Pembimbing :
dr. Emmy Amalia Sp Kj
Identitas Journal
Penulis : Ross, C.,
Judul : When to Suspect and How to
Diagnose Dissociative Identity Disorder
Penerbit : Journal of EMDR Practice and
Research,
Halaman : 1-7
Jenis jurnal : Review
Pendahuluan
Sebelumnya, Dissociative Identity Disorder
(DID) yang tidak terdiagnosis dapat
diketahui melalui metode psikoterapi Eye
Movement Desensitization & Reprocessing
(EMDR).
DID ditemukan sekitar 3,9% dari 1.529
pasien psikiatri dewasa dalam sepuluh
penelitian yang dilakukan di enam
negara.
Menurut DSM-IV, Dissociative Identity
Disorder adalah seseorang yang
mempunyai dua ego yang berbeda
(alter ego), di mana masing-masing ego
mempunyai perasaan, kelakuan,
kepribadian yang exist secara
independent dan keluar dalam waktu
yang berlainan.
ISI
Sepuluh penelitian yang telah dilakukan
di 6 negara (Kanada, Amerika, Turki, Norwegia,
Swiss, dan Jerman) didapatkan hasil sekitar
3,9% dari 1.529 pasien psikiatri terdiagnosis
sebagai DID
Prosedur penelitian tersebut mengunakan
instrument
Dissosiative Experiences Scale (DES)
Dissosiative Disorders Interview Schedule
(DDIS) atau DSM-IV.
EMDR
Belum ada literatur yang menyatakan bahwa
EMDR sebagai tindak lanjut DID
Disamping itu, tidak ada literatur yang
menjelaskan protokol penaganan DID
PERTANYAAN SPESIFIK
Pada beberapa penelitian menjelaskan
bahwa pasien dengan kepribadian multiple
rata-rata telah berlangsung selama 7 tahun
dan kemudian terdiagnosis DID
Belum ada bukti penelitian bahwa durasi
yang lebih pendek dalam menentukan
diagnosis, kecuali terdapat satu laporan
literatur yang menjelaskan bahwa gangguan
disosiatif didiagnosis setelah 25 tahun.
Seperti penyakit yang lainnya,
penegakan diagnosis pada beberapa
kasus membutuhkan waktu dan
kolaborasi lintas bagian.
Biasanya, pada beberapa kasus
diagnosis yang dapat diangkat sesuai
DSM-V yaitu gangguan disosiatif tak
spesifik.
Kesimpulan
Jika ada suatu penelitian Randomized
Control Trials yang menjelaskan EMDR untuk
maka sebuah protokol standar dibutuhkan.
Apapun protokolnya, dibutuhkan suatu
assessment yang sistematis untuk
menegakkan gangguan disosiatif yang tidak
terdiagnosis.
Adapun pedoman dalam menentukan
diagnosis DID telah jelaskan dalam artikel ini,
dan tambahan yang dapat membantu
diagnosis gangguan ini adalah DES dan DDIS.
REFERENSI
Ross, C., When to Suspect and How to Diagnose Dissociative Identity Disorder. Journal of
EMDR Practice and Research, 2015. Vol 9 (2)
Rizki D., Eye Movement Desensitization And Reprocessing (Emdr) Untuk Menurunkan Ptsd
Pada Korban Inses. Humanitas. 2017. Vol 14 (1)
APA. (2000). DSM V-TR (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders IV Text
Revision). Washington, DC: American Psychiantric Association Press
DES SCALE
(https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8
&ved=0ahUKEwjZrveFtpDcAhWOfX0KHejVAe8QFggtMAA&url=https%3A%2F%2Fwww.hebpsy
.net%2Ffiles%2FruZXkl5YGeKcvt6dBZpS.pdf&usg=AOvVaw1jMoYORco9Mvn2uA1_ulZT)
DDIS
(https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8
&ved=0ahUKEwidoKWltpDcAhVYbysKHV0fBaIQFgg0MAE&url=http%3A%2F%2Fwww.rossinst.c
om%2FDownloads%2FDDIS-DSM-5.pdf&usg=AOvVaw273-2VRJE2PsOGtC1L3sDp)