Anda di halaman 1dari 43

TUGAS KELOMPOK

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA GASTROENTERITIS
(Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Keperawatan
DosenPengampu:Ns.

DisusunOleh:

Fitriana Noor Sabrina 2207008

Herlina Firda Arifia 2207009

Marantika Damayanti 2207010

PROGRAM STUDIS1KEPERAWATAN

UNIVERSITASKARYAHUSADA

SEMARANG

2023
LAPORAN PENDAHULUAN
GASTROENTERITIS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diare sering menyerang anak terutama balita karena daya tahan
tubuhnya yang masih lemah, sehingga dapat terkena bakteri penyebab
diare.jika diare disertai muntah berkelanjutan akan menyebabkan dehidrasi
(kekurangan cairan). Inilah yang harus diwaspadai karena sering terjadi
keterlambatan dalam pertolongan dan menyebabkan
kematian .dehidrasiyang terjadi pada anak akan cepat menjadi parah. hal
ini disebabkan karena seorang anak berat badanya lebih rendah daripada
dewasa. Maka cairan tubuhnya relatif sedikit , sehingga kehilangan
sedikit cairan dapat menggagu oran-organ vitalnya .dehidrasi akan smakin
parah jika di tambah dengan keluhan lainya seperti mencret dan panas
karena kehilangan cairan tubuh lewat penguapan. (Cahyono ,2016). Diare
atau diare dengan Gastroenteritis adalah suatu keadaan dimana seseorang
buang air besar dengan konsisteni lembek atau cairbahkan dapat berupa air
saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam
satu hari (DEPKES 2016).
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah
gangguan osmotik yang merupakan akibat terdapatnya makan atau zat
yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam
rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang
usus untuk mengeluarkan feses sehingga timbul diare. gangguan motilitas
usus hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik
usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan selanjutnya
timbul diare pula.Tindakan yang harus dilakukan pada pasien diare dengan
Gangguan Keseimbangan cairan dan elektrolit adalah pemberian makanan
yang mengandung zat besi dan pemberian makanan yang sedikit berserat,
pemberian cairankhusus yang mengandung campuran gula dan garam yang
disebut larutan dehidrasi bila di perlukan, pemberian obat-obatan
pemberian anti biotik. Pemberian cairan sangat penting mengingat
komplikasi tersering yang juga dapat menyebabkan kematian penderita
dehidrasi (Andresson,2017).
B. Tujuan
Mampu memahami tentang Gastroenteritis pada anak dan
mengetahui cara memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan
Gastroenteritis dibuktikan dengan mampu malaksanakan hal sebagai
berikut:
1. Mampu melakukan pengkajian data pada klien dengan
Gastroenteritis
2. Mampu menganalisa dan menegakkan diagnosa atau masalah
keperawatan pada klien dengan Gastroenteritis
3. Mampu menentukan intervensi keperawatan secara menyeluruh
pada klien dengan Gastroenteritis.
BAB II

