Anda di halaman 1dari 39

TEMA : GERMAS

LAS BANTING
(KELAS IBU BALITA STUNTING)

Oleh :
Desi Rosalina, A. Md. Gz
NIP. 19971210 201903 2 002

PUSKESMAS BIRAYANG
KECAMATAN BATANG ALAI SELATAN
KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH
TAHUN 2024
Kata Pengantar

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan Taufik dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
pembuatan makalah inovasi yang berjudul “LAS BANTING” (Kelas Ibu Balita
Stunting).
Atas segala bimbingan dan bantuan yang diberikan dari berbagai pihak,
maka penulis mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Ibu dr.Hj. Desfi Delfiana Fahmi, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Hulu Sungai Tengah.
2. Ibu Hj. Siti Hasanah, AM.Keb, SKM, M.Mkes, selaku Kabid Kesehatan
Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
3. Bapak Indera Soemantry, AMG, selaku Ketua Persagi Kabupaten Hulu Sungai
Tengah
4. Bapak Muhammad Noor, SKM, selaku Kepala Puskesmas Birayang
5. Petugas lintas program maupun lintas sektor yang telah bekerjasama
meningkatkan pelaksanaan program gizi baik didalam gedung maupun diluar
gedung.
6. Seluruh staf Puskesmas Birayang yang telah melancarkan pelaksanaan
program gizi masyarakat.
7. Kepala desa dan seluruh aparat yang telah memberikan dukungan dalam
pelaksanaan kegiatan inovasi.
8. Seluruh kader posyandu yang sangat membantu dalam pelaksanaan kegiatan
program inovasi.
9. Suami tercinta, orang tua dan seluruh keluarga yang selalu mendoakan,
memberikan dukungan moril dan materiil serta semangat untuk keberhasilan
penulis.
10. Sahabat dan teman sejawat profesi gizi se-Kabupaten Hulu Sungai Tengah
yang selalu mendukung, memberikan semangat dan kebersamaan kepada
penulis.
Penulis menyadari masih banyaknya kekurangan yang ditemui dalam kegiatan
inovasi ini. Oleh karena itu, sangat diharapkan saran dan masukan yang sifatnya

ii
membangun sehingga bermanfaat untuk kebaikan dan kelancaran pelaksanaan
program gizi dimasa yang akan datang.

Birayang, Maret 2024rgh

Desi Rosalina, A.Md.Gzhd


NIP. 19971210 201903 2 002

iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan............................................................................................................ 3
1.2.1 Tujuan Umum.................................................................................... 3
1.2.2 Tujuan Khusus................................................................................... 3
BAB II ISI ........................................................................................................... 4
2.1 Data Permasalahan Kesehatan ...................................................................... 4
2.2 Karya Inovasi ................................................................................................ 6
2.3 Keterkaitan Kegiatan Inovasi dengan Nilai BerAKHLAK........................... 6
2.4 Hasil .............................................................................................................. 7
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 10
3.1 Keseimpulan ................................................................................................ 10
3.2 Saran ............................................................................................................ 10
BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 12

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Balita pendek (Stunting) adalah masalah kurang gizi kronis yang
disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat
pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting dapat
terjadi mulai janin dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua
tahun. (Eko Putro Sandjojo, 2017). Menurut WHO (2015), stunting adalah
gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis
dan infeksi berulang, yang ditandai dengan Panjang atau tinggi badannya
berada dibawah standar.
Pertumbuhan yang cepat pada masa anak membuat gizi yang memadai
sangat penting. Buruknya gizi selama kehamilan, masa pertumbuhan dan masa
awal kehidupan anak dapat menyebabkan anak menjadi stunting. Pada 1000
hari pertama kehidupan anak, buruknya gizi memiliki konsekuensi yang
permanen (UNICEF, 2013). Faktor sebelum kelahiran seperti gizi ibu selama
kehamilan dan faktor setelah kelahiran seperti asupan gizi anak saat
pertumbuhan, sosial ekonomi, ASI Eksklusif, penyakit infeksi, pelayanan
kesehatan dan berbagai faktor lainnya (Sandra Fikawati, dkk, 2017).
Sebuah penelitian menunjukan bahwa intervensi disektor Kesehatan
berkontribusi terhadap 40% perubahan stunting, sedangkan sektor lain
(sensitive) dapat menjelaskan sampai dengan 50% perubahan stunting (Bhutta
et al, 2020). Adanya Gerakan Nasional yang di sebut GERMAS yang
dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan
mengedepankan upaya promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya
kuratif-rehabilitatif. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan
suatu Tindakan sistematis dan terencana yang akan dilakukan secara bersama
sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan
kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup.
Pelaksanaan GERMAS harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah

1
2

bagian terkecil dari Masyarakat yang membentuk kepribadian (Kemenkes RI,


2016). Untuk itu, peran aktif keluarga dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan stunting sangat diharapkan terutama terkait pemenuhan gizi
anak.
Berdasarkan data SSGI pada tahun 2021 prevalensi stunting adalah 24,4%
dan mengalami penurunan pada tahun 2022 menjadi 21,6%. Sedangkan di
Kalimantan Selatan sendiri prevalensi stunting pada tahun 2021 adalah 30,0%
dan mengalami penurunan pada tahun 2022 menjadi 24,6%. Dengan hasil
tersebut kasus stunting di Kalimantan Selatan masih diatas rata-rata Nasional
dan menempati urutan ke-14 tertinggi di Indonesia. Jika dibandingkan dengan
standar yang ditetapkan oleh WHO yaitu sebesar 20%, kasus stunting di
Kalimantan Selatan masih jauh diatas standar WHO.
Sedangkan berdasarkan data SSGI tahun 2021 prevalensi stunting di
Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebesar 29,6% dan mengalami kenaikan pada
tahun 2022 menjadi 31,1%. Dan berdasarkan laporan EPPGBM tahun 2022,
prevalensi stunting di Puskesmas Birayang sebesar 18,6% dan mengalami
sedikit penurunan pada tahun 2023 menjadi 18,5%. Puskesmas birayang
sendiri memiliki 6 Desa yang menjadi Lokasi Fokus Stunting, dikarenakan
prevalensi stunting di 6 Desa tersebut berada diatas 20%, antara lain : Desa
Birayang Timur, Desa Mahela, Desa Birayang Surapati, Desa Wawai, Desa
Wawai Gardu, dan Desa Anduhum.
Pemerintah telah menargetkan Program penurunan Stunting menjadi 14%
pada tahun 2024 mendatang. Dan Kalimantan Selatan juga menargetkan angka
prevalensi stunting bisa menurun menjadi 17,27% ditahun 2024.
Untuk membantu penanggulangan masalah stunting ini, kegiatan inovatif
“Las Banting” (Kelas Ibu Balita Stunting) dikembangkan dan diterapkan oleh
Puskesmas Birayang dengan tujuan memberdayakan masyarakat melalui
peningkatan kesadaran dan pengetahuan keluarga balita tentang apa itu
stunting serta potensi dan pemanfaatan pangan lokal dalam menurunkan angka
stunting.
3

1.2 Tujuan
1.2.3 Tujuan Umum
Pembuatan makalah inovasi program gizi “LAS BANTING”
(Kelas Ibu Balita Stunting) ini bertujuan sebagai persyaratan dalam
mengikuti Penilaian Tenaga Kesehatan (Gizi) Teladan tahun 2024.
1.2.4 Tujuan Khusus
a. Mensosialisasikan pentingnya pemantauan status gizi balita.
b. Meningkatkan pengetahuan ibu balita dan kader kesehatan tentang
asupan gizi yang baik.
c. Mendeteksi dini gangguan pertumbuhan.
d. Memberikan penanganan balita stunting yang lebih terstruktur dan
fokus.
e. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (penurunan prevalensi
stunting).
BAB II
ISI

2.1. Data Permasalahan Kesehatan


Stunting adalah sebuah isu nasional yang sudah menjadi program prioritas
dalam pembangunan bidang Kesehatan. Stunting adalah kondisi gagal
tumbuh pada anak usia dibawah lima tahun (balita). Kegagalan tumbuh ini
terkait erat dengan kondisi kekurangan gizi yang berlangsung dalam waktu
yang lama, kejadian infeksi secara berulang-ualng, dan rangsangan
psikososial yang tidak optimal pada seribu hari pertama kehidupan, yaitu dari
janin hingga anak berusia dua tahun (Dirjen Kesmas, 2018).
Stunting adalah status gizi yang didasarkan pada indeks PB/U atau TB/U
dimana dalam standar antropometri penilaian status gizi anak, hasil
pengukuran tersebut ada pada ambang batas (Z – Score ) <2 SD sampai
dengan -3 SD (Pendek) dan <-3 SD (Sangat Pendek), (Trihono, dkk, 2015).
Prevalensi stunting didapatkan dari hasil perhitungan sebagai berikut :
jumlah balita stunting
% 𝑆𝑡𝑢𝑛𝑡𝑖𝑛𝑔 = 𝑥 100%
jumlah balita yang diukur
Pemerintah telah menetapkan target stunting Indonesia sebesar 14% pada
tahun 2024 mendatang. Untuk mencapai target tersebut diperlukan Kerjasama
dari berbagai pihak maupun sektor.

