Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENYAKIT JANTUNG KORONER

Disusun oleh:
AHYA NUR HIDAYAH (NIM.P07131520017)
FRANCILIA DEASTUTI (NIM.P07131520021)
NURUL LAILI AZIZAH (NIM.P07131520026)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDOENSIA POLTEKKES


KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN GIZI
PRODI PENDIDIKAN PROFESI DIETISIEN
2021
FORMAT SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Penyakit Kardiovaskuler


Sub Pokok Bahasan : Jantung Koroner
1. Pengertian Penyakit Jantung Koroner
2. Penyebab Penyakit Jantung Koroner
3. Gejala dan Tanda Penyakit Jantung Koroner
4. Terapi Pengobatan Penyakit Jantung Koroner
5. Tujuan Diet Penyakit Jantung Koroner
6. Syarat dan Prinsip Diet Penyakit Jantung Koroner
7. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Dihindari
8. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
Hari/Tanggal : Sabtu, 17 April 2021
Waktu : 45 menit
Tempat : RSUD Panembahan Senopati Bantul
Penyuluh/Petugas : Kelompok 2

I. Tujuan Instruksional Umum


Memberikan pengetahuan dan pemahaman pada pasien dan keluarga
pasien mengenai jantung koroner sehingga mampu menerapkan diet
jantung koroner dalam kehidupan sehari-hari.

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan sasaran diharapkan mampu :
a. Mengerti dan memahami pengertian penyakit jantung koroner
(PJK)
b. Mengerti dan memahami penyebab penyakit jantung koroner
(PJK)
c. Mengerti dan memahami gejala dan tanda penyakit jantung
koroner (PJK)
d. Mengerti dan memahami terapi pengobatan penyakit jantung
coroner (PJK)
e. Mengerti dan Mehamami tujuan diet penyakit jantung coroner
(PJK)
f. Mengerti dan Memahami syarat dan prinsip diet penyakit jantung
coroner (PJK)
g. Mengerti dan Memahami bahan makanan yang dianjurkan dan
dihindari pada penyakit jantung koroner (PJK) serta mampu
menerapkan diet dalam kehidupan sehari-hari
h. Mengerti dan memahami pencegahan penyakit jantung coroner
(PJK)

III. Materi
Berisi garis besar materi yang diberikan dalam kegiatan penyuluhan.
Materi penyuluhan terlampir.

IV. Metode
Ceramah dan tanya jawab

V. Media
Powerpoint dan leaflet diet jantung koroner
VI. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam.
(5 Menit) pembuka. 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri. perkenalan.
3. Menjelaskan maksud dan 3. Mendengarkan maksud
tujuan. dan tujuan
4. Memberikan soal pretest 4. Menjawab soal pretest
2. Penyampaian 1. Menjelaskan tujuan 1. Mendengarkan dan
materi inti penyuluhan. memperhatikan.
(25 menit) 2. Memberikan materi 2. Mendengarkan dan
penyuluhan. memperhatikan.
3. Diskusi dan tanya 1. Memberikan kesempatan 1. Mengajukan pertanyaan.
jawab untuk bertanya mengenai hal
(5 Menit) yang belum jelas.
2. Menjawab pertanyaan yang
diajukan peserta
4. Penutup 1. Menyimpulkan hasil 1. Memperhatikan
(10 Menit) penyuluhan. 2. Menjawab soal posttest
2. Memberikan soal posttest 3. Menjawab salam
3. Salam penutup. penutup.

VII. Evaluasi
Memberikan pertanyaan teori dan aplikasi yang berhubungan dengan
penyakit jantung koroner (PJK).

VIII. Sumber
I Dewa Nyoman Supriasa (2019). Asuhan Gizi Klinik.
Suharyati, dkk (2019). Penuntun Diet Edisi 4
Lampiran Materi
Penyakit Jantung Koroner (PJK)

A. Pengertian Penyakit Jantung Koroner


Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan gangguan jantung berupa
peyempitan atau pembuluh darah aretri sehingga suplai darah dan oksigen ke otot
jantung terganggu. Arteri koroner adalah pembuluh darah yang mengalirkan
darah kaya oksigen ke jantung. Penyakit jantung koroner merupakan salah satu
penyebab kematian utama di dunia saat ini. Jumlah penderita penyakit jantung di
Indonesia meningkat seiring bertambahnya usia, usia tertinggi pada kelompok
umur 65-74 tahun mencapai 3,6% berdsarkan riskesdas tahun 2013.

