Poppy Syafnita2
1
Program Studi Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti;
2
Departemen Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Alamat korespondesi:
1
Apartemen Mediterania 1 Tower Bougenville Lt. 3 EC, Tanjung Duren, Jakarta
LATAR BELAKANG
Ketombe merupakan kelainan kulit kepala yang dapat menyerang penduduk dunia
pada segala usia dan pada setiap jenis kelamin dan etnis. Berbagai jamur Malassezia
merupakan faktor etiologi utama terjadinya ketombe. Faktor lain yang mempengaruhi
terjadinya ketombe adalah kadar sebum yang meningkat yang dapat diakibatkan oleh
penutupan permukaan kulit kepala oleh suatu substansi di kepala seperti helm.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara lama
penggunaan helm dan kejadian ketombe pada pengemudi ojek.
METODE
Penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan desain cross-sectional
yang dianalisis dengan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95%.
Studi ini meliputi analisis univariat dan bivariat terhadap variabel lama penggunaan
helm dengan kejadian ketombe. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 128 sampel
pengemudi ojek.
HASIL
Hasil analisis bivariat dari 128 sampel dengan uji statistik chi-square dengan tingkat
kemaknaan 5% (α=0,05), variabel usia dan kejadian ketombe didapatkan p=0,398 dan
variabel lama penggunaan helm dan kejadian ketombe didapatkan p=0,004.
KESIMPULAN
Tidak terdapat hubungan antara usia dan kejadian ketombe pada pengemudi ojek dan
terdapat hubungan antara lama penggunaan helm dan kejadian ketombe pada
pengemudi ojek.
Kata kunci: lama penggunaan helm, ketombe, dermatitis seboroik, pengemudi ojek.
ABSTRACT
Relationship Between Duration Of Helmet Use And
Occurrence Of Dandruff In Motorcycle Taxi Drivers
BACKGROUND
Dandruff is a scalp disorder that infects population in the world on every age, gender,
and ethnicity, which is majorly caused by various Malassezia sp. Other factor that
affects the occurrence of dandruff is the increase of sebum level, which could be
caused by scalp coverage with a substance. One of the substance utilization is helmet.
This study is aimed to determine the relationship between duration of helmet use and
occurrence of dandruff in motorcycle taxi drivers.
METHODS
A cross-sectional observational study was conducted and a total of 128 motorcycle
taxi drivers were included. This study involved univariate analysis and bivariate
analysis toward duration of helmet use and occurrence of dandruff with level of
reliability at 95%.
RESULT
Chi-square analysis with level of significance at 5% (α = 0.05) showed the
relationship between age and occurrence of dandruff by p=0.398 and the relationship
between duration of helmet use and occurrence of dandruff by p=0.004.
CONCLUSION
This study revealed that there is no relationship between age and occurrence of
dandruff in motorcycle taxi drivers and there is a relationship between duration of
helmet use and occurrence of dandruff in motorcycle taxi drivers.
