Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

MANAJEMEN TENAGA, KEUANGAN DAN RUANGAN PELATIHAN

Mata kuliah:

Pendidikan Dan Pelatihan Gizi

Oleh:
Jiffy Jihan Atuy
NIM 711331118025

Dosen:
Jufri Sineke S.Pd, SST, M.Si

PROGRAM STUDI S1 GIZI DAN DIETETIKA JURUSAN GIZI


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
Februari 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa , karena berkat rahmat dan karunianya, saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Training Need Assesment & Perencanaan Pelatihan”. Makalah ini disusun guna memenuhi
tugas Mata Kuliah Pendidikan dan Pelatihan Gizi.

Upaya serta usaha telah penulis berikan untuk makalah ini, namun penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan waktu dan keadaan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan
makalah ini. Atas bantuan dan bimbingan yang penulis peroleh dari berbagai pihak, maka dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini dapat bermafaat bagi
pembacanya.

Tombatu, 4 Februari 2021

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan .....................................................................................................2
D. Manfaat ...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3

A. Manajemen Tenaga.................................................................................3
B. Manajemen Keuangan.............................................................................8
C. Ruangan Pelatihan ................................................................................15

BAB III PENUTUP.........................................................................................21

A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran......................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................22

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tenaga kependidikan dalam proses pendidikan memegang peranan strategis terutama
dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai
yang diinginkan. dipandang dari dimensi pembelajaran, peranan pendidik (guru, dosen,
pamong belajar, instruktur, tutor, widyaiswara) dalam masyarakat indonesia tetap dominan
sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat
cepat. hal ini disebabkan karena ada dimensi-dimensi proses pendidikan, atau lebih khusus
lagi proses pembelajaran, yang di perankan oleh pendidik yang tidak dapat di gantikan oleh
teknologi. fungsi mereka tidak akan bisa seluruhnya dihilangkan sebagai pendidik dan
pengajar bagi peserta didiknya. begitupun tenaga kependidikan (kepala sekolah, pengawas,
tenaga perpustakaan, tenaga administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan
pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
Setiap individu pasti memiliki manajemen dalam menjalankan aktivitas hidupnya.
Dengan adanya manajemen, maka di harapkan semua aktivitas dapat di lakaukan dengan
sistematis atau berurutan, maksimal sehingga medapatkan hasil yang baik. Apa bila seorang
individu saja membutuhkan adanya manajemen untuk mengatur hidupnya, pastinya sebuah
organisasi atau pun perusahaan akan lebih membutuhkan adanya manajemen untuk mengatur
kinerja dari anaggota agar dapat mencapai tujuan yang di inginkan dan  mendapatkan hasil
kerja yang baik, salah satu manajemen yang penting ialah adanya manajemen keuangan
dalam suatu organisasi atau pun perusahaan.
Pengertian Manajemen Keuangan mengalami perkembangan mulai dari pengertian
manajemen yang hanya mengutamakan aktivitas memperoleh dana saja sampai yang
mengutamakan aktivitas memperoleh dan menggunakan dana serta pengelolaan terhadap
aktiva. Khususnya penganalisisan sumber dana dan penggunaan-nya untuk merealisasikan
keuntungan maksimum bagi perusahaan tersebut. Seorang manajemen keuangan harus
memahami arus peredaran uang baik eksternal maupun internal.
Namun, Manajemen keuangan juga berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva
yang layak dari investasi pada berbagai aktiva dan pemilihan sumber-sumber dana untuk