B. Penyebab Penyakit Jantung Koroner


1. Riwayat keluarga dan genetik
Adanya riwayat penyakit keluarga merupakan faktor resiko penyebab yang
kuat meskipun faktor resiko penyebab lain perlu dipertimbangkan. Faktor
riwayat penyakit keluarga ada pada hubungan kekerabatan pertama (orang
tua, saudara atau anak).
2. Jenis Kelamin
Umumnya, PJK lebih banyak menyerang pria dibanding wanita. Namun
demikian, risiko terkena penyakit yang sama akan meningkat pada wanita
pasca menopause.
3. Usia
Makin tua usia seseorang, makin tinggi risiko terserang penyakit jantung
koroner. Penyakit ini lebih sering menimpa pria usia lebih dari 45 tahun dan
wanita lebih dari 55 tahun.
4. Pola makan
Risiko penyakit jantung koroner dapat meningkat akibat pola makan yang
tidak sehat, seperti terlalu banyak mengonsumsi makanan dengan kadar gula
atau garam tinggi, atau makanan dengan kandungan lemak jenuh yang
tinggi.
5. Kurangnya aktivitas fisik
Aktivitas fisik seperti olahraga dapat mengurangi risiko penyakit jantung.
Olahraga juga dapat membantu mengontrol kadar kolesterol dan gula darah,
mencegah obesitas, serta membantu menurunkan tekanan darah.
6. Stress
Penelitian menunjukkan, stres dalam berbagai lingkup kehidupan, dapat
mengakibatkan penyakit jantung koroner. Stres juga dapat memicu faktor
risiko lain. Sebagai contoh, stres dapat memicu seseorang merokok atau
makan berlebihan
7. Merokok
Rokok adalah faktor risiko utama penyakit jantung koroner. Kandungan
nikotin dan karbon monoksida dalam asap rokok dapat membebani kerja
jantung, dengan memacu jantung bekerja lebih cepat. Kedua senyawa
tersebut juga meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah. Senyawa
lain dalam rokok juga dapat merusak dinding arteri jantung dan
menyebabkan penyempitan. Oleh karena itu, risiko terserang penyakit
jantung pada perokok hampir 25 persen lebih tinggi dibanding orang yang
tidak merokok.
8. Diabetes
Diabetes menyebabkan dinding pembuluh darah menebal dan menghambat
aliran darah. Penderita diabetes diketahui 2 kali lipat lebih berisiko terserang
penyakit jantung koroner.
9. Tekanan Darah Tinggi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi membuat jantung harus bekerja lebih
keras. Salah satu faktor pemicu hipertensi adalah konsumsi makanan dengan
kadar garam yang tinggi. Tekanan darah normal berkisar antara 90/60
mmHg hingga 120/80 mmHg.
10. Kolestrerol Tinggi
Kolesterol adalah lemak yang dihasilkan oleh hati, dan penting bagi proses
pembentukan sel sehat. Meskipun demikian, kadar kolesterol tinggi dapat
meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Kolesterol terbagi dua, yaitu
HDL dan LDL. LDL dapat menumpuk di dinding arteri dan memicu
penyempitan. Pada orang dewasa yang sehat, kadar LDL yang normal dalam
darah adalah kurang dari 100 mg/dL. Sedangkan bagi individu berisiko
mengalami penyakit jantung koroner, kadar LDL disarankan di bawah 100
mg/dL. Batas maksimal kadar LDL akan lebih rendah lagi bagi mereka yang
sudah menderita penyakit jantung atau diabetes, yaitu di bawah 70 mg/dL.

