OLEH :
NUR ISTIQAMAH DS
14420202089
CI LAHAN CI INSTITUSI
(________________) ( ________________)
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektif : -
2) Objektif : Pengisian kapiler >3 detik, nadi perifer menurun
atau tidak teraba, akral teraba dingin, warna kulit pucat, tugor
kulit menurun.
Kriteria minor :
1) Subjektif : Parastesia, nyeri ektremitas (klaudikasi
intermiten)
2) Objektif : Edema, penyembuhan luka lambat, indeks ankle-
brakial <0,90, bruit femoralis
Kondisi klinis terkait : Gagal Jantung Kongestif
g. Intoleransi aktivitas (D.0056)
Definisi : ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas
sehari-hari
Penyebab : kelemahan
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektif : Mengeluh lelah
2) Objektif : Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi
istirahat
Kriteria minor :
1) Subjektif : Dispnea saat/setelah beraktifitas, merasa tidak
nyaman setelah beraktifitas, merasa lemah
2) Objektif : Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat,
gambaran EKG menunjukkan aritmia saat/setelah aktifitas,
gambaran EKG menunjukkan iskemia,sianosis
Kondisi klinis terkait : Gagal Jantung Kongestif
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah segala bentuk treatment yang
dikerjakan oleh perawat didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis
untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP
PPNI, 2018). Diagnosa berdasarkan SIKI adalah :
Dx. keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
hasil
1.Gangguan Tujuan : (Pemantauan Respirasi I.01014)
pertukaran gas b.d Setelah dilakukan 1. Monitor frekuensi irama, kedalaman
perubahan tindakan keperawatan dan upaya nafas
membran diharapkan pertukaran 2. Monitor pola nafas
alveolus-kapiler gas meningkat. 3. Monitor kemampuan batuk efektif
4. Monitor nilai AGD
Kriterian hasil : 5. Monitor saturasi oksigen
(Pertukaran gas 6. Auskultasi bunyi nafas
L.01003) 7. Dokumentasikan hasil pemantauan
1. Dipsnea menurun 8. Jelaskan tujuan dan prosedur
2. Bunyi nafas pemantauan
tambahan 9. Informasikan hasil pemantauan, jika
menurun perlu
3. Pola nafas 10. Kolaborasi penggunaan oksigen saat
membaik aktifitas dan/atau tidur
4. PCO2 dan O2
membaik
2.Pola nafas tidak Tujuan : (Manajemen jalan nafas I.01011)
efektif b.d Setelah dilakukan 1. Monitor pola nafas (frekuensi,
hambatan upaya tindakan keperawatan kedalaman, usaha nafas)
nafas (mis: nyeri diharapkan pola 2. Monitor bunyi nafas tambahan (mis:
saat bernafas) nafas membaik. gagling, mengi, Wheezing, ronkhi)
3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Kriteria hasil : 4. Posisikan semi fowler atau fowler
(pola nafas L.01004) 5. Ajarkan teknik batuk efektif
1. Frekuensi nafas 6. Kolaborasi pemberian bronkodilato,
dalam rentang ekspetoran, mukolitik, jika perlu.
normal
2. Tidak ada
pengguanaan otot
bantu pernafasan
3. Pasien tidak
menunjukkan
tanda dipsnea
3.Penurunan Tujuan : (Perawatan jantung I.02075)
curah jantung b.d setelah dilakukan 1. Identifikasi tanda/gejala primer
perubahan tindakan keperawatan penurunan curah jantung
preload / diharapkan curah 2. Identifikasi tanda/gejala sekunder
perubahan jantung meningkat. penurunan curah jantung
afterload / 3. Monitor intake dan output cairan
perubahan Kriteria hasil : (curah 4. Monitor keluhan nyeri dada
kontraktilitas jantung L.02008) 5. Berikan terapi terapi relaksasi untuk
1. Tanda vital dalam mengurangi strees, jika perlu
rentang normal 6. Anjurkan beraktifitas fisik sesuai
2. Kekuatan nadi toleransi
perifer meningkat 7. Anjurkan berakitifitas fisik secara
3. Tidak ada edema bertahap
8. Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika
perlu
4.Nyeri akut b.d Tujuan : setelah (Manajemen nyeri I.08238)
gen penedera dilakukan tindakan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik nyeri,
fisiologis (Mis: keperawatan durasi, frekuensi, intensitas nyeri
Iskemia) diharapkan tingkat 2. Identifikasi skala nyeri
nyeri menurun. 3. Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
Kriteria hasil : Tingkat 4. Berikan terapi non farmakologis untuk
nyeri (L.08066) mengurangi rasa nyeri
1. Pasien mengatakan 5. Kontrol lingkungan yang memperberat
nyeri berkurang rasa nyeri (mis: suhu ruangan,
dari skala 7 menjadi pencahayaan,kebisingan)
2 6. Anjurkan memonitor nyeri secara
2. Pasien mandiri
