Anda di halaman 1dari 34

Nama : Auliya Ulul Azmi

Nim : 321006
Ners A
LAPORAN PENDAHULUAN
GAGAL JANTUNG KONGESTIF (CHF)
A. Definisi
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu keadaan patofisiologi dimana jantung
gagal mempertahankan sirkulasi adekuat untuk kebutuhan tubuh meskipun tekanan
pengisian cukup (Ongkowijaya & Wantania, 2016).
Gagal jantung adalah sindrome klinis (sekumpulan tanda dan gejala), ditandai oleh
sesak napas dan fatigue (saat istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan oleh kelainan
struktur atau fungsi jantung. Gagal jantung disebabkan oleh gangguan yang menghabiskan
terjadinya pengurangan pengisian ventrikel (disfungsi diastolik) dan atau kontraktilitas
miokardial (disfungsi sistolik) (Sudoyo Aru,dkk 2009) didalam (nurarif, a.h 2015).
Gagal jantung kongestif adalah keadaan ketika jantung tidak mampu lagi
memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh untuk
keperluan metabolisme jaringan tubuh pada kondisi tertentu, sedangkan tekanan pengisian
kedalam jantung masih cukup tinggi (Aspani, 2016).

B. Anatomi dan Fisiologi Jantung


a. Anatomi Jantung
Sistem peredaran darah terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan saluran limfe.
Jantung merupakan organ pemompa besar yang memelihara peredaran melalui seluruh
tubuh. Arteri membawa darah dari jantung. Vena membawa darah ke jantung. Kapiler
menggabungkan arteri dan vena, terentang diantaranya dan merupakan jalan lalu lintas
antara makanan dan bahan buangan. Disini juga terjadi pertukaran gas dalam cairan
ekstraseluler dan interstisial. Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut,
berongga, basisnya diatas, dan puncaknya dibawah. Apeksnya (puncaknya) miring
kesebelah kiri. Berat jantung kira-kira 300 gram.
 Kedudukan jantung: jantung berada didalam toraks, antara kedua paru-paru dan
dibelakang sternum, dan lebih menghadap ke kiri daripada ke kanan.
 Lapisan Jantung terdiri atas 3 lapisan yaitu :
 Epikardium merupakan lapisan terluar, memiliki struktur yang samma dengan
perikardium viseral.
 Miokardium, merupakan lapisan tengah yang terdiri atas otot yang berperan
dalam menentukan kekuatan kontraksi.
 Endokardium, merupakan lapisan terdalam terdiri atas jaringan endotel yang
melapisi bagian dalam jantung dan menutupi katung jantung.
 Katup jantung : berfungsi untuk mempertahankan aliran darah searah melalui
bilik jantung. ada dua jenis katup, yaitu katup atrioventrikular dan katup semilunar.
 Katup atrioventrikular, memisahkan antara atrium dan ventrikel. Katup ini
memungkinkan darah mengalir dari masing-masing atrium ke ventrikel saat
diastole ventrikel dan mencegah aliran balik ke atrium saat sistole ventrikel.
Katup atrioventrikuler ada dua, yaitu katup triskupidalis dan katup
biskuspidalis. Katup triskupidalis memiliki 3 buah daun katup yang terletak
antara atrium kanan dan ventrikel kanan. Katup biskuspidalis atau katup mitral
memiliki 2 buah dauh katup dan terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri.
 Katup semilunar, memisahkan antara arteri pulmonalis dan aorta dari ventrikel.
Katup semilunar yang membatasi ventrikel kanan dan arteri pulmonaris disebut
katup semilunar pulmonal. Katup yang membatasi ventikel kiri dan aorta
disebut katup semilunar aorta. Adanya katup ini memungkinkan darah mengalir
dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama sistole
ventrikel dan mencegah aliran balik ke ventrikel sewaktu diastole ventrikel
 Ruang jantung : jantung memiliki 4 ruang, yaitu atrium kanan, atrium kiri,
ventrikel kiri, dan ventrikel kanan. Atrium terletak diatas ventrikel dan saling
berdampingan. Atrium dan ventrikel dipisahkan oleh katup satu arah. Antara organ
rongga kanan dan kiri dipisahkan oleh septum.
b. Fisiologi Jantung
Siklus jantung adalah rangkaian kejadian dalam satu irama jantung. Dalam bentuk
yang paling sederhana, siklus jantung adalah kontraksi bersamaan kedua atrium, yang
mengikuti suatu fraksi pada detik berikutnya karena kontraksi bersamaan kedua
ventrikel.
Sisklus jantung merupakan periode ketika jantung kontraksi dan relaksasi. Satu kali
siklus jantung sama dengan satu periode sistole (saat ventrikel kontraksi) dan satu
periode diastole ( saat ventrikel relaksasi). Normalnya, siklus jantung dimulai dengan
depolarisasi spontan sel pacemarker dari SA node dan berakhir dengan keadaan
relaksasi ventrikel.
Pada siklus jantung, sistole (kontraksi) atrium diikuti sistole ventrikel sehingga ada
perbedaan yang berarti antara pergerakan darah dari ventrikel ke arteri. Kontraksi
atrium akan diikuti relaksasi atrium dan ventrikel mulai ber kontraksi. Kontraksi
ventrikel menekan darah melawan daun katup atrioventrikuler kanan dan kiri dan
menutupnya. Tekanan darah juga membuka katup semilunar aorta dan pulmonalis.
Kedua ventrikel melanjutkan kontraksi, memompa darah ke arteri. Ventrikel kemudian
relaksasi bersamaan dengan pengaliran kembali darah ke atrium dan siklus kembali.
Curah jantung merupakan volume darah yang dipompakan selama satu menit. Curah
jantung ditentukan oleh jumlah denyut jantung permenit dan stroke volume. Isi
sekuncup ditentukan oleh :
a) Beban awal (pre-load)
 Pre-load adalah keadaan ketika serat otot ventrikel kiri jantung memanjang atau
meregang sampai akhir diastole. Pre-load adalah jumlah darah yang berada dalam
ventrikel pada akhir diastole.
 Volume darah yang berada dalam ventrikel saat diastole ini tergantung pada
pengambilan darah dari pembuluh vena dan pengembalian darah dari pembuluh
vena ini juga tergantung pada jumlah darah yang beredar serta tonus otot.
 Isi ventrikel ini menyebabkan peregangan pada serabut miokardium.
 Dalam keadaan normal sarkomer (unit kontraksi dari sel miokardium) akan
teregang 2,0 µm dan bila isi ventrikel makin banyak maka peregangan ini makin
panjang.
 Hukum frank starling : semakin besar regangan otot jantung semakin besar pula
kekuatan kontraksinya dan semakin besar pula curah jantung. pada keadaan
preload terjadi pengisian besar pula volume darah yang masuk dalam ventrikel.
 Peregangan sarkomet yang paling optimal adalah 2,2 µm. Dalam keadaan tertentu
apabila peregangan sarkomer melebihi 2,2 µm, kekuatan kontraksi berkurang
sehingga akan menurunkan isi sekuncup.
b) Daya kontraksi
 Kekuatan kontraksi otot jantung sangat berpengaruh terhadap curah jantung,
makin kuat kontraksi otot jantung dan tekanan ventrikel.
 Daya kontraksi dipengaruhi oleh keadaan miokardium, keseimbangan elektrolit
terutama kalium, natrium, kalsium, dan keadaan konduksi jantung.
c. Beban akhir
 After load adalah jumlah tegangan yang harus dikeluarkan ventrikel selama
kontraksi untuk mengeluarkan darah dari ventrikel melalui katup semilunar aorta.
 Hal ini terutama ditentukan oleh tahanan pembuluh darah perifer dan ukuran
pembuluh darah. Meningkatnya tahanan perifer misalnya akibat hipertensi artau
vasokonstriksi akan menyebabkan beban akhir.
 Kondisi yang menyebabkan baban akhir meningkat akan mengakibatkan
penurunan isi sekuncup.
 Dalam keadaan normal isi sekuncup ini akan berjumlah ±70ml sehingga curah
jantung diperkirakan ±5 liter. Jumlah ini tidak cukup tetapi dipengaruhi oleh
aktivitas tubuh.
 Curah jantung meningkat pada waktu melakukan kerja otot, stress, peningkatan
suhu lingkungan, kehamilan, setelah makan, sedang kan saat tidur curah jantung
akan menurun.
C. Etiologi
Secara umum penyebab gagal jantung dikelompokkan sebagai berikut : (Aspani, 2016)
a) Disfungsi miokard
b) Beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik (sistolic overload).
 Volume : defek septum atrial, defek septum ventrikel, duktus arteriosus paten
 Tekanan : stenosis aorta, stenosis pulmonal, koarktasi aorta
 Disaritmia
c) Beban volume berlebihan-pembebanan diastolik (diastolic overload)
d) Peningkatan kebutuhan metabolik (demand oveload)

