Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Perawatan Pasien Jantung Di Rumah Sakit dan dirumah


Sub Topik : Perawatan Pasien Jantung Di Rumah Sakit dan dirumah
Sasaran : Keluarga Pasien dengan Penyakit Jantung
Tempat : Ruang CVCU RSUP.Dr. M. Djamil Padang
Hari / Tanggal : Kamis / 16 November 2017
Waktu : Pukul 10.15 WIB s/d 11.15 WIB

A. Latar Belakang Masalah


Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan salah satu masalah
kesehatan utama di negara maju maupun berkembang. Penyakit ini menjadi
penyebab nomor satu kematian di dunia setiap tahunnya. Pada tahun 2008
diperkirakan sebanyak 17,3 juta kematian disebabkan oleh penyakit
kardiovaskuler. Lebih dari 3 juta kematian tersebut terjadi sebelum usia 60
tahun. Terjadinya kematian dini yang disebabkan oleh penyakit jantung
berkisar sebesar 4% di negara berpenghasilan tinggi, dan 42% terjadi di
negara berpenghasilan rendah. Kematian yang disebabkan oleh penyakit
jantung pembuluh darah, terutama penyakit jantung koroner dan stroke
diperkirakan akan terus meningkat mencapai 23,3 juta kematian pada tahun
2030 (Kemenkes RI, 2014). Selanjutnya World Health Organization (WHO)
tahun 2016 menyatakan bahwa penyakit kardiovaskular merupakan penyebab
kematian nomor satu secara global yaitu sebagai penyebab 31% kematian.
Tahun 2012 sekitar 17.5 juta orang di dunia meninggal karena penyakit
kardiovaskular ini, yang terdiri dari 42% kematian karena penyakit jantung
koroner, 38% karena stroke dan 1,5% karena gagal jantung. Data tersebut
menunjukkan bahwa angka kematian dari penyakit kardiovaskular mengalami
peningkatan (WHO, 2016)
Pengidentifikasian secara dini dapat juga dilakukan dengan mengenali tanda-
tanda kegawatan secara dini contohnya keluhan nyeri dada atau kesulitan
bernafas. Oleh karena itu peran keluarga selanjutnya perawat, strategi yang
dilakukan ketika menemukan pasien henti jantung adalah mengidentifikasi
kondisi penderita dan menilai secara cepat tanda-tanda potensial henti jantung
serta mengidentifikasi tanda-tanda henti jantung atau henti nafas (Ainiyah,
2016).
B. Tujuan
1. Tujuan instruksional Umum
Setelah dilakukan proses penyuluhan kesehatan selama ± 60 menit,
diharapkan keluarga pasien dapat memahami tentang perawatan pada
pasien jantung di rumah sakit dan dirumah

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan, pasien dan keluarga
diharapkan mampu:
a. Menjelaskan pengertian penyakit jantung
b. Menjelaskan faktor yang menyebabkan terjadinya serangan jantung
c. Menyebutkan bagaimana perawatan di Rumah Sakit bagi pasien
jantung
d. Menyebutkan cara perawatan di rumah bagi pasien jantung

C. Metode
Ceramah dan diskusi atau tanya jawab

D. Media
Power Point, Leaflet, Infokus
E. Materi Penyuluhan
1. Pengertian penyakit jantung
2. Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya penyakit jantung
3. Bagaimana perawatan di Rumah Sakit
4. Cara perawatan di rumah bagi pasien jantung (Materi Terlampir)

F. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara lisan dengan memberikan pertanyaan :
1. Apa pengertian penyakit jantung
2. Sebutkan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya penyakit jantung
3. Sebutkan bagaimana perawatan di Rumah Sakit bagi pasien jantung
4. Sebutkan cara perawatan di rumah bagi pasien jantung

G. Strukrur Organisasi
1. Moderator : Weni Elfianti
Tugas : Memimpin jalannya diskusi, menjawab pertanyaan.
2. Penyaji : Yunisha Ariani
Tugas : Menjelaskan materi penyuluhan yang diberikan, menjawab
pertanyaan
3. Notulen : Widia Wati
Tugas : Membuat dokumentasi tertulis tentang jalannya diskusi.
4. Fasilitator :
a. Sari Endi Ayu
b. Shintia Harjunu
c. Wulan Sari
d. Yulia Yuliwara Saputri
Tugas : Menyiapkan media penyuluhan, menjawab pertanyaan.
H. Denah Penyuluhan