4
membelanjai aktiva tersebut. Untuk memperoleh dana, manajer keuangan bisa
memperolehnya dari dalam maupun luar perusahaan. Sumber dari luar perusahaan berasal
dari pasar modal, bisa berbentuk hutang atau modal sendiri.
Pengelolaan program pelatihan tidak jauh berbeda dengan pengelolaan sebuah proyek
atau pengelolaan tertentu. Akan tetapi, seringkali pengelolaan pelatihan dianggap sebagai
suatu yang sederhana hingga  banyak dikesampingkan. Hal ini ditandai dengan “tingkat
keseriusan dan komitmen”berbagai pihak.
Banyak pihak lebih memperhatikan dan lebih menguntungkan “mengelola proyek
fisik” dari pada “proyek pengembangan sumber daya manusia melalui program pelatihan”.
Di samping itu, tercermin pula “penyediaan atau alokasi dana” yang relatif kecil untuk
komponen latihan, baik pelatihan bagi staf maupun pelatihan bagi kelompok sasaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen tenaga ?
2. Apa yang dimaksud dengan manajemen keuangan?
3. Apa yang dimaksud dengan ruangan pelatihan ?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui dan memahami mengenai manajemen tenaga.
2. Dapat mengetahui dan memahami mengenai manajemen keuangan.
3. Dapat mengetahui dan memahami mengenai ruangan pelatihan.
D. Manfaat
Diharapkan penulis maupun pembaca dapat memahami dengan baik tentang manajemen
tenaga, keuangan dan ruangan pelatihan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Manajemen Tenaga
1. Pengertian Manajemen Tenaga Pendidikan
Jika ditinjau dari segi bahasa, manajemen berasal dari kata, ‘to manage’ yang
berarti mengurus, mengatur, melaksanakan, dan mengelola. sedangkan dari
terminologisnya, manajemen sulit didefinisikan secara tepat. sebab, terdapat begitu
banyak ahli yang memberikan pengertian terhadap manajemen dan definisi mereka sering
kali berbeda-beda, bahkan tidak ada definisi yang telah diterima secara umum. Pengertian
manajemen bisa sangat luas, sehingga tidak ada definisi yang di gunakan secara konsisten
oleh semua orang sebagai bahan komparasi. ada beberapa pendapat ahli tentang
pengertian manajemen. John D. Millet memberi pengertian manajemen sebagai suatu
proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang-orang yang telah di
organisasi dalam kelompok-kelompok formal untuk mencapai tujuan yang di
harapkan.sedangkan menurut stoner dan freeman mengemukakan bahwa manajemen
merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian
semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Manajemen yang didefinisikan sebagai suatu proses, adalah cara sistematis untuk
melakukan pekerjaan. proses tersebut berupa kegiatan-kegiatan dalam manajemen (tidak
ada kesepakatan dari para ahli dalam menentukannya), seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian atau pengawasan. Definisi tersebut
menunjukan bahwa manajemen di lakukan untuk mencapai tujuan. Dari berbagai definisi
manajemen tersebut dapat di jelaskan bahwa Manajemen pendidikan adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,dan pengendalian usaha-usaha personal
pendidikan dalam mendayungkan semua sumber daya untuk mencapai tujuan Pendidikan.
Menurut Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional
pasal 1 ayat 5 dan 6 yang di maksud dengan tenaga kependidikan adalah anggota
masyarakat yang mengabdikan diri dan di angkat untuk menunjang penyelenggaraan
pendidikan. sedangkan pendidik adalah tenaga kepndidikan yang berkualitas sebagai
guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan

6
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan.
Manajemen tenaga kependidikan merupakan kegiatan yang mencakup penataan
norma, standar, prosedur, pengangkatan, pembinaan, penatalaksanaan, kesejahteraan dan
pemberhentian tenaga kependidikan sekolah agar dapat melaksanakan tugas dan
fungsinya dalam mencapai tujuan sekolah.
Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan
bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk
mencapai hasil yang optimal. namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. untuk
mewujudkan keseragaman perlakuan dan kepastian hukum bagi tenaga kependidikan
sekolah dasar dalam melaksanakan tugas dan fungsi, wewenang dan tanggung jawabnya
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
2. Fungsi-fungsi Manajemen Tenaga Pendidikan
a. Perencanaan
Fungsi perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan pekerjaan yang harus
dilakukan oleh suatu kelompok demi tercapainya tujuan yang telah digariskan.
perencanaan mencakup kegiatan pengambilan keputusan, termasuk pemilihan
alternative keputusan. perencanaan pendidikan ialah proses pemikiran yang sistematis
dan analisis rasional (mengenai apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya,
siapa pelaksanaannya, mengapa hal itu harus dilakukan, dan kapan suatu kegiatan
dilaksanakan?) untuk mengingatkan mutu pendidikan agar lebih efektif dan efisien,
sehingga proses pendidikan dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah proses pembagian kerja ke dalamtugas-tugas yang lebih
kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan
kemampuannya, mengalokasikan sumberdaya, dan mengkoordinasikannya dan
efektivitas pencapaian tujuan organisasi.
c. Pengarahan
Pengarahan (directing) ditujukan untuk membimbing bawahan agar menjadi
pegawai (staf) yang mempunyai pengetahuan dan keahlian memadai, serta bisa
bekerja secara efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.

7
Pada dasarnya beberapa hal seperti motivasi, komunikasi, dinamika
kelompok,kepemimpinan.
d. Pengawasan (supervisi)
Pengawasan sangat diperlukan untuk melihat dan mengevaluasi sejauh mana
hasil yang tercapai. istilah pengawasan juga bisa diartikan atau di samakan dengan
pendalian, yang diperlukan untuk memastikan bahwa suatu aktivitas atau kegiatan
dapat barjalan sesuai dengan yang direncanakan.
Secara umum, proses pengawasan atau pengendalian ini terdiri dari tiga tahap yakni:
1) Menetapkan standar-standar pelaksanaan pekerjaan
2) Pengukuran hasil atau pelaksanaan pekerjaan
3) Menentukan kesenjangan (deviasi) antara pelaksanaan dengan standar dan
rencana.
3. Faktor-faktor Manajemen Pendidikan
a. SDM Pendididkan
Sumber daya manusia pendidikan adalah seluruh manusia (orang) yang terlibat
dalam aktivitas pendidikan dan mempengaruhi kegiatan manajemen yang ada dalam
organisasi tersebut. SDM pendidikan biasanya terdiri dari pimpinan/kepala sekolah,
guru/pendidik, peserta didik, tenaga administrasi dan lain sebagainya.
b. Pembiyayaan
Pembiyayaan pendidikan adalah kemampuan internal sistem pendidikan untuk
mengelola dana-dana pendidikan secara efisien.
c. Sarana dan prasarana
Pasal 1 ayat 23 undang-undang sistem pendidikan nasional menjelaskan bahwa
sumber daya pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam
penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga pendidikan, masyarakat, dana dan
prasarana pendidikan. sarana pendidikan adalah segala sarana fisik yang mendukung
kegiatan pendidikan. prasarana pendidikan seperti bangunan sekolah, dan alat
perabotan sekolah (suryosubroto,2004:114).
d. Teknologi informasi
Perkembangan teknologi di bidang informasi memberikan peluang untuk
memanfaatkan semaksimal mungkin inovasi-inovasi teknologi informasi,sehingga

