Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL MINI PROJECT

Pengaruh Perlakuan Inovasi “Si Mamah Riang” Terhadap Penanganan


Balita Stunting di Desa Sukarara, Wilayah Kerja Puskesmas Puyung

Oleh :
1. dr. Devi Damayanti
2. dr. Aprian Al Gaffar
3. dr. Mustika Rani
4. dr. Yolanda Satriani Putri
5. dr. Fulqy Fatmala Saesal
6. dr. Lalu Muhammad Kamal Abdurrosid

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


PUSKESMAS PUYUNG KECAMATAN JONGGAT
KABUPATEN LOMBOK TENGAH
2021
Outline 01 Pendahuluan

02 Tinjauan Pustaka

03 Metodologi Penelitian
Pendahuluan
Latar Belakang
Gizi adalah salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi individu atau masyarakat dan karenanya
merupakan masalah isu fundamental dalam kesehatan masyarakat.

Menurut WHO, stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak yang diakibatkan
oleh malnutrisi (gizi buruk), infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang inadekuat (tidak punya cukup
kesempatan untuk bermain dan belajar). Stunting menyebabkan anak tidak mencapai pertumbuhan dan
potensi kognitif yang optimal.

Stunting merupakan keadaan tubuh yang pendek dan sangat pendek hingga melampaui defisit -2 SD di bawah
median panjang atau tinggi badan. Tingginya prevalensi stunting pada balita menunjukan terganggunya
kualitas pertumbuhan pada masa emas. Stunting diukur sebagai status gizi dengan memperhatikan tinggi atau
panjang badan, umur, dan jenis kelamin balita.

Jihad J, Ahmad IOAI, dan Ainurafiq. Analisis Determinan Kejadian Stunting pada Balita Usia 12-24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2017.
Sutarto, Mayasari D, dan Indriyani R. Stunting, Faktor Resiko dan Pencegahannya. Journal Agromedicine. 2018; 5(1).
Latar Belakang
Di Indonesia, prevalensi stunting secara nasional tahun 2018 adalah 30,8% yang diketahui dari presentase
tersebut 11,5% sangat pendek dan 19,3% anak pendek. Prevalensi ini mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2017 yaitu sebesar 29,6%.

Pada tahun 2018, di Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki prevalensi stunting 33,5% dengan balita
kategori sangat pendek 9,6% dan balita kategori pendek 24,3%.

Pada tahun 2019 diketahui balita pendek (TB/U) di NTB yaitu 19,02%

*Profil Kesehatan Indonesia 2018, 2019


* Profil Kesehatan NTB 2018, 2019
Latar Belakang
Berdasarkan EPPGBM tahun 2018 ditemukan balita stunting di Provinsi NTB Sebesar 82.812 balita
dengan kasus tertinggi di Kabupaten Lombok Barat dengan 41,18% dan terendah ditemukan di Kabupaten
Sumbawa dengan 20,27 % balita stunting, sedangkan di kota Mataram sebanyak 37,5%

Berdasarkan hasil penimbangan tahun 2019 ditemukan balita stunting di provinsi NTB sebesar 70,669
balita, kasus tertinggi di Kabupaten Lombok Tengah dengan 19,235 balita Stunting dan terendah di
temukan di Kota Mataram dengan 1.442 balita Stunting.
*Profil kesehatan NTB 2018, 2019

Data Stunting di Puskesmas Puskesmas Puyung, Kecamatan Jonggat pada tahun 2019, ditemukan balita
stunting sebanyak 15,4 % dari total balita 2993 dan tertinggi berada di desa sukarara sebanyak 21,7%
Rekapitlasi Status Gizi Balita Tahun 2019 Puskesmas Puyung
Latar Belakang
Target nutrisi global tentang kesehatan di dunia tahun 2025 difokuskan pada 6 program prioritas yaitu

• Menurunkan angka stunting pada anak dibawah lima tahun sebanyak 40%,
• Penurunan anemia pada perempuan usia produktif mencapai 50%,
• Penurunan angka BBLR sebanyak 30%,
• Tidak ada peningkatan berat badan berlebih pada balita,
• Meningkatkan angka menyusui secara eksklusif mencapai 50%
• Penurunan angka menderita wasting (terlalu kurus untuk tinggi badan mereka) sebanyak 5%

dan Target ini sesuai dengan Target SDG’s goal yang ke-2 yaitu mengakhiri kelaparan dan ketahanan pangan
melalui perbaikan gizi dengan didukung promosi pertanian.