A Kursi ( D ) C
Keterangan :
B A. Moderator
B Meja B. Penyaji
Kursi C. Fasilitator
(E) D. Audiens
Media
E. Audiens
B
F. Observer
F

I. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan


No Waktu Kegiatan Penyuluhan Peserta
1. 5 menit Pembukaan  Menjawab
 Mengucapkan salam  Mendengarkan
 Memperkenalkan diri  Mengemukakan
 Apersepsi pendapat
 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
2. 40 menit Kegiatan Inti
 Menjelaskan Pengertian  Memperhatikan
penyakit jantung
 Menjelaskan faktor yang  Memperhatikan
menyebabkan terjadinya  Mendengarkan
penyakit jantung
 Menjelaskan bagaimana  Mengajukan
perawatan di Rumah Sakit pertanyaan
pada pasien jantung
 Menjelaskan cara  Mengemukakan
perawatan di rumah bagi pendapat dan
pasien jantung Mendengarkan
3. 15 menit Penutup
 Bersama peserta  Bersama – sama
menyimpulkan apa yang menyimpulkan
telah disampaikan  Menjawab
 Evaluasi tentang pertanyaan
perawatan pasien jantung  Memperhatikan
di Rumah Sakit dan di dan mendengarkan
Rumah  Menjawab salam
 Melakukan terminasi
 Memberikan salam untuk
menutup pertemuan
MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Penyakit Jantung


Penyakit jantung atau dalam istilah medis disebut penyakit jantung koroner
adalah kondisi yang terjadi ketika pembuluh darah utama yang menyuplai
darah ke jantung (pembuluh darah koroner) mengalami kerusakan. Tumpukan
kolesterol pada pembuluh darah serta proses peradangan diduga menjadi
penyebab penyakit ini.
Penyakit jantung adalah kondisi ketika pembuluh darah jantung mengalami
kerusakan akibat penumpukan lemak atau kolesterol di pembuluh darah
jantung. Akibatnya, jantung mengeras dan menyempit sehingga menyumbat
aliran darah sehingga jantung tidak mendapat oksigen dan makanan yang
diperlukan untuk berfungsi secara normal.

2. Faktor Risiko Penyebab terjadinya Penyakit Jantung


a. Faktor yang tidak dapat diubah
1) Usia
Usia mempengaruhi terjadinya penyakit jantung. Dengan
bertambahnya usia, risiko terkena serangan jantung menjadi lebih
besar sehingga prevalensi penyakit jantung di kalangan usia lanjut
cukup tinggi, yaitu sekitar 40%, dengan kematian sebesar diatas 65
tahun.
2) Jenis kelamin
Faktor gender berpengaruh pada terjadinya penyakit jantung, dimana
pria lebih banyak yang dibandingkan dengan wanita, dengan rasio
sekitar 2,29. Pria diduga memiliki gaya hidup yang cenderung
meningkatkan pada serangan jantung dibandingkan dengan wanita.
Pada perempuan yang sudah menopause, kadar estrogen dalam
tubuhnya menurun. Hal inilah yang kemudian menyebabkan
perempuan yang sudah menopause memiliki risiko lebih tinggi
daripada mereka yang belum menopause. Risiko ini sebanding pada
pria, yang kadar estrogen dalam tubuhnya hanya sedikit, sehingga
perlindungan terhadap pembuluh darah menjadi lebih sedikit. Hormon
estrogen ternyata dapat melindungi perempuan dari risiko terkena
penyakit jantung. Dokter Amiliana Soesanto SpJP mengatakan hormon
estrogen dapat meleberkan pembuluh darah, sehingga menurunkan
risiko terkena penyakit jantung (Wika, 2008).
3) Riwayat keluarga dengan pentakit jantung
Riwayat keluarga dekat yang menderita pentakit jantung (faktor
keturunan) juga mempertinggi risiko terkena serangan jantung.
Tentunya faktor ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan
lain, yang kemudian menyebabkan seseorang menderita pentakit
jantung. Faktor genetik juga berkaitan dengan metabolisme pengaturan
garam dan renin membran sel.