8
timbulnya masyarakat ilmiah (scientific society) antara lain disebabkan oleh adanya
revolusi di bidang teknologi informasi.
4. Prinsip Manajemen Pendidikan
a. memprioritaskan tujuan di atas kepentingan pribadi dan kepentingan mekanisme
kerja.mengokoordinasikan wewenang dan tanggung jawab.
b. memberikan tanggung jawab pada personel sekolah hendaknya sesuai dengan sifat-
sifat dan kemampuannya.
c. mengenal secara baik factor-faktor psikologi manusia.
d. relativitas nila-nilai.
5. Jenis-jenis Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan merupan seluruh komponen yang terdapat dalam instansi
atau lembaga pendidikan yang tidak hanya mencakup guru saja melainkan keseluruhan
yang berpartisipasi dalam pendidikan. dilihat dari jabatannya, tenaga kependidikan di
bedakan menjadi tiga yaitu:
a. Tenaga structural: merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabata-jabatan
eksekutif umum (pimpinan) yang bertanggung jawab baik langsung maupun tidak
langsung atas satuan pendidikan. misalnya:
1) Tingkat sekolah
a) kepala sekolah;
b) wakil kepala sekolah;
2) Tingkat pusat
a) Menteri;
b) wakil menteri;
c) sekjen/inspektorat jendral (eselon 1);
d) kepala biro/dirjen/sesditjen (eselon II);
e) kabag/kasubdit (eselon III)
f) kasubbag/kepala seksi (esselon IV)
3) Tingkat wilayah provinsi
a) kakanwil/kepala dinas (eselon II)
b) kormin/sekretaris kepala dinas (eselon IIa)
c) kepala bidang/kepala subdin (eselon III)

9
d) kepala seksi/kepala subbag (eselon IVb)
4) Tingkat daerah
a) kepala kantor kemdiknas kabupaten/kecamatan.
b) kasi urusan kurikulum.
c) kasi urusan sarana dan prasarana.
d) kasi urusan pelayanan khusus.
b. Tenaga fungsional: merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan
fungsional yaitu jabatan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya mengandalkan
keahlian akademis kependidikan. misalnya adalah:
1) guru
2) pembibimbing/penyuluhan (guru BP)
3) pengembangan kurikulum dan tenologi kependidikan
4) penilik
5) pengawas
6) pelatih
7) tutor dan fasilitator
8) pengembang pendidikan
9) pengembang tes
10) pustakawan
c. Tenaga teknis kependidikan: merupakan tenaga pendidikan yang dalam pelaksanaan
pekerjaannya lebih di tuntut kecakapan teknis operasional atau teknis administratif.
misalnya adalah:
1) laboran
2) teknisi sumber belajar
3) pelatih (olahraga), kesenian, dan keterampilan
4) teknisi sumber belajar/sangar belajar
5) petugas TU
6. Tugas Tenaga Kependidikan
Pasal 39 ayat (1) Undang-undang system pendidikan nasional No.20 tahun 2003
menjelaskan bahwa tugas tenaga kependidikan itu adalahmelaksanakan administrasi,

10
pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan.
B. Manajemen Keuangan
1. Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang
perencanaan, pemeriksaan, penganggaran, pengelolaan, pencarian, pengendalian dan
penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan dengan tujuan menyeluruh.

Beberapa definisi manajemen keuangan menurut para ahli adalah sebagai berikut:

a. Liefman mengatakan, manajemen keuangan adalah usaha untuk menyediakan uang


dan menggunakan uang untuk mendapat atau memperoleh aktiva.
b. Suad Husnanmengatakan manajemen keuangan adalah  manajemen terhadap fungsi-
fungsi keuangan.
c. Grestenberg mengatakan, manajemen keuangan adalah ” how business are organized
to acquire funds, how they acquire funds, how the use them and how the prof ts
business are distributed. (bagaimana bisnis diatur untuk memperoleh dana,
bagaimana mereka memperoleh dana, bagaimana penggunaan mereka dan
bagaimana bisnis prof ts didistribusikan).
d. James Van Horne mengatakan bahwa manajemen keuangan adalah  segala aktivitas
yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan dan pengelolaan aktiva dengan
tujuan menyeluruh.
e. Bambang Riyantomengatakan bahwa manajemen keuangan adalah  keseluruhan
aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha mendapatkan dana yang
diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling
menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin.
Jadi dapat di simpulkan, bahwa manajemen keuangan adalah suatu kegiatan
perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan
penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.
2. Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan Manajemen Keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
Dengan demikian apabila suatu saat perusahaan dijual, maka harganya dapat ditetapkan