Menurut Smeltzer (2012) dalam Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, gagal


jantung disebabkan dengan berbagai keadaan seperti :

a) Kelainan otot jantung


Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, disebabkan
menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi
otot jantung mencakup aterosklerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit
degeneratif atau inflamasi misalnya kardiomiopati.
b) Ateroklorosis koroner
Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya
aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam
laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya
gagal jantung. Infark miokardium menyebabkan pengurangan kontraktilitas,
menimbulkan gerakan dinding yang abnormal dan mengubah daya kembang ruang
jantung.
c) Hipertensi Sistemik atau pulmonal (peningkatan after load)
Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi
serabut otot jantung. Hipertensi dapat menyebabkan gagal jantung melalui beberapa
mekanisme, termasuk hipertrofi ventrikel kiri. Hipertensi ventrikel kiri dikaitkan
dengan disfungsi ventrikel kiri sistolik dan diastolik dan meningkatkan risiko
terjadinya infark miokard, serta memudahkan untuk terjadinya aritmia baik itu aritmia
atrial maupun aritmia ventrikel.
d) Penyakit jantung lain
Terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya, yang secara langsung
mempengaruhi jantung. Mekanisme biasanya terlibat mencakup gangguan aliran
darah yang masuk jantung (stenosis katub semiluner), ketidakmampuan jantung untuk
mengisi darah (tamponade, pericardium, perikarditif konstriktif atau stenosis AV),
peningkatan mendadak after load. Regurgitasi mitral dan aorta menyebabkan
kelebihan beban volume (peningkatan preload) sedangkan stenosis aorta
menyebabkan beban tekanan (after load).
e) Faktor sistemik
Terdapat sejumlah besar faktor yang berperan dalam perkembangan dan beratnya
gagal jantung. Meningkatnya laju metabolisme (misal : demam, tirotoksikosis).
Hipoksia dan anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis
respiratorik atau metabolik dan abnormalitas elektronik dapat menurunkan
kontraktilitas jantung.

D. Patofisiologi
Kelainan instrinsic pada kontraktilitas miokardium yang khas pada gagal jantung
iskemik, menggangu kemampuan pengosongan ventrikel yang efektif. Kontraktilitas
ventrikel kiri yang menurun mengurangi curah sekuncup, dan meningkatkan volume residu
ventrikel. Dengan meningkatnya EDV (volume akhir diastolic ventrikel), maka terjadi pula
peningkatan tekanan akhir diastolic ventrikel kiri (LVEDP). Derajat peningkatan tekanan
tergantung dari kelenturan ventrikel. Dengan meningkatnya LVEDP, maka terjadi pula
ppeningkatan tekanan atrium kiri (LAP) karena atrium dan ventrikel berhubungan langsung
selama diastole. Oeningkatan LAP diteruskan ke belakang ke dalam anyaman vescular
paru-paru, meningkatkan kapiler paru-paru melebihi tekanan onkotik vasicular, maka akan
terjadi transudasi cairan ke dalam intertisial. Jika kecepatan transudasi cairan melebihi
kecepatan drainase limfatik, maka akan terjadi edema intertisial. Peningkatan tekanan lebih
lanjut dapat mengakibatkan cairan merembes ke dalam alveoli dan terjadilah edema paru-
paru.
Tekanan arteria paru-paru dapat meningkat sebagai respon terhadap peningkatan
kronis tekanan vena paru. Hipertensi pulmonary meningkatkan tahanan terhadap ejeksi
ventrikel kanan. Serentetan kejadian seperti yang terjadi pada jantung kiri, juga akan terjadi
pada jantung kanan, dimana akhirnya akan terjadi kongesti sistemik dan edema.
Perkembangan dari kongesti sistemik atau paru-paru dan edema dapat dieksaserbasi
oleh regurgitasi fungsional dari katup-katup trikuspidalis atau mitralis berhantian,
regurgitasi fungsional dapat disebabkan oleh dilatasi dari annulus katup atrioventrikularis,
atau perubahan-perubahan pada orientasi otot parpilaris dan korda tendinae yang terjadi
sekunder akibat dilatasi ruang (Smeltzer 2001).
E.PATHWAY
F. Manifestasi Klinis
Terdapat beberapa tanda gejala pada pasien dengan CHF menurut Niken Jayanthi
(2010), diantaranya adalah :
a) Kongesti jaringan akibat tekanan arteri dan vena yang meningkat akibat
turunnya curah jantung.
b) Edema pulmonal akibat peningkatan tekanan vena pulmonalis yang
menyebabkan cairan mengalir dari kapiler paru ke alveoli;
dimanifestasikan dengan batuk dan nafas pendek.
c) Edema perifer umum dan penambahan berat badan akibat peningkatan
tekanan vena sistemik.
d) Pusing, kekacauan mental (confusion), keletihan, intoleransi jantung
terhadap latihan dan suhu panas, ekstremitas dingin, dan oliguria akibat
perfusi darah dari jantung ke jaringan dan organ yang rendah. Sekresi aldosteron,
retensi natrium dan cairan, serta peningkatan volume intravaskuler akibat
tekanan perfusi ginjal yang menurun (pelepasan renin ginjal).
e) Batuk
f) Dispneu, terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan mengganggu
pertukaran gas.
g) Mudah lelah, Hal ini terjadi karena curah jantung yang kurang sehingga
menghambat jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya
pembuangan sisa hasil metabolisme juga terjadi karena meningkatnya energi yang
digunakan untuk bernafas dan insomnia uang terjadi karena distres pernafasan dan
batuk

