Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN

PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN GIZI


MASYARAKAT BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Oleh :

Nurul Laila Azizah P07131319012

Faizatusy P071313190

Qisti Salsabila P071313190

Heida P071313190

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKAS YOGYAKARTA
PRODI SARJANA TERAPAN GIZI ALIH JENJANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indikator dalam mengukur
status gizi masyarakat. Jika asupan gizi untuk ibu hamil dari makanan tidak
seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi defisiensi zat gizi.
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi. Karena itu,
kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan.
Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, serta
perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat
gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh
tidak sempurna (Rahmaniar dkk, 2011).
Pemenuhan zat gizi sangat di perlukan untuk pertumbuhan dan perbaikan
jaringan tubuh. Pertumbuhan janin sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu
hamil. Status gizi yang baik berhubungan dengan makanan yang diserap oleh
tubuh. Ibu hamil dalam masa kehamilan harus memenuhi asupan gizi agar
tidak terjadi kekurangan energi kronis. Kekurangan energi kronik (KEK)
merupakan kondisi yang disebabkan karena adanya ketidakseimbangan
asupan gizi antara energi dan protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan
tubuh tidak tercukupi. Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai resiko
kematian ibu mendadak pada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi
dengan berat bayi lahir rendah (BBLR). Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar
pada tahun 2013, proporsi ibu hamil umur 15-45 tahun dengan LILA < 23,5
cm di Indonesia sebanyak 24,2%. Berdasarkan data Departemen Kesehatan
RI tahun 2013, sekitar 146.000 bayi usia 0 – 1 tahun dan 86.000 bayi baru
lahir (0 – 28 hari) meninggal setiap tahun di Indonesia. Angka kematian bayi
adalah 32 per 1000 Kelahiran Hidup, lima puluh empat persen penyebab
kematian bayi adalah latar belakang gizi (Depkes, 2013). Hasil Riset
Kesehatan Dasar pada tahun 2013 mendapatkan proporsi ibu hamil umur 15-
45 tahun dengan LILA < 23,5 cm di Indonesia sebanyak 24,2%.
Survei Kesehatan Daerah DIY mengungkapkan bahwa ada beberapa
faktor yang mempengaruhi status gizi pada ibu hamil antara lain umur, berat
badan, suhu lingkungan, aktivitas, status kesehatan, kebiasaan dan pandangan
wanita terhadap makanan, pengetahuan zat gizi dalam makanan, status
ekonomi, pekerjaan, tingkat pendidikan, paritas, dan riwayat penyakit. Ibu
hamil yang menderita KEK ( Kurang Energi Kalori) mempunyai resiko
kematian ibu mendadakpada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi
dengan berat lahir rendah(BBLR). Pada keadaan ini banyak ibu yang
meninggal karena perdarahan,sehingga meningkatkan angka kematian ibu
dan anak (Chinue, 2009).
Untuk mengatasi kekurangan gizi yang terjadi pada ibu hamil Kurang
Energi Kronis (KEK) perlu diselenggarakan beberapa program kegiatan
dengan berbasis pemberdayaan masyarakat guna mengurangi angka kejadian
atau prevalensi ibu hamil KEK.

B. Tujuan
1. Tujuan umum :
Untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam
penanggulangan masalah gizi ibu hamil KEK berbasis pemberdayaan
masyarakat
2. Tujuan Khusus :
a. Terlaksananya penyuluhan mengenai ibu hamil KEK
b. Terlaksananya pelatihan pembuatan makanan tambahan untuk ibu hamil
KEK
C. Manfaat
1. Sebagai bentuk pengembangan program perbaikan gizi mengenai ibu
hamil KEK
2. Sebagai wadah partisipasi dalam penanggulangan masalah gizi ibu hamil
KEK.
BAB II
METODE PELAKSANAAN