11
setinggi mungkin. Seorang manajemen  juga harus mampu menekan arus peredaran uang
agar terhindar dari tindakan yang tidak diinginkan. Namun, Manajemen keuangan yang
efisien memenuhi adanya tujuan yang digunakan sebagai standar dalam memberi
penilaian keefisienan (Sartono: 2000). Tujuan normatif manajemen keuangan adalah
memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yaitu memaksimalkan nilai perusahaan,
seperti :
a. Tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat ditempuh dengan
memaksimumkan nilai perusahaan.Secara konseptual jelas sebagai pedoman dalam
pengambilan keputusan yang mempertimbangkan faktor risiko.Manajemen harus
mempertimbangkan kepentingan pemilik, kreditor dan pihak lain yang berkaitan
dengan perusahaan.
b. Memaksimalkan kemakmuran pemegang saham lebih menekankan pada aliran kas
dari pada laba bersih dalam pengertian akuntansi.
c. Tidak mengabaikan social objectives dan kewajiban sosial, seperti lingkungan
eksternal, keselamatan kerja, dan keamanan produk.
3. Fungsi Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan dalam suatu perusahaan sangat berperan penting dalam
menjalankan fungsinya dalam berbagai kegiatan keuangan. Fungsi-fungsi manajemen
keuangan adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan Keuangan
Manajemen keuangan berfungsi untuk membuat rencana pemasukan dan
pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
b. Penganggaran Keuangan
Manajemen keuangan berfungsi menjadi tindak lanjut dari perencanaan keuangan
dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
c. Pengelolaan Keuangan
Dengan adanya manajemen keuangan maka perusahaan dapat menggunakan dana
untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
d. Pencarian Keuangan
Dalam hal ini, manajemen keuangan berfungsi mencari dan mengeksploitasi sumber
dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan.

12
e. Penyimpanan Keuangan
Manajemen keuangan berfungsi mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan
dana tersebut dengan aman.
f. Pengendalian Keuangan
Dalam hal ini manajemen keuangan berfungsi untuk melakukan evaluasi serta
perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada paerusahaan
g. Pemeriksaan Keuangan
Manajemen keuangan berfungsi untuk melakukan audit internal atas keuangan
perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.
Fungsi Utama Manajemen Keuangan adalah sebagai berikut :
1) Keputusan investasi (Investment decision)
Merupakan keputusan terhadap aktiva apa yang akan dikelola oleh lembaga.
Tambahan: aktiva = hutang + modal (pasiva)
Aktiva = asset yang digunakan untuk menjalankan operasional.
Pasiva = sumber (hutang dan modal)
Aktiva didanai oleh pasiva
Yang temasuk Aktiva ialah Segala asset yang digunakan untuk operasional,
yang termasuk Pasiva ialah Modal + Hutang. Keputusan investasi ini merupkan
keputusan yang paling penting di antara ketiga bidang keputusan karena akan
berpengaruh langsung terhadap:
a) Besarnya rentabilitas investasi.
Rentabilitas: kemampuan untuk pengembalian investasi
b) Aliran kas Lembaga
Bahwa ternyata setiap keputusan investasi mempengaruhi arus kas di waktu
yang akan datang
2) Keputusan pendanaan (Financing Decision)
Financing decision adalah keputusan berkaitan dengan penetapan sumber
dana yang diperlukan dan penetapan perimbangan pembelanjaan yang terbaik
(struktur modal yang optimal).
3) Keputusan pengelolaan asset (Aset management decision)

13
Assets management decision adalah keputusan berkaitan penggunaan dan
pengelolaan aktiva (kata bijak: lebih mudah membangun daripada mengelola.
Saat ini fungsi manajeen keuangan dapat dilakuakn dengan status BLU/BLUD
sedangkan dulu, masih awing-awang. Dan sering bermasalah, karena terkadang
tidak disetor seluruhnya, karena kalau disetor semua akan menjadi masalah
ketika kekurangan dana. Dan Rumah sakit tidak mungkin menolak pasien.
Sehingga sering ada pendapatan yang dikelola sendiri dan diluar tariff.
4. Tugas Manajemen Keuangan
Tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi keputusan tentang
investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian deviden suatu perusahaan, dengan
demikian tugas manajer keuangan adalah merencanakan untuk memaksimumkan nilai
perusahaan.
Kegiatan penting lain yang harus dilakukan manajer keuangan menyangkut empat
aspek, yaitu:
Pertama, yaitu dalam perencanaan dan peramalan, dimana manajer keuangan
harus bekerja sama dengan para manajer lain yang ikut bertanggung jawab atas
perencanaan umum perusahaan.
Kedua, manajer keuangan harus memusatkan perhatian pada berbagai keputusan
investasi dan pembiayaan, serta segala hal yang berkaitan dengannya.
Ketiga, manajer keuangan harus bekerja sama dengan para manajer lain di
perusahaan agar perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin.
Keempat, menyangkut penggunaan pasar uang dan pasar modal, manajer
keuangan menghubungkan perusahaan dengan pasar keuangan, di mana dana dapat
diperoleh dan surat berharga perusahaan dapat diperdagangkan.
Dari ke empat aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas pokok manajer
keuangan berkaitan dengan keputusan investasi dan pembiayaannya. Dalam menjalankan
fungsinya, tugas manajer keuangan berkaitan langsung dengan keputusan pokok
perusahaan dan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
5. Prinsip Manajemen Keuangan