4
5

Grafik 2.1 Persentase Kasus Stunting Puskesmas Birayang Tahun 2022

Persentase Kasus Stunting Puskesmas


Birayang Tahun 2022
43,75
45,00
40,00 31,43
35,00 25,00 25,27
30,00 20,2518,7522,45 22,50 22,2225,00
25,00
20,00 12,20
15,00 5,63
10,00
5,00
0,00

Tabel 2.1 Jumlah Kasus dan Persentase Kasus Stunting di Puskesmas


Birayang
Tahun 2022
Jumlah
balita Sangat
No. Desa Pendek Normal Tinggi Stunting %
yang pendek
diukur
1 Cukan lipai 79 1 15 63 0 16 20,25
2 Lok besar 48 3 6 39 0 9 18,75
Birayang
3 49 2 9 38 0 11 22,45
timur
4 Birayang 41 0 5 36 0 12 12,20
5 Limbar 40 3 6 31 0 9 22,50
6 Mahela 48 1 11 36 0 12 25,00
Birayang
7 35 2 9 24 0 11 31,43
surapati
8 Wawai 48 3 18 27 0 21 43,75
9 Wawai gardu 91 6 17 68 0 23 25,27
10 Anduhum 81 3 15 63 0 18 22,22
11 Labuhan 44 2 9 33 0 11 25,00
12 Rangas 71 1 3 67 0 4 5,63
Total 675 27 123 525 0 150 22,22

Dari grafik dan tabel tersebut dapat diketahui bahwa beberapa Desa di
wilayah kerja Puskesmas Birayang memiliki persentase kasus stunting yang
masih tinggi.
6

2.2. Karya Inovasi


Inovasi yang terbentuk dari banyaknya kasus stunting yang ditemukan di
wilayah kerja Puskesmas Birayang adalah “LAS BANTING” (Kelas Ibu
Balita Stunting) yang merupakan kegiatan khusus dan dilakukan bersama
para ibu balita yang memiliki balita terindikasi stunting untuk bersama-sama
dalam melakukan penanganan stunting agar balita dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal dan maksimal. Kegiatan ini dilakukan secara
bertahap dimulai dari :
2.2.1. Persiapan
a. Melakukan konsultasi dengan Kepala Puskesmas terkait kegiatan
inovasi.
b. Koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor.
c. Membuat media sosialisasi kegiatan “LAS BANTING” (Kelas Ibu
Balita Stunting)
d. Membuat jadwal kegiatan “LAS BANTING” (Kelas Ibu Balita
Stunting)
2.2.2. Pelaksanaan
a. Sosialisasi pentingnya pemantauan status gizi balita.
b. Penyuluhan mengenai stunting dan asupan gizi yang baik.
c. Si Dara Cantik (Diskusi dengan Para Ibu Cantik).
d. Mama Sehati Sayang (Masak-Masak Sehat Bergizi seimbang
Bersama Puskesmas Birayang).
e. Pemberian vitamin tambahan untuk balita stunting.
f. Pembuatan komitmen bersama untuk Atasi stunting.
2.2.3. Evaluasi
a. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan inovasi dengan
memantau prevalensi stunting.
7