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto trax dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung, oedema atau efusi pleura
yang menegaskan diagnosa CHF.
2. EKG dapat mengungkapkan adanya tachicardi, hipertrofi bilik jantung dan iskemi (jika
disebabkan AMI), Ekokardiogram.
3. Pemeriksaan lab meliputi : elektrolit serum yang mengungkapkan kada natrium rendah
sehingga hasil hemodelusi darah dari adanya kelebihan retensi air, K, Na, Cl, Ureum, dan
gula darah.
H. Komplikasi
Penyakit congestive heart failure (chf) apabila tidak ditangani dengan baik akan
menimbulkan komplikasi serius seperti syok kardiogenik, episode tromboemboli, efusi
perikardium dan tamponade perikardium. Meskipun sebagai macam penyakit jantung
seperti gangguan katup telah menurun akibat teknologi penatalaksanaan yang canggih,
namun CHF masih tetap merupakan ancaman kesehatan yang dapat menimbulkan kematian
(Brunner & Suddarth, 2002).

I. Penatalaksanaan Medis
Tujuan pengobatan adalah :
1. Dukung istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung.
2. Meningkatkan kekuatan dan efisiensi kontraktilitas miokarium dengan preparat
farmakologi.
3. Membuang penumpukan air tubuh yang berlebihan dengan cara memberikan terapi
antidiuretik, diit dan istirahat.
4. Mengatasi keadaan yang reversible, termasuk tiroksikosis, miksedema, dan aritmia
digitalisasi.
5. Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan konsumsi O2
melalui istirahat/pembatasan aktivitas
Terapi farmakologis :
6. Glikosida jantung
Digitalis, meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan memperlambat frekuensi
jantung. Efek yang dihasilkan : peningkatan curah jantung, penurunan tekanan vena dan
volume darah dan peningkatan diuresisidan mengurangi edema.
7. Terapi diuretik
Diberikan untuk memacu eksresi natrium dan air mlalui ginjal. Penggunaan harus hati
— hati karena efek samping hiponatremia dan hipokalemia.
8. Terapi vasodilator
Obat obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadansi tekanan terhadap
penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki pengosongan ventrikel dan
peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)
A. Pengkajian

1. Identitas
Data biografi yang perlu dipertimbangkan adalah usia, jenis kelamin, suku/bangsa.
Penyakit cardiovaskuler lebih sering pada usia 40-60 tahun, laki-laki lebih sering
dari pada wanita, bising jantung lebih sering pada kulit putih, sedangkan hipertensi
lebih sering pada kulit hitam.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Dispneu, edema periper, kelelahan dan kelemahan.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari pertolongan,
dikaji dengan menggunakan pendekatan PQRST :
P : Apa yang menyebabkan timbulnya keluhan.
Q : Bagaiman keluhan dirasakan oleh klien, apakah hilang, timbul atau
terus- menerus (menetap).
R : Di daerah mana gejala dirasakan
S : Seberapa keparahan yang dirasakan klien
T : Kapan keluhan timbul, sekaligus factor yang memperberat dan
memperingan keluhan.
c. Riwayat kesehatan yang lalu
Apakah pasien menderita :
 Hipertensi
 Hiperliproproteinemia
 Diabetes melitus
 Rematik fever dan penggunaan obat-obatan tertentu.

d. Riwayat kesehatan keluarga


Riwayat penyakit cardiovaskuler, DM, Penykit renal dan predisposisi genetik.
3. Pemeriksaan fisik/Focus pengkajian
Menurut Doenges (2000: 52) pengkajian fokusnya adalah sebagai berikut :
a. Aktivitas/istirahat
 Gejala : Keletihan/kelelahan terus menerus sepanjang hari, insomnia, nyeri
dada dengan aktivitas, dispnea pada saat istirahat.
 Tanda : Gelisah, perubahan status mental mis : letargi, tanda vital berubah
pad aktivitas.
b. Sirkulasi
 Gejala : Riwayat HT, IM baru/akut, episode GJK sebelumnya, penyakit
jantung , bedah jantung , endokarditis, anemia, syok septic, bengkak pada
kaki, telapak kaki, abdomen.
 Tanda :
 TD ; mungkin rendah (gagal pemompaan).
 Tekanan Nadi ; mungkin sempit.
 Irama Jantung ; Disritmia.
 Frekuensi jantung ; Takikardia.
 Nadi apical ; PMI mungkin menyebar dan merubah
 posisi secara inferior ke kiri.
 Bunyi jantung ; S3 (gallop) adalah diagnostik, S4 dapat
 terjadi, S1 dan S2 mungkin melemah.
 Murmur sistolik dan diastolic.
 Warna ; kebiruan, pucat abu-abu, sianotik.
 Punggung kuku ; pucat atau sianotik dengan pengisian
 kapiler lambat.
 Hepar ; pembesaran/dapat teraba.
 Bunyi napas ; krekels, ronkhi.
 Edema ; mungkin dependen, umum atau pitting
 khususnya pada ekstremitas.
c. Integritas ego
 Gejala : Ansietas, kuatir dan takut. Stres yang berhubungan dengan
penyakit/keperihatinan finansial (pekerjaan/biaya perawatan medis)
 Tanda : Berbagai manifestasi perilaku, misalnya : ansietas, marah, ketakutan
dan mudah tersinggung.
d. Eliminasi
Gejala : Penurunan berkemih, urine berwana gelap, berkemih malam hari
(nokturia), diare/konstipasi.
e. Makanan/cairan
 Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual/muntah, penambahan berat badan
signifikan, pembengkakan pada ekstremitas bawah, pakaian/sepatu terasa
sesak, diet tinggi garam/makanan yang telah diproses dan penggunaan
diuretic.
 Tanda : Penambahan berat badan cepat dan distensi abdomen (asites) serta
edema (umum, dependen, tekanan dan pitting).
f. Higiene
 Gejala : Keletihan/kelemahan, kelelahan selama aktivitas Perawatan diri.
 Tanda : Penampilan menandakan kelalaian perawatan personal.
g. Neurosensori
 Gejala : Kelemahan, pening, episode pingsan.
 Tanda : Letargi, kusut pikir, diorientasi, perubahan perilaku dan mudah
tersinggung.
h. Nyeri/Kenyamanan
 Gejala : Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan atas dan
sakit pada otot.
 Tanda : Tidak tenang, gelisah, focus menyempit danperilaku melindungi diri.
i. Pernapasan
 Gejala : Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa
bantal, batuk dengn/tanpa pembentukan sputum, riwayat penyakit kronis,
penggunaan bantuan pernapasan.
 Tanda :
 Pernapasan; takipnea, napas dangkal, penggunaan otot asesori pernpasan.
 Batuk : Kering/nyaring/non produktif atau mungkin batuk terus menerus
dengan/tanpa pemebentukan sputum.
 Sputum : Mungkin bersemu darah, merah muda/berbuih (edema pulmonal)
 Bunyi napas : Mungkin tidak terdengar.
 Fungsi mental : Mungkin menurun, kegelisahan, letargi.
 Warna kulit : Pucat dan sianosis.
j. Keamanan
Gejala : Perubahan dalam fungsi mental, kehilangankekuatan/tonus otot, kulit
lecet.
k. Interaksi sosial
Gejala : Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa dilakukan.
l. Pembelajaran/pengajaran
 Gejala : menggunakan/lupa menggunakan obat-obat jantung, misalnya :
penyekat saluran kalsium.
 Tanda : Bukti tentang ketidak berhasilan untuk meningkatkan.
B. Diagnosa keperawatan yang sering muncul
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ; Perubahan kontraktilitas
miokardial/perubahan inotropik, Perubahan frekuensi, irama dan konduksi listrik,
Perubahan structural.
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan : menurunnya laju filtrasi glomerulus
(menurunnya curah jantung)/meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium/air.
3. Resiko tinggi gangguan pertukaran gas berhubungan dengan : perubahan menbran
kapiler-alveolus.