C. Gejala dan Tanda Penyakit Jantung Koroner


1. Angina
Angina adalah nyeri dada akibat berkurangnya suplai darah ke otot jantung.
Meskipun pada umumnya tidak mengancam nyawa, tetapi angina dapat
meningkatkan risiko seseorang terkena serangan jantung atau stroke. Angina
dapat berlangsung beberapa menit, dan biasanya muncul karena dipicu oleh
aktivitas fisik atau stres. Sakit yang dialami akibat angina juga beragam.
Angina ringan hanya menimbulkan rasa tidak nyaman seperti sakit maag.
Tetapi, serangan angina berat dapat menimbulkan nyeri dada seperti
tertindih. Sensasi nyeri dada tersebut bisa menyebar ke lengan, leher, dagu,
perut, dan punggung.
2. Serangan Jantung
Serangan jantung terjadi ketika arteri sudah tersumbat sepenuhnya. Kondisi
ini harus segera ditangani, agar tidak terjadi kerusakan permanen pada otot
jantung. Nyeri akibat serangan jantung serupa dengan angina. Hanya saja,
nyeri pada serangan jantung akan terasa lebih berat, dan dapat terjadi
walaupun penderita sedang beristirahat. Gejala serangan jantung bisa berupa
nyeri yang menjalar dari dada ke lengan, dagu, leher, perut, dan punggung.
Nyeri tersebut dapat berlangsung selama lebih dari 15 menit. Selain gejala
tadi, penderita juga bisa mengalami pusing, berkeringat, mual, dan tubuh
terasa lemas. Serangan jantung bisa terjadi tiba-tiba, terutama pada penderita
diabetes dan lansia
3. Gagal Jantung
Penderita penyakit jantung koroner juga dapat mengalami gagal jantung, bila
jantung terlalu lemah untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Kondisi
tersebut menyebabkan darah menumpuk di paru-paru, sehingga penderita
mengalami sesak napas. Gagal jantung dapat terjadi seketika (akut), atau
berkembang secara bertahap (kronis).

D. Terapi Pengobatan Penyakit Jantung Koroner


1. Pola hidup
Penanganan penyakit jantung koroner (PJK) umumnya melibatkan
perubahan pola hidup yang dapat dikombinasikan dengan obat-obatan atau
prosedur medis. Menjalani pola hidup sehat dapat meningkatkan kesehatan
jantung. Pola hidup yang dapat dijalankan seperti :
 Berhenti merokok.
 Mengurangi atau berhenti mengonsumsi alkohol.
 Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang.
 Mengurangi stress.
 Menjaga berat badan ideal.
 Berolahraga secara teratur.
2. Terapi obat
Selain melakukan pola hidup sehat, dokter juga akan memberikan obat untuk
membantu mengatasi penyakit jantung koroner sesuai penyebabnya, seperti
obat pengencer darah, obat untuk menurunkan kolestrol, obat untuk
menurukan tekanan darah dan obat untuk melebarkan pembuluh darah.
3. Tindakan
a. Pasang ring jantung
Pasang ring jantung atau angioplasti koroner dilakukan dengan
memasukkan kateter ke bagian arteri yang mengalami penyempitan.
Kemudian, dokter akan mengembangkan balon kecil melalui kateter
untuk melebarkan arteri yang menyempit. Dengan demikian, aliran
darah dapat kembali lancar. Ring (stent) akan dipasang di arteri guna
mencegah penyempitan kembali. Prosedur ini dapat dilakukan secara
terencana pada pasien dengan gejala angina, atau sebagai tindakan
darurat pada seseorang yang mengalami serangan jantung.
b. Bypass jantung
Prosedur ini dilakukan dengan mengambil pembuluh darah dari bagian
tubuh lain, untuk ditempel (dicangkok) ke bagian antara pembuluh
darah besar (aorta) dan arteri, dengan melewati area yang menyempit.
Dengan begitu, darah akan mengalir lancar melalui rute baru tersebut.
Bypass jantung dilakukan dengan membedah dada pasien. Oleh karena
itu, prosedur ini umumnya hanya dilakukan bila terdapat lebih dari satu
arteri yang tersumbat.
c. Transplantasi jantung
Tindakan ini dilakukan jika kerusakan jantung sudah sangat parah, dan
sudah tidak dapat lagi diatasi dengan obat. Tranplantasi jantung
dilakukan dengan mengganti jantung yang rusak, dengan jantung yang
sehat dari pendonor.

E. Tujuan Diet Penyakit Jantung Koroner


1. Memenuhi kebutuhan gizi sesuai dengan kemampuan jantung
2. Mempertahankan, meningkatkan, dan menurunkan berat badan hingga
mencapai berat badan ideal agar tidak memperberat kerja jantung.
3. Membantu menurunkan koletrol
4. Membantu menurunkan tekanan darah tinggi