menunjukkan 7. Ajarkan teknik non farmakologis untuk
ekspresi wajah mengurangi nyeri
tenang 8. Kolaborasi pemberian analgetik, jika
3. Pasien dapat perlu
beristirahat dengan
nyaman
5.Hipervolemia Tujuan : (Manajemen hipervolemia I.03114)
b.d gangguan setelah dilakukan 1. Periksa tanda dan gejala hipervolemia
mekanisme tindakan keperawatan (mis:
regulasi diharapkan
keseimbangan cairan ortopnes,dipsnea,edema, JVP/CVP
meningkat. meningkat,suara nafas tambahan)
2. Monitor intake dan output cairan
Kriterian hasil : 3. Monitor efek samping diuretik (mis :
(keseimbangan ciran L. hipotensi ortortostatik, hipovolemia,
03020) hipokalemia, hiponatremia)
1. Tererbebas dari 4. Batasi asupan cairan dan garam
edema 5. Anjurkan melapor haluaran urin <0,5
2. Haluaran urin mL/kg/jam dalam 6 jam
meningkat 6. Ajarkan cara membatasi cairan
3. Mampu mengontrol 7. Kolaborasi pemberian diuretik
asupan cairan
6.Perfusi perifer Tujuan : (Perawatan sirkulasi I.02079)
tidak efektif b.d setelah dilakukan 1. Periksa sirkulasi perifer(mis:nadi
penurunan aliran tindakan keperawatan perifer,edema,pengisian kapiler,
arteri dan/atau diharapkan perfusi warna,suhu)
vena perifer meningkat. 2. Identifikasi faktor resiko gangguan
sirkulasi
Kriteria hasil : perfusi 3. Lakukan hidrasi
perifer (L.02011) 4. Anjurkan menggunakan obat penurun
1. Nadi perifer teraba tekanan darah, antikoagulan, dan
kuat penurun kolestrol, jika perlu
2. Akral teraba hangat 5. Anjurkan minum obat pengontrol
3. Warna kulit tidak tekanan darah secara teratur
pucat 6. Informasikan tanda dan gejala darurat
yang harus dilaporkan.
7.Intoleransi Tujuan : (Manajemen energi I.050178)
aktifitas b.d setelah dilakukan 1. Monitor kelelahan fisik dan emosional
kelemahan tindakan keperawatan 2. Monitor pola dan jam tidur
diharapkan toleransi 3. Sediakan lingkungan yang nyaman dan
aktifitas meningkat. rendah stimulus (mis: cahaya, suara,
kunjungan)
Kriteria hasil : 4. Berikan aktifitas distraksi yang
Toleransi aktivitas menenangkan
(L.05047) 5. Anjurkan tirah baring
1. Kemampuan 6. Anjurkan melakukan aktifitas secara
melakukan bertahap
aktifitas sehari- 7. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
hari meningkat cara meningkatkan asupan makanan
2. Pasien Mampu
berpindah dengan
atau tanpa
bantuan
3. Pasien
mangatakan
dipsnea saat
dan/atau setelah
aktifitas menurun
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap ke empat dari proses
keperawatan yang dimulai setelah perawat menyusun rencana
keperawatan (Potter & Perry, 2010).
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Proses pelaksanaan
implementasi harus berpusat kepada kebutuhan pasien, faktor-faktor lain
yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi
keperawatan, dan kegiatan komunikasi (Dinarti & Muryanti, 2017)
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawatan.
Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan
melibatkan pasien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya (Padila,
2012).
Menurut Setiadi (2012) dalam buku Konsep & penulisan Asuhan
Keperawatan, Tahap evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan
terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah
ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan
melibatkan pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya.
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan pasien dalam
mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap
perencanaan (Setiadi, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Aspaiani,RY. (2016). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada pasien Gangguan
Kardiovaskuler : aplikasi nic&noc. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Dinarti, & Muryanti, Y. (2017). Bahan Ajar Keperawatan: Dokumentasi
Keperawatan. 1–172. Retrieved from http://bppsdmk. kemkes.go.id/ pusdiksdmk
/wpcontent /uploads/2017/11 /praktika-dokumen keperawatan - dafis. pdf.
Ongkowijaya, J., & Wantania, F. E. (2016). Hubungan Hiperurisemia Dengan
Kardiomegali Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif. 4, 0–5.
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
DPP PPNI. Jakarta Selatan.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP . (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
DPP PPNI. Jakarta Selatan.
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
DPP PPNI. Jakarta Selatan.