C. Intervensi Keperawatan

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan : Perubahan kontraktilitas


miokardial/perubahan inotropik, Perubahan frekuensi, irama dan konduksi listrik,
Perubahan structural, ditandai dengan :
 Peningkatan frekuensi jantung (takikardia) : disritmia, perubahan gambaran pola
EKG
 Perubahan tekanan darah (hipotensi/hipertensi).
 Bunyi ekstra (S3 & S4)
 Penurunan keluaran urine
 Nadi perifer tidak teraba
 Kulit dingin kusam
 Ortopnea,krakles, pembesaran hepar, edema dan nyeri dada.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x24 jam curah jantung adequat
dengan kriteria hasil : Klien akan menunjukkan tanda vital dalam batas yang dapat
diterima (disritmia terkontrol atau hilang) dan bebas gejala gagal jantung,
melaporkan penurunan epiode dispnea, angina, Ikut serta dalam aktivitas yang
mengurangi beban kerja jantung.
Intervensi :
 Auskultasi nadi apical ; kaji frekuensi, iram jantung
Rasional : Biasnya terjadi takikardi (meskipun pada saat istirahat) untuk
mengkompensasi penurunan kontraktilitas ventrikel.
 Catat bunyi jantung
Rasional : S1 dan S2 mungkin lemah karena menurunnya kerja pompa. Irama
Gallop umum (S3 dan S4) dihasilkan sebagai aliran darah kesermbi yang
disteni. Murmur dapat menunjukkan Inkompetensi/stenosis katup.
 Palpasi nadi perifer
Rasional : Penurunan curah jantung dapat menunjukkan menurunnya nadi
radial, popliteal, dorsalis, pedis dan posttibial. Nadi mungkin cepat hilang atau
tidak teratur untuk dipalpasi dan pulse alternan.
 Pantau TD
Rasional : Pada GJK dini, sedng atu kronis tekanan drah dapat meningkat. Pada
HCF lanjut tubuh tidak mampu lagi mengkompensasi danhipotensi tidak dapat
normal lagi.
 Kaji kulit terhadp pucat dan sianosis
Rasional : Pucat menunjukkan menurunnya perfusi perifer ekunder terhadap
tidak dekutnya curh jantung; vasokontriksi dan anemia. Sianosis dapt terjadi
sebagai refrakstori GJK. Area yang sakit sering berwarna biru atu belang karena
peningkatan kongesti vena.
 Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker dan obat sesuai indikasi
(kolaborasi)
Rasional : Meningkatkn sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard untuk
melawan efek hipoksia/iskemia. Banyak obat dapat digunakan untuk
meningkatkan volume sekuncup, memperbaiki kontraktilitas dan menurunkan
kongesti.
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan : menurunnya laju filtrasi glomerulus
(menurunnya curah jantung)/meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium dan
air. ditandai dengan : Ortopnea, bunyi jantung S3, Oliguria, edema, Peningkatan
berat badan, hipertensi, Distres pernapasan, bunyi jantung abnormal.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x24 jam kelebihan volume
cairan teratasi, dengan kriteria hasil : Klien akan mendemonstrasikan volume cairan
stabil dengan keseimbangan masukan dan pengeluaran, bunyi nafas bersih/jelas,
tanda vital dalam rentang yang dapat diterima, berat badan stabil dan tidak ada
edema., Menyatakan pemahaman tentang pembatasan cairan individual.
Intervensi :
 Pantau pengeluaran urine, catat jumlah dan warna saat dimana diuresis terjadi.
Rasional : Pengeluaran urine mungkin sedikit dan pekat karena penurunan
perfusi ginjal. Posisi terlentang membantu diuresis sehingga pengeluaran urine
dapat ditingkatkan selama tirah baring.
 Pantau/hitung keseimbangan pemaukan dan pengeluaran selama 24 jam
Rasional : Terapi diuretic dapat disebabkan oleh kehilangan cairan
tiba-tiba/berlebihan (hipovolemia) meskipun edema/asites masih ada.
 Pertahakan duduk atau tirah baring dengan posisi semifowler selama fase akut.
Rasional : Posisi tersebut meningkatkan filtrasi ginjal dan menurunkan produksi
ADH sehingga meningkatkan diuresis.
 Pantau TD dan CVP (bila ada)
Rasional : Hipertensi dan peningkatan CVP menunjukkan kelebihan cairan dan
dapat menunjukkan terjadinya peningkatan kongesti paru, gagal jantung.
 Kaji bisisng usus. Catat keluhan anoreksia, mual, distensi abdomen dan
konstipasi.
Rasional : Kongesti visceral (terjadi pada GJK lanjut) dapat mengganggu fungsi
gaster/intestinal.
 Pemberian obat sesuai indikasi (kolaborasi)
 Konsul dengan ahli diet.
Rasional : perlu memberikan diet yang dapat diterima klien yang memenuhi
kebutuhan kalori dalam pembatasan natrium.
3. Resiko tinggi gangguan pertukaran gas berhubungan dengan : perubahan membran
kapiler-alveolus.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x24 jam gangguan pertukaran
gas tidak terjadi, dengan kriteria hasil : Klien akan mendemonstrasikan ventilasi dan
oksigenisasi dekuat pada jaringan ditunjukkan oleh oksimetri dalam rentang normal
dan bebas gejala distress pernapasan., Berpartisipasi dalam program pengobatan
dalam batas kemampuan/situasi.
Intervensi :
 Pantau bunyi nafas, catat krekles
Rasional : menyatakan adnya kongesti paru/pengumpulan secret menunjukkan
kebutuhan untuk intervensi lanjut.
 Ajarkan/anjurkan klien batuk efektif, nafas dalam.
Rasional : membersihkan jalan nafas dan memudahkan aliran oksigen.
 Dorong perubahan posisi.
Rasional : Membantu mencegah atelektasis dan pneumonia.
 Kolaborasi dalam Pantau/gambarkan seri GDA, nadi oksimetri.
Rasional : Hipoksemia dapat terjadi berat selama edema paru.
 Berikan obat/oksigen tambahan sesuai indikasi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. E
DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)
DI RUANG KENANGA RSUD SOREANG

