PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Stunting merupakan kondisi dimana terhambatnya tumbuh kembang anak
balita akibat kekurangan gizi kronis pada rentang waktu 1.000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK). Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya gizi tambahan
dalam waktu lama serta terjadinya infeksi berulang, kedua faktor penyebab
ini dipengaruhi cara asuh yang tidak tepat dalam 1.000 Hari Pertama
Kehidupan. Anak termasuk kategori Stunting jika panjang dan tinggi badan
tidak sesuai dengan pertambahan umurnya atau lebih rendah dari standar
nasional yang ada. Penurunan Stunting wajib dilakukan sedini mungkin
untuk mencegah dampak jangka panjang yang akan merugikan seperti
terhambatnya pertumbuhan anak. Stunting juga mempengaruhi
perkembangan otak yang mengakibatkan tingkat kecerdasan anak tidak
maksimal. Keadaan ini berisiko menurunkan produktivitas anak ketika
beranjak dewasa. Stunting juga menyebabkan anak lebih rawan terhadap
penyakit. Anak Stunting memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit kronis
ketika dia dewasa. Stunting dan berbagai bentuk permasalah gizi
berkontribusi pada hilangnya 2-3% Produk Domestik Bruto (PDB) setiap
tahunnya.
Oleh karena banyaknya dampak yang timbul akibat angka Stunting yang
tinggi di Indonesia, maka penting dilakukan penurunan dan pencegahan
Stunting sedini mungkin untuk menghindari dampak jangka panjang
terhadap tumbuh kembang anak serta untuk meningkatkan daya saing anak
Indonesia guna mencapai Indonesia Emas 2045.
PEMBAHASAN
a. Kajian Teori
Kekurangan gizi dan Stunting merupakan dua masalah yang saling
berkaitan. Stunting pada anak balita adalah dampak dari defisiensi
nutrisi selama 1.000 hari pertama kehidupan. Hal ini berakibat
terhadap gangguan perkembangan fisik anak yang irreversible, serta
menyebabkan penurunan performa kerja. Anak Stunting memiliki
rerata skor Intelligence Quotient (IQ) sebelas poin lebih rendah
dibandingkan rerata skor IQ pada anak normal. Gangguan tumbuh
kembang pada anak akibat kekurangan gizi bila tidak mendapatkan
intervensi sejak dini akan berlanjut hingga dewasa.
Stunting disebabkan faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan oleh
faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita. Intervensi
pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dari anak balita sangat
menentukan untuk mengurangi prevalensi stunting. Beberapa faktor yang
menjadi penyebab Stunting adalah; praktek pengasuhan yang kurang baik,
termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum
dan pada masa kehamilan, serta setelah melahirkan. Masih terbatasnya
layanan kesehatan termasuk pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa
kehamilan, pasca melahirkan dan pembelajaran dini yang berkualitas,
terbatasnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi, serta
kurangnya akses air bersih dan sanitasi (TNP2K 2017).
b. Rekomendasi
Ada kerjasama dan sinergi lintas sektor terkait upaya penanggulangan
Stunting yang dimulai dari desa
Sebaiknya ada Pemberian Makanan Tambahan (PMT) khusus untuk
anak Stunting, karena anak stunting membutuhkan gizi/nutrisi khusus
yang tidak sama dengan anak-anak lainnya yang tidak Stunting.
DAFTAR PUSTAKA
Erik, Erik 2020, ‘Stunting Pada Anak Usia Dini: study kasus di Desa Mirat Kec
Lewimunding Majalengka’,Jurnal Pengabdian Masyarakat,Vol.2, no.1,hh.
1, DOI: https://doi.org/10.47453/etos.v2i1.208.