Anda di halaman 1dari 8

"Menganalisis Faktor Penyebab dan Strategi Penanggulangan Stunting di

Wilayah Dasan Agung Kota Mataram"

Abstrak

Stunting merupakan ancaman bagi generasi masa depan di indonesia , 15-17% stunting
berkontribusi terhadap kematian anak di dunia, pada tahun 2024 pemerintah telah menargetkan
prevelensi stunting menjadi 14%, dimana pada 2019 mencapai 27,6% (Riset kesehatan dasar
2019) dan di 2023 turun menjadi 21,6% . Kepala badan keluarga berencana (BKKBN) Hasto
wardoyo mengungkapkan bahwa tantangan yang di hadapi keluarga di indonesia saat ini
bukanlah ledakan penduduk, melainkan masi terjadi kesenjangan dan bagaimana meningkatkan
kualitas khususnya percepatan penurunan stunting. Berikan aku sepuluh pemuda maka akan ku
guncang dunia, Berikut adalah sebuah kalimat legenda yang sempat di ucapkan oleh bapak
bangsa kita SOEKARNO, melalui semangat tersebut wakil prisedn kita K.H Maruf Amin ingin
membangkitkan kembali semangat pada pemuda melalui seumber daya manusia yang sehat
untuk membangun bangsa dan negara, untuk itu pada peringatan harganas ke 30 wapres
mengingatkan kepada semua lapisan masyarakat untuk memperkuat peran di dalam keluarga,
agar menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan dapat berjuang mengisi kemerdakan
bangsa “Maka pada peringata hari keluarga nasional yang ke -30,saya titip kepada seluruh
keluarga di indonesia untuk terus memperkokoh peranan keluarga dalam mencetak generasi
penerus yang bebas stunting, fisiknya, mentalnya maupun kehidupanya.

Kata kunci : Stunting, Faktor Penyebab, Strategi Penanggulangan, Dasan Agung, Kota Mataram

A. Pendahuluan

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kasus Stunting yang cukup tinggi. Hal
ini merupakan salah satu faktor yang dapat berakibat pada lemahnya kognitif yang dimiliki oleh
setiap anak-anak yang ada di Indonesia. Masalah terkait Stunting ini cukup menjadi masalah yang
serius bagi pemerintah untuk itu perlu melakukan penanggulangan yang efektif dan efisien.
(Laswati, 2019) Masalah gizi pada usia anak sekolah dapat menyebabkan rendahnya tingkat
pendidikan tingginya angka absensi dan bahkan banyak anak yang putus sekolah. Contohnya
pertumbuhan dan perkembanagan anak yang kami observasi di dasan agung di pengaruhi oleh
banyak faktor di antaranya kesehatan dan gizi, kesehatan di mulai pada sangatl seseorang anak
dalam kadungan termasuk makanan yang di konsumsi ibunya saat dia mengandung, hal itu di
sebabkan oleh mengkonsumsi makanan apa bila makanan yang ibu hamil itu makan tidak
mengadung banyak gizi dan protein akan menyebabkan pertumbuhan janin menjadi melambat,
jika kondisi ini terus berlanjut selama 2 tahun maka pertumbuhan dan perkembangan anak akan
mengalami hambat. Hambatan pertumbuhan yang di alami anak di lihat dari berat badan dan
tinggi badan tidak sesuai dengan standar WHO, picauly dan toy berkata indikator yang di gunakan
untuk megidentifakis seorang balita yang terkena stunting adalah berdasarkan tingi badan
menurut umur (TB/U).

Stunting adalah masalah kesehatan serius di Indonesia karena mempengaruhi sejumlah


besar anak-anak. Menurut data WHO pada tahun 2018, sekitar 30,8% anak di Indonesia
mengalami stunting. Kawasan Dasan Agung di Kota Mataram adalah salah satu daerah yang
terkena dampaknya, dengan sekitar 32% anak di daerah tersebut mengalami stunting pada tahun
2019. Penyebab stunting sangat beragam, termasuk faktor biologis dan non-biologis. Faktor
biologis meliputi gizi yang tidak memadai, infeksi, dan penyakit kronis, sedangkan faktor non-
biologis meliputi kondisi sosial-ekonomi, akses ke layanan kesehatan, dan praktik perawatan
anak yang tidak tepat.