14
Manajemen keuangan bukan hanya seputar pencatatan akutansi. Dia merupakan
bagian penting dari manajemen program  dan tidak boleh dipandang sebagai suatu
aktivitas tersendiri yang  menjadi bagian dari pekerjaan orang keuangan.
Ada tujuh Prinsip dari manajemen yang harus diperhatikan antara lain sebagai
berikut :
a. Konsistensi (consistency)
Sistem dan kebijakan keuangan dari organisasi harus konsisten dari waktu ke
waktu. Ini tidak berarti  bahwa sistem keuangan tidak boleh disesuaikan apabila
terjadi perubahan di organisasi. Pendekatan yang tidak konsisten tehadap manajemen
keuangan merupakan suatu tanda bahwa manipulasi di pengelolaan keuangan.

b. Akuntabilitas(accountability)
Akuntabilitas adalah kewajiban,nmoral atau hukum, yang melekat pada individu,
kelompok atau organisasi. Organisasi harus dapat menjelaskan bagaimana dia
menggunakan sumber dayanya dan apa yang telah dia capai sebagai pertanggumg
jawaban kepada pemangku kepentingan dan penerima manfaat.
c. Transparansi (transparancy)
Organisasi harus terbuka berkenaan dengan pekerjaannya,menyediakan
informasi berkaitan dengan rencana dan aktivitasnya kepada para pemangku
kepentingan. Termasuk didalamnya, menyiapkan laporan keuangan yang akurat,
lengkap, dan tepat waktu serta dengan mudah dapat diakses oleh pemangku
kepentingan dan penerima manfaat. Apabila organisasi tidak transparan, hal ini
mengindikasikan ada sesuatu hal yang disembunyikan.
d. Kelangsungan hidup (integrity)
Agar keuangan terjaga pengeluaran organisasi ditingkat stratejik maupun
operational harus sejalan /disesuaikan dengan dana yang diterima. Kelangsungan
hidup atau (viability)merupakan suatu ukuran tingkat keamanan dan keberlanjutan
keuangan organisasi.
e. Integritas (integrty)

15
Dalam melaksanankan kegiatan operationalnya,  individu yang terlibat harus
mempunyai integritas yang baik. selain itu, laporan dan catatan keuangan harus tetap
dijaga integritasnya melalui kelengkapan dan keakuratan pencatatan keuangan.
f. Pengelolaan (stewardship)
Organisasi harus dapat mengelola dengan baik dana yang telah diperoleh  dan
menjamin bahwa dana tersebut digunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
g. Standar akutansi (accounting standarts)
Sistem akuatansi dan keuangan yang diguanakn organisasi harus sesuai
dengan prinsip dan standart akutansi yang berlaku umum.
6. Aktivitas manajemen Keuangan
Manajemen keuangan berhubungan dengan 3 aktivitas, yaitu sebagai berikut :
a. Aktivitas penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada
berbagai aktiva.  Alokasi dana berbentuk:
1) Financial assets (aktiva finansial) yaitu selembar kertas berharga yang mempunyai
nilai pasar karena mempunyai hak memperoleh penghasilan, misalnya: saham,
sertifikat deposito, atau obligasi.
2) Real assets (aktiva riil) yaitu aktiva nyata, misalnya: tanah, bangunan, peralatan.
b. Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana, baik dari
sumber dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan.
c. Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan dalam
bentuk aktiva, dana harus dikelola seefisien mungkin.
7. TanggungJawabManajerKeuangan
Manajer keuangan mempunyai tanggungjawab yang besar terhadap apa yang telah
dilakukannya. Ada pun keputusan keuangan yang menjadi tanggungjawab manajer
keuangan dikelompokkan kedalam tiga (3) jenis:
a. Mengambil keputusan investasi / pembelanjaan aktif (investment decision)
Menyangkut masalah pemilihan investasi yang diinginkan dari sekelompok
kesempatan yang ada, memilih satu atau lebih alternative investasi yang dinilai
paling menguntungkan.
b. Mengambil keputusan pendanaan / pembelanjaan pasif (financing decision)