2.3. Keterkaitan Kegiatan Inovasi dengan Nilai BerAKHLAK


2.3.1. Berorientasi Pelayanan
Kegiatan inovasi “LAS BANTING” (Kelas Ibu Balita Stunting)
yang dilakukan oleh Puskesmas Birayang merujuk pada tingginya
prevalensi kasus stunting yang terjadi di desa wilayah kerja
Puskesmas Birayang. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat
mengubah perilaku masyarakat agar lebih peduli terhadap stunting dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2.3.2. Akuntabel
Menyampaikan rancangan kegiatan “LAS BANTING” (Kelas Ibu
Balita Stunting) kepada Kepala Puskesmas Birayang serta melaporkan
hasil dari kegiatan inovasi yang telah dilakukan.
2.3.3. Kompeten
Meningkatkan kompetensi diri dengan sikap mau belajar sehingga
kegiatan inovasi ini dapat berjalan sesuai dengan rencana.
2.3.4. Harmonis
Menghargai pendapat, bimbingan dan saran dari Kepala Puskesmas
Birayang serta lintas program maupun lintas sektor yang terkait.
2.3.5. Loyal
Kegiatan inovasi “LAS BANTING” (Kelas Ibu Balita Stunting)
dilakukan dengan mempertimbangkan pentingnya penurunan
prevalensi stunting untuk mengejar target yang telah diberikan oleh
pemerintah pusat maupun daerah.
2.3.6. Adaptif
Perbaikan dari Kepala Puskesmas Birayang, lintas program dan
lintas sektor terhadap inovasi “LAS BANTING” (Kelas Ibu Balita
Stunting) terus dilakukan agar muncul inovasi-inovasi baru yang lebih
baik.
2.3.7. Kolaboratif
Melakukan koordinasi baik dengan rekan lintas program dan lintas
sektor serta para masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Birayang.
8

2.4. Hasil
Tabel 2.4. Data Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Birayang Tahun 2022
dan Tahun 2023 (Laporan EPPGBM)
Jumlah Jumlah
% %
No. Desa balita di SP P N T balita di SP P N T
ST ST
timbang timbang
1 Cukan lipai 79 1 15 63 0 20,25 101 2 11 88 0 12,87
2 Lok besar 48 3 6 39 0 18,75 49 1 5 43 0 12,24
Birayang
3 49 2 9 38 0 22,45 53 5 6 42 0 20,75
timur
4 Birayang 41 0 5 36 0 12,20 35 1 1 33 0 5,71
5 Limbar 40 3 6 31 0 22,50 40 0 5 35 0 12,50
6 Mahela 48 1 11 36 0 25,00 53 2 11 40 0 24,53
Birayang
7 35 2 9 24 0 31,43 47 4 6 37 0 21,28
surapati
8 Wawai 48 3 18 27 0 43,75 62 3 11 48 0 22,58
Wawai
9 91 6 17 68 0 25,27 84 5 8 71 0 15,48
gardu
10 Anduhum 81 3 15 63 0 22,22 100 1 12 86 1 13,00
11 Labuhan 44 2 9 33 0 25,00 50 0 5 45 0 10,00
12 Rangas 71 1 3 67 0 5,63 73 2 7 64 0 12,33
Total 675 27 123 525 0 22,22 747 26 88 632 1 15,26

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa inovasi “LAS BANTING”


(Kelas Ibu Balita Stunting) dapat menurunkan prevalensi stunting di
Puskesmas Birayang dari 22,22% menjadi 15,26%. Adanya penurunan
prevalensi stunting ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Stunting sendiri merupakan masalah gizi masa lalu yang kompleks,
sebelum kelahiran seperti gizi ibu selama kehamilan dan faktor setelah
kelahiran seperti asupan gizi anak saat pertumbuhan, sosial ekonomi, ASI
Eksklusif, penyakit infeksi, pelayanan kesehatan dan berbagai faktor lainnya
yang memerlukan waktu cukup panjang untuk penanganannya.
Berbagai kegiatan yang dilakukan saat melaksanakan “LAS BANTING”
(Kelas Ibu Balita Stunting) seperti sosialisasi pentingnya pemantauan status
gizi balita, diharapkan agar ibu balita lebih peduli dan memperhatikan
pertumbuhan serta perkembangan anaknya di Posyandu rutin setiap bulan.
9