Untuk mengatasi stunting diperlukan (Priyono, 2020) strategi yang tepat dan komprehensif
yang mencakup pencegahan, deteksi dini, dan intervensi. Upaya pencegahan melibatkan
peningkatan akses terhadap gizi yang baik dan layanan kesehatan. Deteksi dini dilakukan melalui
pemantauan pertumbuhan anak secara teratur, dan intervensi diperlukan setelah stunting
teridentifikasi, dengan memberikan gizi yang memadai dan intervensi medis yang sesuai. Di
daerah Dasan Agung, diperlukan strategi yang komprehensif dan terkoordinasi untuk mengatasi
stunting dengan efektif. Strategi ini harus fokus pada peningkatan akses terhadap gizi yang baik
dan layanan kesehatan, deteksi dini stunting, dan intervensi yang terintegrasi. Selain itu, upaya
untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang stunting dan metode
pencegahan juga diperlukan.

Stunting adalah masalah gizi kronis yang mempengaruhi anak-anak di bawah usia lima tahun,
ditandai dengan pertumbuhan fisik yang terhambat, terutama dalam hal tinggi badan. Hal ini
dapat memiliki dampak jangka panjang yang serius pada perkembangan anak, termasuk masalah
kognitif, kapasitas memori yang berkurang, dan produktivitas yang rendah pada masa dewasa.
Prevalensi stunting yang tinggi di Dasan Agung, Kota Mataram adalah alasan yang serius untuk
prihatin, karena dapat berdampak negatif pada generasi muda dan perkembangan sosial-
ekonomi di daerah tersebut. Oleh karena itu, penting untuk menganalisis faktor-faktor yang
berkontribusi dan mengembangkan strategi untuk mengatasi stunting di daerah tersebut.
Beberapa faktor kontribusi mungkin meliputi akses terbatas terhadap pola makan yang bergizi
dan seimbang, akses yang tidak memadai terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, dan kurangnya
pengetahuan dan kesadaran di kalangan masyarakat tentang pentingnya gizi yang baik untuk
pertumbuhan anak.

Selain itu, implementasi strategi yang efektif untuk mengatasi stunting sangat penting. Hal
ini dapat melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, lembaga
kesehatan, masyarakat, dan sektor swasta. Strategi tersebut dapat meliputi peningkatan akses
terhadap pola makan yang bergizi dan seimbang melalui program pemberian makanan tambahan,
peningkatan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta peningkatan kesadaran dan
pengetahuan di kalangan masyarakat tentang pentingnya gizi yang baik. Dengan melakukan
analisis terhadap faktor-faktor yang berkontribusi dan melaksanakan strategi yang efektif untuk
mengatasi stunting di Dasan Agung, Kota Mataram, diharapkan pemahaman yang lebih baik
tentang masalah ini dapat dicapai dan program-program yang efektif dapat dikembangkan untuk
mengatasi stunting di daerah tersebut.

B. Perumusan Masalah

• Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya stunting di wilayah Dasan Agung
Kota Mataram.
• Strategi penanggulangan yang dapat dilakukan perlu diketahui untuk mengatasi stunting
di Wilayah Dasan Agung Kota Mataram.

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian yang kami lakukan ini tidak lain tujuannya adalah untuk menganalisis
faktor-faktor penyebab dan strategi penanggulangan stunting di Wilayah Dasan Agung Kota
Mataram. Dimana stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius, terutama
pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. Untuk itu dengan adanya penelitian ini dapat memberikan
kontribusi penting dalam pemahaman tentang (Mely et al., 2021) faktor penyebab dan strategi
penanggulangan stunting di wilayah Dasan Agung, Kota Mataram. Dan tidak lain harapan kami
dengan adanya penelitian ini dapat menjadi acuan bagi pemerintah, LSM, dan masyarakat dalam
merancang kebijakan dan program yang efektif untuk mengatasi masalah stunting di wilayah
tersebut.

D. Metode Penelitian

1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Untuk tempat kami memilih observasi Puskesmas Dasan Agung dan Dinas Kota Mataram.
Kami memilih tempat ini dikarenakan lokasinya terjangkau (tidak jauh dari Universitas
Mataram). Kami terjun langsung ke Puskesmas Dasan Agung pada hari Rabu, 18 Oktober
2023 (jam 08.50 – 09.35 ) dan di Dinas Kota Mataram pada har Kamis, 26 Oktober 2023
(07.30 - 08.10).
2. Metode yang Digunakan
Pada penelitian yang dilakukan, disini kami menggunakan metode kualitatif (Fadli, 2021)
di mana pada metode ini kami telah melakukan wawancara langsung kepada salah satu
staf yang berada di Puskesmas Dasan Agung da Dinas Kota Mataram. Dengan
menggunakan metode ini kami bisa berinteraksi dan berkomunikasi secara langsung
dengan salah seorang yang akan kami wawancara, terkait dengan permasalahan yang
telah kami paparkan. Untuk itu kami bisa menyimak dan memahami setiap ucapan yang
guru tersebut sampaikan.

