di Australia. (2)(3)
Amerika Serikat sebesar 33.1 %. Penelitian lain yang dilakukan oleh Rahi
diperkirakan lebih dari satu juta orang menderita gangguan penglihatan yang
400 juta dari 1,3 miliar penduduk Cina menderita miopia . Singapura
mengalami miopia.(4)
dan 0.14% disebabkan oleh kelainan refraksi. (5) Miopia sebagai kelainan
refraksi, hampir selalu menduduki urutan teratas dibandingkan dengan
low vision 0,9 % dan penggunaan kacamata atau lensa kontak 4,6%.
dengan jumlah subyek 1043 pria dan wanita berusia 21 tahun ke atas
sebesar 0.8%. Prevalensi miopia paling tinggi dijumpai pada usia 21-29
tahun. (8)
lain faktor genetik, faktor lingkungan dan nutrisi.(9) - (10) Salah satu faktor
miopia pada anak dengan kedua orang tua miopia adalah 32,9%, sedangkan
18,2% pada anak dengan salah satu orang tua yang miopia dan kurang dari
bermain video game. (14)(15) Pada penelitian Jones tentang riwayat miopia
orang tua, efek olahraga dan aktivitas di luar rumah terhadap kejadian
miopia, didapatkan hasil bahwa jumlah olahraga dan aktivitas di luar rumah
kedua orang tua miopia daripada anak yang hanya mempunyai salah satu atau
waktu bekerja dalam jarak dekat dengan miopia pada orang-orang yang
tinggi pula proporsi penduduk yang memakai kaca mata atau lensa
yang salah satu caranya dengan membaca banyak buku cetak (Text
Book) kedokteran.
dan penelitian di bidang kedokteran dengan topic miopia dirasa masih belum
Angkatan 2011-2014.
Apakah ada hubungan antara riwayat miopia di keluarga dan lama aktivitas
membaca buku cetak kedokteran dalam jarak dekat dengan kejadian miopia
Masalah yang akan diteliti oleh peneliti hanya terbatas pada hubungan
angkatan 2011-2014.
kesehatan mata.
dalam meneliti.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Ini juga dapat dijelaskan pada kondisi refraktif dimana cahaya yang sejajar
dari suatu objek yang masuk pada mata akan jatuh di depan retina, tanpa
akomodasi. Miopia berasal dari bahasa Yunani “muopia” yang memiliki arti
menutup mata. Miopia merupakan manifestasi kabur bila melihat jauh, istilah
sebagai jenis kerusakan mata yang disebabkan pertumbuhan bola mata yang
terlalu panjang atau kelengkungan kornea yang terlalu cekung. Definisi lain
dari miopia adalah suatu keadaan mata yang mempunyai kekuatan pembiasan
sinar yang berlebihan sehingga sinar sejajar yang datang dibiaskan di depan
retina (bintik kuning). Pada miopia, titik fokus sistem optik media
penglihatan terletak di depan makula lutea. Hal ini dapat disebabkan sistem
optik (pembiasan) terlalu kuat, miopia refraktif atau bola mata terlalu
panjang. (23)
antara miopia pada orang tua dan miopi pada anak. Yang pertama adalah
teori dari kondisi lingkungan yang diwariskan. Tendensi untuk miopia dalam
melakukan kegiatan yang berjarak dekat dengan intens dalam keluarga, dari
pada karena faktor genetik. Orang tua dengan miopia biasanya akan
mempunyai anak yang menderita miopia. (24) Selain itu, teori mengenai
gaya hidup 124 anak dari etnis Cina yang tinggal di Sidney, dengan 682 anak
lebih banyak buku tiap minggu dan melakukan ativitas dalam jarak dekat
lebih lama dari pada anak di Singapura. Tetapi, anak-anak di Sidney juga
menghabiskan waktu di luar rumah lebih lama (13,75 jam per minggu)
dibandingkan dengan anak anak di Singapura (3,05 jam). Hal ini adalah
faktor yang paling signifikan berhubungan dengan miopia antara kedua grup.
(3)
membawa sifat miopia. Orang yang melakukan pekerjaan dekat secara intens
tetapi tidak mengalami miopia mungkin tidak mempunyai gen tersebut. Anak
dengan orang tua yang miopia cenderung mengalami miopia (P= 0,001). Hal
pada anak dengan kedua orang tua miopia adalah 32,9%, namun jika anak
dengan salah satu orang tua yang miopia berkurang menjadi 18,2%, dan
kurang dari 6,3% pada anak dengan orang tua tanpa miopia (25)
polimorfisme gen PAX6 akan mengalami miopia yang ekstrem (≥10 D),
sedangkan orang yang tidak mempunyai gen ini hanya mengalami miopia
(22)
1) Miopia Simpleks : Miopia yang disebabkan oleh dimensi bola mata yang
terlalu panjang atau indeks bias kornea maupun lensa kristalina yang
terlalu tinggi.
kondisi miopia.
waktu.
dari (22)
Nocturnal miopia
Pseudomiopia
Degenerative miopia
Induced miopia
and persisting
through infancy)
Youth-onset miopia
(<20 years of age)
seperti:
dengan miopia refraktif ini, miopia bias atau miopia indeks adalah
normal.
b. Miopia progresif, yaitu miopia yang bertambah terus pada usia dewasa
mengakibatkan ablasi retina serta kebutaan. Miopia ini dapat juga disebut
miopia degeneratif atau miopia maligna, bila miopia lebih dari 6 dioptri
disertai kelainan pada fundus okuli dan panjang bola mata sehingga terbentuk
stafiloma postikum yang terletak pada bagian temporal papil disertai dengan
miopia dapat terjadi bercak Fuch berupa hiperplasi pigmen epitel dan
perdarahan, atropi lapis sensoris retina luar, dan degenerasi papil saraf optic.
(27)
dapat terjadi karena ukuran sumbu bola mata yang relatif panjang dan disebut
sebagai miopia aksial. Dapat juga karena indeks bias media refraktif yang
tinggi atau akibat indeks refraksi kornea dan lensa yang terlalu kuat. Dalam
dari - 6 dioptri (D) disertai kelainan pada fundus okuli dan pada panjangnya
bola mata sampai terbentuk stafiloma postikum yang terletak pada bagian
hiperplasi pigmen epitel dan perdarahan, atropi lapis sensoris retina luar dan
mencakup:
1. Anamnesis
a. Simple Miopia
yang kabur (blurred vision) berlangsung konstan . Penglihatan dekat bisa jadi
normal.
b. Miopia nocturnal
tanda-tanda jalan
c. Pseudomiopia
d. Miopia degenerative
Pada miopia degeneratif , ada blur yang cukup besar pada penglihatan
besarnya
tentang
beberapa
e. Miopia terinduksi
kolinergik.
malahan melihat terlalu dekat, sedangkan melihat jauh kabur atau disebut
pasien adalah rabun jauh. Pasien dengan miopia akan memberikan keluhan
sakit kepala, mata berair sering disertai dengan juling dan celah kelopak yang
untuk mencegah aberasi sferis atau untuk mendapatkan efek lubang kecil.
(23)
funduskopi terdapat miopik kresen yaitu gambaran bulan sabit yang terlihat
pada polus posterior fundus mata miopia, yang terdapat pada daerah papil
saraf optik akibat tidak tertutupnya sklera oleh koroid. Pada mata dengan
miopia tinggi akan terdapat pula kelainan pada fundus okuli seperti
Pasien miopia akan melihat jelas bila dalam jarak pandang dekat dan
melihat kabur jika pandangan jauh. Penderita miopia akan mengeluh sakit
kepala, sering disertai dengan juling dan celah kelopak yang sempit. Selain
mencegah aberasi sferis atau untuk mendapatkan efek pinhole (lubang kecil).
Pasien miopia mempunyai pungtum remotum (titik terjauh yang masih dilihat
jelas) yang dekat sehingga mata selalu dalam keadaan konvergensi. Hal ini
mata ini menetap, maka penderita akan terlihat juling kedalam atau
esoptropia. (23)
penglihatan binocular yang jelas ,nyaman , dan efisien serta kesehatan mata
1. Koreksi optik
Koreksi optik dalam bentuk kacamata atau lensa kontak dapat memberikan
Penglihatan jarak jauh yang jelas . Apakah kacamata atau lensa kontak lebih
disukai
dalam kasus tertentu tergantung pada banyak faktor , termasuk usia pasien ,
motivasi untuk memakai lensa kontak , sesuai dengan perawatan lensa kontak
adalah
tanggung jawab dokter mata untuk memberi saran dan nasihat pada pasien
mengenai
pilihan koreksi optik yang tersedia dan untuk membimbing pasien dalam
beberapa
astigmatisme .
Beberapa keuntungan dari lensa kontak untuk pasien dengan miopia adalah:
• Lensa kontak memberikan ukuran gambar retina yang lebih besar dan
sedikit
pemakai lensa .
perataan. (28)
2. Pengobatan ( Farmakologi )
potensial ,
3. Bedah refraktif
berbagai
senang dengan hasil dari prosedur ini adalah mereka yang ingin
(22)
Prosedur bedah refraktif lain untuk terapi miopia adalah Excimer
dimana kekuatan kornea (corneal power) diturunkan dengan cara ablasi pada
kornea. Setelah itu , flap jaringan kornea superfisial diganti. LASIK mirip
dengan ALK , kecuali bahwa jaringan stroma kornea akan dihapus oleh laser
1. Ablasio retina
1/1335.Lebih dari (-10) D risiko ini menjadi 1/148. Dengan kata lain
penambahan
faktor risiko pada miopia lebih rendah tiga kali sedangkan miopia tinggi
Badan vitreus yang berada di antara lensa dan retina mengandung 98% air
dan 2%
serat kolagen yang seiring pertumbuhan usia akan mencair secara perlahan-
lahan,
namun proses ini akan meningkat pada penderita miopia tinggi. Halini
lanjut,
dapat terjadi kolaps badan viterus sehingga kehilangan kontak dengan retina.
Keadaan ini nantinya akan menimbulkan risiko untuk terlepasnya retina dan
terjadi
karena luasnya volume yang harus diisi akibat memanjangnya bola mata.
(23)
3. Miopik makulopati
Dapat terjadi penipisan koroid dan retina serta hilangnya pembuluh darah
kapiler
pada mata yang berakibat atrofi sel-sel retina sehingga lapangan pandang
berkurang. Dapat juga terjadi perdarahan retina dan koroid yang bisa
makular
normal dan ini disebabkan oleh pembuluh darah yang abnormal yang tumbuh
di
4. Glaukoma
Risiko terjadinya glaukoma pada mata normal adalah 1,2%, pada miopia
sedang
4,2%, dan pada miopia tinggi 4,4%. Glaukoma pada miopia terjadi
dikarenakan
5. Katarak
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Faktor nutrisi
Keterangan :
dekat.
. Operasional Objektif
1. Riwayat
miopia di
keluarga
2. Lama
aktivitas
membaca
buku
cetak
kedoktera
n dalam
jarak
dekat
focus di depan 3D
peningkatan >6D
kekuatan daya
refraksi mata
3.4 Jenis dan Rancangan
3.6.1 Populasi
3.6.2 Sampel
penelitian
Seminar
proposal
Persiapan
penelitian
Pengumpulan
data
Pengelolaan
data
Seminar hasil
penelitian
Persiapan
ujian skripsi
Ujian skripsi
140.000
140.000
60.000
15.000
5. Transportasi Rp. 600.000 Rp.
800.000
30.000
30.000
30.000
200.000
Total Rp.
1.445.000
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Jenis Penelitian
Populasi
Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini dihitung dengan rumus sebagai berikut:
2
n= Z α/2 * p (1 - p) N
2
d2 (N – 1) + Z α/2 * p (1 - p)
http://digilib.unimus.ac.id
Keterangan:
n : besar sampel
2
1,96 * 0,4 ( 1- 0,4 ) 149
n=
2 2
0,1 (149 - 1) + 1,96 * 0,4 (1- 0,4)
n= 137,375
2,401984
n= 57,19 n= 57
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria eksklusi
38
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
f. Lama membaca buku dalam sekali baca secara terus menerus pada
penderita miopia.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah derajat miopia pada mahasiswa
kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang.
E. Instrumen Penelitian
39
F. Data Yang Dikumpulkan
40
H. Alur Penelitian
Penyusunan proposal
Melakukan penelitian
Populasi
Mencatat data
Pengolahan data
41
I. Definisi Operasional
Skala : ordinal
Beban kerja pengguna komputer atas dasar lama waktu kerja sekali
pemakaian adalah sebagai berikut :
1) Beban kerja ringan, lama waktu kerja kurang dari 2 jam secara
terus menerus.
2) Beban kerja sedang, lama waktu kerja 2-4 jam secara terus
menerus.
3) Beban kerja berat, lama waktu kerja lebih dari 4 jam secara terus
26
menerus.
Skala : ordinal
42
b. Pengelompokan beban kerja pengguna komputer atas dasar lama
waktu kerja dalam sehari adalah sebagai berikut :
Skala : ordinal
Skala : ordinal
Skala : ordinal
43
40. Jarak menonton tv ialah jarak yang digunakan penderita miopia
untuk menonton tv yang dinilai dalam satuan meter sesuai dengan
ukuran diagonal layar tv. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
Skala : ordinal
1) Baik : ≤ 30 menit
1) Cukup : 30 cm
23
2) Dekat : < 30 cm
Skala : ordinal
44
J. Pengolahan Data
1. Editing
2. Coding
3. Processing
4. Cleaning
Data diuji statistik dengan uji Chi Square. Analisis data menggunakan
analisis univariat yaitu analisis yang menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik masing-masing variabel serta analisis bivariat yaitu menganalisis
42
hubungan dua variabel.
45
K. Jadwal Penelitian
Tahun 2012
No Kegiatan Bulan
Maret April Mei Juni Juli Agst Sep Okt Nop Des
1 Penyusunan
Pendahuluan skripsi
2 Penyusunan tinjauan
pustaka
3 Penyusunan metode
penelitian
4 Penyusunan instrument
penelitian
5 Pengambilan data
6 Pengolahan da ta
7 Analisa data
8 Penyelesaian Skripsi
9 Presentasi
46
DAFTAR PUSTAKA
1. Pan CW, Ramamurthy D, Saw SM. Worldwide prevalence and risk factors
for myopia. Ophthalmic Physiol Opt [Internet]. 2012 Jan [cited 2014 Oct
5];32(1):3–16. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22150586
10. Lim LS, Gazzard G, Low Y-L, Choo R, Tan DTH, Tong L, et al. Dietary
factors, myopia, and axial dimensions in children. Ophthalmology
[Internet]. 2010 May [cited 2014 Oct 5];117(5):993–7.e4. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20079928
11. Keller JT. A comparison of the refractive status of myopic children and
their parents. Am J Optom Arch Am Acad Optom [Internet]. 1973 Mar
[cited 2014 Oct 5];50(3):206–11. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/4511813
12. Mutti DO, Mitchell GL, Moeschberger ML, Jones LA, Zadnik K. Children
’ s Refractive Error. 2002;43(12).
13. Dekat BJ, Pada DM. Hubungan faktor keturunan, lamanya bekerja jarak
dekat, dengan miopia pada mahasiswa fk usu. 2010;1–39.
14. Tan DTH. The future is near: focus on myopia. Singapore Med J [Internet].
2004 Oct [cited 2014 Oct 5];45(10):451–5. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15455164
16. Jones L a, Sinnott LT, Mutti DO, Mitchell GL, Moeschberger ML, Zadnik
K. Parental history of myopia, sports and outdoor activities, and future
myopia. Invest Ophthalmol Vis Sci [Internet]. 2007 Aug [cited 2014 Sep
4];48(8):3524–32. Available from:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?
artid=2871403&tool=pmcentrez&rendertype=abstract
29. Rutstein RP, Daum KM, Amos JF. Accommodative spasm: a study of 17
cases. J Am Optom Assoc [Internet]. 1988 Jul [cited 2014 Oct
6];59(7):527–38. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/3403901
31. Yen MY, Liu JH, Kao SC, Shiao CH. Comparison of the effect of atropine
and cyclopentolate on myopia. Ann Ophthalmol [Internet]. 1989 May [cited
2014 Oct 6];21(5):180–2, 187. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2742290
32. Brodstein RS, Brodstein DE, Olson RJ, Hunt SC, Williams RR. The
treatment of myopia with atropine and bifocals. A long-term prospective
study. Ophthalmology [Internet]. 1984 Nov [cited 2014 Oct
6];91(11):1373–9. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/6514306