KONSEP DASAR MEDIS

A. Pengertian
Gastroenteritis adalah iritasi dan peradangan pada lapisan dalam
lambung dan usus kecil.Biasanya disebabkan oleh infeksi virus,bakteri
atau parasit,serta menyebabkan muntah dan diare yang
parah.Gastroenteritis, paling sering ditularkan melalui makanan atau air
yang terkontaminasi.Selain itu, penularan juga terjadi dari kontak dekat
dengan individu yang terinfeksi.Saluran limbah selama musim hujan
dapat menyebabkan penyebaran lebih lanjut dari organisme
penyebab .Kotoran terbuka adalah alasan umum lain yang menyebabkan
penyebaran kondisi melalui lalat dan hama lainya. (Kardiyudiani&
Susanti,2019).
Gastroenteritis
akutadalahsuatuperadanganpermukaanmukosalambung yang
akutdengankerusakanerosipadabagian superficial. Menurut WHO
secaraklinisdiaredidefinisikansebagaibuang air besar (defekasi)
dengantinjaberbentukcairatausetengahcair (setengahpadat) kandungan air
tinjalebihbanyakdaribiasanyalebihdari 200g atau 200ml/24jm. Definisi lain
memakaikriteriafrekuaensiyaitubuang air
besarencertersebutdapatatautanpa di sertai lender dandarah.Gastroenteritis
akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut
dengan kerusakan erosi pada bagian superficial (Mattaqin& Kumala,
2011).
B. Etiologi
Menurut Kardiyudiani&Susanti,(2019). Penyebab gastroenteritis
yang paling umum adalah virus.Jenis utama adalah rotavirusdan
norovirus.selain itu penyebab gastroenteritis dapat dibagi dalam beberpa
faktor yaitu :
1. Faktor infeksi Internal : infeksi pencernaan yang disebabkan oleh
bakteri Shigella, sallmonel, dan E- Coli.
2. infeksi Parentral : di sebabkan oleh penyakit lain, infeksi diluar alat
pencernaan makanan, misal pada anak penyakit telinga, kadang disertai
dengan diare.
3. Faktor Malabsorbsi : Malabsorbsi karbohidrat, lemak, protein, dan
intoleransi laktosa yang sering terjadi pada bayi dan anak-anak.
4. Faktor makanan : Keracunan makanan, alergi pada makanan, dan
mengkonsumsi makanan basi.
5. Faktor psikologis : Rasa takut dan cemas dapat mempengaruhi diare.
C. Patofisiologi
Patofisiologigastroenteritis yang paling banyak adalah melalui
infeksi Rotavirus. Zat entroksin yang dikeluarkan virus ini akan
menyebabkan terjadi lisis sel enterosit traktus gastrointestinal. Transmisi
penyakit ini umumnya melalui rute fekal-oral dari makanan dan minuman
yang terkontamisnasi agen kausal penyakit. Rotavirus yang masuk ke
mulut akan menginfeksi lapisan mukosa usus kecil, bereplikasi, kemudian
virionsakan dilepaskan ke dalam lumen usus, dan melanjutkan replikasi
pada area lebih distal dari usus kecil (Jahja,2017).
Yang termasuk dampak dari timbulnya diare adalah :
1. Gangguan osmotik akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak
diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus
meningkat,sehingga terjadinya pergeseran air dan elektrolit ke dalam
rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang
usus mengeluarkanya sehingga timbul diare. (WijayaPutri,2013).
2. Gangguan sekresi akibat rangsangan dari toksin pada dinding usus
akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga
usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi
rongga usus . (Wijaya Putri,2013).
3. Gangguannmortilitas usus, hiperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga
timbul diare, sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatka bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat
menimbulkan diare pula . (Wijaya Putri,2013).
D. Pathway

Factor mal absorbsi Factor makanan


Factor psikologi
Karbohidrat Makanan besi
Rasa takut
Lemak Beracun
cemas
protein Alergimakanan

Penyerapan sari-sari makanan

Terdapat zat-zat yang tdk Saluran pencernaan tdk Gangguan motilitas usus
diserap adekuat

Tekanan osmotic meningkat Tekanan osmotic meningkat Tekanan osmotic meningkat

Reabsorbsi didalam usus besar Sekresi air dalam elektrolit dalam Kesempatan usus menyerap
terganggu usus meningkat makanan

Merangsang usus mengelurakan isinya

DIARE

Inflamasi saluran pencernaan

Kulit disekitar Cairan yg keluar Frekuensi


anus lecet dan Agen pirogenik Mual dan muntah
banyak defekasi
iritasi

Kemerahan dan DEHIDRASI Suhu tubuh anoreksia


dgn/tanpa
darah

Gangguan
Kerusakan
pemenuhan Nutrisi
integritas
cairan dan Gangguan kurang dari
kulit
elektrolit eliminasi kebutuhan
BAB diare hipertermi