E. Pembahasan

Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak yang ditandai dengan tinggi badan
yang lebih pendek dari standar usia atau ketinggian yang diharapkan. Dalam hal ini perlu
diketahui beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya stunting. Gizi Buruk.Gizi buruk
merupakan salah satu (Wulandari Leksono et al., 2021) penyebab utama terjadinya stunting.
Dikarenakan jika anak tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup, seperti protein pada saat balita,
energi, vitamin, dan mineral, maka bisa dipastikan pertumbuhan dari anak tersebut akan
terhambat. Banyak orang yang menyamakan antara gizi buruk dan stunting namun, pada
kenyataannya kedua dari obyek ini merupakan suatu komponen yang berbeda. Kurangnya
Asupan Gizi Selama Kehamilan. Ibu hamil yang tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup dapat
mengalami kekurangan gizi, yang kemudian dapat mempengaruhi pertumbuhan janin. Jika janin
tidak mendapatkan nutrisi yang cukup selama masa perkembangannya, maka risiko stunting
pada anak akan meningkat. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi para ibu hamil terkhususnya agar
kehamilannya itu dipastikan mendapatkan asupan gizi, nutrisi dan makanan yang layak.

Infeksi dan Penyakit.(Sumartini & Kebidanan, 2022) Infeksi kronis seperti infeksi saluran
pernapasan, diare, dan infeksi parasit dapat mengganggu penyerapan nutrisi dalam tubuh anak.
Infeksi yang berulang atau penyakit yang tidak diobati dengan baik dapat menghambat
pertumbuhan anak, yang pada akhinya dapat menyebabkan stunting. Untuk itu perlu
diperhatikan bagaimana situasi dan kondisi serta lingkungan dari anak-anak terjaga agar tidak
terkena Stunting. Kurangnya Akses ke Layanan Kesehatan. Akses layanan kesehatan seharusnya
menjadi perhatian, dikarenakan dalam hal ini jika akses ke layanan kesehatan yang berkualitas
terbatas, seperti pelayanan antenatal yang tepat, imunisasi, dan pemberian makanan tambahan,
maka risiko stunting pada anak meningkat. Layanan kesehatan yang kurang memadai dapat
menghambat pemantauan pertumbuhan anak dan intervensi yang diperlukan.

Praktik Makan yang Tidak Sehat. Praktik makan yang tidak sehat sudah pasti memberi
dampak yang buruk bagi kesehatan tubuh, seperti pemberian makanan padat terlalu dini,
pemberian makanan berbasis karbohidrat yang tidak seimbang, atau pemberian makanan
dengan kadar gizi rendah, dapat menyebabkan stunting. Pola makan yang tidak seimbang atau
kurangnya keragaman dalam asupan makanan dapat menghambat pertumbuhan anak. Kondisi
Sosial-Ekonomi: Faktor sosial-ekonomi, seperti kemiskinan, pendidikan rendah, dan
ketidakstabilan ekonomi, dapat mempengaruhi akses terhadap makanan bergizi, perawatan
kesehatan, dan lingkungan yang sehat. Ketidakmampuan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan gizi anak secara memadai dapat menyebabkan stunting. Hal ini sudah menjadi pusat
perhatian pemerintah namun, basicnya stunting jika tidak dapat dihindarkan jika adanya
kesenjangan sosial-ekonomi pada masyarakat setempat. Pola Hidup dan Sanitasi: Sanitasi yang
buruk, akses terbatas ke air bersih, kebiasaan mencuci tangan yang kurang, dan lingkungan yang
tidak higienis dapat menyebabkan infeksi dan penyakit yang berkontribusi pada stunting.
Kesehatan dan kebersihan lingkungan yang buruk dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi
dan penyakit, yang pada akhirnya berdampak negatif pada pertumbuhan anak.