A. PENGKAJIAN
- Tanggal masuk : 20/12/2021
- Tanggal pengkajian : 27/10/2021
- No register : 680246
- Diagnosis Medis : CHF (Congestive Hemorrhagic Fever)

1. Identitas Klien
Nama : Tn. E
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 61 Tahun
Pendidikan terakhir : SLTA
Pekerjaan : Buruh
Status perkawinan : Menikah
Suku bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Alamat :Babakan Kel. Tenjolaya Kec. Pasir Jambu Kab.
Bandung
Peanggung jawab
Nama : Nn. C
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat :Babakan Kel. Tenjolaya Kec. Pasir Jambu Kab.
Bandung
Hubungan dengan klien : Anak

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama : Klien mengeluh sesak nafas
b. Riwayat Penyakit Sekarang :Klien mengatakan sesak nafas sejak sebelum
masuk ke Rumah Sakit, klien juga mengatakan
perutnya terasa kembung disertai nyeri ulu hati,
nyeri ulu hati dirasakan hilang timbul dan di
sertai mual muntah setiap malam hari.
c. Riwayat Penyakit Dahulu :Klien mengatakan bahwa ia dulu pernah
dirawat di RS Paru Rotinsulu karna mengidap
penyakit Bronkhitis dan Pneumonia
d. Riwayat Penyakit Keluarga :Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat
penyakit hipertensi, diabetes mellitus, asma dll
e. Genogram :-
3. Riwayat Psikososial-Spiritual
a. Support system :Keluarga mensupport dengan selalu mendampingi Tn.
E selama di RS
b. Komunikasi :Sebelum sakit Tn. E sering mengobrol dengan
masyarakat di lingkungannya, namun saat sakit TN. E
hanya mengobrol dengan anaknya, dan tenaga medis
c. System nilai kepercayaan :Tn.E mengatakan nilai kepercayaan pada tuhannya
yaitu (Allah SWT.)
d. Konsep diri :

4. Lingkungan
a. Rumah
 Kebersihan : Tn. E mengatakan kebersihan di lingkungannya bersih
dan terawat
 Polusi : Tn. E mengatakan di sekitar lingkungannya jarang
sekali mendapat polusi udara dan suara
 Bahaya : Tn. E mengatakan di lingkungannya tidak terdapat
bahaya
b. Pekerjaan
 Kebersihan :-
 Polusi :-
 Bahaya :-

5. Pola kebiasaan sehari-hari sebelum dan saat sakit


Kebiasaan/aktifitas Sebelum masuk RS Saat Sakit Ket
1. Pola Nutrisi
a. Asupan (√) Oral (√) Oral
(…) Enternal (…) Enternal
(…) TPN (…) TPN
b. Frekuensi makan 3x/Hari 3x/Hari Pasien mengatakan saat
sebelum sakit makan 3 kali
sehari dengan porsi
nambah. Dan saat sakit
pasien pun makan sesuai
dengan pemberian dari
rumah sakit akan tetapi
selalu tidak habis dan
inginnya makan makanan
dari luar saja
c. Nafsu Makan (√) Baik (√) Sedang Nafsu makan klien
Alasannya sebelum sakit baik, pada
karena saat sakit pasien nafsu
merasa mual makannya kurang karena
merasa tidak nafsu makan
d. Diet
e. Makanan Tambahan
f. Makanan alergi/tidak Tidak ada alergi Tidak ada
boleh makanan alergi
makanan
g. Perubahan BB dalam 3 (…) bertambah… (…)
bulan terakhir Kg Bertambah…
(…) Tetap .Kg
(62) berkurang 9 (…) Tetap
Kg (53)
berkurang 9
Kg
2. Pola Cairan
a. Asupan Cairan (√) Oral (√) Oral Pasien mengatakan minum
(…) Parenteral (√) Parenteral nya tidak terlalu banyak

b. Jenis Air mineral Air mineral


& RL
c. Frekuensi > 8 x/hari <8 gelas
x/hari
d. Volume …cc/hari 1200cc/hari
3. Pola eliminasi
BAK
a. Frekuensi ±5x/hari ±3x/hari
b. Jumlah out put ± 1000cc 800cc/hari Terlihat di urine bag pasien
dengan volume cairan
urine sebanyak 800
c. Warna Kuning jernih Kecoklatan Terlihat di urine bag pasien
dengan warna urine
kecoklatan
d. Bau Khas urine Khas urine
e. Keluhan - Sedikit nyeri
BAB
a. Frekuensi 2x/hari 3x/mggu
b. Warna Normal Normal
c. Bau Khas feses Khas feses
d. Konsistensi Lembek berbentuk Lembek
berbentuk
e. Keluhan - -
f. Pemakaian pencahar - -
4. Insensible water lose
5. Pola personal hygiene
a. Mandi 2x/hari 1x /hari Pasien mengatakan
sebelum sakit pasien mandi
2 kali sehari
Pasien mengatakan saat
sakit hanya mandi 1x di
seka oleh keluarganya
b. Oral hygiene
√Frekuensi 2x/hari 1/hari
√Waktu Pada saat mandi Pada saat
diseka
c. Cuci rambut 2-4x/mgg, -
tergantung kondisi
6. Pola istirahat dan
tidur
a. Lama tidur 7jam/hari 4-5 jam/hari Pasien mengatakan
sebelum sakit ± 7jam
Pada saat sakit pasien sulit
tidur dan tidak pernah tidur
siang
b. Waktu Pasien mengatakan jarang
√Siang 1jam - tidur disiang hari dan di
√Malam 6jam 4-5 jam waktu malam harinya
pasien tidur cukup.
Pada saat sakit pasien
mengatakan bahwa ia tidak
pernah tidur siang dan data
malam hari sering
terbangun.
c. Kebiasaan sebelum Tidak -
tidur menggunakan obat
√Pengguanaan obat tidur
tidur Menonton tv
√Kegiatan lain
d. Kesulitan dalam tidur Tn W
√Menjelang tidur mengatakan
√Sering terbangun sering
√Merasa tidak nyaman terbangun
setelah bangun pada saat
tidur(jelaskan tidur karena
alasannya) suka tiba-tiba
mual
7. Pola aktivitas dan
Latihan
a. Kegiatan dalam
pekerjaan
b. Waktu bekerja Tidak bekerja Tidak bekerja
c. Kegiatan waktu luang Istirahat -
d. Keluhan dalam klien sering
beraktivitas mengeluh
gampang
capek
e. Olahraga
√Jenis - -
√Frekuensi

