bekerja di
depan komputer, di depan layar monitor, di depan berkas, dan lain-lain.
Mata membutuhkan istirahat yang teratur dan cukup agar tidak terus
berkontraksi secara monoton.
Terlalu lama mata berada di balik media transparan yang tidak cocok
dengan mata dapat mengganggu kesehatan mata seperti terlalu lama
memakai helm, terlalu lama memakai kacamata/lensa kontak yang tidak
sesuai dengan mata normal kita, dan sebagainya.
Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala saat anak memiliki mata minus yaitu :
Karena kesulitan melihat dengan fokus benda yang terlalu jauh, anak dengan
mata minus akan berusaha lebih mendekat ke benda tersebut. Misalnya saja
saat menonton televisi, si anak akan memindahkan posisi duduknya semakin
dekat ke televisi. Atau, ketika membaca buku, akan mendekatkan jaraknya
sangat dekat ke mata.
Sering pusing
Tanda lain yang mungkin diperlihatkan anak-anak dengan mata minus adalah
sering pusing. Pusing terjadi sebagai efek dari mata yang kelelahan. Mata
mengalami ketegangan karena berupaya memfokuskan pandangan
Komplikasi Miopia
Ablasio retina
Glaukoma
Katarak
Cara Mencegah Miopia Pada Anak dengan Menjaga Kesehatan Mata Anak
Jarak mata dengan screen 30-50 cm , Awasi posisi duduk Anak saat
berhadapan dengan screen, tidak boleh membungkuk.
Ketika anak sedang belajar, ingatkan untuk memberi jarak yang cukup antara
mata dengan buku. Jarak idealnya antara 25 cm sampai 30 cm
Rutin memeriksakan kesehatan mata cara lain yang dapat dilakukan adalah
rutin memeriksakan kesehatan mata anak ke dokter mata, yaitu minimal 2
tahun sekali.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Miopia adalah kelainan refraksi mata, di mana mata mempunyai kekuatan
pembiasan berlebihan sehingga sinar sejajar yang datang dari jarak tak
terhingga difokuskan di depan retina oleh mata dalam keadaan tanpa akomodasi.
Penyebab miopi pada anak yaitu jarak, genetik, terlalu lama beraktivitas, kebiasaan
buruk dalam membaca dan aktivitas mata lainnya, dan kurang nya gizi yang
bernutrisi.
Gejala miopi yang muncul yaitu tidak jelas saat melihat benda yang jauh, nonton
televisi atau membaca dengan jarak sangat dekat, kesulitan atau salah ketika
membaca tulisan di papan tulis, dan sering pusing
Cara Mencegah Miopia Pada Anak yaitu dengan jarak mata dengan screen 30-50
cm , aktifitas pemakaian mata jarak dekat dan jauh bergantian, batasi
penggunaan gadget dan televisi, konsumsi makanan bergizi, melihat atau
merasakan adanya posisi kepala miring atau torticollis terutama pada
aktifitas lihat televisi atau komputer tepat waktu pemberian kaca mata,
gunakan kacamata hitam saat di luar ruangan anak disarankan menggunakan
kacamata hitam apabila akan lama beraktivitas di bawah terik matahari, perhatikan
penerangan yang cukup di ruangan, dan anak yang sudah menggunakan kacamata
minus, tetap gunakan kacamata saat screen time agar menghindari Anak tersebut
melihat lebih dekat ke monitor dan Ajak anak-anak istirahat “Green Time” yaitu
berkegiatan di luar rumah dengan melihat yang hijau - hijau, seperti daun,
rerumputan, pepohonan dengan sambil melakukan aktivitas fisik, dan rutin
memeriksakan kesehatan mata cara lain yang dapat dilakukan adalah rutin
memeriksakan kesehatan mata anak ke dokter mata, yaitu minimal 2 tahun sekali
Saran
Sebaiknya kepada orang tua lebih menjaga kesehatan mata dan mencegah
kerusakan mata untuk menghidari terjadinya miopi pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
Schmid, Klause. Myopia Manual. 2016. 27-73 p.2.
Tiharyo Imam. Pertambahan miopia pada anak sekolah dasar daerah perkotaan dan
pedesaan di daerah istimewa yogyakarta. 2008;6(2).4.
Global Initiative for The Elimination Avoidable Blindness: action plan 2006-2011
Vision 2020 The Right Sight. Geneva: WHO; 2007.
Ilyas S. Penuntun ilmu penyakit mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2008.