Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN

PERTEMUAN BIMBINGAN TEKNIS PENCEGAHAN DAN


PENANGGULANGAN ANEMIA REMAJA PUTERI
TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Hotel Palm Banjarmasin, 28 30 April 2016
I.

Latar Belakang
Remaja merupakan transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa
yang ditandai sejumlah perubahan biologis, kognitif, dan emosional.
Perubahan biologis yaitu pertambahan tinggi badan, perubahan
hormonal, dan kematangan seksual. Perubahan kognitif yang terjadi
adalah meningkatnya berpikir abstrak, idealistik, dan logis. Perubahan
sosio emosional meliputi tuntutan untuk mencapai kemandirian, konflik
dengan orang tua dan keinginan untuk meluangkan waktu bersama
teman sebaya. Oleh karena itu, masa remaja adalah masa yang lebih
banyak membutuhkan zat gizi. Remaja membutuhkan asupan zat gizi
yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Masalah gizi yang biasa dialami pada masa remaja salah satunya adalah
anemia. Anemia adalah penurunan kuantitas sel-sel darah merah dalam
sirkulasi atau jumlah hemoglobin berada dibawah batas normal. Gejala
yang sering dialami antara lain lesu, lemah, pusing, mata berkunangkunang, dan wajah pucat. Anemia dapat menimbulkan berbagai dampak
pada remaja antara lain menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah
terkena penyakit, menurunnya aktivitas dan prestasi belajar karena
kurangnya konsentrasi.
Pentingnya program penanggulangan anemia pada WUS dan Remaja
Puteri, karena pada WUS dan remaja puteri mempersiapkan kondisi fisik
wanita sebelum hamil agar siap menjadi ibu yang sehat, dan pada
waktu hamil tidak menderita anemi. Menyadari kondisi ekonomi pada
saat ini kebutuhan zat besi sulit sekali untuk dapat terpenuhi dari
makanan. Oleh karena itu salah satu pilihan untuk mencegah dan
menanggulangi anemia adalah dengan mengkonsumsi Tablet Tambah
Darah yang merupakan suplementasi zat besi yang harganya relative
murah, sehingga dimungkinkan sasaran mampu menyediakan sendiri.
Dari berbagai penelitian di dalam dan di luar negeri telah terbukti bahwa
suplementasi zat besi dapat meningkatkan haemoglobin/gram dalam
jangka waktu 4 bulan. Disamping itu keterbatasan pemerintah dalam
menyediakan suplementasi zat besi secara gratis (jumlah WUS dan
remaja puteri lebih dari 4 kali dari ibu hamil), maka dikembangkan

program kemandirian dalam suplementasi TTD agar penanggulangan


anemia ini menjadi lebih efektif dan efisien.
Kalimantan Selatan pada tahun 2012 sudah memulai program
pemberian TTD mandiri pada remaja, khususnya remaja puteri Sekolah
Menengah Tingkat Pertama (SLTP). Dari hasil pemberian TTD tersebut,
prevalensi status anemia pada remaja puteri tersebut menurunkan
setengahnya dari prevalensi status awal sebelum diberi intervensi TTD.
Di tahun 2011/2012 Percontohan Penanggulangan Anemia Remaja Puteri
di Sekolah SLTP/MTs dilaksanakan di 3 (tiga) Kabupaten/Kota yaitu di
Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut dan Kota Banjarbaru. Pada
pemeriksaan Hb (Haemoglobin darah) awal pada siswa didapatkan hasil
output Kegiatan di Kota Banjarbaru tahun 2011 prevalensi anemia
sebesar 61,78%. Sedangkan di Kabupaten Banjar dan Tanah Laut di
laksanakan pada tahun 2012, adapun hasil output kegiatan prevalensi
anemia di Kabupaten Banjar sebesar 66,9% dan Kabupaten Tanah Laut
sebesar 62,3%.
Pada tahun 2014 dilaksanakan kembali pemeriksaan Hb remaja puteri
yang dilaksanakan di 13 kabupaten/kota di Kalimantan Selatan. Dari
hasil pemeriksaan Hb awal pada siswi didapatkan hasil output kegiatan
prevalensi anemia di Kalimantan Selatan sebesar 49%. Setelah diberikan
intervensi tablet tambah darah tingkat anemia remaja puteri di
Kalimantan Selatan mengalami penurunan sebesar 18% dari
pemeriksaan Hb pertama. Tahun 2015 pemeriksaan Hb sebelum dan
sesudah pemberian TTD adalah 29,13% berubah menjadi 15,48%.
Alasan kenapa dipilih remaja putri, karena remaja puteri lebih rentan
anemia dibandingkan dengan remaja laki-laki. Itu disebabkan kebutuhan
zat besi pada remaja putri adalah 3 kali lebih besar dari pada laki-laki.
Remaja putri setiap bulan mengalami menstruasi yang secara otomatis
mengeluarkan darah. Itulah sebabnya remaja putri memerlukan zat besi
untuk mengembalikan kondisi tubuhnya pada keadaan semula. Sangat
disayangkan adalah kebanyakan dari remaja putri tidak menyadarinya.
Bahkan ketika tahu pun masih mengganggap anemia masalah sepele.
Remaja putri mudah terserang anemia.
Pada umumnya masyarakat Indonesia (termasuk remaja putri) lebih
banyak mengonsumsi makanan nabati yang kandungan zat besinya
sedikit, dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan
tubuh akan zat besi tidak terpenuhi. Remaja putri biasanya ingin tampil
langsing, sehingga membatasi asupan makanan, padahal setiap hari
manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khususnya melalui
feses. Selain itu remaja putri juga mengalami haid setiap bulan, dimana

kehilangan zat besi 1,3 mg per hari, sehingga kebutuhan zat besi lebih
banyak dari pada laki-laki.
Dari uraian diatas dianggap perlu untuk melaksanakan Pertemuan
Bimbingan Teknis Pencegahan dan Penanggulangan Anemia
Remaja Puteri Tingkat Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016,
sebagai persiapan untuk Pelaksanaan dan Pencegahan dan
Penanggulangan Anemia Remaja Puteri di 13 Kabupaten/Kota di
Kalimantan Selatan.

II.

Tujuan :
A.

Tujuan Umum :
Mendiseminasikan dan menginformasikan program pencegahan dan
penanggulangan anemia remaja puteri di Kalimantan Selatan.

B. Tujuan Khusus :
1.

Menurunkan prevalensi anemia gizi pada remaja puteri di


Kalimantan Selatan.
2.
Meningkatkan jumlah remaja puteri yang mengkonsumsi
suplementasi TTD secara tepat dan benar.
3.
Mengevaluasi pelaksanaan program pencegahan dan
penanggulangan anemia remaja puteri di Kalimantan Selatan.
III. Metode dan Kegiatan
Metode kegiatan ini adalah pertemuan yang mengundang narasumber
yang ahli dibidangnya dan selanjutnya dilakukan presentasi/paparan,
curah pendapat, diskusi.
IV.

Materi dan Narasumber


Materi yang disampaikan pada acara Pertemuan Bimbingan Teknis
Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Remaja Puteri Tingkat
Provinsi Kalimantan Selatan ini adalah:
1.

Arah Pembangunan Kesehatan di Kalimantan Selatan dalam


Pencegahan dan Penanggulangan Anemi (Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Selatan).
2.
Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi Pada WUS
dan Remaja Puteri Berbasis Bukti (Dr. Toto Sudargo, M.Kes Kepala
Dept. Gizi Kesehatan FK UGM).
3.
Pencegahan dan Pengendalian Anemia pada Remaja Puteri (Prof.
Hardinsyah Guru Besar IPB)

4.

Program Kesehatan Remaja di Kalimantan Selatan (Kepala Seksi


Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan).
5.
Pencegahan dan Penalanggulangan Anemia Remaja Puteri
dengan TTD Mandiri di Kalimantan Selatan (Kepala Bidang Pelayanan
Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan).
6.
Peran Promosi Kesehatan dalam Meningkatkan Indikator Keluarga
Sehat (Kepala Bidang Promosi dan SDK Dinas Keshatan Provinsi
Kalimantan Selatan)
7.
Program Pembinaan Gizi Masyarakat di Kalimantan Selatan
(Kepala Seksi Kesehatan Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
Selatan).
8.
Persiapan
Pelaksanaan
Program
Pencegahan
dan
Penanggulangan Anemia Remaja Puteri di Kalimantan Selatan Tahun
2015 (Tim Provinsi Seksi Kesehatan Gizi Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Selatan).
9.
Permasalahan Kesehatan Remaja Puteri di Kalimantan Selatan
(Ketua PKBI Kalimantan Selatan).
10.
Pengalaman Kabupaten dalam Pencegahan dan Penanggulangan
Anemia Remaja Puteri (Kabupaten Barito Kuala dan Kabupaten
Banjar).
V.