16
Menyangkut masalah pemilihan berbagai bentuk sumber dana yang tersedia
untuk melakukan investasi, memilih satu atau lebih alternative pembelanjaan yang
menimbulkan biaya paling murah.
c. Mengambil keputusan dividen (dividend decision)
Menyangkut masalah penentuan besarnya persentase dari laba yang akan
dibayarkan sebagai dividen tunai kepada para pemegang saham, stabilitas
pembayaran dividen, pembagian saham dividen dan pembelian kembali saham-
saham.
8. Analisis Sumber Dana dan Penggunaannya
Analisis sumber dana atau analisis dana merupakan hal yang sangat penting bagi
manajemen keuangan. Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui bagaimana dana
digunakan dan asal perolehan dana tersebut. Suatu laporan yang menggambarkan asal
sumber dana dan penggunaan dana. Alat analisis yang bisa digunakan untuk mengetahui
kondisi dan prestasi keuangan perusahaan adalah analisis rasio dan proporsional.
Langkah pertama dalam analisis sumber dan penggunaan dana adalah laporan
perubahan yang disusun atas dasar dua neraca untuk dua waktu. Laporan tersebut
menggambarkan perubahan dari masing-masing elemen tersebut yang mencerminkan
adanya sumber atau penggunaan dana. Pada umumnya rasio keuangan yang dihitung bisa
dikelompokkan menjadi enam jenis yaitu :
a. Rasio Likuiditas, rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansial jangka pendeknya.
b. Rasio Leverage, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak dana yang di-
supply oleh pemilik perusahaan dalam proporsinya dengan dana yang diperoleh dari
kreditur perusahaan.
c. Rasio Aktivitas, rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen dalam
menggunakan sumber dayanya. Semua rasio aktifitas melibatkan perbandingan antara
tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis harta.
d. Rasio Profitabilitas, rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen yang
dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan.
e. Rasio Pertumbuhan, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa baik perusahaan
mempertahankan posisi ekonominya pertumbuhan ekonomi dan industri.

17
f. Rasio Penilaian, rasio ini merupakan ukuran prestasi perusahaan yang paling lengkap
oleh karena rasio tersebut mencemirkan kombinasi pengaruh dari rasio risiko dengan
rasio hasil pengembalian.
C. Ruangan Pelatihan
1. Prinsip-Prinsip Pelatihan
Pengetahuan, pemahaman, sikap, dan keterampilan atas sesuatu oleh seseorang
senantiasa diperoleh melalui proses belajar. Belajar diperlihatkan melalui perubahan
tingkah laku sebagai hasil pengalaman. Perubahan tingkah laku dalam belajar
memiliki karakteristik, yakni: terjadi secara sadar, bersifat kontinu dan fungsional,
bersifat positif dan aktif, bersifat permanen, memiliki tujuan dan mencakup seluruh
aspek tingkah laku ( Surya & Amin, 1984: 13-15).
Dengan demikian, belajar merupakan proses psik-fisiologis yang mengubah
tingkah laku individu, yang berupa aktual, dan potensial, yang berlaku dalam waktu
yang relatif lama, dan diperoleh dengan usaha sadar (Sudjana & Rivai
2003:36;Brown, 1994:7).
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh pengajar dan pembelajar seringkali
digunakan istilah pendidikan, pembinaan, dan pelatihan. Pendidikan mengacu kepada
komunikasi yang terorganisasi dan diarahkan untuk menumbuhkan kegiatan belajar;
pembinaan mengacu kepada usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara
berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik; sedangkan
pelatihan mengacu kepada usaha, proses atau kegiatan yang dilakukan untuk
mencapai keterampilan.
Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh trikondisi pendidikan, yakni
konsistensi, konvergensi, dan kontinuitas. Konsistensi berarti bahwa kegiatan
pendidikan harus serasi dan ajeg dalam mengembangkan potensi peserta didik.
Konvergensi berarti pendidikan bertolak dari suatu landasan yang jelas. Kontinuitas
berarti bahwa pendidikan harus  ditempuh dan berkelanjutan (Sudjana, 1983:29).
2. Prosedur Pengelolaan Pelatihan
Pengelolaan latihan merupakan proses penggunaan sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran yang berupa kegiatan memahirkan. Prosedur pengelolaan
pelatihan secara hierarkis dapat diuraikan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