3
TEKS
PENDAHULUAN
masyarakat. Masyarakat membutuhkan jasa transportasi yang praktis dan juga cepat,
Ibukota yaitu Jakarta. Karena alasan inilah tidak sedikit masyarakat Jakarta yang
ojek dan kebutuhan masyarakat yang tinggi akan ojek di Jakarta menuntut para
dengan sinar matahari dan polusi udara. Tak jarang hal ini dapat menimbulkan
berbagai masalah kesehatan kulit. Salah satu masalah kulit yang dapat menggangu
Ketombe merupakan kelainan kulit kepala yang dapat menyerang penduduk dunia
pada segala usia dan pada setiap jenis kelamin dan etnis.(1) Ketombe umumnya
menyerang 50% pada populasi dewasa normal.(2) Berbagai jamur Malassezia pada
infeksi jamur, kulit akan mengalami deskuamasi lebih cepat sehingga terjadi
ketombe.(4) Faktor lain yang mempengaruhi terjadinya ketombe adalah kadar sebum
yang meningkat. Kadar sebum yang meningkat dapat dipengaruhi oleh lingkungan
yang panas dan lembab pada kulit kepala.(5) Lingkungan yang panas dan lembab pada
kulit kepala dapat diakibatkan oleh penutupan permukaan kulit kepala oleh suatu
substansi di kepala. Salah satu substansi yang pada penggunaanya dapat menutupi
4
permukaan kulit kepala adalah helm. Penutupan permukaan kulit kepala dapat
kulit.(6) Peningkatan suhu 1⸰C akan meningkatkan ekskresi sebum sebanyak 10%.(7)
ketombe lebih umum terjadi pada lingkungan yang memiliki kelembaban yang tinggi
dan panas.(9)
menggunakan helm yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Hal ini
bertujuan untuk menjaga keselamatan para pengendara sepeda motor dari cedera
kepala saat terjadi kecelakaan dan mengalami benturan kepala, dalam batas
penelitian pada tahun 2011 yang dilakukan pada pengemudi kendaraan sepeda motor
5
akibat penggunaan helm maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
hubungan antara lama penggunaan helm dan ketombe pada pengemudi ojek.
METODE
sampel sesuai kriteria inklusi dan eksklusi terhadap pengemudi ojek laki-laki di
Tanjung Duren Raya, Jakarta Barat. Jumlah sampel minimal sesuai perhitungan besar
Analisis data menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dengan uji statistik
HASIL PENELITIAN
ojek laki-laki di Tanjung Duren Raya pada bulan September – Desember 2017.
Sampel penelitian telah menggunakan helm lebih dari 6 bulan dan bersedia mengikuti
penelitian. Sampel yang berusia diatas 60 tahun tidak diikutsertakan dalam penelitian.
6
Hasil Analisis Univariat
Karakteristik responden
Usia
≤6 Jam 42 32,8 %
Ketombe
Berketombe 75 58,6%
ini. Berdasarkan usia didapatkan 94 responden berusia 19-39 tahun (73,4%) dan 34
menggunakan >6 jam (67,2%). Kemudian, hasil dari wawancara dan pemeriksaan
berketombe (41,4%).
7
Hasil Analisis Bivariat
Ketombe
Variabel Nilai p
Berketombe Tidak berketombe
Usia
Lama Penggunaan
Helm
responden yang berketombe (56,4%) sedangkan subjek yang berusia 40-60 tahun
sebesar 22 responden (64,7%). Kemudian pada subjek yang berusia 19-39 tahun
berusia 40-60 tahun sebesar 12 responden (35,3%). Berdasarkan uji Chi-Square, nilai
8
Pada subjek yang menggunakan helm ≤6jam didapatkan 17 responden yang
menggunakan helm >6 jam sebesar 58 responden (67,4%). Kemudian pada subjek
(59,5%) sedangkan subjek yang menggunakan helm >6 jam sebesar 28 responden
sehungga disimpulkan terdapat hubungan antara lama penggunaan helm dan kejadian
PEMBAHASAN
helm pada subjek umumnya adalah >6 jam (67,2%). Hal ini disebabkan karena pada
subjek yang diteliti yaitu pengemudi ojek mayoritas menjadikan profesi ini sebagai
penghasilan yang tetap namun bergantung terhadap banyaknya penumpang dan jarak
yang ditempuh sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama menggunakan helm
agar dapat mencapai penghasilan yang diharapkan. Untuk usia pada subjek umumnya
9
Hubungan antara Usia dan Kejadian Ketombe