b. Faktor yang Dapat Diubah


1) Merokok
Kandungan sekitar 4.000 senyawa dalam bentuk partikel dan gas
nikotin, tar dan karbon monoksida termasuk di dalamnya menjadi
faktor penyebab terjadinya penyakit kardiovaskuler. Keadaan jantung
dan paru – paru mereka yang tidak merokok tidak akan bekerja efisien.
Selain itu, asap rokok juga mengandung karbon monoksida yang
memiliki kemampuan jauh lebih kuat daripada sel darah merah untuk
menarik atau menerap oksigen, sehingga menurunkan kapasitas darah
merah tersebut untuk membawa oksigen ke jaringan-jaringan termasuk
jantung.
2) Kolesterol total tinggi
Kadar kolesterol darah dipengaruhi oleh diet. Kolesterol yang berasal
dari makanan yang kita makan bukan merupakan sumber utama. Jadi,
bila seseorang tidak pernah lagi mengkonsumsi kolesterol, proses-
proses di dalam tubuhnya akan tetap berlangsung.
Kolesterol dalam zat makanan yang kita makan meningkatkan kadar
kolesterol dalam darah. Sejauh pemasukan seimbang dengan
kebutuhan, tubuh kita tetap sehat. Tetapi kebanakan orang
mengkonsumsi kolesterol dalam jumlah berlebihan. Kelebihan tersebut
bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di dalam pembuluh darah
arteri, sehingga menyebabkan penyempitan dan pengerasan yang
dikenal sebagai atherosclesrosis (Soeharto, 2002).
Kadar kolesterol total darah yang sebaiknya adalah kurang dari
200mg/dl, bila lebih dari 200 mg/dl berarti berisiko untuk terjadinya
penyakit jantung.
3) Hipertensi
Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa darah.
Hipertensi merupakan faktor risiko primer untuk timbulnya penyakit
jantung. Hipertensi disebut sebagai the silent killer karena tidak
ditemukan tanda-tanda fisik dari tekanan darah tinggi.
4) Diabetes mellitus
Diabetes adalah faktor risiko yang dapat meningkatkan mortalitas
penyakit kardiovaskuler 1,5-4,5 kali lipat. Penderita diabetes
cenderung mengalami gangguan jantung pada usia muda. Hubungan
yang erat antara diabetes dan meningkatnya risiko penyakit
kardiovaskuler sangat jelas diketahui, yaitu kebanyakan pasien
prediabetes dan diabetes tipe 2 meninggal karena penyakit
kardiovaskuler (Gunawan, 2005).
5) Kurang berolahraga
Kurang aktivitas seperti berolahraga terkait erat dengan kegemukan
dalam arti sedikitnya tenaga yang dikeluarkan dibandingkan dengan
masukan sehingga zat makanan yang dimakan akan tersimpan dan
tetumpuk dalam tubuh sebagai lemak. Lebih dari itu, kegemukan
mendorong timbulnya faktor risiko yang lain seperti Diabetes Mellitus,
Hipertensi, yang pada taraf selanjutnya meningkatkan risiko Penyakit
Jantung (Soeharto, 2002)
6) Obesitas atau kelebihan berat badan
Kegemukan diakibatkan karena terjadinya ketidakseimbangan kalori di
dalam tubuh, yakni kalori yang masuk melebihi kalori yang keluar
dalam bentuk lemak. Kaitan erat antara kelebihan berat badan dan
kenaikan tekanan darah. Berat badan dan IMT berkorelasi langsung
dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik.
7) Stress
Stress atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, rasa marah, denadam, rasa
takut, rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginjal
melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih
cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah meningkat. Jika stress
berlangsung lama, tubuh akan berusaha mengadakan penyesuaian
sehingga timbul kelainan organis atau perubahan patologis. Gejala
yang muncul dapat berupa hipertensi atau penyakit maag.

