“SCABIES”
Oleh
Wanda Rendraswara
H1A 013 062
Pembimbing
dr. I Komang Gerudug, MPH
dr. Ika Primayanti, M.Kes
dr. Bq. Qudratini Fitriana
Riwayat Kehamilan:
Ibu pasien rutin kontrol kehamilan di Posyandu dan Polindes Desa Midang
sebanyak 8 kali selama kehamilan pasien. Saat hamil ibu pasien mengaku
tidak pernah mengalami penurunan berat badan atau menderita penyakit
tertentu, keluhan yang dirasakan hanya mual dan muntah saja selama masa
awal kehamilan. Keluhan seperti keputihan disangkal, riwayat hipertensi
disangkal, riwayat keguguran disangkal, riwayat trauma saat hamil disangkal.
Kesan riwayat kehamilan: cukup
Riwayat Persalinan:
Pasien lahir di Polindes Desa Midang dibantu oleh bidan setempat dengan
usia kehamilan cukup bulan, pasien lahir spontan, saat lahir langsung
menangis dengan berat lahir 3.500 gram.
Kesan riwayat persalinan: baik
Riwayat Nutrisi:
Pasien diberi ASI sejak lahir hingga sekarang. MP-ASI diberikan pada
usia 6 bulan, berupa bubur dan makanan bertekstur lunak lainnya seperti
pisang yang dihaluskan, dan saat ini pasien sudah bisa mulai mengonsumsi
makanan keluarganya yang tidak terlalu keras. Frekuensi makan 3-4 kali
sehari dengan porsi kurang lebih seperempat piring. Jenis makanan yang
dikonsumsi beragam, terdiri dari nasi, lauk pauk berupa tahu, tempe, telur,
ayam, ikan, dan sayur serta buah-buahan lain.
Kesan riwayat makan: kuantitatif cukup, kualitatif baik
Riwayat Imunsasi:
Imunisasi dasar pasien lengkap hingga usia 9 bulan.
HB-0 usia 1 hari
BCG dan OPV-1 usia 1 bulan
DPT-HB-Hib 1-OPV-2-PCV usia 2 bulan
DPT-HB-Hib 2-OPV-3 usia 3 bulan
DPT-HB-Hib 3-OPV-4 usia 4 bulan
Campak usia 9 bulan
Imunisasi lain
Rubella usia 15 bulan
Kesimpulan
Imunisasi dasar lengkap
Imunisasi ulangan belum
Status Lokalis:
o Kepala : normocephali, benjolan (-), fraktur (-)
Mata : sklera ikterik -/-, konjungtiva anemis +/+, pupil bulat
isokor, 3 mm, RCL +/+, RCTL +/+, cekung -/-
Hidung: deviasi septum (-), simetris, krepitasi (-), sekret (-/+),
mukosa hidung dalam batas normal
Mulut: sianosis (-), mukosa lembab, pucat (-), tidak hiperemis
Telinga: simetris dekstra-sinistra, kelainan (-), serumen (+/-)
o Leher : kaku kuduk (-), nyeri leher (-), KGB tidak teraba
o Thoraks
Jantung: pulsasi ictus cordis tidak nampak, ictus cordis teraba di
linea midclavicular ICS IV, bunyi jantung S1-S2 tunggal, reguler,
murmur (-), gallop (-)
Paru: retraksi statis dan dinamis -/-, sifat pernapasan thorako-
abdominal, suara vesikuler +/+, wheezing -/-, ronki -/-, perkusi
sonor di seluruh lapang paru
o Abdomen: tampak datar, bising usus (+) normal 20 x/menit, timpani di
seluruh lapang abdomen, nyeri tekan (-), hepatospleenomegali (-)
o Ekstremitas
Ekstremitas superior Ekstremitas inferior
Oedem -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Capillary refill <3 detik/<3 detik <3 detik/<3 detik
c. Diagnosis kerja
Scabies
d. Terapi
Farmakologis
- CTM 2 x 1/4 tablet (puyer)
- Salep 2-4
Non farmakologis (KIE) :
Seluruh keluarga yang tinggal 1 rumah dan teman sepermainan pasien yang
memiliki keluhan serupa harus melakukan pengobatan bersama-sama.
Seluruh pakaian, selimut, sarung bantal, sarung guling dan kasur harus
direndam dengan air panas, kemudian dijemur di terik matahari, dan
disetrika. Kasur bantal dan guling di jemur di bawah sinar matahari
langsung.
Mengubah perilaku sehari-hari menjadi perilaku hidup bersih dan sehat
Rajin mandi dengan sabun minimal 2 kali sehari
Tidak menggunakan pakaian dan handuk secara bersamaan
Rajin mencuci pakaian yang digunakan dengan bersih dan
membersihkan tempat tinggal.
e. Prognosis
Dubia ad bonam
Budaya
Keluarga pasien bersuku sasak. Budaya dan adat istiadat setempat mengikuti
daerah-daerah di Lombok pada umumnya. Untuk kasus yang berkaitan
dengan kesehatan, keluarga ini biasanya berobat langsung ke Puskesmas
Gunungsari.