E. Manifestasi klinis
1) Seringbuang air besardengankonstipasitinja yang cairdanencer
2) Terdapatlukatandadangejaladehidrasi, turgor kulitjelek
(elastisitasmenurun) ubunubundan nada cekung, membrane
mukosakering
3) Diare
4) Muntah
5) Demam
6) Nyeri abdomen
7) Membrane mukosamulutdanbibirkering
8) Fontanel cekung
9) Perubahantandatanda vital(Muttaqin,Kumala,2011)
F. Pemeriksaan penunjang
Menurut (Kardiyudiani dan Susanti,2019). Pemeriksaan
laboratorium maupun pemeriksaan penunjang pada pasien dengan
gastrointeritis adalah:
1. Kultur feses dan Mikroskopik
2. pHdan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus bila diduga
terdapat intoleransi gula.
3. Serologi untuk toksin :
a) E. Coli
b) Shigella
c) Campylobacter
4. Sigmoindoskopi dan biopsi hanya diindikasikan jika gejala menetap >2
minggu.
5. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
Selain itu pemeriksaan diagnostik khusus sering kali tidak diperlukan
pada kasus gastroenteritis. Para ahli perawatan sering dapat membuat
diagnosis berdasarkan riwayat gejala dan pemeriksaan fisik. Jika
gejalanya menetap untuk jangka panjang dapat dilakukan untuk
menentukan penyebab muntah dan diare .Pada pemeriksaan riwayat
kesehatan dan pemeriksaan fisik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
diantaranya apakah dikeluarga atau teman lain mengalami paparan yang
sama : berupa durasi, frekuensi, dan apakah ada muntah . kemampuan
pasien menoleransi cairan dari mulut . pertanyaan – pertanyaan tersebut
membantu menentukan potensi resikodehidrasi.Informasi lain dalam
riwayat medis yang dapat membantu dalam diagnosis gastroenteritis
meliputi :

1. Riwayat perjalanan. Perjalanan dapat menunjukan infeksi bakteri


E. Coli atau infeksi parasit yang didapat dari sesuatu yang dimakan
atau diminum oleh pasien
2. Paparan air yang terkontaminasi. Berenang di air yang
terkontaminasi atau minum dari air segar seperti aliran gunung atau
sumur dapat mengindikasikan Giordia, organisme yang ditemukan
didalam air .
3. Perubahan pola makan, kebiasaan menyiapkan makanan, dan
penyimpanan makanan. Penyakit terjadi setelah terpapar makanan
yang tidak dimasak atau disimpan tidak benar atau kurang matang .
4. Kontak racun . Gejala gastroenteritis dapat terjadi setelah terpapar
berbagai racun, yang dapat terjadi karena pekerjaan atau rekreasi.
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Riwayat keperawatan
Awal serangan : gelisah, suhu tubuh meningkat, anoreksia
kemudian timbul diare. Keluhan utama : feses semakin cair,
muntah, kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi gejala
dehidrasi, BB menurun, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput
kadir mulut dan bibir kering, frekuensi BAB lebih dari 4x dengan
konsisten encer.
c. Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat kesehatan masa lalu menjelaskan tentang riwayat
kesehatan pasien dan adakah keluhan lain.
d. Riwayat penyakit yang diderita, riwayat inflamasi
Berisi tentang riwayat sakit yang diderita keluarga atau adakah
penyakit genetik atau riwayat sakit lain.
e. Riwayat Psikososial keluarga
f. Kebutuhan dasar
1. Pola Eliminasi
Mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4x sehari
2. Pola Nutrisi
Diawali dengan mual, muntah, anoreksia, menyebabkan
penurunan BAB
3. Pola Istirahat dan Tidur
Akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan
menimbulkan
rasa tidak nyaman
4. Pola Aktifitas
Akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya
nyeri akibat disentri abdomen.
5. Pemeriksaan Penunjang
a) Darah
Ht meningkat, leukosit menurun
b) Feses
Bakteri atau parasit
c) Elektrolit
Natrium dan Kalium menurun
d) Urinalisa
Urin pekat, BJ meningkat
e) Analisa Gas Darah
Antidosis metabolik (bila sudah kekurangan cairan).
6. Data Fokus yang mungkin muncul pada gastroentritis adalah
sebagai berikut :
a. Subjektif
- Kelemahan
- Diare lunak s/d cair
- Anoreksia mual dan muntah
- Tidak toleran terhadap diit
- Perut mulas s/d nyeri (nyeri pada kuadran kanan bawah,
abdomen tengah bawah)
- Haus, kencing menurun
- Nadi mkeningkat, tekanan darah turun, respirasi rate
turun cepat dan dalam (kompensasi ascidosis).
b. Objektif
- Lemah, gelisah
- Penurunan lemak / masa otot, penurunan tonus
- Penurunan turgor, pucat, mata cekung
- Nyeri tekan abdomen
- Urine kurang dari normal
- Hipertermi
- Hipoksia / Cyanosis,Mukosakering,Peristaltik usus
lebih dari normal.
7. Diagnose keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang singkat
tugas dan jelas berdasarkan pada hasil pengumpulan data dan
evaluasai data yang di lakukan dengan sistematis, praktis,etis, dan
profesional oleh tenaga keperawatan yang mampu untuk itu.
Diagnosa keperawatan menggambarkan respons klien terhadap
masalah kesehatan atau penyakit. Menurut buku SDKI,2017.
Diagnosa yang muncul pada kasus GEA yang berkaitan dengan
kondisi klinis Defisit Nutrisi adalah:

DIAGNOSA KEPERAWATAN DATA SUBJEKTIF DAN


OBJEKTIF DAN ATAU FAKTOR
RESIKO
Risiko Faktor Risiko:
ketidakseimbanganeletrolit
Yaitu kondisi berisiko - Ketidakseimbangan cairan (mis.
mengalami perubahan kadar dehidrasi dan intoksikasi air)
serum elektrolit  - Kelebihan volume cairan
- Gangguan mekanisme regulasi (mis.
diabetes)
- Efek samping prosedur (mis.
pembedahan)
- Diare
- Muntah
- Disfungsi ginjal
- Disfungsi regulasi endokrin

Hipertermia Gejala dan tanda mayor

Yaitu suhu tubuh meningkat Subjektif : ( tidak tersedia )


diatas rentang normal tubuh
Objektif :
Penyebab :
Suhu tubuh diatas nilai normal
Dehidrasi Kulit merah
Terpapar lingkungan panas Kejang
Proses penyakit (mis.infeksi, Takikardi
kanker ) Takipnea
Ketidaksesuaian pakaian Kulit terasa hangat
dengan suhu lingkungan
Peningkatan laju metabolisme
Respon trauma
Aktivitas berlebihan
Penggunaan incubator

8. Intervensi
Rencana keperawatan adalah pencatatan tentang kegiatan
perencanaan keperawatan (langkah pemecah serta urutan
prioritasnya, perumusan tujuan, perencanaan tindakan dan
penilaian) yang dapat dipertanggung jawabkan. Tujuan yang ingin
dicapai, rencana tindakan pemecahan masalah klien dan rencana
penilaiannya. (Menurut Judith M, 2016) Intervensi keperawatan
pada klien GEA dengan masalah keperawatan sebagai berikut:
1) Pemantauan elektrolit
Mengumpulkan dan menganalisis data terkait regulasi
keseimbangan elektrolit
Tindakan :
Observasi
- Identifkasi kemungkinan penyebab ketidakseimbangan
elektrolit
- Monitor kadar eletrolit serum
- Monitor mual, muntah dan diare
- Monitor kehilangan cairan, jika perlu
- Monitor tanda dan gejala hypokalemia (mis. Kelemahan
otot, interval QT memanjang, gelombang T datar atau
terbalik, depresi segmen ST, gelombang U, kelelahan,
parestesia, penurunan refleks, anoreksia, konstipasi,
motilitas usus menurun, pusing, depresi pernapasan)
- Monitor tanda dan gejala hyperkalemia (mis. Peka
rangsang, gelisah, mual, munta, takikardia mengarah ke
bradikardia, fibrilasi/takikardia ventrikel, gelombang T
tinggi, gelombang P datar, kompleks QRS tumpul, blok
jantung mengarah asistol)
- Monitor tanda dan gejala hipontremia (mis.
Disorientasi, otot berkedut, sakit kepala, membrane
mukosa kering, hipotensi postural, kejang, letargi,
penurunan kesadaran)
- Monitor tanda dan gejala hypernatremia (mis. Haus,
demam, mual, muntah, gelisah, peka rangsang,
membrane mukosa kering, takikardia, hipotensi, letargi,
konfusi, kejang)
- Monitor tanda dan gejala hipokalsemia (mis. Peka
rangsang, tanda IChvostekI [spasme otot wajah], tanda
Trousseau [spasmekarpal], kram otot, interval QT
memanjang)
- Monitor tanda dan gejala hiperkalsemia (mis. Nyeri
tulang, haus, anoreksia, letargi, kelemahan otot, segmen
QT memendek, gelombang T lebar, kompleks QRS
lebar, interval PR memanjang)
- Monitor tanda dan gejala hipomagnesemia (mis.
Depresi pernapasan, apatis, tanda Chvostek, tanda
Trousseau, konfusi, disritmia)
- Monitor tanda dan gejala hipomagnesia (mis.
Kelemahan otot, hiporefleks, bradikardia, depresi SSP,
letargi, koma, depresi)