Dari kasus Stunting yang terjadi ini tentunya harus ada upaya penanggulanganya. Untuk itu
perlunya memperdalam pemahaman tentang stunting dan mencari bagaimana pendekatan
efektif yang sesuai dalam menangani masalah ini, beberapa usaha atau langkah umum yang
dapat dilakukan oleh masyarakat dan lembaga kesehatan untuk mencegah terjadinya stunting
Pendidikan dan Pelatihan, masyarakat dan Puskesmas terdekat dapat mengadakan program
pendidikan dan pelatihan bagi staf medis, petugas kesehatan, serta ibu hamil dan ibu menyusui
untuk meningkatkan pemahaman tentang stunting, baik itu dari faktor penyebab serta
bagaimana cara pencegahannya. Pendidikan dan pelatihan ini tentunya nanti akan berdampak
positif bagi mereka yang mengetahuinya.

Pemantauan Pertumbuhan, Puskesmas atau lembaga kesehatan setempat dapat melakukan


pemantauan pertumbuhan secara rutin pada anak-anak balita guna untuk mengidentifikasi kasus
stunting serta memberikan intervensi yang diperlukan, untuk mencegah terjadinya stunting di
wilayah tersebut. Promosi Gizi Seimbang melalui kampanye atau Sosialisasi. (Fuad & Indriyany,
2024) Salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh Puskesmas adalah mengadakan sosialisasi
tentang pentingnya gizi seimbang. Sosialisasi ini dapat dilakukan melalui berbagai cara seperti
ceramah, seminar, atau diskusi kelompok untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat
tentang pentingnya gizi seimbang bagi kesehatan. Dalam sosialisasi ini dijelaskan tentang konsep
gizi seimbang yang meliputi kebutuhan nutrisi, jenis dan jumlah makanan yang seharusnya
dikonsumsi. Selain itu, Puskesmas juga dapat melakukan program pemberian makanan bergizi
kepada anak-anak.(Volume, 2017) Program ini bisa dilakukan melalui posyandu atau program
khusus yang ditujukan untuk memastikan anak-anak mendapatkan makanan bergizi yang cukup.
Pemberian makanan bergizi ini dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan nutrisi anak-anak,
seperti protein, lemak, karbohidrat, dan vitamin yang sesuai dengan usia dan kondisi anak.

(Di et al., 2022) Pencegahan stunting juga dapat dilakukan dengan penyuluhan Ibu Hamil,
Puskesmas dapat memberikan informasi dan edukasi kepada ibu hamil tentang pentingnya
asupan gizi yang cukup selama kehamilan untuk mencegah stunting pada bayi yang
dikandung.Penyuluhan kepada ibu hamil, penyuluhan ini dilakukan dengan tujuan untuk
memberikan informasi dan edukasi kepada ibu hamil mengenai pentingnya asupan gizi yang
cukup selama kehamilan. Penyuluhan ini bertujuan untuk mencegah kondisi stunting pada bayi
yang dikandung. Selain itu, Puskesmas juga memberikan edukasi tentang jenis makanan yang
sebaiknya dikonsumsi dan yang sebaiknya dihindari selama kehamilan. Makanan yang sehat dan
bergizi seperti sayuran, buah-buahan, sumber protein, dan sumber karbohidrat kompleks sangat
dianjurkan. Sementara itu, makanan yang tinggi garam, gula, lemak jenuh, dan makanan olahan
sebaiknya dihindari.

Gambar 1.1 Sosialisasi dan Pemberian Bantuan kepada Adik-adik yang Mengalami Stunting

Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian yang kami lakukan ini adalah bahwa stunting adalah masalah
serius di wilayah Dasan Agung, Kota Mataram. Menurut data dinas kesehatan kota Mataram pada
tahun 2019 sekitar 32% anak-anak yang berada di wilayah Dasan Agung mengalami Stunting.
Faktor-faktor seperti kurangnya gizi, air bersih yang tidak tersedia, sanitasi yang buruk, dan
penyakit menular berkontribusi pada stunting. Oleh karena itu, strategi penanggulangan stunting
yang efektif harus mencakup peningkatan akses pada gizi yang baik, air bersih, sanitasi yang baik,
dan perawatan kesehatan yang memadai. Analisis faktor penyebab stunting penting untuk
menentukan langkah-langkah yang perlu diambil. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dari
berbagai sumber seperti survei kesehatan dan wawancara dengan ibu-ibu. Dengan menganalisis
faktor penyebab stunting, dapat diidentifikasi masalah kesehatan yang paling signifikan dan
merancang strategi yang sesuai.

