Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi
dibawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak
terlalu pendek untuk usianya. Sedangkan definisi stunting menurut
Kementerian Kesehatan adalah anak balita dengan nilai z-scorenya kurang
dari -2SD/standar deviasi (stunted) dan kurang dari – 3SD (severely
stunted). (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
Sekretariat Wakil Presiden, 2017).
Stunting dapat didiagnosis melalui indeks antropometrik tinggi
badan menurut umur yang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai
pada pra dan pasca persalinan dengan indikasi kekurangan gizi jangka
panjang, akibat dari gizi yang tidak memadai dan atau kesehatan.
Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab
tidak langsung yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan
perkembangan janin. Ibu hamil dengan gizi kurang akan menyebabkan
janin mengalami intrauterine growth retardation (IUGR), sehingga bayi
akan lahir dengan kurang gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan.Beberapa faktor yang terkait dengan kejadian stunted
antara lain kekurangan energi dan protein, sering mengalami penyakit
kronis, praktek pemberian makan yang tidak sesuai dan faktor kemiskinan.
Untuk menentukan stunted pada anak dilakukan dengan cara pengukuran.
Pengukuran tinggi badan menurut umur dilakukan pada anak usia di atas 2
tahun.
Kejadian Stunting Di desa Mukiran, menurut bidan Yohana Puspiati,
Amd.,Keb, terdapat 21 balita yang mengalami stunting. Bidan Yohana
berkerjasama dengan Ahli Gizi di Puskesmas Kaliwungu. Hal tersebut
diperolehnya dari data yang sudah di skrining bulan Agustus 2019 lalu.
Yang terdeteksi stunting diantara usia 1-5 tahun, diantaranya 1 anak
dibawah 1 tahun jenis kelamin perempuan, diatas 1 tahun ada 20 anak,
berjenis kelamin laki-laki 11 anak, perempuan 9 anak.
Upaya yang dilakukan menurut Bidan Yohana mulai dari skrining
ibu hamil. Misalnya ibu yang mengalami Kurang Energi Kronis ( KEK )
diberikan nutrisi tambahan seperti susu dan biscuit, Ketika bayi sudah
lahir juga dilihat dari panjang badan bayi yaitu perempuan < 47 cm dan
laki-laki < 48 cm.
Setiap balita yang terdeteksi stunting bidan Yohana juga melakukan
pendekatan kepada orang tua agar pemberian makanan yang mengandung
gizi cukup, pemberian makan yang beraneka ragam varian, dan makanan
tambahan dapat tercukupi.
Upaya dari Pemerintah Kabupaten memberikan sirup Zinc, agar
dapat mencegah terjadinya stunting. Program dari ini sudah berjalan
selama 1 tahun terakhir masa percobaan diberikan Sirup Zinc.

B. SARAN

Stunting harus dicegah sedini mungkin dengan meningkatkan


pelayanan kesehatan kepada ibu sejak kehamilan 3 bulan berupa ANC
berupa gizi ibu hamil, imunisasi TT, dan pemeriksaan kehamilan secara
teratur. Bayi harus di berikan ASI sampai umur 6 bulan. Setelah 6 bulan
bayi harus diberikan makan pendamping ASI(M-ASI). Anak harus di
bawa ke posyandu secara rutin untuk mendapat pelayanan secara lengkap.
Bagi balita stunting segera di berikan pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/373914318/MAKALAH-STUNTING-KEL-8-docx

Anda mungkin juga menyukai