BAB II
PEMBAHASAN
c. Fungsi Patologis
Fungsi patologis pada suatu keluarga dinilai dengan menggunakan
skor SCREEM:
Variable Penilaian
Penilaian
Social Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga dengan saudara,
partisipasi mereka dalam kegiatan kemasyarakatan cukup aktif.
Cultural Kebanggaan terhadap budaya baik, hal ini dapat dilihat dari
pergaulan sehari-hari baik dalam keluarga maupun lingkungan,
banyak tradisi budaya yang masih diikuti.
Religion Pemahaman agama cukup. Penerapan ajaran agama juga baik, hal ini
dilihat dari keluarganya yang rutin menjalankan ibadah seperti sholat.
Economic Ekonomi keluarga tergolong cukup untuk memenuhi kebutuhan primer.
Education Tingkat Pendidikan keluarga kurang karena orang tua hanya lulusan
SD dan SMP
Medical Keluarga ini sudah mampu mendapat pelayanan kesehatan yang
memadai dan juga telah terdaftar sebagai peserta JKN.
Pemecahan Masalah Kesehatan Keluarga
Skor
Kategori Keterangan
1 3 5
1. Kemandirian fisik X Seluruh anggota keluarga dalam kondisi baik
dan tidak dalam keadaan cacat. Kegiatan
sehari-hari dapat dilakukan untuk masing-
masing anggota keluarga, kecuali An. MZ
2. Kemampuan X Keluarga bila sakit mencari obat dengan
mengobati datang ke pustu atau puskesmas.
3. Pengetahuan X Tn. SS dan Ny. M kurang mengetahui tentang
tentang kondisi penyakit yang keluarganya derita
penyakit
4. Penerapan prinsip X Keadaan rumah kurang bersih.
kebersihan diri.
5. Perilaku X Keluarga An.MZ memahami pentingnya
kesehatan tenaga kesehatan dalam menangani
permasalahan kesehatan di keluarganya.
6. Kemampuan X Seluruh anggota keluarga saling mendukung
emosional dan memahami pentingnya keluarga. Ketika
salah satu anggota keluarga yang sakit, yang
lain membantu untuk mengatasinya.
7. Pola hidup X Pola hidup keluarga dalam mengatasi dan
keluarga mencegah penyakit yang dialami pasien dan
keluarga kurang optimal.
8. Lingkungan fisik X Secara umum kondisi rumah belum memenuhi
kriteria rumah sehat Depkes.
9. Pemanfaatan X Akses yang cukup dekat dengan fasilitas
sumber daya kesehatan dalam hal ini puskesmas memudahkan
pelayanan keluarga Tn. SS dalam memanfaatkan sumber
kesehatan daya pelayanan kesehatan tersebut.
III. PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN
Biologis
Perilaku
Lingkungan
Kurangnya kesadaran
Agen (kutu) berada di
menjaga kebersihan
dalam dan di luar rumah.
rumah (keluarga)
SKABIES Sekeluarga dan teman
Tidur dan beraktivitas
sepermainan menderita
fisik bersama ISPA skabies
Tidak menerapkan CTPS
MAGH Terdapat teman
dengan baik
sepermainan
Sumber pencahayaan
(sinar matahari) yang
masuk ke dalam rumah
kurang
Pelayanan Kesehatan
4. Aspek keluarga
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran keluarga tentang perilaku hidup
bersih dan sehat serta keluarga tidak mengetahui tentang penyebab, cara
penularan dan cara mengatasi keluhan gatal yang mereka alami.
5. Skala fungsional
Skala fungsional pasien yaitu kelas IV dikarenakan pasien masih anak-
anak berusia 1,5 tahun yang masih membutuhkan bantuan dan tergantung
pada keluarga.
FOLLOW UP
Rencana Penatalaksanaan Pasien Rencana Penatalaksanaan Pasien
Terapi farmakologi :
Ctm 2x ¼
Salep 2-4
Edukasi:
Menjelaskan tentang
penyakit skabies
Pentingnya terapi non
farmakologis
3. Aspek risiko internal
Keluarga harus lebih Edukasi: Keluarga 1 hari Keluarga
memperhatikan Melakukan mengerti perilaku
kesehatan pasien pemberantasan dan mereka apabila
pencegahan skabies tidak diubah
berulang, dengan cara dapat membuat
menjaga kebersihan penyakit skabies
Aspek perilaku ini terus berlanjut
keluarga serta aspek
lingkungan memiliki
peranan penting
terhadap terjadinya
penyakit
4. Aspek psikososial
Kurangnya Edukasi: keluarga 1 hari keluarga pasien
pengetahuan Mengenai penyakit pasien mengerti
mengenai penyakit skabies, faktor resiko mengenai skabies
skabies munculnya penyakit, cara dan
pemberantasan, menghilangkan
pencegahan, tatalaksana, anggapan bahwa
dan hal yang mungkin penyakit kulit ini
terjadi apabila tidak penyakit yang
ditangani segera biasa terjadi
Kurangnya Edukasi: Keluarga 5 hari Pasien dan
pengetahuan Pentingnya kebersihan pasien keluarga pasien
kesadaran untuk lingkungan dapat
menerapkan pola membiasakan diri
hidup sehat menjaga
dengan menjaga kebersihan diri
kebersihan rumah dan lingkungan
dan lingkungan
Tindak Lanjut Dan Hasil Intervensi Pasien
Tanggal Kegiatan dan Hasil
Kunjungan Kegiatan:
pertama - Pada kedatangan pertama ini, dilakukan evaluasi apakah terdapat
(13/1/19) perbaikan kondisi klinis dari pasien setelah pengobatan di
Puskesmas.