Penyuluhan mengenai stunting serta asupan gizi yang baik juga


diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu dan masyarakat tentang
stunting beserta asupan gizi yang baik untuk balita stunting.
Disukusi yang dilakukan dengan para ibu balita bertujuan untuk mengulik
keseharian para balita yang terindikasi stunting, baik dalam hal pola asuh ibu,
pola makan anak, konsumsi makan anak serta penyakit- penyakit yang
dialami balita.
Kegiatan masak-masak sehat bergizi seimbang dilakukan langsung dengan
demo masak yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kreatifitas
para ibu balita dalam mengolah bahan makanan yang ada dirumah sesuai
dengan anjuran menu empat Bintang (Karbohidrat, Protein Hewani, Protein
Nabati dan Sayur Buah). Setelah diadakannya kegiatan ini, ada beberapa
Desa yang meminta petugas Puskesmas Birayang menjadi narasumber dalam
kegiatan serupa yang rencananya akan dilaksanakan oleh Desa untuk seluruh
balita.
Pemberian vitamin tambahan untuk balita stunting diharapkan dapat
mengubah konsumsi makan balita dan melengkapi kurangnya asupan vitamin
mineral yang dikonsumsi balita. Pemberian vitamin ini didanai oleh Desa dan
di distribusikan pada saat kegiatan “LAS BANTING” (Kelas Ibu
BalitaStunting).
Pembuatan komitmen bersama diharapkan dapat mempererat koordinasi
antar program, sektor dan masyarakat dalam menurunkan prevalensi stunting.
Pada saat pembuatan komitmen juga dilakukan penulisan harapan dari
seluruh ibu dan masyarakat untuk balita-balita kita yang terindikasi stunting.
Dalam pelaksanaan kegiatan “LAS BANTING” (Kelas Ibu Balita
Stunting) tidak ditemukan kendala yang besar, karena kegiatan ini banyak
dibantu oleh berbagai pihak, baik dilintas program, lintas sektor, masyarakat,
serta teman sejawat. Didukung oleh antusias positif dari para ibu balita
selama kegiatan ini berlangsung.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Balita pendek (Stunting) adalah masalah kurang gizi kronis yang
disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat
pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Tingginya
prevalensi stunting di wilayah kerja Puskesmas Birayang akhirnya
membentuk inovasi “LAS BANTING” (Kelas Ibu Balita Stunting).
Tahapan kegiatan yang dilakukan dari persiapan (mulai dari konsultasi,
korrdinasi, pembuatan media serta pembuatan jadwal kegiatan), pelaksanaan
(sosialisasi pentingnya pemantauan status gizi balita, penyuluhan mengenai
stunting dan asupan gizi yang baik, Si Dara Cantik, Mama Sehati Sayang,
pemberian vitamin, serta pembuatan komitmen bersama), dan evaluasi
(monitoring dan evaluasi)
Inovasi “LAS BANTING” (Kelas Ibu Balita Stunting) dapat membantu
menurunkan prevalensi stunting di wilayah kerja PUskesmas Birayang dari
22,22 % menjadi 15,25%.

3.2. Saran
a. Untuk meningkatkan pelaksanaan inovasi “LAS BANTING”(Kelas Ibu
Baliuta Stunting) sangat diperlukan dukungan dan dikembangkan Dinas
Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah atau Pemerintah untuk dapat
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya dalam
penanggulangan stunting.
b. Diharapkan lebih meningkatkan Kerjasama lintas sektor dan Kerjasama
lintas program sehingga keberhasilan inovasi dapat lebih berkolaborasi.
c. Peran orang tua diharapkan lebih optimal lagi dalam mengasuh anak
terutama bagi balita stunting.

10
BAB IV
PENUTUP

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Atas berkat dan kasih-
Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah inovasi kegiatan “LAS BANTING”
(Kelas Ibu Balita Stunting) yang diharapkan membantu meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dan menurunkan prevalensi stunting di wilayah kerja
Puskesmas Birayang sebagai salah satu inovasi program gizi di Puskesmas
Birayang. Terimakasih kepada semua pihak yang mendukung dan memotivasi
untuk melaksanakan kegiatan inovasi ini, karena tanpa bantuan dari semua pihak
pelaksanaan “LAS BANTING” (Kelas Ibu Balita Stunting) tidak dapat berjalan
dengan lancar.
Serta akan terus dilakukan inovasi-inovasi baru untuk membantu masalah
kesehatan lainnya yang ada di wilayah kerja Puskesmas Birayang.

11
DAFTAR PUSTAKA

Laporan tahunan Puskesmas Birayang Tahun 2022

Laporan tahunan Puskesmas Birayang Tahun 2023

Laporan EPPGBM tahun 2022

Laporan EPPGBM tahun 2023

Eko Putro Sandjojo 2017.Buku Saku Desa Dalam Penanganan Stunting: Jakarta
Kementrian Desa,Pembangunan Daerah Tertinggal dan transmigrasi.