F. Syarat dan Prinsip Diet Penyakit Jantung Koroner


1. Syarat Diet
a. Energi 25-30 kkal/kg Berat badan ideal pada wanita dan 30-35 kkal/kg
berat badan ideal pada pria.
b. Protein cukup yaitu 0,8-1,5 g/kg berat badan ideal atau 15-25% dari
kebutuhan kalori total.
c. Lemak sedang 20-25% dari kebutuhan energi total.
d. Karbohidrat 50-60% dari total kalori berasal dari karbohidrat kompleks
(seperti beras, tepung-tepungan, jagung, ubi dan sebagainya). Batasi
penggunaan bahan makanan sumber karbohidrat murni (seperti gula
pasir, gula merah, madu, sirop). Semakin tinggi asupan karbohidrat
memperberat keluhan sesak napas.
e. Bahan makanan sumber koletrol dibatasi maksimal 200 mg/hari
f. Rendah garam 2-3 gram/hari atau setara dengan natrium 800-1200 mg.
g. Vitamin khususnya vitamin B3 dan B12 yang terdapat dalam yang
terdapat dalam daging ayam, ikan dan sumber hewani lainnya untuk
mencegah penggumpalan pembuluh darah.
h. Vitamin E sebagai antioksidan dan melindungi darah dari timbunan
lemak. Banyak terdapat dalam bayam, kacang-kacangan, biji-bijian,
merica, minyak zaitun dan jagung.
i. Kalsium (vitamin D) dan magnesium membantu dalam menjaga
kesehatan jantung dan mengatur detak jantung tetap stabil
2. Prinsip Diet
Pembatasan konsumsi lemak, khususnya lemak jenuh dan trigliserida yang
berasal dari makanan tinggi karbohidrat. Disarankan untuk lebih banyak
mengonsumsi bahan makanan sumber lemak tidak jenuh.
G. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Dihindari

Sumber Bahan Makanan yang Bahan Makanan yang Tidak


Dianjurkan Dianjurkan
Karbohidrat Karbohidrat kompleks, seperti Makanan yang mengandung gas
beras ditim atau disaring, roti, seperti ubi, singkong, tape
mie, kentang, makaroni, singkong dan tape ketan.
biskuit, tepung/ beras/ terigu/
sagu aren/ sagu ambon, kentang
gula pasir, gula merah, madu
dan sirop
Protein hewani Ikan laut, ikan tawar, hasil Daging sapi dan ayam yang
produk ikan, daging sapi berlemak, gajih, sosis, ham, hati,
dengan lemak rendah, daging limpa, babat, otak, kepiting,
ayam dengan lemak rendah, kerang-kerangan, keju, dan susu
telur dan susu rendah lemak penuh.
dalam jumlah yang telah
ditentukan.
Protein nabati Kacang-kacangan kering, Kacang-kacangan kering yang
seperti kacang hujau, kacang mengandung lemak cukup
tanah, kacang kedelai, dan hasil tinggi, seperti kacang mete dan
olahnya (seperti tahu dan kacang bogor.
tempe)
Sayuran Sayuran yang tidak Semua sayuran yang
mengandung gas, seperti mengandung gas, seperti kol,
bayam, kangkung, kacang, kembang kol, lobak, sawi dan
buncis, kacang panjang, wortel, nangka muda.
tomat, labu siam dan tauge.
Buah Semua buah-buahan segar, Buah-buahan segar yang
seperti pisang, pepaya, jeruk, mengandun gas seperti durian
apel, melon, semangka dan dan nangka matang.
sawo.
Lemak Minyak jagung, minyak Minyak kelapa, minyak kelapa
kanola/bunga matahari, minyak sawit dan santan kental. Hindari
zaitun, minyak kedelai, penggunaan minyak yang telah
margarin, mentega (dalam diolah berulang-ulang karena
jumlah terbatas dan tidak untuk beresiko meningkatkan
menggoreng, tetapi untuk kolestrol.
menumis), kelapa atau santan
encer dalam jumlah terbatas,
Minuman Teh encer, coklat dan sirop Teh/kopi kental, minuman yang
mengandung soda dan alkhohol
(seperti bir dan wiski).
Bumbu Semua bumbu (selain bumbu Cabe, cabe rawit dan bumbu-
tajam) dalam jumlah terbatas. bumbu lain yang tajam.

Cara Memasak:
Cara memasak yang dianjurkan adalah memanggang, merebus, mengkukus,
menggoreng dengan sedikit minyak, dan membakar. Sedangkan yang tidak
dianjurkan adalah menggoreng dengan banyak minyak, diolah dengan santan.

H. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner


Penyakit jantung koroner dapat dicegah dengan menjalani pola hidup sehat,
seperti makan begizi seimbang, melakukan aktivitas fisik secara teratur, berhenti
merokok dan membatasi konsumsi alkohol. Selain itu, mengelola stres dengan
baik, misalnya dengan melakukan relaksasi otot atau latihan pernapasan dalam.
Langkah pencegahan lain adalah dengan rutin menjalani pemeriksaan gula darah
dan kolesterol tiap dua tahun. Pemeriksaan lebih rutin akan disarankan, pada
pasien dengan riwayat hipertensi dan penyakit jantung.

Anda mungkin juga menyukai