KECAMATAN JAGAKARSA
“KASUS BALITA GIZI BURUK”
Adelia Dwi Pratiwi (P2.31.31.1.11.001)
Adistya Anggari (P2.31.31.1.11.002)
Anindita Munggarani (P2.31.31.1.11.004)
Hayu Ningtyas (P2.31.31.1.11.021)
Irsanti Ning Rachmani (P2.31.31.1.11.0)
Mutiara Dinda Lestari (P2.31.31.1.11.032)
perbaikan perilaku sadargizi peningkatan akses dan mutu peayanan gizi serta kesehatan
sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.Masalah gizi makro maupun mikro masih
menjadi tugas besar para pemerhati gizi sepertimasalah balita pendek (stunting) yang masih
tinggi yaitu sebesar 36.8% pada tahun 2007 dan35.6% pada tahun 2010. Selain itu, masalah
anemia pada ibu hamil berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001
masih cukup tinggi yaitu sebesar 40.1%, kemudian adanyafluktuasi cakupan pemberian
ASI Eksklusif dalam tiga tahun terakhir secara nasional.Untuk memperoleh informasi
wilayah provinsi dan kabupaten/kota. Pelaksanaan surveilans
untuk memperoleh tambahan informasi lain yang belum tersedia dari laporan
mahasiswi gizi perlu akan mempelajari surveilans giziagar dapat memperoleh informasi
secara akurat dan teratur yang akan bermanfaat dalam
rangka pengambilan tindakn segera, perencanaan jangka pendek dan menengah s
B. TUJUAN
a. Umum
Kecamatan Jagakarsa
b. Khusus
4. Melaporkan hasil analisis data surveilan gizi ke Suku Dinas Jakarta Selatan
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan surveilans gizi ini meliputi kegiatan pengumpulan data dari
laporan rutin di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa, dengan waktu pelaksanaan setiap hari
Sabtu,19 dan 26 Oktober 2013 serta hari Kamis, 31 Oktober 2013.Pada kegiatan ini, jenis
data yang dikumpulkan berupa data balita Gizi Buruk,Penimbangan balita (SKDN), Status
gizi balita, bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif, Rumah Tangga yang
mengkonsumsi garam beriodium, balita 6-59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A,
Kegiatan surveilan gizi meliputi kegiatan pengumpulan dan pengolahan data, penyajian
serta diseminasi informasi bagi pemangku kepentingan. Informasi dari surveilans gizi
maupun untuk perencaan program jangka pendek, menengah
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan dari berbagai kegiatan
a. Kegiatan rutin, yaitu penimbangan bulanan, pemantauan dan pelaporan kasus gizi
Eksklusif.
pemantauan status gizi anak dan ibu hamildan Wanita Usia Subur (WUS)
surveilans gizi :
melapor tidak tepat waktu, data laporan tidak lengkap dan atau tidak akurat maka
melengkapi data. kegiatan ini dapat dilakukan melalui telepon, SMS atau kunjungan
langsung ke puskesmas.
Pengolahan data dapat dilakukan secara deskriptif maunpun analitik, yang disajikan
dalam bentuk narasi, tabel, grafik, dan peta atau bentuk penyajian informasi lainnya.
Penyajian informasi juga dapat dilakukan dengan menghubungkan 2 indikator yang saling
terkait, baik antar infdikator gizi maupun indicator program terkait lainnya.
3. Diseminasi Informasi
kepada pemangku
kepentingan. Kegiatan diseminasi informasi dapat dilakukan dalam bentuk pem
tertulis mengenai informasi surveilans gizi yang dikirimkan kepada pemangku kepentingan
Sosialisasi merupakan penyajian hasil surveilans gizi dalam forum koordinasi atau
Hasil surveilans gizi dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan sebagai tindak lanjut
ataurespon terhadap informasi yang diperoleh. Tindak lanjut atau respon dapat berupa
tindakan segera, perencanaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang serta
dan pusat. Contoh tindak lanjut atau respon yang perlu dilakukan terhadap pencapaian
1. Jika hasil analisis menunjukkan peningkatan kasus gizi buruk, respon yang perlu
dilakukanadalah:
gizi buruk
surveilans gizi
d. Memberikan PMT Pemulihan untuk balita gizi buruk rawat jalan dan paska
rawat inap.