Sari DN, dan Medhyna V. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Balita di Puskesmas Biaro
Kabupaten Agam Tahun 2018. Maternal Child Health Care Jeournal. 2019; 1 (2).
Latar Belakang
Di Indonesia, pembangunan kesehatan dalam periode tahun 2015-2019 difokuskan pada empat program yaitu
• Penurunan angka kematian ibu dan bayi,
• Penurunan prevalensi balita pendek (stunting),
• Pengendalian penyakit menular dan tidak menular.

Upaya peningkatan status gizi masyarakat termasuk penurunan prevalensi balita pendek menjadi salah satu
prioritas pembangunan nasional yang tercantum di dalam sasaran pokok Rencana Pembangunan jangka
Menengah Tahun 2015–2019.

Target penurunan prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak balita (dibawah 2 tahun) adalah
menjadi 28%

Sari DN, dan Medhyna V. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Balita di Puskesmas Biaro
Kabupaten Agam Tahun 2018. Maternal Child Health Care Jeournal. 2019; 1 (2).
Latar Belakang
Program pemberdayaan masyarakat perlu dibuat lebih spesifik agar benar-benar
memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat setempat dan bagi
keberhasilan penanggulangan stunting ini.

Menyadari kondisi ini, puskesmas puyung telah bekerja sama dengan Universitas
Qomarulhuda Badaruddin mengembangkan upaya kreatif yang diberi nama “Si
Mamah Riang” , yang merupakan singkatan dari “Siapkan makanan rumah untuk
kurangi anak Stunting“.

Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan untuk memantau pertumbuhan dan
mencegah secara dini timbulnya gangguan gizi pada balita yaitu dengan
melaksanakan kegiatan bulan penimbangan.Kegiatan secara umum ini dijadikan
sebagai metode pemantauan pertumbuhan kondisi status gizi balita di wilayah kerja
Puskesmas.

Sastrawan, Widiayanti H, Marliandini R,. Kegiatan Inovasi “Si Mamah Riang Riang dan Asistensi Manajerial : Sebuah Upaya Penaggulangan
Stunting dengan Memaksimalkan Potensi Makanan Rumah. CARADDE : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol 3, No 2, Desember 2020
Latar Belakang

Kegiatan inovasi “Si Mamah Riang” bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat


dengan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan keluarga balita tentang potensi dan
pemanfaatan pangan lokal serta cara pengolahannya menjadi makanan balita yang
dapat dimanfaatkan untuk mengurangi anak stunting. Inovasi ini dapat dilakukan
bersamaan dengan kegiatan penimbangan rutin.

Sastrawan, Widiayanti H, Marliandini R,. Kegiatan Inovasi “Si Mamah Riang Riang dan Asistensi Manajerial : Sebuah Upaya Penaggulangan
Stunting dengan Memaksimalkan Potensi Makanan Rumah. CARADDE : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol 3, No 2, Desember 2020
Rumusan Masalah
Bagaimanakah Pengaruh Perlakuan Inovasi “Si Mamah
Riang” Terhadap Penanganan Balita Stunting di Desa
Sukarara, Wilayah Kerja Puskesmas Puyung?
Tujuan Penelitian

Mengetahui Pengaruh Perlakuan Inovasi “Si Mamah Riang” Terhadap Pencegahan Balita Stunting
di Desa Sukarara, Wilayah Kerja Puskesmas Puyung
Manfaat Penelitian
Manfaat Mini Project
Manfaat bagi Instansi Kesehatan
Sebagai acuan bagi instansi kesehatan untuk dapat melibatkan masyarakat dalam penanganan
pncegahan balita stunting di wilayah kerja Puskesmas Puyung.

Sebagai informasi tambahan untuk instansi kesehatan mengenai program inovasi baru “si mamah
riang” di wilayah kerja Puskesmas Puyung.

Manfaat bagi Puskesmas


Sebagai acuan bagi puskesmas untuk memaksimalkan program inovasi pencegahan dan
penanganan stunting.

Manfaat Bagi PIDI


Sebagai bahan pembelajaran dan meningkatkan pengetahuan tentang penanganan stunting.
Sebagai acuan bagi dokter internsip selanjutnya untuk melakukan pengembangan lebih lanjut.
Tinjauan Pustaka
Definisi

Stunting merupakan istilah para nutrinis untuk penyebutan anak yang tumbuh tidak sesuai dengan
ukuran yang semestinya (bayi pendek). Stunting (tubuh pendek) adalah keadaan tubuh yang sangat
pendek hingga melampaui defisit 2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan populasi yang
menjadi referensi internasional.

Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau keadaan dimana
tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya. Stunted adalah tinggi
badan yang kurang menurut umur (<-2SD), ditandai dengan    terlambatnya pertumbuhan anak yang
mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai usia anak.
Penyebab Stunting
Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada anak merupakan suatu proses kumulatif yang
terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang siklus kehidupan.

Ibu hamil dengan gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami intrauterine growth retardation
(IUGR), sehingga bayi akan lahir dengan kurang gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan.

Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan kurangnya asupan makanan
yang memadai dan penyakit infeksi yang berulang, dan meningkatnya kebutuhan metabolik serta
mengurangi nafsu makan, sehingga meningkatnya kekurangan gizi pada anak.

Terdapat tiga faktor utama penyebab stunting yaitu sebagai berikut:


1. Asupan makanan tidak seimbang (berkaitan dengan kandungan zat gizi dalam makanan yaitu
karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan air).
2. Riwayat berat badan lahir rendah (BBLR),
3. Riwayat penyakit.
Dampak Stunting
Stunting dapat mengakibatkan penurunan intelegensia (IQ), sehingga prestasi belajar menjadi rendah dan tidak
dapat melanjutkan sekolah. Bila mencari pekerjaan, peluang gagal tes wawancara pekerjaan menjadi besar dan tidak
mendapat pekerjaan yang baik, yang berakibat penghasilan rendah (economic productivity hypothesis) dan tidak
dapat mencukupi kebutuhan pangan.

Stunting yang terjadi pada masa anak merupakan faktor risiko meningkatnya angka kematian, kemampuan kognitif,
dan perkembangan motorik yang rendah serta fungsi-fungsi tubuh yang tidak seimbang. Gagal tumbuh yang terjadi
akibat kurang gizi pada masa-masa emas ini akan berakibat buruk pada kehidupan berikutnya dan sulit diperbaiki.
Masalah stunting menunjukkan ketidakcukupan gizi dalam jangka waktu panjang, yaitu kurang energi dan protein,
juga beberapa zat gizi mikro
Pencegahan
Program Pemerintah
Pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat di Indonesia, diarahkan untuk mendukung Program Indonesia Sehat
dengan meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat. Upaya yang dilakukan meliputi bidang
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.

Sejak tahun 2011 Indonesia bergabung dengan SUN Global Movement yaitu sebuah Inisiatif Global di bawah
koordinasi Sekjen PBB untuk menurunkan proporsi penduduk yang menderita masalah gizi. Di Indonesia gerakan
Scaling Up Nutrition (SUN) disebut sebagai Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka 1000 Hari
Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 HPK) dan mendukung pengembangan regulasi tentang pemberian ASI eksklusif,
rencana nasional untuk mengendalikan gangguan kekurangan iodine, panduan tentang pencegahan dan
pengendalian parasit intestinal dan panduan tentang suplementasi multi-nutrient perempuan dan anak.

Ketut, Ni Aryastamidan Ingan Tarigan. 2017. Kajian Kebijakan dan Stunting Dan Angka Kematian Ibu. Departemen Gizi Kesehatan – FKM Penanggulangan Masalah Gizi
Stunting di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 45, No. 4, Desember 2017: 233 – 240
Program Pemerintah
 Mengawali upaya perbaikan gizi masyarakat, sejak tahun 2014 telah dilaksanakan surveilans gizi berupa
Pemantauan Status Gizi (PSG) pada 34 provinsi, sebagai alat untuk monitoring dan evaluasi kegiatan, dasar
penentuan kebijakan, dan perencanaan kegiatan berbasis bukti yang spesifik wilayah. PSG sebagai upaya
monitoring dan evaluasi keberhasilan progam perbaikan gizi untuk menurunkan prevalensi stunting, underweight, dan
wasting. Pemantauan Status Gizi (PSG) merupakan kegiatan pemantauan perkembangan status gizi balita yang
dilaksanakan setiap tahun secara berkesinambungan untuk memberikan gambaran tentang kondisi status gizi balita

Ketut, Ni Aryastamidan Ingan Tarigan. 2017. Kajian Kebijakan dan Stunting Dan Angka Kematian Ibu. Departemen Gizi Kesehatan – FKM Penanggulangan Masalah Gizi
Stunting di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 45, No. 4, Desember 2017: 233 – 240
Metodologi
Penelitian
Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yakni observasional analitik dengan


pendekatan case control.
• Observasional analitik : mencari hubungan antara variabel yang satu
dengan variabel lainnya.
• Penelitian case control : penelitian analitik yang menyakut bagaiman
faktor risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan retrospektif.
• Penelitian case control dapat digunakan untuk menilai berapa besarkah
peran faktor risiko dalam kejadian penyakit (cause-effect relationship)

(Alatas, dkk., 2008).