3. Perawatan Pasien Jantung Di Rumah Sakit


Perawatan pasien jantung di Rumah Sakit khususnya di ruang CVCU
mendapatkan perawatan khusus.
Pada umumnya pasien-pasien yang dirawat adalah pasien gagal jantung
(CHF), Infark Miokard, Dysritmia dan penyakit katup jantung. Pasien yang
diruangan CVCU biasanya dirawat dengan murni penyakit jantung, tetapi
terkadang pasien datang dengan penyulit atau komplikasi penyakit lainnya.
seperti. gagal ginjal, stroke, diabetes melitus, penyakit tiroid dan bahkan
penyakit HIV/AIDS.
Pada ruang CVCU pertemuan keluarga dibatasi karena pasien dengan
penyakit jantung membutuhkan istirahat yang adekuat. Keluarga juga dibatasi
karena pasien dengan penyakit jantung dapat menimbulkan masalah
psikologis seperti cemas.
4. Perawatan Pasien Jantung Di Rumah
Hal – hal penting yang harus diketahui pasien dan keluarga saat perawatan
pasien dengan penakit jantung di rumah adalah mengubah kebiasaan
untuk meningkatkan kesehatan:
1. Pahami nama obat yang diminum, dosis dan efek sampingnya dan
minumlah dengan teratur, hindari NSAID untuk menekan batuk, karena
NSAID bisa menyebabkan retensi Na, peripheral vasokontriksi, dan
menurunkan efisiensi serta meningkatkan toxicity dari ACE inhibitor dan
diuretic.
2. Untuk merubah gaya hidup, sikap yang acuh bisa memperburuk kondisi
jantung.
3. Ikuti konseling penyakit jantung atau klinik jantung untuk mendiskusikan
masalah yang timbul karena serangan jantung dan solusinya dengan
psikolog.
4. Berobat atau control dengan teratur sesuai dengan petunjuk dokter.
5. Makan makanan yang sehat dan seimbang dan diit rendah atau tanpa
garam
garam bersifat menarik air kedalam tubuh sehingga dapat memperberat
kerja jantung dan pernapasan, diit rendah garam memungkinkan
pemakaian dosis diuretic paling kecil. Bila membeli makanan, baca
labelnya dan lihat kandungan garamnya hindari makanan kemasan, cepat
saji, dan direstoran karena biasanya mengandung sodium, diit garam di
perketat < 1,5g/hari (< 1 sendok teh /hari)
6. Makan makanan yang masih segar (sayur, buah, ikan).
7. Jika perlu konsultasikan dengan ahli gizi.
8. Coba untuk baraktifitas secara bertahap, dan berolahraga. Berolahraga
ringan dengan teratur akan melatih dan memperkuat pompa jantung,
mengurangi berat badan, memperlancar peredaran darah, menurunkan
kadar kolesterol dan mengurangi stress.
9. Stop merokok, dan berdekatan dengan orang yang sedang merokok, stop
kebiasaan minum minuman beralkohol.
10. Timbang berat badan setiap hari dengan alat timbangan yang sama,
waspadai jika ada kenaikan berat badan 2kg/3hari (dosis diuretic mungkin
perlu ditingkatkan), segera pergi ke dokter untuk pengobatan
11. Batasi masukan cairan 1,5 – 2 liter/hari. Jika pasien mengalami
kegemukan kurangi berat badan (target BMI untuk asia dewasa : 18,5 –
22,9 Kg/m2), maximum berat badan adalah 5% target BMI
12. Perhatikan produksi air seni (BAK) dalam sehari (normal
0,5cc/kgBB/jam), jika kurang hubungi dokter
13. Konsultasikan dengan dokter sebelum melakukan Perjalanan melalui udara
yang lama, perhatikan tanda – tanda : dehidrasi, oedema tungkai bawah,
deep venous thrombosis (DVT)
14. Jika ada keluhan sakit baik yang berhubungan dengan sesak nafas, nyeri
dada ataupun yang lain usahakan untuk relaks, beristirahatlah jika dengan
istirahat tidak berkurang segera ke dokter untuk pengobatan. Jangan
minum obat sembarangan karena beberapa obat dapat bereaksi dengan
obat penyakit jantung
15. Pahami dan perbanyak informasi tentang penyakit jantung melalui
membaca buku tentang jantung, mengikuti grup atau club informasi
jantung yang ada disekitar anda ataupun di internet .
16. Manajemen nyeri apabila nyeri datang teknik relaksasi napas dalam bisa
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Ummu, Ayu. 2008. Faktor – Faktor Risiko Terjadinya Penyakit Jantung. FKM UI

Smeltzer, S. C. & Bare, B. G. (2001). Buku ajar keperawatan medikal-bedah


Brunner & Suddarth (Edisi 8). Jakarta: EGC.

Nur Ainiyah. 2016. Peran Perawat Dalam Identifikasi Dini Dan Penatalaksanaan
Pada Acute Coronary Syndrome. Diambil dari
http://journal.unusa.ac.id/index.php/jhs/article/viewFile/68/60. (14 November
2017)

Anda mungkin juga menyukai