World Health Organization. 2016. Angka Kejadian Gizi Buruk. (Internet) http://
www.who.go.id/ index. Giziburuk.ratiovw=2&id. Diakses pada tanggal 13
Maret 2024.

UNICEF. 2013. Improving Child Nutrition: The achievable imperative for global.

Fikawati, Sandra, dkk. (2017). Gizi anak dan remaja. Ed. 1. Cet. 1. Depok :
Rajawali Pers.

Bhutta, Z. A., Akseer, N., Keats, E. C., Vaivada, T., Baker, S., Horton, S. E., Katz,
J., Menon, P., Piwoz, E., Shekar, M., Victora, C., & Black, R. (2020). How
countries can reduce child stunting at scale: lessons from exemplar
countries. The American Journal of Clinical Nutrition.
https://doi.org/10.1093/ajcn/nqaa153. Diakses pada tanggal 13 Maret 2024.

Kementerian Kesehatan RI. 2016. INFODATIN Pusat Data dan Informasi


Kementerian Kesehatan RI Situasi Balita Pendek. Jakarta Selatan.

12
LAMPIRAN
DOKUMENTASI DAN DATA PENDUKUNG
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan

Kegiatan Koordinasi Lintas Sektor di Kecamatan Batang Alai Selatan


Kegiatan Koordinasi Lintas Sektor di Kecamatan Batang Alai Selatan
Sosialisasi dan Penyuluhan “LAS BANTING”
Si Dara Cantik (Diskusi dengan Para Ibu Cantik)
Mama Sehati Sayang (Masak-Masak Sehat Bergizi Seimbang Bersama Puskesmas
Birayang)
Pemberian Vitamin Tambahan
Pembuatan Komitmen Bersama
Lampiran 2. Data Stunting Puskesmas Birayang Tahun 2022 dan 2023
Jumlah Jumlah
% %
No. Desa balita di SP P N T balita di SP P N T
ST ST
timbang timbang
1 Cukan lipai 79 1 15 63 0 20,25 101 2 11 88 0 12,87
2 Lok besar 48 3 6 39 0 18,75 49 1 5 43 0 12,24
Birayang
3 49 2 9 38 0 22,45 53 5 6 42 0 20,75
timur
4 Birayang 41 0 5 36 0 12,20 35 1 1 33 0 5,71
5 Limbar 40 3 6 31 0 22,50 40 0 5 35 0 12,50
6 Mahela 48 1 11 36 0 25,00 53 2 11 40 0 24,53
Birayang
7 35 2 9 24 0 31,43 47 4 6 37 0 21,28
surapati
8 Wawai 48 3 18 27 0 43,75 62 3 11 48 0 22,58
Wawai
9 91 6 17 68 0 25,27 84 5 8 71 0 15,48
gardu
10 Anduhum 81 3 15 63 0 22,22 100 1 12 86 1 13,00
11 Labuhan 44 2 9 33 0 25,00 50 0 5 45 0 10,00
12 Rangas 71 1 3 67 0 5,63 73 2 7 64 0 12,33
Total 675 27 123 525 0 22,22 747 26 88 632 1 15,26
Lampiran 3. Leafleat Stunting
Lampiran 4. SK Percepatan Penurunan Stunting Desa Binaan Gizi
Lampiran 5. Biodata
BIODATA TENAGA KESEHATAN GIZI TELADAN
PUSKESMAS BIRAYANG KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH
TAHUN 2024

Nama : Desi Rosalina, A.Md.Gz


NIP : 19971210 201903 2 002
Tempat, Tanggal Lahir : Banjarbaru, 10 Desember 1997
Pangkat/ Golongan : Pengatur Tk.1/ IId
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Perum. Pondok Berkat Muda Kreatif No.22,
Alamat Rumah :
RT/RW. 006/002, Banua Jingah, Barabai.
Jl. Merdeka RT.009 Lok Besar, Batang Alai
Alamat kantor :
Selatan.
1. Rumah Sakit Daerah Idaman Banjarbaru
Riwayat Pekerjaan : 2018
2. Puskesmas Birayang 2019
Email : desirosalina4313@gmail.com
No. Telp : 0812-5027-8653
Lampiran 6. SK Pegawai Negeri Sipil
Lampiran 7. Ijazah Terakhir
Lampiran 8. Surat Tanda Registrasi
Lampiran 9. Sertifikat Seminar dan Pelatihan

Anda mungkin juga menyukai