Rancangan Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
• Lokasi Penelitian
– Penelitian ini dilakukan di UPT
BLUD Puskesmas Puyung.
• Waktu Penelitian
– Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan November 2021
Populasi dan Sampel

191 balita stunting usia 0-59 bulan


di Desa Sukarara

n = 191/ 1 + (191x0,12)
Random Sampling = 191/ 1 + 1,91
= 191/2,91
66 balita n = 65,63 dibulatkan menjadi 66
Perbandingan sampel kasus dan
1:1 kontrol adalah 1 : 1. Total rencana
sampel dalam penelitian ini adalah
132 balita 132 subjek.

66 balita (case) 66 balita (control)


Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui pencatatan
data-data yang dibutuhkan menggunakan data
sekunder yang diperoleh dari Bagian Gizi di UPT
BLUD Puskesmas Puyung
Variabel Penelitian dan Definisi
Operasional
• Variabel Penelitian :
 Variabel Bebas : Perlakuan Si Mamah
Riang
 Variabel Terikat : Balita Stunting

• Definisi Operasional :
 Balita stunting : seluruh balita usia 0-59 bulan yang memiliki Z
Score indeks berdasarkan TB/U dibawah -2 SD
 Si Mamah Riang :
Analisis Data

• Analisis univariat : menggambarkan distribusi frekuensi masing-masing variabel,


baik variabel bebas, variabel terikat, maupun deskripsi karakteristik dari
responden.

• Analisis bivariat : mencari hubungan secara korelasional antara variabel bebas


dan terikat. Analisis ini dilakukan menggunakan uji Chi Square Yates’ Corelation
dan perhitungan Odds Ratio untuk mengetahui besarnya risiko. Besar kecilnya
nilai Odds Ratio menunjuknya besarnya keeratan hubungan antar variabel yang
diteliti Odds Ratio berdasarkan table 2x2 dengan tingkat signifikansi p<0,05 dan
Confident Interval 95% (α=0,05).

(Prayoga, 2012).
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation
Daftar Pustaka
Jihad J, Ahmad IOAI, dan Ainurafiq. Analisis Determinan Kejadian Stunting pada Balita Usia 12-24 Bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2016. 2017.
Hidayat MS dan Pinatih GNI. Prevalensi Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sidemen Karangasem. E-jurnal
Medika. 2017; 6 (7).
Laksono AD dan Kusrini I. Gambaran Prevalensi Balita Stunting dan Faktor yang Berkaitan di Indonesia: Analisis Lanjut Profil
Kesehatan Indonesia Tahun 2017. 2019.
Sutarto, Mayasari D, dan Indriyani R. Stunting, Faktor Resiko dan Pencegahannya. Journal Agromedicine. 2018; 5(1).
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Data dan Informasi Profil Keseheatan Indonesia Tahun 2018. 2019.
Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2018. 2019.
Sari DN, dan Medhyna V. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Balita di Puskesmas Biaro Kabupaten
Agam Tahun 2018. Maternal Child Health Care Jeournal. 2019; 1 (2).
ACC/SCN. 2000 4thReport-The World Nutrition Situation. Nutrition Troughout the Life Cycle. Geneva: WHO.
WHO. 2006. WHO Child Growth Standards: length/height-forage, weight-for age, weight-for-length and body mass indeks-for-
age. Geneva, Switzerland: Departemen of Nutrition for Health and Development.
Allen, L.H dan Gilledpie, S.R. 2001. What Works? A Review of the Efficacy and Effectiveness of Nutritions. Manila: ABD.
UNICEF. 1998. The State of the World’s Children.
Badan Litbangkes Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Ketut, Ni Aryastamidan Ingan Tarigan. 2017. Kajian Kebijakan dan Stunting Dan Angka Kematian Ibu. Departemen Gizi
Kesehatan – FKM Penanggulangan Masalah Gizi Stunting di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 45, No. 4,
Desember 2017: 233 – 240
Sumarmi Sri.2015. Peran Sarjana Kesehatan Masyarakat Dalam Gerakan Penyelamatan 1000 Hari Pertama Kehidupan
Untuk Menurunkan Universitas Airlangga.
UNICEF. 2012. Indonesia Laporan Tahunan. Geneva: UNICEF.
Sastrawan, Widiayanti H, Marliandini R,. Kegiatan Inovasi “Si Mamah Riang Riang dan Asistensi Manajerial : Sebuah Upaya
Penaggulangan Stunting dengan Memaksimalkan Potensi Makanan Rumah. CARADDE : Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat. Vol 3, No 2, Desember 2020

Anda mungkin juga menyukai