A. Lokasi
Pelaksanaan kegiatan di Kelurahan Bayuraden, Kecamatan Gamping,
Sleman, Yogyakarta.
B. Program Pengembangan
1. Jenis kegiatan
a) Penyuluhan mengenai ibu hamil KEK
b) Pelatihan pembuatan makanan tambahan pemulihan untuk ibu hamil
KEK
2. Tenaga Pelaksana
Mahasiswa Sarjana Terapan Gizi Alih Jenjang
C. Aspek pemberdayaan
1. Tenaga, dibantu oleh kader posyandu
2. Potensi sumberdaya local, khususnya bahan pangan local yang di
manfaatkan dalam pembuatan makanan tambahan ibu hamil KEK
3. Dana
4. Fasilitas

D. Langkah langkah kegiatan Pengembangan Program


1. Sosialisasi
a. Pelatihan
b. Pelaksanaan Kegiatan
c. Materi pelatihan
d. Dana
2. Pemantauan kegiatan
3. Evaluasi
Mengumpulkan data awal dan akhir
E. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 Pelatihan pembuatan makanan Perencanaan pelatihan
-Pelaksanaan pelatihan
tambahan pemulihan untuk ibu
-Evaluasi pelatihan
hamil KEK
2 Penyuluhan mengenai ibu -Perencanaan penyuluhan
-Pelakasanaan penyuluhan
hamil KEK
-Evaluasi penyuluhan

F. Cara Melaksanakan Kegiatan


Lintas Lintas
Kegiatan Indikator
No Pelaksanaan program sektor Ket
Pokok Keberhasilan
terkait terkait
1 Pelatihan - Merencanakan - PJ Gizi - Kepala Terlaksanaya
pembuatan kegiatan - PJ UKM Desa pelatihan
makanan - Koordinasi dengan - Kader pembuatan
tambahan PKK - PKK makanan
pemulihan - Menentukan waktu, tambahan
untuk ibu sasaran dan tempat pemulihan
hamil KEK kegiatan untuk ibu
- Melaksanakan hamil KEK
pelatihan
Menyusun laporan
2 Penyuluhan - Menyusun rencana - PJ Gizi - Kepala Penyuluhan
mengenai ibu kegiatan - PJ UKM Desa mengenai ibu
hamil KEK - Koordinasi dengan - Kader hamil KEK
kader
- Menentukan waktu,
sasaran dan tempat
kegiatan
- Melaksanakan
pelatihan
Menyusun laporan

G. Sasaran
Sasaran program ini adalah kader posyandu, ibu hamil KEK serta calon
pengantin di Desa Banyuraden.

H. Biaya
Rincian Biaya
No Kegiatan Pokok
1 Pelatihan pembuatan makanan Konsumsi : 40 orang x Rp20.000,00 = Rp 800.000,00
tambahan untuk ibu hamil Narasumber : 2 orang x Rp200.000,00 = Rp400.000,00
KEK Pengadaan materi : 400 lbr x Rp1000 =Rp400.000,00
Pengadaan bahan makanan pelatihan : Rp.500.000,00
2 Penyuluhan mengenai ibu Konsumsi : 40 orang x Rp15000,00 = Rp 600.000,00
hamil KEK Pemateri : 2 orang x Rp200.000,00 = Rp400.000,00
Pengadaan materi : 200 lbr x Rp1000 =Rp200.000,00

I. Monitoring Dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporan


1. Pelatihan pembuatan makanan tambahan untuk ibu hamil KEK
a. Monitoring dilakukan saat kegiatan berlangsung dengan melihat
kesesuaia kegiatan dengan KAK dan SOP
b. Evaluasi dilakukan oleh PJ Program Gizi Puskesmas setelah selesai
pelaksanaan pelatihan dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas
dan kepala Desa Banyuraden.
2. Penyuluhan mengenai ibu hamil KEK
a. Monitoring dilakukan saat kegiatan berlangsung dengan melihat
kesesuaia kegiatan dengan SAP
b. Evaluasi dilakukan oleh PJ Program Gizi Puskesmas setelah selesai
pelaksanaan pelatihan dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas
dan kepala Desa Banyuraden.

J. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi


Pencatatan dilakukan dengan menyusun laporan hasil pelaksanaan kepada
Kepala Puskesmas. Evaluasi dilakukan setelah selesai melaksanakan
kegiatan

Anda mungkin juga menyukai