18
a. Identifikasi dan analisis kebutuhan pelatihan. Kebutuhan pelatihan ada yang
bersifat kelembagaan, kesatuan unit dalam lembaga, atau kebutuhan pelatihan
yang bersifat individua
b. Menguji dan analisis jabatan dan tugas.
c. Klasifikasi dan menentukan peserta pelatihan.
d. Rumusan tujuan pelatihan.
e.  Pendesainan kurikulum dan silabus pelatihan.
f.  Perencanaan program pelatihan. Hal yang perlu diperhatikan yaitu: latar
belakang, tujuan, biaya/sumber dana, tempat, jadwal pelatihan (waktu, materi, dan
pemateri), susunan panitia pelaksanaan, tata tertib, nara sumber dan peserta
pelatihan.
g. Penyusunan dan kerangka acuan (TOR).
h. Pelaksanaan program pelatihan. Hal yang perlu diperhatikan yaitu komunikasi,
logistik, fasilitator, peserta dan prasarana pendukung lainnya.
i. Evaluasi program dan tindak lanjut pelatihan. Hal ini untuk mengetahui berbagai
kekurangan, kelemahan, dan kelebihan, baik penyelenggaraan pelatihan maupun
dalam prosesnya sehingga dapat mengetahui tindakan selanjutnya.
3. Strategi Pelatihan
Zaltman (1977) menyebutkan empat strategi pelatihan, yakni strategi fasilitatif,
reedukatif, persuasif (bujukan) dan strategi paksaan. Hubungan antara pelatih dan
peserta latihan dapat berupa hubungan interaktif (kerjasama yang harmonis), proaktif
(pelatih lebih berinisiatif) dan hubungan reaktif (peserta lebih reponsif). Keberhasilan
pelatihan ditentukan oleh berbagai komponen, antara lain: pelatih, peserta latihan,
bahan, strategi, media, dan kondisi pelatihan.
4. Didalam pelaksanaan pelatihan dapat dimanfaatkan beberapa strategi, antara lain:
a. Mengkondisikan kesiapan peserta didik
b. Memanfaatkan media audio visual\
c. Praktik dan bercerita
d. Menyajikan bahan secara proporsional
e. Dialog dan rasionalisasi
f. Perumpamaan, sketsa, dan gambar

19
g. Gerak tubuh (kinetik)
h. Argumentasi
i. Pengulangan dan pemetaan
j. Sportif dalam menjawab
5. Menyiapkan Ruang Pembelajaran Diklat
a. Fungsi Ruangan atau Tempat Diklat
Ruangan diklat merupakan suatu hal yang dapat dikendalikan, diatur atau
dikelola, yang berfungsi sebagai:
1) Ruangan sebagai sarana dan prasarana
2) Ruangan sebagai bagian dari sumber belajar. Lingkungan sebagai sumber
belajar dibedakan menjadi dua, yaitu lingkungan fisik (gedung, sekolah, pusat
paket instruksi, perpustakaan, studio, bengkel, ruang kelas, auditorium, dan
sebagainya. Lingkungan non fisik (penerangan, sirkulasi udara, suhu udara,
dan sebagainya.
b. Pengelolaan Tempat atau Ruangan Diklat
1) Perencanaan
Sebelum melakukan pelatihan maka terlebih dahulu memilih tempat yang
cocok dipakai untuk kegiatan diklat. Penentuan suatu tempat pelaksanaan
diklat biasanya dipengaruhi oleh tujuan, sifat, waktu pelaksanaan, dan
anggaran diklat. Pelaksanaan diklat yang bersipat rutin tentu pemilihan
tempatnya akan berbeda dengan diklat yang pelaksanaannya insidental apalagi
yang bersipat urgen.
2) Pengorganisasian
Selanjutnya mengorganisasikan atau mengelompokkan tempat-tempat yang
akan digunakan untuk pelatihan dan menentukan materi diklat.
3) Pelaksanaan
Tertuju pada bagaimana caranya agar proses pelatihan dapat seefektif
mungkin sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Koordinasi antara
penanggung jawab tempat dengan seksi acara sangat berperan penting dalam
pelaksanaan acara.
4) Pengontrolan

20
Pengontrolan dimulai sejak merencanakan tempat, saat menjelang dan
berlangsungnya diklat sampai dengan tahap evaluasi pelatihan.
c. Kriteri Ruangan Diklat
Menurut buku Manajemen Diklat ( Sugiyono, 2002) mengemukakan kriteria yang
harus dipenuhi sebuah ruang diklat, yaitu:
1) Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah tingkat kemudahan dan kecepatan dalam mengatur
ruangan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Unsur fleksibilitas ruangan
yaitu luasnya ruangan. Beberapa ukuran ruangan untuk beberapa kepentingan:
a) Ruangan koferensi; luas = 2,070-2,250 m2 per-orang
b) Ruangan kelas; luas = 1,350-1,530 m2 per-orang
c) Ruangan teater ; luas = 0,081-0,90 m2 per-orang
d) Ruangan resepsi; luas = 0,765-0,855 m2 per-orang
e) Ruangan makan; luas = 1,035-1,125 m2 per-orang
2) Isolasi
Isolasi yaitu ruangan yang bebas dari pengaruh suara (dekat airport, lalu lintas
kendaraan) yang ramai, dan dapat menimbulkan gangguan terhadap proses
pembelajaran.
3) Pencahayaan
Ruangan akan membutuhkan pencahayaan yang lebih jika digunakan untuk
menulis, menggambar, demostrasi, atau kegiatan yang memerlukan
pengamatan tinggi. Sedangkan untuk memutar film, atau OHP (Over Head
Projector) diperlukan ruangan yang agak gelap. Warna menurut Sugiyono
(2002-104) juga merupakan faktor penting dalam memperbesar efisiensi
pencahayaan, karena setiap warna akan berfungsi sebagai daya pantul
sinar.  Beberapa teknik pencahayaan lampu listrik yang diterapkan dalam
ruang pelatihan yaitu:
a) Cahaya langsung, yaitu cahaya memancar langsung dari sumbernya ke
permukaan meja.

21
b) Pencahayaan setengah langsung, yaitu cahaya memancar dari sumbernya
melalui tudung lampu yang terbuat dari gelas dengan warna susu sehingga
cahaya lampu tidak langsung dipantul melalui reflector.
c) Cahaya setengah tidak langsung, yaitu cahaya lampu dipantulkan ke
langit-langit terlebih dahulu, kemudian baru dipantulkan ke bawah lewat
tudung yang terpasang.
d) Pencahayaan tidak langsung, yaitu cahaya yang berasal dari sumber
dipancarkan ke langit-langit terlebih dahulu, baru kemudian dipancarkan
kearah permukaan meja sehingga tidak menimbulkan bayangan yang
dapat merusak kesehatan. Pencahayaan ini cocok untuk ruang yang gelap
dan pelatihan di malam hari.
4) Ventilasi
Ventilasi berfungsi mengatur kecukupan udara, suhu udara, dan uap air.
Udara yang terbaik untuk bekerja adalah dengan suhu 25,6 , dan tingkat
kelembaban adalah 45%. Ruang diklat sebaiknya dilengkapi dengan
pendingin ruangan (AC).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengukur dan menilai ruangan
diklat yaitu suara berisik, warna, struktur ruangan (bujur sangkar),
pencahayaan, dinding dan penutup lantai, kursi, cahaya yang menyilaukan,
langit-langit, sambungan listrik dan bunyi suara.
5) Pengaturan Ruang Kelas dan Tempat Duduk
K. Davies (1987: 184) mengemukakan bahwa pengaturan ruang kelas
terbagi atas klasifikasi ruang besar dan ruang kecil.  Karakter dari ruang kelas
besar antara lain: mampu menampung peserta didik lebih dari 12 orang,
efektif untuk mengukur penerimaan informasi secara tradisional, dan
keterampilan memimpin guru atau pendidik lebih diutamakan.
Sedangkan, karakteristik tipe ruangan kelas kecil antara lain: menampung
kurang dari 10 orang, lebih optimal untuk mengukur tujuan efektif maupun
tujuan kognitif tingkat tinggi, metode tutorial akan lebih efektif, secara
rasional dan irasional lebih disukai oleh guru maupun murid. Kriteria utama
yaitu fleksibilitas yang bertujuan agar posisi meja dan kursi dapat diubah

22
dengan mudah dan cepat. Mamfaat merubah susunan meja dan kursi yaitu
untuk:
a) Komunikasi antar pengajar dan sesama peserta semakin lancar dan lebih
merata.
b) Memberikan suasana baru yang tidak membosankan.
c) Adil dalam memperoleh tempat duduk.
d) Tidak akan terbentuk klik-klik kecil di dalam kelas.

23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penjelasan isi dari makalah kami, kami
menyimpulkan bahwa dalam sebuah lembaga pendidikan tentu memiliki
manajemen dan tenaga kependidikan, untuk melaksanakan proses dalam
hal pembelajaran pendidikan maupun manajemen, oleh karena itu sangat
penting untuk mengetahui seperti apa manajemen dan tenaga
kependidikan dalam sebuah lembaga kependidikan, sehingga dengan
begitu dalam kelembagaan pendidikan dapat berjalan dengan baik dan
bermutu dalam lembaga sekolah maupun lembaga yang lain.
Manajemen keuangan  adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran,
pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki
oleh organisasi atau perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah-
murahnya dan menggunakan seefektif-efektifnya, seproduktif mungkin untuk
menghasilkan laba.
Strategi pelatihan yakni strategi fasilitatif, reedukatif, persuasif (bujukan) dan
strategi paksaan. Pengelolaan tempat atau ruang diklat meliputi tahan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan dan pengontrolan. Fungsi ruang diklat yaitu sebagai
sarana dan prasarana serta sebagai sumber belajar. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
mengukur dan menilai ruangan diklat yaitu suara berisik, warna, struktur ruangan (bujur
sangkar), pencahayaan, dinding dan penutup lantai, kursi, cahaya yang menyilaukan,
langit-langit, sambungan listrik dan bunyi suara.
B. Saran

24
Makalah ini masih banyak kekurangan maka dari itu kedepannya semoga dapat
penyusunan makalah akan lebih baik lagi. Semoga pembahasan mengenai manajemen
tenaga, keuangan dan ruangan pelatihan boleh bermanfaat bagi pembaca .

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/29809684/Makalah_Manajemen_Keuangan_docx

https://www.academia.edu/29809684/Makalah_Manajemen_Keuangan_docx

https://denawanto.blogspot.com/2018/12/makalah-tentang-manajemen-pengelolaan.html

25

Anda mungkin juga menyukai