tahun berketombe (56,4%). Pada responden yang berusia 40-60 tahun terdapat 22
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Xu Z, et al yang
Hasil penelitian ini tidak sesuai teori yang menyatakan bahwa usia merupakan
salah satu faktor resiko terjadinya ketombe karena pada usia remaja dan dewasa muda
(15-39 tahun) kelenjar sebasea aktif menghasilkan sebum.(28) Hasil yang tidak sesuai
ini dapat disebabkan oleh karena adanya faktor lain yang lebih mempengaruhi untuk
terjadinya ketombe yaitu seperti lama penggunaan helm yang berbeda walaupun
helm ≤6 jam berketombe (40,5%). Hasil ini lebih kecil secara bermakna
10
Riwayat lama penggunaan helm mengakibatkan kondisi kepala menjadi
lembab akibat produksi sebum yang berlebihan yang kemudian memicu untuk
terjadinya ketombe.(30) Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Xu Z, et
ketombe.(27)
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa kelembaban
peningkatan produksi kelenjar sebasea sehingga flora normal yaitu jamur Malassezia
berkembang biak secara berlebihan pada kulit kepala.(19) Infiltrasi Jamur Malassezia
pada epidermis sehingga terbentuklah serpihan kulit halus di permukaan kulit kepala
yang disebut ketombe.(31) Penutupan permukaan kulit kepala akibat penggunaan helm
selama 15 menit dapat meningkatkan suhu kulit kepala 3% dengan penyebaran panas
utama di bagian puncak kepala.(32) Angka ini akan lebih tinggi lagi jika seseorang
berada di luar ruangan dengan waktu yang lebih lama.(33) Semakin tinggi suhu kulit
kepala menyebabkan produksi sebum meningkat yang menjadi faktor resiko untuk
terjadinya ketombe.
11
KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini yaitu tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara usia dan kejadian ketombe pada pengemudi ojek sedangkan
antara lama penggunaan helm dan kejadian ketombe pada pengemudi ojek terdapat
hubungan yang bermakna. Oleh karena itu populasi yang menggunakan helm dalam
kepala dengan keramas lebih sering, membuka helm ketika tidak sedang mengendarai
motor dan mencuci helm secara rutin. Selain itu mengingat adanya keterbatasan
pendidikan), jenis helm dan lama bekerja (part time atau full time). Penelitian
12
UCAPAN TERIMAKASIH
berpartisipasi dalam penelitian ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan orang tua
yang telah memberikan bantuan dana. Tidak lupa peneliti sampaikan juga rasa terima
kasih kepada Prof. Dr. Adi Hidayat, MS dan dr. Triseno Dirasutisna, Sp.An selaku
penguji I dan II yang telah memberikan masukan dan saran bagi peneliti dalam ujian
13
DAFTAR PUSTAKA
1044.1000019.
4. Tan S, Marlyn GK, Winsy FTW. Hubungan antara penggunaan helm dengan
jumlah koloni Malassezia pada kulit kepala pengemudi kendaraan bermotor roda
38: 160-5.
6. Remington JP, Gennaro AR. The science and practice of pharmacy. Edisi ke-21.
14
8. British Association of Dermatologist. Seborrheic Dermatitis. London: BAD.
2015.
genus in skin and systemic diseases. Clin Microbiol Rev. 2012; 25: 106–41.
10. Parwanto EH. Signifikasi helm SNI sebagai alat pelindung pengendara sepeda
11. Septiana TC. Lesson learned peralihan mata pencaharian masyarakat sebagai
with the conjoined interactions between host and microorganisms. Us Med. 2016;
6: doi:10.1038/srep24877.
13. Tumer GA, Hoptroff M, Harding CR. Review stratum corneum dysfunction in
15. Kindo Aj, Sophia SKC. Seborrheic dermatitis due to Malassezia species in
16. Schwartz JR, Andrew G, Antonella, Gail T, Maria H, Roderick JH, et al. A
a more precise definition of scalp health. Acta Derm Venereol 2013; 93: 131–137.
15
17. Zisova LG. Malassezia species and seborrheic dermatitis. Plovdiv. 2009; 51: 23-
33.
corneum and impaired barrier function. Arch Dermatol Res. 2002; 294: 221-30.
20. Park HK, Ha MH, Park SG, Kim MN, Kim BJ, Kim W. Characterization of the
16