3. Fase kronis
Setelah 1-3 tahun akan terjadi disfagia lagi oleh karena telah terbentuk
jaringan parut, sehingga terjadi striktur esofagus. Gejala lain yang bisa
timbul adalah fistula, hipomotilitas saluran cerna, dan peningkatan resiko
kanker saluran cerna.
Diagnosis
Anamnesis
Berdasarkan anamnesis ditegakkan dengan adanya riwayat tertelan zat korosif atau zat
organik, serta ditunjukkan dengan keluhan utama pasien rasa terbakar pada daerah
kerongkongan, rasa nyeri yang hebat, serta bisa juga mengeluhkan susah menelan
Pemeriksaan fisik
Masuknya zat korosif melalui mulut dapat diketahui dengan bau mulut ataupun muntahan.
Adanya luka bakar keputihan pada mukosa mulut atau keabuan pada bibir dan dagu
menunjukkan akibat bahan kaustik atau korosif baik yang bersifat asam kuat maupun basa
kuat.
. Perbedaaan pada dampak luka bakarnya yaitu nekrosis koagulatif akibat paparan asam
kuat sedangkan basa kuat mengakibatkan nekrosis likuitaktif
Pemeriksaan penunjang
pemeriksaan laboratorium,
radiologik,
esofagoskopi
Tatalaksana
Perawatan prehospital, terdiri dari :
Mengidentifikasi produk, konsentrasi dari komposisi aktif, dan berapa
jumlah zat yang tertelan.
Jangan menetralisir dengan cara meminumkan asam atau basa lemah
karena akan menghasilkan reaksi eksotermik yang akan memperparah luka
bakar dan menginduksi muntah.
Pada kasus tertelah basa kuat tipe bubuk atau padat, pemberian susu atau
air dalam jumlah yang sedikit sebelum waktu 30 menit akan membantu
untuk menghilangkan zat-zat yang masih menempel pada mukosa mulut
atau esofagus. Sedangkan pada kasus asam kuat atau basa kuat cair
pemberian susu atau air ditakutkan akan merangsang muntah sehingga
dapat menyebabkan perforasi dinding esofagus.
Perawatan instalasi gawat darurat
Monitoring tanda-tanda vital, jalan nafas, jantung, dan pemasangan
IVFD, pemberian CaCl2 pada pasien yang tertelan zat hidrogen
florida dapat mencegah cardiac arrest oleh karena hipokalsemia.
Pengendalian jalan nafas, karena dapat terjadi udem pada jalan
nafas, maka monitoring harus sesegera mungkin, peralatan untuk
intubasi maupun trakeostomi harus siap.
Pengosongan lambung dan dekontaminasi
Pembedahan segera jika terdapat perforasi mediastinitis atau
peritonitis
Terapi medikamentosa
Antibiotik golongan sefalosporin seperti ceftriakson mempunyai
spektrum antibakteri yang luas terhadap gram positif dan gram
negatif.
Preparat penghambat pompa proton seperti omeprazol dan
pantoprazol dapat mengurangi paparan zat asam lambung ke
esofagus yang dapat mengurangi resiko terjadinya striktur.
Penggunaan kortikosteroid sebaiknya dipertimbangkan karena
penelitian menunjukkan bahwa pembentukan striktur terjadi
berdasarkan derajat kerusakan jaringan.
Komplikasi
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi antara lain :
Udem dan obstruksi jalan nafas.
Perforasi gastroesofageal.
Mediastinitis, perikarditis, pleuritis, fistel trakeoesofageal, fistel esofagealaorta, and
peritonitis.
Pembentukan striktur dalam 2-4 minggu.
Obstruksi saluran lambung ke duodenum.
Pardarahan saluran cerna.
Gejala keracunan sistemik akibat terserapnya zat ke dalam darah.
Cardiac arrest oleh karena hipokalsimia akibat hidrogen florida.
Karsinoma sel skuamosa, dapat terjadi dalam 40 tahun setelah paparan.