f. Keterbatasan dalam
hal : 3x/ hari
√Mandi Mandiri Dibantu
√Menggunakan pakaian mandiri orang lain
√Berhias
8. Pola kebiasaan yang
mempengaruhi
kesehatan
a. Merokok (√) ya Klien mengatakan saat
() tidak sebelum sakit suka
√Frekuensi Tidak merokok tetapi saat sakit
√Jumlah merokok klien sudah tidak meroko
√lama pemakaian dan tidak meminum kopi
juga
b. Minuman Keras (…) Ya Klien mengatakan tidak
(√) tidak Tidak minum meminum minuman keras
√Frekuensi minuman
√Jumlah keras
√Lama pemakaian
c. Ketergantungan obat (…) ya Tidak
(√) tidak ketergantung
an

6. Pengkajian Fisik
1) Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran : 15 GCS : E4 V5 M6
b. Tekanan darah : 100/ 70 mmHg
c. Nadi : 81 x/menit
d. Pernafasan : 25 x/menit
e. Suhu : 36,4ºC
f. SPO2 : 94%
g. TB/BB
√Sebelum masuk RS : 62 kg >3 bulan
√Saat dirawat di RS : 53 kg
2) Pemeriksaan fisik per system
a. Sistem penglihatan
√Posisi mata : (√) Simetris
√Kelopak mata : Mata berair
√Pergerakan bola mata : pergerakan bola mata pasien baik bisa melihat
dengan diberikan satu tujuan
√Konjungtiva : Konjuntiva pasien anemis
√Kornea :-
√Sklera : Sklera pasien an ikterik
√Pupil
Ukuran : Isokor
Reaksi terhadap cahaya : Ukuran pupil normal seperti biasanya Reaksi
terhadap cahaya respon pupil pasien saat
diberi cahaya mengecil dan membesar saat
tidak diberi cahaya.

√Lapang Pandang : Mata pasien nampak bisa melihat dan bertuju


pada yang ditujukan oleh perawat
√Ketajaman Penglihatan : Pasien saat diberikan nama perawat sejauh 60
cm pasien masih bias melihat
√Tanda-tanda radang : Tidak ada tanda-tanda radang
√Pemakaian alat bantu lihat : Tidak memakai alat bantu penglihatan
√Keluhan lain :-
b. Sistem Pendengaran
√Kesimetrisan : Simetris
√Seruman : Warna kekuningan, kering
√Tanpa Radang :-
√Cairan dari telinga : Tidak terdapat cairan
√Fungsi pendengaran :Fungsi pendengaran saat diajak becira pasien
tampak nyambung.
√Pemakaian alat bantu : Tidak memakai alat bantu pendengaran
√Test garpu tala :Perawat tidak menggunakan garpu tala tetapi
menggunakan gesekan kedua jari dan pasien
nampak bisa mendengar dan menyebutkan
mendekat atau menjauh
c. Sistem wicara
√Kesulitan/gangguan wicara : Tidak terdapat gangguan wicara
d. Sistem pernafasan
√Jalan nafas : Tidak ada sumbatan/masalah
√RR : 25 x/menit
√Irama : Teratur
√Kedalaman : (√) Dalam
(…) Dangkal
√Suara nafas : Ronchi
√Batuk : () ya
: (√) tidak
Jika Ya, :-
√Penggunaan otot bantu nafas : Tidak terdapat otot tambahan
√Penggunaan alat bantu nafas : Klien menggunakan alat batu nafas

e. Sistem Kardiovaskular
Sirkulasi perifer
√Nadi :81x/mnt
Irama : (√) teratur
(…) tidak teratur
Denyut : (…) Lemah
: (√) Kuat
√Distensi vena jugularis : …
√Temperatur kulit : (√) hangat
(…) dingin
√Warna kulit : (√) Pucat
(…)Sianosis
(…) Kemerahan
√CRT : <3 detik
√Flebitis : tidak terdapat flebitis
√Varises :…
√Edema (lokasi dan derajat) : …
Sirkulasi jantung
Irama : (√) Teratur
: (...) tidak teratur
√Distensi vena jugularis : -
√Bunyi jantung : Normal
√Keluhan :
(√) Lemah
(√) Lelah
(√) Palpitasi/berdebar
(…) Keringat dingin
(…) Gemetaran
(…) Kesemutan
(…) Kaki dan tangan dingin
(√) Nyeri dada
(…) Ictus Cordis
(…) Kardiomegali
f. Sistem Neurologi
√Glascow Coma Scale : E4 V5 M6
√Tanda-tanda peningkatan TIK
Nyeri kepala hebat :
Penurunan kesadaran : pasien tidak ada penurunan kesadaran
Muntah Proyektil : tidak
Papil eodema : tidak terkaji
Lain-lain : tidak terkaji
√Gangguan Neurologis : tidak terkaji
(N1 s/d N XII)
√Pemeriksaan reflek patologis
R. Oppenheim : tidak terkaji
R. Hoffman : tidak terkaji
R. Chaddock : tidak terkaji
Babinski : tidak terkaji
Lain-lain : tidak terkaji
R. Fisiologis
R. Bisep : tidak terkaji
Brachioradial : tidak terkaji
Pattela : tidak terkaji
Achilles : tidak terkaji
Lain-lain : tidak terkaji
√Rangsang meningen : tidak terkaji
√Kaku kuduk : tidak terkaji
√Kernig sign : tidak terkaji
√Lasegue sign : tidak terkaji
√Brudzinski 1 : tidak terkaji
√Brudzinski 2 : tidak terkaji
√Kekuatan otot : kekuatan otot pasien 5
g. Sistem pencernaan
√Keadaan Mulut : tidak ada lesi, tidak ada kelainan
√Kesulitan menelan : tidak ada kesulitan menelan
√Muntah :-
√Nyeri daerah perut : klien mengatakan tidak ada nyeri daerah perut
√Bising Usus : 9 x/mnt
√Massa pada abdomen : tidak ada
√Ukur lingkar perut : tidak ada
√Asites : tidak ada
√ Palpasi Hepar : tidak terkaji
√Nyeri tekan : tidak terdapat nyeri tekan
√Nyeri lepas : tidak terdapat nyeri lepas
√Colostomy : tidak ada
√Penggunaan NGT : tidak ada terpasang NGT
h. Sistem imunologi
√Pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada
i. Sistem endokrin
√Nafas bau keton : (…) ya
: (√) tidak
√Luka : (…) ya
: (√) tidak
Kondisi luka :…
√Exopthalmus : (…) ya
: (√) tidak
√Tremor : (…) ya
: (√) tidak
√Pembesaran klj. Thyroid: (…) ya
: (√) tidak
√Tanda peningkatan gula darah
(…) Polidipsi
(…) Polipagia (…) Poliuria
j. Sistem urogenital
√Distensi kandung kemih : tidak ada
√Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
√Nyeri perkusi : tidak ada nyeri saat diperkusi
√Urine
(…) Anuria (…) Hematuria
(…) Disuria (…) Nocturia
(…) Oliguria
√Penggunaan kateter : klien menggunakan kateter saat dirumah sakit
√Keadaan Genital : tidak terkaji
k. Sistem integument
√Keadaan rambut
Kekuatan : tidak rontok
Warna : Hitam dan putih
Kebersihan : Sedikit kotor
√Keadaan kuku
Kekuatan : Baik
Warna : Merah muda
Kebersihan : Baik
√Tanda radang : tidak ada
√Keadaan kulit
Turgor : baik
Warna : kuning langsat
Kebersihan : baik
Tanda radang : tidak ada
Dekubitus : pasien mengatakan tidak ada luka lecet pada
tubuh bagian belakang
Pruritus : tidak ada
Tanda Perdarahan : tidak ada
Diaforesis : tidak ada
√Luka bakar : tidak terdapat luka bakar
l. Sistem Muskuloskeletal
√Keterbatasan gerak, deformitas : pasien dapat bergerak bebas
√Rentang gerak :…
√Sakit pada tulang dan sendi : tidak ada nyeri di sendi maupun tulang
√Tanda-tanda fraktur : tidak ada
Lokasi : tidak ada
√Kontraktur pada sendi ekstremitas : tidak ada
√Tonus otot/kekuatan otot :5
√Kelainan bentuk tulang/otot : tidak ada
√Tanda radang sendi : tidak ada
√Penggunaan alat bantu : Kekuatan otot normal, gerakan penuh
yang normal melawan gravitasi dan melawan tahanan penuh
√Penggunaan traksi, gips, spalk, ORIF/EP, PSSW : -

