Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA KULIAH PRAKTEK

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GIZI


“Kurikulum Pelatihan”

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


DR. WARYANA, SKM, M.Kes

Disusun Oleh:

Kelompok 2
Heida Yuliana Prabowo (P07131319004)
Nurul Laila Azizah (P07131319012)
Qisti Sabila Robbani (P07131319017)
Faizatusy Syarifah (P07131319022)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN GIZI
PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIK ALIH JENJANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
PELATIHAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DALAM PENANGANAN IBU HAMIL ANEMIA MELALUI PEMANFATAN PANGAN
LOKAL SUMBER PROTEIN DAN ZAT BESI BERBASIS AYAM DAN BAYAM

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia Gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebabkan
karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb tersebut. Di Indonesia
sebagian besar anemia ini disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe) hingga disebut
Anemia Kekurangan Zat Besi atau Anemia Gizi Besi. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar
pada tahun 2018, proporsi ibu hamil yang anemia di Indonesia sebanyak 48,9% , angka
tersebut meningkat dibandingkan hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 yang
menunjukkan bahwa proporsi ibu hamil yang anemia di Indonesia sebanyak 37,1%. Angka
tersebut meningkat sebanyak 11,8%
Pangan merupakan salah satu hal yang diperlukan manusia untuk bertahan hidup.
Ketahanan pangan mengacu pada kemampuan individu atau kelompok dalam pemenuhan
akses pangan yang cukup baik dari segi ekonomi maupun fisik, aman, dan bergizi untuk
memenuhi kebutuhan agar dapat hidup dengan sehat dan baik. Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa rumah tangga yang mengalami kerawanan pangan lebih cenderung
memiliki balita dengan keadaan stunting. Penyakit pada anak tetap menjadi masalah yang
berpengaruh terhadap status gizi di Indonesia. Asupan energi dan zat gizi yang tidak
memadai, serta penyakit infeksi merupakan faktor yang sangat berperan terhadap masalah
stunting.
Pangan sumber zat besi merupakan pangan yang berperan penting dalam perbaikan
masalah anemia pada ibu hamil . Pangan sumber zat besi yang tersedia di Desa Banyuraden
Kecamatan Godean Kabupaten Sleman diantaranya adalah ayam dan bayam. Namun
masyarakat variasi olahan ayam dan bayam belum variatif sehingga kurang diminati oleh
masyarakat. Oleh karena itu telah dilakukan pelatihan pengolahan ayam dan bayam untuk
meningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu dalam mengolah makanan dengan ayam
dan bayan untuk perbaikan kualitas gizi ibu hamil.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan serta kemandirian
masyarakat tentang potensi pangan lokal dan menghasilkan produk pangan lokal yang dapat
dimanfaatkan dalam pencegahan dan penanggulangan Anemia di Desa Banyuraden.
B. Filosofi Pelatihan
Filosofi pelatihan ini diselenggarakan dengan memperhatikan :
1. Prinsip pembelajaran orang dewasa, dimana selama pelatihan peserta berhak untuk :
a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya mengenai pemberdayaan masyarakat
b. Dipertimbangkan setiap ide dan pendapat, sejauh berada di dalam konteks pelatihan
c. Diberikan kesempatan yang sama untuk berpastisipasi dalam setiap proses
pembelajaran
d. Tidak dipermalukan, dilecehkan ataupun diabaikan.
2. Berorientasi kepada peserta, di mana peserta berhak untuk :
a. Mendapatkan 1 paket bahan belajar tentang pemberdayaan masyarakat dalam
penanganan balita stunting
b. Mendapatkan pelatih professional yang dapat memfasilitasi dengan berbagai metode,
melakukan umpan balik dan menguasai materi
c. Belajar sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki, baik secara visual, auditorial
maupun kinestetik (gerak)
d. Melakukan refleksi dan memberikan umpan balik secara terbuka
e. Melakukan evaluasi dan dievaluasi tingkat kemampuannya.
3. Berbasis kompetensi, yang memungkinkan peserta untuk
a. Mengembangkan ketrampilan dalam penanggulangan masalah stunting berbasis
pemanfaatan bahan pangan lokal
b. Memperoleh sertifikat setelah dinyatakan berhasil mencapai kompetensi yang
diharapkan pada akhir pelatihan.
4. Berdasarkan azas manfaat artinya setelah menyelesaikan pelatihan ini peserta diharapkan
dapat meningkatkan ketrampilan dan kemandirian .masyarakat dalam penanggulangan
masalah stunting berbasis pemanfaatan bahan pangan lokal
BAB II. PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI
Peserta yang telah menyelesaikan Pelatihan dalam pemberdayaan masyarakat mempunyai peran
dan fungsi serta kompetensi sebagai berikut :
A. Peran
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta berperan sebagai pelatih pada pelatihan
pemberdayaan masyarakat dalam penanganan ibu hamil anemia melalui pemanfatan pangan
lokal sumber protein dan zat besi berbasis ayam dan bayam di desa Banyuraden
B. Fungsi
Dalam melaksanakan perannya peserta menmpunyai fungsi sebagai berikut :
1. Menjelaskan tentang Anemia
2. Menjelaskan tentang faktor penyebab Anemia
3. Menjelaskan tentang upaya pencegahan Anemia
4. Menjelaskan tentang Zat Besi (Fe)
5. Terampil memilih bahan makanan yang mengandung Zat Besi (Fe)
6. Terampil dalam menghasilkan produk pangan yang bervariasi berbasis ayam dan bayam
yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan selingan bagi ibu hamil anemia
C. Kompetensi
Untuk melaksanakan peran dan fungsi tersebut maka peserta memiliki kompetensi sebagai
berikut
1. Menjelaskan tentang Anemia
2. Menjelaskan tentang faktor penyebab Anemia
3. Menjelaskan tentang upaya pencegahan Anemia
4. Menjelaskan tentang Zat Besi (Fe)
5. Terampil memilih bahan makanan yang mengandung Zat Besi (Fe)
6. Terampil dalam menghasilkan produk pangan yang bervariasi berbasis ayam dan bayam
yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan selingan bagi ibu hamil anemia
BAB III. TUJUAN PELATIHAN
A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu melakukan penanggulangan masalah anemia
melalui pemanfataan bahan pangan lokal
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan tentang Anemia
2. Menjelaskan tentang faktor penyebab Anemia
3. Menjelaskan tentang upaya pencegahan Anemia
4. Menjelaskan tentang Zat Besi
5. Terampil memilih bahan makanan yang mengandung Zat Besi (Fe)
6. Terampil dalam menghasilkan produk pangan yang bervariasi berbasis ayam dan bayam
yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan selingan bagi ibu hamil anemia
BAB IV. STRUKTUR POGRAM
Untuk mencapai tujuan pelatihan yang telah ditetapkan tersebut, maka materi pelatihan disusun
dengan struktur program sebagai berikut :
Kegiatan
No Materi
T P PL Jumlah
A Materi Dasar
1. Kebijakan dan Strategi Penanggulangan Stunting 2 2
Jumlah : 2 2
B Materi Inti
1. Anemia 1 1
2. Faktor Penyebab Anemia 1 1
3. Upaya pencegahan Anemia 1 1
4. Zat Besi 1 1
5. Bahan Makanan Yang Mengandung Zat Besi 1 1
6. Teknik pemanfaatan bahan pangan lokal 1 1 3
Jumlah 6 6 3 15
C Materi Penunjang
1. Membangun komitmen belajar 1
2. RTL 1
Jumlah 2 2
TOTAL 8 8 3 19
Keterangan :
T = Teori ; P = Penugasan; PL = Praktik lapangan
1 JP @ 45 menit
BAB V. DIAGRAM ALIR PROSES PEMBELAJARAN