Prognosis
Prognosa tergantung dari derajat luka bakar yang dialami
pasien, serta jenis zat yang tertelan, lama paparan, Ph, volume,
konsentrasi, kemampuannya menembus jaringan, serta jumlah
kerusakan jaringan yang diperlukan untuk menetralisir zat
yang masuk
Angka kematian berkisar 1-4% karena tekhnik pembedahan,
anastesi, antibiotik, dan nutrisi yang efektif, kematian pada
umunya disebabkan oleh mediastinitis, peritonitis, sepsis,
malnutrisi, aspirasi, dan kegagalan fungsi multiorgan.
Kesimpulan
Esofagitis korosif ialah peradangan di esofagus yang disebabkan
oleh luka bakar karena zat kimia bersifat korosif. Penyebab
esofagitis korosif adalah asam kuat, basa kuat dan zat organik.
Keluhan dan gejala yang timbul akibat tertelan zat korosif
tergantung pada jenis zat korosif, konsentrasi zat korosif, jumlah zat
korosif, lamanya kontak dengan dinding esofagus, sengaja diminum
atau tidak dan dimuntahkan atau tidak.
Diagnosis ditegakkan dari adanya riwayat tertelan zat korosif atau
zat organik, pemeriksaan fisik, bukti-buki yang diperoleh ditempat
kejadian, pemeriksaan radiologik, pemeriksaan laboratorium dan
pemeriksaan esofagoskopi.
Kesimpulan
Penatalaksanaan esofagitis korosif bertujuan untuk mencegah
pembentukan striktur. Terapi esofagitis korosif dibagi dalam fase akut
dan fase kronik. Pada fase akut, dilakukan perawatan umum dan terapi
khusus berupa terapi medik dan esofagoskopi. Fase kronik telah terjadi
striktur, sehingga dilakukan dilatasi dengan bantuan esofagoskop.
Komplikasi esofagitis korosif dapat berupa syok, koma, edema laring,
pneumonia aspirasi, perforasi esofagus, mediastinitis, dan kematian.
Prognosis tergantung dari derajat luka bakar yang dialami pasien, serta
jenis zat yang tertelan, lama paparan, pH, volume, konsentrasi,
kemampuannya menembus jaringan, serta jumlah kerusakan jaringan
yang diperlukan untuk menetralisir zat yang masuk.
Daftar Pustaka
Soepardi, Eflaty A, Iskandar, N. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher Edisi Kelima. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2003
Lionte C, et all. Unusual Presentation and Complication of Caustic Ingestion; Case Report. 2007. Available at :
http://www.jgld.ro/12007/12007_17.pdf
Wen, Jessica. Esophagitis. 2008. Available at: http://www.emedicine.com/ped/TOPIC714.HTM
Contini S and Scarpignato C., Caustic Injury to the Upper Gastrointestinal Tract. World Journal of Gastroenterology. 2013. Vol: 19
(25): page 3918-39030 Available at : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3703178/
Kardon, EM., Toxicity, Caustic Ingestion. 2008. Available at : http://www.emedicine.com/EMERG/topic86.htm
Laluani, AK. Current Diagnosis & Treatment Otolaryngology Head and Neck Surgery. United State of America : The
McGraw-Hill Companies Inc. 2008.
Bailey, Byron J., Head and Neck Surgery-Otolaryngology Second Edition. Philadelphia : Lippincott-Raven Publisher. 1998.
650.
Kumar, S. Audiologi In : Fundamentals Of Ear, Nose & Throat Disease an Head-Neck Surgery 6th Edition. Calcutta : The New
Book Stall. 1996. 358.
Muhletaler, CA. et all. Acid Corrosive Esophagitis : Radiographic Findings. AJR. 2004 Available at :
http://www.ajronline.org/cgi/reprint/134/6/1137.pdf
Sjamsuhidayat, R.. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-de Jong, Edisi 3, EGC, Jakarta. 2010.