II. Pemeriksaan penunjang


20-12-2021

 Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Pemeriksaan
Hematologi

Hemoglobin 17.8 13.2-17.3 g/dL

Leukosit 7100 3800-10600 /uL

Hematokrit 54 40-52 %

Trombosit 129000 150000-440000 /uL

Hemostatis 1.23 0.87-1.21 detik

Hitung Jenis
Basofil 0 0-1 %

Eusinofil 1 2-4 %

Neutrofil Batang 0 3-5 %

Neutrofil Segmen 60 50-70 %

Limfosit 32 25-40 %

Monosit 7 2-8 %





 25-12-2021

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Urinalisa
Warna Coklat Kuning
Kejernihan Keruh Jernih
Berat jenis 1.020 1.005-1.025
mmol/L
Keton Negatif Negatif
mg/dl
PH Urin 5 4.7-7.5
Nitrit Negatif Negatif
Protein Positif (+) Negatif g/L
Glukosa Urin Negatif Negatif mmol/L
Urobilinogen Normal Normal umol/L
Bilirubin Urin Negatif Negatif umol/L
Leukosit Sedimen Urin >20 0-3
Eristrosit Sedimen Urin 13-15 0-1
Ephitel 2-4 <10
Kristal Negatif Negatif
Bakteri Negatif Negatif
Silinder Negatif Negatif

Echocardiography
22-12-2021

Pengukuran Hasil Normal Pengukuran Hasil Normal

Aorta
20-37 mm LVEDD 35-52 mm
Atrium Kiri
15-40 mm LVESD 26-36 mm
IVSd 7-11 mm
Ventrikel Kanan
<42 mm IVSs
Ejeksi Fraksi
53-77% PWd 7-11 mm

E/e’ PWs

TAPSE 15 E/A
>17 mm mPAP

Penemuan:
Dilated RA, RV, D shaped LV
Hipokinetic anteroseptal, inferoseptal EF 60%
Severe TR (V max 381 cm/s)
Diastolic dysfunction cannot be measured due to AF
AS intact
High probability of PH

 Antigen SARS CoV2 : Negatif


 EKG : Dari gambaran EKG tampak normal iramanya teratur
setiap gelombang P diikuti gelombang QRST. Dilihat dari jarak QRS berjauhan
dengan jarak selanjutnya yang berarti bradikardi, kelelahan, sesak nafas.

III. Penatalaksanaan medis


1) Tindakan medis yang sudah dilakukan :
2) Pemberian Obat
- Lasix : 1 x 1, jenis obat diuretic yang digunakan untuk mengatasi
penumpukan cairan di dalam tubuh
- Dorner : 2 x 1, jenis obatvasodilator yang dapat menunkan curh
jantung, mengurangi beban ventrikel kanan, memperbaiki toleransi,
olahraga.
- Omz : 1 x 1, untuk meringankan gejala sakit maag dan heartburn
yang ditimbulkann oleh penyakit asam lambung
- Nebu : 3 x 1, digunakan untuk terapi inhalasi atau terapi aerosol
yakni mengubah obat cair menjadi uap dihirup langsung ke system
pernafasan.
- Pct : 3 x 1,untuk meredakan demam ataupun nyeri.
- Ondan : 3 x 1, golongan antimietik, digunakan untuk mencegah serta
mengobati mual dan muntah. Dengan bekerja menghambat serotonin
pada reseptor 5HT sehingga membuat tidak mual dan berhenti muntah.
- Cipro : 2 x 200, golongan antibiotic untuk mengobati berbagai jenis
infeksi bakteri
- Warfarin : 5 mg, obat untuk mengobati penggumpalan darah pada
penderita fibrilasi atrium atau pada pasien yang baru melakukan
operasi penggantian katup jantung

IV. Data Fokus


1) Data Subjektif
- Klien mengatakan Sesak nafas
- Klien mengatakan Mudah lelah
- Klien mengatakan Perutnya kembung
- Klien mengatakan Nyeri ulu hati
- Klien mengatakan Mual muntah
- Klien mengatakan Kurang nafsu makan
2) Data Objektif
- Klien tampak lemas
- Klien tampak sesak
- Klien tampak berbaring saja di tempat tidur
- Perut klien kembung
- Klien memakai oksigen nasal kanul 2lt
- Porsi makan tidak dihabiskan
- TD 100/70
- Nadi 81x/menit
- Pernafasan 25 x/menit
- Suhu 36,4ºC
- Bising usus 9 x/mnt