e. Melakukan pemantauan kasus yang lebih intensif pada daerah dengan risiko
f. Melakukan penyelidikan kasus bersama dengan lintas program dan lintas sector
terkait
2. Jika hasil analisis menunjukkan cakupan ASI Eksklusif 0-6 bulan rendah,
konseling ASI
c. Membina puskesmas untuk memberdayakan konselor dan motivator ASI yang telah
dilatih
3. Jika hasil analisis menunjukkan masih banyak ditemukan rumah tangga yang
b. Bila kapsul vitamin A masih tersedia, maka perlu meminta puskesmas untuk
melakukan sweeping
5. Jika hasil analisis menunjukkan cakupan distribusi TTD (Fe3) rendah, respon
b. Bila TTD masih tersedia, maka perlu meminta puskesmas untuk melakukan
Care (ANC)
6. Jika hasil analisis menunjukkan D/S rendah dan atau cenderung menurun, respon
BAB III
METODA
A. Pengumpulan Data
Pengumpulan data kami lakukan dengan frekuensi 3 kali di setiap hari Sabtu dan Kamis,
tepatnya:
Kegiatan yang kami lakukan dalam pengumpulan data yaitu pengumpulan data secara
bertahap dikarenakan pihak puskesmas khususnya bagian Gizi menyiapkan data yang
kami perlukan tidak langsung semua atau seklaigus. Berikut kegiatan pengumpulan data
Untuk kasus gizi buruk di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa kami mengumpulkan data
dari mulai
bulan Januari hingga Agustus tahun 2013 dalam bentuk tabel kasus gizi
Instrument yang kami gunakan dalam pengumpulan kasus gizi buruk adalah tabel/form
rekapitulasi kasus balita gizi buruk di wilayah kerja puskesmas, seperti berikut :
Provinsi :
Kabupaten/Kota :
Puskesmas/Kecamatan :
Bulan/Tahun :
Keterangan :
L = Laki laki
P = Perempuan
Namun,dengan tabel/formulir sepertiini seharusnyakami mengambil /
Oleh karena itu, kami mengumpulkan datakasus balita gizi buruk dalam bentuk LB3.
B.Cara Pengolahan
disajikan dalam bentuknarasi, tabel, grafik, dan peta, atau bentuk penyajian informasi
lainnya.
analisis data dilakukan dengan 2(dua) pendekatan yaitu analisis deskriptif dan analitik.
1. Analisa Deskriptif
kecendrungan antar waktu.
kerja Puskesmas:
Tabel 2
Tahun 2009
Dari tabel diatas, cakupan D/S di Kabupaten Teluk Cinta belum mencapai target yaitu
masih79% (target 85%). Disparitas cakupan antar wilayah di Kabupaten ini cukup
tinggi, terlihat dari cakupan terendah sebesar 54% di Puskesmas Sukamaju dan
dilakukan pada Puskesmas Sukamaju (54%) dan Jatiasri (64%) karena cakupannya
masih kurang.
satu periode waktu tertentu dengan target yang harus dicapai. Berikut
adalah contoh cakupan D/S dari Bulan Januari sampai Maret berdasarkan
Tabel 3
Tahun 2009
Dari tabel diatas, cakupan D/S di Kabupaten Teluk Cinta umumnya meningkat dari 79%
pada bulan Januari menjadi 83% pada bulan Februari namun terjadi penurunan
menjadi 81% pada bulan Maret.
Dapat juga dilihat bahwa secara umum cakupan yang tinggi pada wilayah kerja
2. Analisis Analitik
atau lebih indikator yang saling terkait, baik antar indikator gizi maupun indikator
gizi dengan
indikator program terkait lainnya. Tujuan analisis ini antara lain untuk menent
indikator.
Contoh rumus untuk pengolahan data kinerja penimbangan baduta dan balita dalam
bentuk persentase
distribusi kapsul vitamin A di Kabupaten X pada umumnya meningkat dari 75% pada
bulan Februari menjadi 83% pada bulan Agustus. Namun ada beberapa wilayah
indikator yang saling terkait, baik antar indikator gizi maupun indikator gizi dengan
sembuh. Setelah itu data dapat disajikan ke dalam tabel dan diagram batang.
1. Tabel
frekuensi.
Cara:
Untuk gizi buruk di sajikan dalam bentuk tabel dan diagram batang. Dengan
indikator
Grafik 1. Kasus Gizi Buruk berdasarkan puskesmas di Kecamatan Jagakarsa
Grafik 2. Kasus Gizi Buruk berdasarkan bulan pada Puskesmas Kec. Jagakarsa dari bulan