- Menelaah masalah kesehatan dari setiap anggota keluarga.
- Menelaah lingkungan rumah dan perilaku dari setiap anggota
keluarga pasien.
- Melakukan wawancara untuk mengetahui masalah kesehatan
keluarga pasien dan melakukan pemeriksaan.
Hasil:
Keluhan utama yang menyebabkan pasien datang ke Poli Anak
Puskesmas sudah mulai berkurang, namun masih terasa gatal, pasien
juga masih sering menggaruk tubuhnya
Melalui wawancara, diketahui bahwa keluarga pasien masih ada
yang belum berobat, obat yang didapat dari puskesmas hanya
diberikan untuk pasien
Keluarga masih belum menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
yang tepat.
Ayah pasien masih sering merokok dan batuk
Intervensi:
Pada kedatangan pertama ini, intervensi yang dilakukan adalah
edukasi terhadap keluarga mengenai penyakit skabies terutama cara
penularan dan cara pemberantasannya.
Mengedukasi keluarga pasien agar semua anggota keluarga yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien juga berobat ke fasilitas
kesehatan terdekat
Edukasi tentang PHBS.
Edukasi tentang lingkungan sehat.
Menyarankan ayah pasien untuk mengurangi sedikit konsumsi rokok
Kunjungan Kegiatan:
kedua - Mengevaluasi perbaikan gejala klinis dari pasien.
(20/1/19) - Melakukan wawancara untuk mengetahui masalah kesehatan
keluarga pasien dan melakukan pemeriksaan.
- Wawancara untuk mengidentifikasi faktor yang menyebabkan
munculnya masalah kesehatan di setiap anggota keluarga.
Hasil:
- Menurut ibu pasien, pasien masih mengeluhkan gatal pada bagian
tubuhnya, namun sudah tidak terlalu sering lagi menggaruk dan
sudah bisa tidur dengan nyenyak pada malam hari.
- Keluarga pasien masih belum ada yang berobat untuk keluhan
gatalnya tersebut
- Ibu pasien mengatakan bahwa baju, seprai dan selimut keluarganya
yang dipakai sudah ia cuci, jemur dan setrika. Namun masih belum
bisa menjemur bantal dan kasur
- Faktor resiko masih dirasakannya rasa gatal pada keluarga adalah
karena belum semua anggota keluarga yang menjalani pengobatan,
walaupun baju, seprai dan selimut telah dibersihkan
- Ibu pasien sudah mau memulai untuk menerapkan CTPS pada 5
waktu cuci tangan
- Batuk pada ayah pasien sudah berhenti, namun jumlah konsumsi
rokok masih belum bisa dikurangi
Intervensi:
- Edukasi tentang PHBS.
- Edukasi terhadap keluarga pasien agar mau berobat.
- Edukasi keluarga agar mengonsumsi gizi seimbang dan memantau
berat badan pasien serta tidak membiarkan anak memasukkan
benda asing ke dalam mulutnya
Kunjungan Kegiatan:
ketiga - Mengevaluasi perbaikan klinis dari gejala penyakit pasien dan
(26/1/19) keluarganya.
- Mengamati PHBS pasien dan keluarganya.
- Melakukan pengukuran berat badan pasien
Hasil:
- Keluarga dan pasien terkadang masih merasakan keluhan gatal-
gatal di malam hari namun sudah tidak seperti pada awal terkena
- Keluarga masih belum ada yang pergi berobat ke puskesmas untuk
mengobati keluhannya dengan alasan suami belum ada waktu
untuk mengantarkan ke puskesmas
- PHBS pasien dan keluarganya masih kurang, namun ibu pasien
sudah mulai membiasakan diri melakukan CTPS di rumah.
- Berat badan pasien saat ditimbang mengalami kenaikan 0,5 kg,
yakni dari 9,6 kg naik menjadi 10,1 kg
Intervensi:
- Edukasi mengenai PHBS pada keluarga
- Meminta ibu untuk membelikan salep 2-4 di apotek jika anggota
keluarga tidak bisa datang berobat ke puskesmas bersamaan
- Keluarga harus tetap memantau pola makan pasien agar berat
badannya tetap naik tidak turun lagi
BAB III
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien
1. Faktor internal
Keluarga pasien terbuka terhadap edukasi dan motivasi yang diberikan
Pembina.
Dukungan dan perhatian keluarga terhadap kesehatan pasien dan
setiap anggota keluarga.
Pasien dan keluarga memiliki BPJS.
2. Faktor eksternal
Kondisi sosio-ekonomi yang cukup mendukung sehingga pasien dan
keluarga bisa menerapkan edukasi yang diberikan