Strategi penanggulangan stunting harus disesuaikan dengan kondisi di wilayah Dasan Agung,
Kota Mataram. Ini melibatkan kerjasama antara pemerintah, organisasi kesehatan, lembaga
pendidikan, dan masyarakat. Upaya perbaikan gizi harus dimulai sejak kehamilan hingga usia 2
tahun. Upaya pencegahan stunting melibatkan peningkatan akses pada makanan bergizi, edukasi
gizi bagi ibu hamil dan ibu menyusui, serta pemantauan pertumbuhan anak secara teratur. Selain
itu, strategi penanggulangan stunting juga harus mencakup peningkatan akses pada air bersih
dan sanitasi yang baik. Peningkatan infrastruktur sanitasi dan penyuluhan tentang kebersihan
juga penting untuk mencegah penyebaran penyakit dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

Penanggulangan stunting juga memerlukan kerjasama dalam bidang kesehatan. Peran


petugas kesehatan seperti bidan, dokter, dan kader kesehatan sangat penting dalam
memberikan informasi dan dukungan kepada ibu hamil dan ibu menyusui. Monitoring dan
evaluasi secara berkala juga penting dalam strategi penanggulangan stunting. Data pertumbuhan
anak dan status gizi harus terus dipantau untuk menilai efektivitas strategi yang dilakukan. (Kania
et al., n.d.) Partisipasi aktif masyarakat juga diperlukan dalam mendukung program
penanggulangan stunting melalui edukasi dan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan kesehatan.
Untuk itu perlunya penanggulangan stunting di wilayah Dasan Agung, Kota Mataram seperti
adanya pendekatan yang komprehensif dan kerjasama semua pihak. Analisis faktor penyebab
stunting dan penyusunan strategi yang tepat merupakan langkah awal yang penting dalam
mengatasi masalah ini. Dengan kerjasama dan dukungan semua pihak, diharapkan stunting dapat
dikurangi dan kualitas kesehatan masyarakat dapat meningkat di wilayah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

(Laswati, 2019)Di, P., Rw, R. T., & Cireundeu, K. (2022). PROGRAM PENYULUHAN PENCEGAHAN
STUNTING KEPADA. 1–6.

Fadli, M. R. (2021). Memahami desain metode penelitian kualitatif. Humanika, 21(1), 33–54.
https://doi.org/10.21831/hum.v21i1.38075

Fuad, A., & Indriyany, I. A. (2024). Sosialisasi Pencegahan Stunting sebagai Upaya Peningkatan
Kualitas Kesehatan Bayi dan Anak di Kecamatan Munjul , Kabupaten Pandeglang. 3(1), 36–
45.

Kania, I., Mufti, I., Gizi, P., Leuwigoong, P., Leuwigoong, S. D., Stunting, P., Menteri, K., &
Nomor, K. (n.d.). No Title.

Laswati, D. T. (2019). Masalah Gizi Dan Peran Gizi Seimbang. Agrotech : Jurnal Ilmiah Teknologi
Pertanian, 2(1), 69–73. https://doi.org/10.37631/agrotech.v2i1.12

Mely, O. :, Saputri, N., Kadarisman, Y., & Si, M. (2021). Faktor-Faktor Penyebab Stunting Dan
Pencegahannya Di Kelurahan Selatpanjang Kota Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten
Kepulauan Meranti. Jom Fisip, 9, 1–15.

Priyono, P. (2020). Strategi Percepatan Penurunan Stunting Perdesaan (Studi Kasus


Pendampingan Aksi Cegah Stunting di Desa Banyumundu, Kabupaten Pandeglang). Jurnal
Good Governance, 16(2), 149–174. https://doi.org/10.32834/gg.v16i2.198

Sumartini, E., & Kebidanan, P. S. D. (2022). STUDI LITERATUR : RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DAN
STUNTING PADA BALITA Erwina Sumartini STIKes. 9(1), 55–62.
https://doi.org/10.54867/jkm.v9i1.101

Volume, R. J. (2017). No Title. 3, 201–208.

Wulandari Leksono, A., Kartika Prameswary, D., Sekar Pembajeng, G., Felix, J., Shafa Ainan Dini,
M., Rahmadina, N., Hadayna, S., Roroputri Aprilia, T., Hermawati, E., Studi Kesehatan
Masyarakat, P., Kesehatan Masyarakat, F., Kesehatan Lingkungan, D., Kelurahan
Muarasari, P., & Bogor Selatan, K. (2021). Risiko Penyebab Kejadian Stunting pada Anak.
Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat: Pengmaskesmas, 1(2), 34–38.

Anda mungkin juga menyukai