Peserta
Peserta Kabupaten/Kota:
Peserta Kabupaten/Kota berjumlah 91 orang, masing-masing Kab/Kota
terdiri dari 7 orang :
1. Kasi Gizi/Penanggung Jawab Gizi Dinas Kesehatan (1 orang)
2. PJ Kegiatan Kesehatan Remaja/PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja) Dinas Kesehatan (1 orang).
3. Kepala Puskesmas Terpilih (1 orang).
4. Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas Terpilih (2 orang)
5. Penanggung Jawab Kesehatan Remaja/PKPR Puskesmas Terpilih (2
orang)
Peserta Provinsi, sebanyak :
1. BP3A Provinsi Kalimantan Selatan.
2. BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan.
3. PKBI Provinsi Kalimantan Selatan.
4. Ketua DPD PERSAGI Kalimantan Selatan.
5. Ketua IAKMI Kalimantan Selatan.
6. Ketua IBI Kalimantan Selatan.
7. Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes RI di Banjarbaru.
8. Pengelola Kesehatan Remaja/Anak Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Selatan.
9. Pengelola Program PKM (UKS) Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
Selatan.
4

10.
6 (Enam) orang Staf Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
Selatan.
VI. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Forum Koordinasi Pencegahan dan Penanggulangan Anemia pada
Remaja Puteri ini akan dilaksanakan pada :
Hari
Tanggal
Tempat

: Kamis sd Sabtu
: 28 30 April 2016
: Hotel Palm Banjarmasin
Jl. S. Parman No. 189 Banjarmasin

VII. Pelaksana
Pelaksana Pertemuan ini adalah Seksi Kesehatan Gizi Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Selatan.
VIII. Pembiayaan
Pembiayaan kegiatan ini dibebankan pada DPA-SKPD Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016.

JADUAL TENTATIVE
PERTEMUAN BIMBINGAN TEKNIS PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN ANEMIA REMAJA PUTERI PROVINSI KALIMANTAN
SELATAN
Hotel Palm Banjarmasin, 28 - 30 April 2016
WAKTU

ACARA

Hari I Kamis, 28 April 2016


13.00
Registrasi Peserta
14.00
14.00
ACARA PEMBUKAAN
14.30
Oleh : Kepala Dinas Kesehatan
14.30
Arah Pembangunan Kesehatan di Kalimantan Selatan dalam
15.15
Pencegahan dan Penanggulangan Anemia
(Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan).
15.15
Pencegahan dan Pengendalian Anemia pada Remaja Puteri
17.15
(Prof. Hardinsyah Guru Besar IPB)
17.15
Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Remaja Puteri dengan
18.15
TTD Mandiri di Kalimantan Selatan (Kepala Bidang Pelayanan
Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan).
18.15
ISTIRAHAT

MODERATOR/
PJ
Ayu Wulan P.,
SKM
Kepala Dinas
Kesehatan
Kusumorini, SP,
MM
Abdul Basit,
S.Gz, MPH
Hj. Sumarni
Syukrie, AMKeb

20.00
20.00
21.00

Lanjutan : Diskusi
Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Remaja Puteri dengan
TTD Mandiri di Kalimantan Selatan (Kepala Bidang Pelayanan
Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan).
Hari II Jumat, 29 April 2016
08.00
Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi Pada WUS dan
10.00
Remaja Puteri Berbasis Bukti
(Dr. Toto Sudargo, M.Kes Kepala Dept. Gizi Kesehatan FK
UGM).
10.00
Rehat Kopi
10.15
10.15
Program Kesehatan Remaja di Kalimantan Selatan (Kepala Seksi
11.15
Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan)
11.15
Permasalahan Kesehatan Remaja Puteri di Kalimantan Selatan
12.15
(Ketua PKBI Kalimantan Selatan).
12.15
ISHOMA
14.00
14.00
Peran Promosi Kesehatan dalam Meningkatkan Indikator Keluarga
15.15
Sehat
(Kepala Bidang Promosi dan SDK Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Selatan)
15.15
Pengalaman Kabupaten dalam Pencegahan dan Penanggulangan
16.30
Anemia Remaja Puteri (Kabupaten Barito Kuala dan Kabupaten
Banjar).
16.30
Rehat Kopi
16.45
16.45
Program Pembinaan Gizi Masyarakat di Kalimantan Selatan (Kepala
18.15
Seksi Kesehatan Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan).
Hari III, Sabtu, 30 April 2016
08.00
Persiapan Pelaksanaan Program Pencegahan dan Penanggulangan
10.00
Anemia Remaja Puteri di Kalimantan Selatan Tahun 2016 (Tim Seksi
Kesehatan Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan).
10.00
Rehat Kopi
10.15
10.15
RTL dan Kesepakatan
11.30
11.30
PENUTUPAN
12.00

Hj. Sumarni
Syukrie, AMKeb

Didy Ariady,
SKM, M.Kes

Hermawandi,
SKM
Hermawandi,
SKM

Hj. Sumarni
Sukrie, AMKeb

Abdul Basit,
S.Gz, MPH
Kabupaten/Kota

Kasi Gizi
Tim Administrasi

Anda mungkin juga menyukai