Pembukaan

Pre Test

Membangun komitmen

Pemberian Pengetahuan dan


Ketrampilan
PemberianWawasan 1. Anemia
1. Kebijakan dan strategi 2. Faktor penyebab Anemia
penanggulangan stunting 3. Upaya pencegahan Anemia
4. Zat Besi
Metode : Ceramah Tanya Jawab. 5. Teknik pemanfaatan bahan pangan
lokal
Metode: CTJ, Curah Pendapat, Diskusi
kelompok, Role Play

Post Test

RTL

Penutupan
BAB VI. PESERTA (JUMLAH & KRITERIA) DAN FASILITATOR
A. Peserta :
1. Kriteria Peserta :
- Ibu Hamil Anemia
2. Jumlah Peserta :
Jumlah Peserta dalam satu kelas maksimal 20 orang
B. Pelatih/Fasilitator/Instruktur
Pekatih adalah Tim Pelatih / Fasilitator dari Dinas kesehatan dengan memenuhi salah satu
kriteria sebagai berikut :
a. Memiliki latar belakang pengetahuan tentang kesehatan
b. Pernah mengikuti pelatihan, telah menjadi fasilitator dan bersertifikat
c. Pejabat struktural yang membidangi kesehatan masyarakat
C. Pengendali Pelatihan
Pengendali pelatihan adalah orang yang mengatur proses kegiatan pelatihan dari awal
sampai akhir pelaksanaan pelatihan
Persyaratan :
a. Mengetahui program penanggulangan stunting
b. Merancang kerangka acuan
c. Menguasai materi secara garis besar
BAB VII. SERTIFIKASI
Setiap peserta yang telah mengikuti pelatihan dengan ketentuan kehadiran minimal 95% dari
keseluruhan jumlah jam pembelajaran akan mendapatkan sertifikat pelatihan dengan angka
kredit 1 (satu). Sertifikat ditanda tangani oleh pejabat yang berwenang dan oleh panitia
penyelenggara.

Anda mungkin juga menyukai