B. Analisa data
Sumber: Hidayat (2013), SDKI (2016)

No. SYMPTOMS ETIOLOGI PROBLEM

1 DS : Beban tekanan Penurunan


- Klien mengatakan sesak berlebihan curah jantung
nafas
- Klien mengatakan Beban sistol
mudah lelah
meningkat
DO :
Kontraktilitas
- Klien tampak lemas menurun
- Klien tampak sesak
- Klien memakai oksigen Hambatan
nasal kanul 2lt pengosongan
- RR : 25x/mnt ventrikel
- SpO2 : 94%
Beban jantung
meningkat

COP menurun

Penurunan curh
jantung

2 DS : Defisit nutrisi
- Klien mengatakan mual CHF
dan muntah
- Klien mengatakan B5( Bowel)
perutnya kembung
- Klien mengatakan nyeri Gagal pompa
ulu hati
ventrikel kiri
- Klien mengatakan
kurang nafsu makan
Darah dari atrium
kanan tidak dapat
DO: masuk ke ventrikel
kanan
- Klien tampak lemas
- Porsi makan tidak
↑ tekanan atrium
dihabiskan
kanan
- Perut klien kembung
N : 96x/mnt ↑ teknan vena
S : 36,7 ºC sistemik
Bising usus 9 x/mnt
Hepatomegaly
distensi abdomen

Anoreksia mual
muntah

Defisit nutrisi

3 DS : CHF Intoleransi
- Klien mengatakan aktivitas
mudah lelah Kegagalan pompa
DO: ventrikel kiri
- Klien tampak lemah
- Klien tampak berbaring
B4 (Bone)
saja di tempat tidur
- TTV
TD : 100/70 mmHg Penurunan aliran
RR : 25x/mnt darah sistemik
N : 81x/mnt
Suplai darah ke
S : 36,4 ºC
tubuh menurun

Sianosis, lelah,
dispneu

Intoleransi aktifitas

C. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas jantung
2. Defisit nutrisi b.d nafsu makan menurun
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2

D. Rencana Asuhan Keperawatan


Nama Pasien : Tn.E Nama Mahasiswa : Auliya Ulul Azmi
Ruang : Kenaga NPM : 321006
No. MR : 6680246
Diagnosa
Tujuan dan
No keperawatan dan Tindakan Rasional
kriteria hasil
data penunjang
1 Setelah dilakukan 1. Monitor tanda- 1. Untuk
Penurunan curah tindakan perawatan tanda vital mengetahui
jantung b.d selama 2 x 24 jam 2. Monitor adanya keadaan umum
perubahan diharapkan nyeri dada 2. Untuk
kontraktilitas jantung ketidakadekuatan 3. Posisikan pasien mengetahui
jantung memompa semi fowler lokasi,
darah meningkat dengan kaki karakteristik,
dengan kriteria kebawah atau durasi, frekuensi,
hasil : posisi nyaman kualitas nyeri
- Keluhan lelah 4. Berikan oksigen 3. Untuk
menurun untuk mengurangi sesak
- Respirasi dalam mempertahankan nafas
batas normal saturasi oksigen 4. Untuk
- Saturasi >94% meningkatkan
oksigen dalam 5. Berikan nebulizer sediaan oksigen
batas normal untuk mengurangi untuk kebutuhan
sesak nafas miokrdium
melawan efek
hipoksia/iskemia.
5. Untuk
mengurangi sesak
nafas
2 Setelah dilakukan 1. Monitor berat 1. Untuk mengetahui
Defisit nutrisi b.d tindakan badan apakah ada
nafsu makan keperawatan 2. Monitor adanya penurunan yang
menurun
selama 2x24 jam mual muntah signifikan atau
diharapkan nutrisi 3. Sajikan makanan tidak
terpenuhi dengan secara menarik 2. Untuk mengetahui
kriteria hasil : dan suhu yang intake ouput
- Porsi makan sesuai 3. Untuk
yang dihabiskan 4. Monitor asupan meningkatkan
meningkat makanan nafsu makan
- Nafsu makan 5. Anjurkan posisi 4. Untuk melihat
menigkat duduk bila asupan nutrisi
mampu 5. Agar makanan
tercerna dengan
baik

3 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan 1. Koordinasi 1.Meningkatkan


b.d tindakan pemilihan manajemen aktivitas
ketidakseimbangan keperawatan aktivitas sesuai 2.Meningkatkan
antara suplai dan selama 2x24 jam kemampuan manajemen energy
kebutuhan O2 diharapkan 2. Anjurkan 3.Agar kebutuhan
toleransi aktivitas aktivitas secara istirahat terpenuhi
pasien meningkat bertahap
dengan kriteria 3. Monitor pola dan
hasil: jam tidur
1. Keluhan lelah
menurun
2. Kemudahan
dalam
melakukan
ADL
meningkat
3. Kekuatan
ekstremitas
meningkat

Catatan tindakan dan evaluasi

TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI

Tgl No. No. Tindakan Paraf SOAP Paraf


Dx. Urut & &
Kep Tindak Nama Nama
an
1. Memonitor
1. 1 tanda-tanda S:
vital - Klien mengatakan
2. Memonitor sesak berkurang
2 adanya nyeri - Klien mengatakan
dada tidak ada nyeri
3. Memposisikan dada
3 O:
pasien semi
fowler dengan - RR : 20x/mnt
kaki kebawah - SpO2 : 97%
atau posisi
nyaman A:
4 4. Memberikan - Masalah teratasi
oksigen untuk sebagian
mempertahanka P:
n saturasi Intervensi dihentikan
oksigen >94%
5 5. Memberikan
nebulizer untuk
mengurangi
sesak nafas

1. Memonitor
2 1 berat badan S:
2. Memonitor - Klien mengatakan
makan
2 adanya mual dihabisakan dan
muntah
3. Menyajikan nafsu makan mulai
makanan secara meningkat
3 - Klien mengatakan
menarik dan perutnya masih
suhu yang kembung
sesuai O:
4. Memonitor - Porsi makan habis
4 asupan N : 78x/mnt
makanan S : 36,7 ºC
5. Menganjurkan Bising usus 11
5 posisi duduk x/mnt
bila mampu
A: Masalah teratasi
sebagian

P:
Intervensi dihentikan
1. Berkoordinasi
3 1 pemilihan S:
aktivitas sesuai - Klien mengatakan
sudah bisa
kemampuan bergerak/
2 2. Menganjurkan beraktivitas sedikit
aktivitas secara demi sedikit
bertahap
3. Memonitor pola O:
dan jam tidur - Klien tampak
3
duduk di sisi
tempat tidur
- Klien dapat
bergerak ke kamar
mandi

A: Masalah teratasi

P:
Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai