Anda di halaman 1dari 16

PERSPEKTIF ISLAM TENTANG PENYAKIT TURUNAN

(K. 23)
OLEH : Dr. H. Burlian Abdullah
TINJAUAN DARI ASPEK ILMU PENGETAHUAN
Definisi ;
Penyakit keturunan atau kelainan genetik adalah suatu kondisi yang disebabkan kelainan oleh
satu atau lebih gen yang menyebabkan suatu kondisi Fenotipe klinis. Dapat pula dikatakan
bahwa penyakit turunan adalah penyakit akibat keabnormalan genetik yang diturunkan oleh
orang tuanya.
Pathogenesis Penyakit
Ketidaknormalan atau keabnormalan jumlah kromosom seperti dalam Sindrom Down (adanya
ekstra kromosom 21) dan Sindrom Klinefelter (laki-laki dengan 2 kromosom X). Pada
Sindrom Huntington terjadi mutasi gen berulang yang dapat menyebabkan Sindrom X rapuh.
Gen yang rusak diturunkan oleh orang tua ketika individu lahir dari dua individu sehat
pembawa gen rusak tersebut. Akan tetapi dapat juga terjadi ketika gen rusak tersebut
merupakan gen yang dominan.
Penyakit turunan biasanya bersifat resesif atau tersembunyi sehingga baru muncul jika ada
faktor dari lingkungan seperti polutan, pola makan yang salah, dan sebagainya atau dalam
keadaan homozigot, sedang dalam keadaan heterozigot, fenotipe penyakit tidak muncul karena
tertutup oleh gen pasangannya yang dominan.
Salah satu contoh KASUS BUTA WARNA :
B = Normal
b = buta warna
Misalnya wanita carier / pembawa yang menikah dengan laki-laki normal :
X B X b >< X BY, maka hasilnya : X B X B, X BY, X B X b, X bY
normal, normal, carier, buta warna
Persentasinya : 50 % normal, 25 % carier, 25 % buta warna.
Dalam kajian genetika, sifat orang tua yang akan diwariskan kepada anaknya terdapat dalam
gen, yang jumlahnya diperkirakan 25.000 30.000 gen yang mengkode sifat yang akan
diturunkan.
1

Gen-gen ini terdiri dari DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) yang bertanggung jawab dalam
pembentukkan protein yang menyusun struktur dan fungsi tubuh manusia, DNA-DNA ini
tersusun dalam rangkaian kode-kode protein yang berbentuk pita memanjang dan berpasangan
satu sama lain membentuk pilinan pita disebut double heliks.
Molekul DNA terdapat dalam inti (nukleus) setiap sel tubuh manusia. DNA mempunyai 3
komponen dasar : pentosa, deoksiribo (kelompok fosfat) dan 4 tipe basa nitrogen yaitu
cytosin dan thimine yang merupakan golongan pirimidin, adenine dan guanine yang
merupakan golongan purin. Keempat basa nitrogen ini membentuk suatu urutan basa yang
mengkode suatu sifat dalam satu jalinan pita yang panjang yang akan berpasangan dengan
pita lainnya membentuk suatu Struktur DOUBLE HELIKS. Basa adenin akan berpasangan
dengan basa thinin, sedangkan basa guanine akan berpasangan dengan basa cytosin. Untuk
membentuk protein yang berperan dalam pembentukan struktur dan fungsi tubuh, maka pita
DNA akan memisah satu sama lain, kemudian salah satu pita akan memperbanyak diri
(replikasi) sesuai urutan basanya, lalu hasil replikasi (mRNA) akan melepaskan diri dari pita
DNA awal untuk menuju ke sitoplasma sel yang dikopi dan membentuk struktur yang
diinginkan.
Konsep Fisiologi Kromosom
Kromosom adalah kumpulan DNA dalam inti sel manusia. Ada 2 (dua) jenis kromosom :
1. Autosom yaitu kromosom yang bertanggung jawab dalam menentukan ciri daripada
tubuh manusia berjumlah 22 pasang kromosom atau 44 buah kromosom.
2. Kromosom sex (genosom) yaitu satu pasang kromosom yang bertanggung jawab
dalam menetukan jenis kelamin manusia, yaitu XX bila wanita dan XY bila pria.
Kromosom anak dibentuk dari gabungan setengah kromosom ayah yaitu 23 X atau 23 Y dan
kromosom ibu yaitu 23 X. Jadi bila salah satu atau keduanya memiliki kelainan pada
kromosom atau gen-nya maka akan dapat menimbulkan kelainan pada sang anak.
Kelainan genetik atau penyakit keturunan dapat terjadi karena adanya kesalahan dalam
mengkopi kode basa nitrogen dalam DNA yang dapat berupa hilang satu atau lebih basa
nitrogen atau duplikasi basa nitrogen yang bila berlangsung dalam jumlah yang besar bahkan
dapat sampai menimbulkan kelainan dalam kromosom yang terbentuk.
2

Kelainan genetik ini dapat dibagi menjadi 4 (empat) kategori besar yaitu :
1.Kelainan kromosom dimana keseluruhan kromosom menghilang atau berduplikasi atau
menyimpang, maka akan timbul kelainan pada struktur yang dikode oleh kromosom
tersebut. Contoh :
- Sindroma down
- Sindroma klinefelter
- Trisomi 13
- Trisomi 18
- Sindrom turner
- Dll
2.Kelainan dimana satu gen menyimpang (single gene disorder). Contoh :
- Adenomatous poliposis coli
- Penyakit ginjal polikistik dewasa
- Defisiensi antitripsin
- Kistik fibrosis
- Distrifi muskular duchenne
- Hipercholesteromia familial
- Sindroma fragile X
- Hemochromatosis / buta warna
- Hemophilia A
- Kenker colorectal non poliposis herediter
- Penyakit huntington
- Sindroma marfan
- Distrofi myotonic
- Neurofibromatosis tipe 1
- Osteogenesis imperfecta
- Phenyilketonuria
- Retinoblastoma
- Penyakit sickle sel / sickle sel anemia
- Penyakit tay-sachs
- Thalesemia , Dll
3

3.Kelainan multifaktorial dimana merupakan hasil dari kombinasi kelainan genetik dan
pengaruh lingkungan. Dibagi jadi dua kategori :
a.Malformasi kongenital yaitu kelainan pada proses pembentukan janin saat dalam
kandungan ;
- Sumbing baik sumbing bibir hingga ke langit-langit mulut
- Club foot
- Kelainan jantung congenital
- Defek pada tude neural seperti spina bifida dan anencephaly
- Stenosis pyloric
- Dll
b.Penyakit pada orang dewasa, dalam hal ini orang tersebut sudah punya faktor kelainan
genetik dalam dirinya tetapi gejala penyakit baru muncul ke permukaan akibat paparan
faktor lingkungan luar. Contoh :
- Alkoholisme
- Penyakit alzheimer / pikun
- Kelainan efek bipolar
- Kanker (untuk semua tipe)
- Diabetes tipe 1 dan 2
- Penyakit jantung atau stroke
- Schizophrenia
- Dll
4.Kelainan mitochondrial, biasanya hanya sebagian kecil penyakit keturunan disebabkan oleh
kelainan ini. Contoh :
- Sindroma kaerns-sayre
- Leber hereditery optic neuropathy (LHON)
- Mitochondrial encephalophaty, lactic asidosis dan episode seperti stroke (MELAS)
- Myoclonic epilepsi dan ragged red fiber disease (MERRF)
- Dll

Penyakit Turunan
Diperkirakan ada sekitar 4000 penyakit turunan / genetik yang sudah diindentifikasi. Sebagian
besar penyakit turunan langka dan hanya terjadi pada 1 (satu) individu dari sekitar ribuan
atau jutaan individu.
Berikut ini beberapa contoh penyakit turunan :
1.HEMOFILI, tidak dapat memproduksi faktor pembeku darah, sehingga luka kecil (lecet /
memar) dapat menyebabkan kematian karena perdarahan.
2.BUTAWARNA, tidak dapat menangkap panjang gelombang cahaya tertentu. Butawarna
parsial tidak dapat membedakan biru, hijau, biru-merah dan merah-hijau.
3.ALBINO, tidak adanya pigmen warna melanin, rentan terhadap kanker kulit dan tidak
tahan sinar.
4.GANGGUAN MENTAL, kerusakan syaraf karena kadar asam fenilpirufat di dalam darah
terlalu tinggi.
Mekanisme Penyakit - Penyakit Tersebut.
1. HEMOFILI, kelainan kromosom dari induk, sehingga tidak adanya gen pembeku
darah
2. ALBINO, kelainan kromosom induk, sehingga tidak adanya gen melanin, tidak
produksinya enzim pembentuk melanin, maka tidak adanya pigmen melanin..
Penyakit turunan tidak menular dan tidak dapat disembuhkan (atau belum dapat memperbaiki
kelainan genetik) serta akan terus diwariskan pada keturunannya. Kita dapat mengetahui
apakah kita memiliki kelainan genetik dalam kromosom atau tidak, hanya dengan melakukan
pemeriksaan DNA saja.

TINJAUAN DARI PERSPEKTIF ISLAM


Mengenal Identitas Manusia
Di dalam Al Quran disebutkan sifat-sifat baik (positif) dan buruk / kelemahan (negatif)
manusia antara lain :
1.Manusia adalah makhluk atau yang di ciptakan.(Q.S. 96/2, 22/5, 23/123, 11/61, 15/26,
25/54, 86/5, 32/8, 4/1)
2.Manusia adalah makhluk yang lemah (fisik,mental,ilmu.(Q.S.4/28,30/54,17/85)
3.Manusia tidak mengetahui yang ada di dalam rahim dan yang akan terjadi. (Q.S.31/34)
Diantara sifat baik (positif) manusia antara lain :
1.Manusia adalah makhluk yang dimuliakan dan sebagus-bagusnya ciptaan Allah. (Q.S. 17/70,
95/4)
2.Manusia diambil kesaksian oleh Allah di alam arwah. (Q.S.7/172-173)
3.Manusia penerima amanah, penguasa dan pemakmur bumi. (Q.S.33/72,2/30,11/61)
4.Manusia adalah makhluk beradab dan berbudaya. (Q.S.7/26,31, 80/24-32,89/6-10)
5.Manusia adalah abdi Allah. (Q.S.51/56)
6.Manusia mencari dan memohon keridhaan Allah, serta keselamatan dunia akhirat.
(Q.S.2/200-201,2/207)
Mengenal Kekuasaan Allah atas ciptaan-Nya
1.Allah yang menciptakan segala sesuatu dan mengetahuinya, baik yang nyata dan tak tampak
(ghaib). (Q.S. 6/101-102,103, 6/73, 6/59)
2.Allah telah menetapkan di Lauh Mahfuzh apa yang akan terjadi, termasuk kehamilan /
kelahiran. (Q.S. 35/11, 57/22)
3.Allah yang menimpakan dan memberikan apa yang tidak diinginkan (mudharat) dan yang
diinginkan (Al-Khair) manusia. (Q.S.6/17,18,10/107, 16/53, 4/78,79)
4.Allah yang memberikan anak / cucu atau keturunan kepada manusia. (Q.S.16/72,78,4/1)
5.Allah mengajarkan dan memperkenankan doa suami istri selaku hamba-Nya untuk
memperoleh keturunan. (Q.S.7/189,25/74,14/39,37/100-101,19/2-9 h.a.2/186, 40/60)

6.Allah mempunyai 5 otoritas atas peristiwa dialam semesta : kapan terjadi hari kiamat,
turunnya hujan yang ada di dalam rahim, kepastian yang akan dikerjakan manusia dan
tempat manusia mati. (Q.S.31/34)
7.Di dalam sabda Rasulullah SAW dijelaskan peristiwa yang dialami bayi di dalam
kandungan.
Sesungguh seseorang diantaramu pada penciptaannya di dalam rahim selama 40 hari
berbentuk nuthfah, kemudian berbentuk alaqah selama itu pula, kemudian menjadi
mudhqhah selama itu pula, kemudian Allah mengutus malaikat kepadanya yang membawa
emapat perintah (kalimat) dan dikatakan kepada malaikat : catat amal perbuatannya,
rizkinya,ajalnya dan celaka atau bahagia hidupnya, kemudian dihembuskan ruh kepada
bayi tersebut. (H.R.Bukhori, Muslim, Tirmidzi dan Abu Daud dari Ibnu Masud)
Perkawinan dalam Islam
Perkawinan dalam Islam diatur secara luas dalam Hukum Islam (Hukum Munakahah) karena
ia merupakan peristiwa akbar, sakral, momental dan Strategis :
a. Ia merupakan peristiwa akbar, karena Allah telah mensejajarkan dalam rangkaian ayat-ayat
tentang penciptaan manusia (pria dan wanita), alam semesta dengan berbagai fenomenanya,
sebagian dari tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya untuk menjadi pemikiran renungan
manusia. (Q.S.30/20-26)
b. Ia merupakan peristiwa sakral, suci dan mulia karena ia merupakan manifestasi ketaatan /
kepatuhan dalam memenuhi panggilan syariat Islam. (Q.S.8/24)
Manifestasi keimanan dan ketaqwaan dalam mata rantai pengabdian yang utuh kepada
Allah. (Q.S.24/51,52,54)
Nabi Muhammad SAW bersabda :
An Nikahu sunnati wa man lam yamal bi sunnati falaisa minni :
Nikah itu sunnahku (jalan hidupku), maka bukanlah dari golonganku bagi siapa yang
tidak mengikuti sunnahku.
Man tazawwaja faqad akhraza syathra dinihi,falyattaqillaha fisy-syathril akhar :
Siapa yang nikah sungguh ia telah menunaikan separuh agamanya, bertaqwalah
kepada Allah separuh sisanya dalam kehidupan berumah tangga.
7

c. Ia merupakan peristiwa momental, saat yang sangat bersejarah dalam kehidupan pribadi
seseorang (inner life story) dalam menapak masa depannya, suatu tahapan mematangkan /
mendewasakan diri dalam arti luas, untuk memikul tanggung jawab, pemimpin dari unit
terkecil masyarakat yang terdiri isteri (dan anak-anak). (Q.S.4/34)
d. Ia merupakan peristiwa yang memiliki nilai-nilai strategis, karena sangat luas lingkup
jangkaunnya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Karena itu orangorang arif bijaksanan melukiskan perkawinan bagaikan membangun sebuah negara kecil di
bumi-to build a small country in the world. Perumpamaan ini mengandung makna yang
amat dalam, betapa kompleknya kehidupan berumah tangga, menjadi sendi kehidupan
bermasyarakat dan bernegara, sehingga sebagai Negara Kecil ia memiliki wilayah
kekuasaan

(teritorial)

yang

bernama

rumah

tangga,

memiliki

warga

negara

(suami,isteri,anak) dan memiliki pengakuan keberadaannya (keluarga besarnya dan majelis


pernikahan). Karena itu ia memiliki kedaulatan dan kewenangan untuk mengatur rumah
tangganya sendiri diatas tatanan hukum peraturan perundang-undangan yang mengikat
setiap anggota keluarga / warganya, dalam tata krama, etika dan moral kehidupan berumah
tangga.
Islam sebagai agama wahyu terakhir, tidak hanya mengajarkan tatanan hubungan antar
manusia secara universal, tetapi juga secara mendasar tentang hubungan, etika dan
moralitas dalam kehidupan berumah tangga, suatu hubungan antar manusia (interpersonal)
yang paling frekwens dan intens yang ditata atas dasar ketaqwaan kepada Allah (49/13),4/1)
yang pada garis besarnya dapat disarikan dari Al Quran antara lain :
a. Mencari jodoh yang seiman dan perilaku tidak tercela. (Q.S.2/221,24/3,26,4/22,23,25)
b. Menjauhkan diri dari penyalahgunaan dan penyimpangan dari kesucian hubungan
seksual (17/32,29/28,29)
c. Menjaga keharmonisan rumah tangga (bergaul yang baik), memberi nafkah yang halal,
saling mempercayai, tidak mengucapkan kata-kata dan perbuatan tercela seperti
zhihar,ila). (Q.S.4/19,58/1-4 h.a.4/34-35,15-16,24/4-10,2/226)
d. Menjaga rahasia kehidupan rumah tangga. (Q.S. 4/34, 66/1-5)
e. Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan anak, generasi penerus yang saleh dan calon
ahli syurga, dengan jalan :
8

- Melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab. (Q.S. 66/6, 64/14 h.a. 2/223, 65/6, 4/9,
19/59-61)
- Menyadari bahwa anak adalah anugrah Allah dan generasi penerus. (Q.S. 4/1, 49/13,
16/72, 25/54,30/20-21,19/77-80,26/132-133,17/6,72/12,74/12-13)
- Anak adalah dambaan, kekayaan dan sumber kegembiraan orang tua. (Q.S. 13/14,
18/46, 57/20, 37/100-101, 12,51/28, 11/71,42-46, 3/38-39, 19/2-9,21/89-90, 12/21,
87, 28/9)
- Anak adalah fitnah (ujian) dan amanat Allah. (Q.S.64/15,8/27-28,23/55-56)
- Menghindarkan kemurkaan Allah karena anak (membunuh anak, melahirkan anak
durhaka, sumber kesombongan). (Q.S. 63/9, 2/49, 14/6, 7/127, 141, 28/4, 40/25,
6/137, 140,151, 17/31, 60/12, 16/50-59, 43/17, 81/8, 46, 17-18, 71/21, 27, 11/43,
18/39-40, 34/35, 57/20, 9/55, 85, 102/1-2)
- Anak tidak dapat memberi syafaat di hari akhir. (Q.S. 34/37, 26/88-89, 60/3, 3/10,
116, 58/17, 70/10, 10-18, 80/33-37)
- Mengacu akan keteladanan figur-figur manusia pilihan dalam mendidik anak yang
saleh/berbakti, pewaris syurga (Ibrahim, Yakub, Sulaiman, Zakaria, Luqmanul
Hakim, keluarga Imran, Maryam dan sebagainya). (Q.S. 5/2/29, 71/28, 14/35-41,
21/130-133, 12/87, 27/19, 19/6, 145/110, 19/32, 33/59, 31/13-19, 25/74, 12/5,
37/102, 17/64, 3/35)
- Anak yang saleh akan bersama orang tua yang saleh berada di syurga (inilah hakikat
kecintaan terhadap anak dan sebaliknya). (Q.S. 13/22-23, 19/59-61, 34/37, 40/7-9,
52/21)
- Etika rumah tangga (anak-anak dan pembantu dan sebagainya). (Q.S.24/58-60)
- Sampai kepada pemecahan masalah perselisihan (syiqa) dan perceraian diselesaikan
dengan cara yang terbaik (maruf dan ihsan) serta masalah mahar, iddah dan
mutah, wasiat dan waris. (Q.S.4/4,2/234-237,240-242,226-232,33/49,65/1-7)
Hikmah Kehidupan Berumah Tangga
Bertolak dari fungsi khilafah dan tujuan hidup manusia, maka ditinjau dari aspek agama Islam
sekurang-kurangnya ada empat hikmah utama dalam perkawinan :
9

1.Upaya pemenuhan naluriyah/biologis yang wajar, sesuai dengan martabat manusia sebagai
makhluk Allah yang berada dan berbudaya, dengan menghindarkan segala bentuk seksual
demoralisasi. (Q.S.17/32,4/15,7/80)
2.Upaya menjaga kelestarian dan eksistensi manusia di muka bumi ini (4/1,16/72). Dalam
hubungan inilah Rasulullah menganjurkan mencari jodoh yang mampu memberikan
keturunan :
Hendaklah kamu mengawini perempuan yang subur dan penyayang, karena dengan
kalianlah umatku menjadi lebih banyak dari pada umat Nabi (lain) pada hari kiamat.
(H.R.Ahmad)
3.Upaya investasi kemanusiaan (human investment) dengan meninggalkan generasi yang
berkualitas (yang saleh) yaitu generasi yang sehat jasmaninya, cemerlang daya
fikirnya,agung amal karyanya dan luhur budi pekertinya, dalam bingkai iman dan taqwa
kepada Allah yang diharapkan akan mampu menjaga martabat dan kehormatan diri, orang
tua,bangsa,negara dan agamanya. (Q.S.4/9,17/23-24,31/14,46/15)
Dalam sabda Rasulullah SAW dinyatakan :
Sesungguhnya lebih baik bagi kamu meninggalkan keturunan dalam kecukupan dari
pada kamu meninggalkan mereka menjadi beban orang lain. (H.R.Bukhori dan
Muslim dari Saad bin Abi Waqas)
4.Upaya meletakkan landasan utama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara dengan
memberikan hak, kewajiban dan tanggung jawab bagi suami dan isteri sesuai dengan kodrat
alamiyahnya masing-masing (4/34,4/19, Al-Hadits) serta penonjolan prinsip musyawarah
dan mufakat dalam memecahkan setiap permasalahan yang timbul. Dan di dalam rumah
tangga terletak batu ujian, sejauh mana seseorang bersifat amanah / jujur atau tidak dalam
melaksanakan kepemimpinan seperti yang dinyatakan oleh Rasulullah SAW :
Orang yang diperintahkan oleh Allah untuk memimpin, lalu ia mati, sedang di waktu mati,
ia dalam keadaan berkhianat terhadap yang dipimpinya, tidak ada yang diterimanya dari
Allah selain Allah mengharamkan syurga baginya. (H.R.Bukhari dan Muslim dari Maqil
bin Yasar).
Di dalam H.R.Bokhari, Ahmad dan Abu Daud dinyatakan Rasulullah SAW, bahwa setiap
kamu adalah pemimpin, seorang suami adalah pemimpin keluarganya dan seorang isteri
10

adalah pemimpin dalam (tata rumah tangganya), semuanya diminta pertanggung


jawabannya oleh Allah SWT.
Keempat hikmah yang disebutkan di atas yang ingin diperoleh melalui perkawinan
bukanlah hal yang mudah, banyak hambatan dan rintangan, bahkan dalam kenyataannya
tidak jarang merupakan ancaman yang serius bagi kelangsungan hidup berumah tangga,
hambatan dan ancaman tersebut dapat digolongkan kepada penyakit rumah tangga.
Tidak ada contoh kehidupan rumah tangga yang terbaik, selain mencotoh kehidupan rumah
tangga Rasulullah SAW, dalam kesederhanaan hidup beliau dan keluarganya, beliau
menggambarkan : Baity jannaty (rumah tanggaku adalah syurgaku) dengan resep yang
beliau berikan :
- Hindarkanlah segala perbuatan haram, anda akan menjadi manusia yang berbakti.
- Ridhalah dengan apa yang diberikan Allah kepada anda, anda akan menjadi orang
yang terkaya
- Berbuat baiklah dengan tetangga anda, anda akan menjadi orang yang benar-benar
beriman
- Cintailah sesama manusia seperti anda mencintai diri anda sendiri, pasti anda akan
menjadi orang yang benar-benar muslim
- Jangan anda terlalu banyak tertawa, karena hal tersebut akan mematikan budi
nurani.
Sebagai insan takwa yang menginginkan cinta kasih dan sayang (mawaddah wa rahmah
sebagai curahan rahmat Allah, maka berupayalah untuk menjaga keserasian dan
keseimbangan hidup duniawiyah dan ukhraniyah, hubungan dengan Allah dan hubungan
dengan sesama manusia seperti yang dinyatakan oleh Allah di dalam (Q.S.4/36-37):
Sembahlah Allah dan janganlah kamu memperseketukan-Nya dengan sesuatupun. Dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapa, karib, kerabat, anak anak yatim, orangorang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil
dan hamba sahaya (pembantumu). Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang sombong dan membangg-banggakan diri (yaitu) orang-orang kikir, dan menyuruh
orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya
kepada mereka. Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang
menghinakan.
11

Dari apa yang dipaparkan di atas jelaslah bahwa kebahagiaan, kesejahteraan hidup hakiki
(termasuk kehidupan berumah tangga) akan dapat terwujud apabila setiap muslim benarbenar dapat memahami,menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan sebaik-baiknya,
lebih-lebih lagi dalam mengantisipasi dinamika dan kompleksitas kehidupan di era
globalisasi (dalam seluruh aspek kehidupan), maka Islam sebagai pedoman hidup harus
difahami secara benar, sesuai dengan peranan dan sifatnya yang universal dan rahmatan lil
alamin. Al Quran memberikan 3 wasiat utama agar hidup ini lebih bermakna dan
memberikan nilai tambah dan beruntung yaitu :
1) bacalah Kitab Allah Al Quran (dengan haqqa tila watih-sebenar-benar bacaan /
pemahaman / pengamalan)
2) dirikanlah shalat untuk memperkuat ketahanan iman
Hal ini selaras dengan sabda Rasulullah SAW :
Nawwiru manazilakum bishshalati wa qira atil Quran (sinarilah rumah
tanggamu dengan mendirikan shlat dan membaca Al Quran).
3) belanjakanlah harta dijalan Allah sebagai wujud kepedulian terhadap sesama.
(Q.S.35/29-30)
Di dalam Undang-undang No : 10 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan
pembangunan Keluarga Sejahtera dinyatakan bahwa Keluarga Sejahtera adalah
keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah maupun memenuhi
kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antara
keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah bersama-sama masyarakat dalam
pembangunan Keluarga Sejahtera untuk meningkatkan kualitas keluarga agar memiliki
kemandirian dan ketahanan yang tinggi sehingga dapat melaksanakan fungsinya secara
optimal yang meliputi 8 (delapan) fungsi : fungsi keagamaan, fungsi sosial budaya,
fungsi cinta dan kasih sayang, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi (keturunan),
fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi ekonomi dan fungsi pelestarian lingkungan.
Agaknya kedelapan fungsi keluarga ini merupakan penjabaran atau perwujudan dari
rumusan Keluarga Sakinah penuh dengan mawaddah, wa rahmah yang dijanjikan Allah
12

di dalam Al Quran dalam tatanan kehidupan masyarakat Indonesia yang berdasarkan


falsafah dan ideologi Pancasila.
Fungsi keagamaan yang merupakan salah satu fungsi utama dari 8 (delapan) fungsi diatas,
dapat merujuk kepada Sabda Rasulullah SAW yang memberikan 5 (lima) indikator
Keluarga Sakinah :
a. Bila keluarga itu taat menjalankan ajaran agama
b. Bila anggota keluarga yang muda menghormati yang lebih tua
c. Bila mencari penghidupan (rezki) dengan jalan yang halal, tidak tamak / serakah
d. Bila membelanjakan hartanya dengan hemat dan sederhana, tidak boros, tidak kikir
e. Bila senantiasa melakukan introspeksi diri (muhasabah) untuk melihat kekurangan dan
kesalahannya sehingga cepat bertaubat kepada Allah SWT. Sebaliknya jika Allah
menghendaki keluarga itu tidak bahagia maka Dia membiarkan keluarga itu dalam
kesesatan. (H.R.Ad Dailamy)
Kedudukan Anak Dalam Islam
Di dalam Al Quran di kenal 4 (empat) tipologi atau model anak :
1.Anak merupakan hiasan dunia dan diarahkan menjadi anak yang saleh. (Q.S.18/46)
2.Anak menjadi fitnah (ujian) bagi orang tuanya. (Q.S.64/5, 8/28)
3.Anak menjadi musuh bagi orang tuanya. (Q.S.64/4)
4.Anak yang takwa pemimpin orang yang takwa merupakan dambaan hamba Allah.
(Q.S.25/74)
Disamping itu Islam mengajarkan bagaimana pengaturan terhadap bayi yang baru lahir,
serta perilaku sang ibu yang sedang hamil. (Q.S.3/33-37), kesungguhan dalam pemeliharaan
anak (Q.S.4/9)
Nilai-Nilai Islami Dalam Hubungan Suami Isteri :
1. Hubungan seksual suatu kebutuhan dalam konteks ibadah kepada Allah melalui
pernikahan. (Q.S.2/187, 2/222, 223)
2. Larangan hubungan seksual dengan isteri yang sedang haid dan nifas. (Q.S.2/222)
3. Larangan penyimpangan seks dari hubungan seks diluar nikah sebagai perbuatan keji
(zina, homo sex). (Q.S.4/15, 7/80,17/32,24/2-3)
13

4. Larangan menikah yang mempunyai hubungan darah / keluarga (nasab). (Q.S. 4/22,23)
5. Rasulullah SAW memberikan tuntunan tentang hubungan seksual suami isteri :
Rasulullah SAW bersabda : Apabila seseorang diantara kalian akan
berhubungan dengan isterinya, hendaklah ia mengucapkan ; Dengan nama
Allah, Ya Allah, jauhkanlah kami dari syetan, dan jauhkanlah syetan itu dari apa
yang telah Engkau izinkan kepada kami (dari keturunan kami), dan kalau
ditakdirkan suami isteri itu punya anak dari hubungannya itu, maka syetan tidak
akan memudharatkan anak itu selama-lamanya. (H.R.Bukhari dan Muslim dari
Ibnu Abbas r.a)
6. Kewajiban mandi janabah pasca hubungan seksual. (Q.S. 2/222)
dan didukung oleh Hadits :
Berhentilah sekedar yang biasa terhalang oleh haidmu, kemudian mandilah.
(HR.Muslim dari Aisyah r.a)
Apabila bertemu dua penyumatan, maka sesungguhnya telah diwajibkan mandi
meskipun tidak keluar mani. (H.R.Muslim).
KESIMPULAN :
1. Ditinjau dari aspek ilmiah dapat disimpulkan :
a.Penyakit turunan merupakan peristiwa yang substansial dan komplit yang terjadi di dalam
bagian terkecil dari struktur tubuh manusia yaitu sel tubuh, yang disebabkan oleh
beberapa kemungkinan seperti kelainan genetik, gen yang menyimpang, kelainan
multifaktorial dan kelainan mitochondrial.
b.Penyakit turunan pada manusia hanya dapat di ketahui secara dini bila dilakukan
pemeriksaan DNA
c.Penyakit turunan bersifat resesif dan dapat manifes atau muncul karena faktor lingkungan.
d.Penyakit turunan tidak dapat dicegah dan diobati, serta akan terus diwariskan kepada
keturunannya.
2.Ditinjau dari perspektif Islam dapat disimpulkan :
a.Sesuai dengan salah satu tujuan Hukum Islam (maqashid al syariah) adalah menjaga
keturunan (hifzh al nasl), maka memperoleh keturunan tanpa penyakit turunan suatu
yang didambakan setiap keluarga Muslim.
14

b.Mengingat penyakit turunan tidak dapat dicegah dan tidak mudah diketahui serta dilandasi
suatu keyakinan yang kuat bahwa Allah-lah yang menentukan semua Ciptaan-Nya
(termasuk kehamilan), maka suatu kewajiban bagi setiap individu Muslim mengikuti
pedoman atau tuntunan Islam (Al Quran dan As Sunnah) dalam membangun kehidupan
berumah tangga, mulai dari mencari jodoh sampai upaya memperoleh keturunan yang
saleh. Lima indikator atau parameter rumah tangga sakinah harus diupayakan
penerapannya, di samping doa yang diajarkan Allah di dalam Al Quran pada Q.S.25/74
dengan sepenuh penghayatan.
c.Bagi penyandang penyakit turunan, sepanjang tidak mengalami cacat atau gangguan
mental, masih tetap melaksanakan kewajiban sebagai seorang Muslim sebatas
kemampuannya seperti yang dinyatakan :
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
(Q.S.2/286)
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan mu dan orang-orang
sebelummu, agar kamu bertakwa. (Q.S.2/21)
Dan Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku. (Q.S.51/56)
Diangkat pena (tidak dicatat) karena tiga hal yaitu orang yang terganggu akal
(ingatannya) sampai ia sadar, sampai ia dewasa (mukallaf). (H.R.Ahmad, Abi Daud
dan Hakim).
DAFTAR KEPUSTAKAAN :
1.Al Quran Al Karim dan Al Hadits
2.Burlian Abdullah, Ragam Perilaku Manusia menurut Al Quran, Cahaya Abadi offset,
Palembang (2009)
3.Medical genetics 3 rd edition, 2006. www.scq.ubc.ca
4.Suryo, Genetika Manusia, Gajah Mada University Press, 1997
Palembang, 01 Maret 2010
Dr.H.Burlian Abdullah.
15

16

Anda mungkin juga menyukai