Terapeutik

- Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi


pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi

- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan


- Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

2) Menejemenhipertermia
Mempertahankan subu tubuh dalam rentang normal
Tindakan
Observasi
- identifikasi penyebab hipertermia
- monitor suhu tubuh
- monitor kadar elektrolit
- monitor komplikasi akibat hipertermia
- monitor keluaran urine

Terapeutik

- sediakan lingkungan yang dingin


- longgarkan atau lepaskan pakaian
- basahi dan kipasi permukaan tubuh
- berikan cairan oral
- hindari pemberian antipiretik atau aspirin

Edukasi

- anjurkan tirah baring

Kolaborasi

- pemberian cairan dan elektrolit intravena

DAFTAR PUSTAKA

Andresson .2017 buku ajar gastroeterologi-hepatologi jilid 1.badan penerbit IDAI

Cahyono,Arfian. (2016).Asuhan keperawatan dengan masalah gangguan


gastroenteritis pediatrik edisi ketiga. Medan EGC.

DEPKES RI direktorat Jendral pengadilan penyakit dan penyehatanlingkungan,


2016. Buku saku lintas diare. Jakarta: depkes.
Mattaqim&kumala 2011. Keperawatangangguan gastroenteritis. Jakarta: EGC

Sodikin 2011. KonsepDasarKeperawatan. Jakarta: SalembaMedikaHarsono. 2011.


.
Kardiyudiani dan Susanti, (2019). Keperawatan Medikal Bedah 1. Yogyakarta: PT
Pustaka Buku.
Wijaya,Putri.2013). Keperawatan gangguan gastroenteritis. Yogyakarta: PT
Pustaka Buku.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI),  Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia


(SIKI),  Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia


(SLKI),  Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN TN.A DENGAN DIAGNOSA GASTROENTERITIS

DI RUANG ANGGREK RUMAH SAKIT KARYA HUSADA

KASUS

Seorang laki-laki bernama Tn. A berusia 40 tahun masuk rumah sakit karya
husada pada tanggal 02 Mei 2022 pukul 21.30 WIB dan sekarang sedang dirawat
di Ruang Anggrek yang merupakan ruang Penyakit Dalam di rumah sakit karya
husada. Tn.A dirawat dengan diagnose medis Gastroenteritris (diare). Keluarga
pasien mengatakan pasien sudah dirawat selama 2 hari, BAB cair 6x sehari,
berwarna kuning kecoklatan. Pasien mengeluh perutnya terasa perih, mual, nafsu
makan berkurang, hanya menghabiskan 3 sendok makan per hari, minum hanya 2-
3 gelas kecil per hari. Pasien mengeluh susah tidur, sering terbangun di malam
hari karena perutnya nyeri. Selama dirawat di RS semua aktifitas pasien dibantu
oleh keluarga seperti mandi, BAB, BAK, berpakaian, dll. Berdasarkan hasil
pemeriksaan bising usus hiperaktif (38x per menit), ada nyeri di seluruh kuadran
abdomen, skala nyeri 8, pemeriksaan TTV TD 110/70 mmHg, Suhu 38°C, RR 22
x/menit, Nadi 78 x/menit. Tampak pasien lemah dan hanya berbaring di tempat
tidur.

ASUHAN KEPERAWATAN

Tgl/JamMasuk RS :02 Mei 2022 /Jam21.30 WIB


Tgl/JamPengkajian :02 Mei 2022 /Jam09.00WIB
MetodePengkajian : Wawancaradan Observasi
DiagnosaMedis :Gastroenteritis(Diare)
No Registrasi :1022xxx

A. PENGKAJIAN
1. BIODATA
1 IdentitasKlien
.
Jeniskelmain : Laki-laki
Alamat :Semarang xxxxx,xxxx
Umur :40 Tahun
Agama :Islam

Pendidikan :SMA
Pekerjaan :Swasta

2. IdentitasPenanggung Jawab Nama


: Ny. B Umur :36
Tahun
Pendidikan :SMA
Pekerjaan :Swasta
Alamat : Semarang
Hubungan dengan klien: Istri

B. RIWAYAT KEPERAWATAN

1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan perut terasa perih dan diare (BAB cair 6x sehari)
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasiendatangke IGDRS Karya Husada dengankeluhandiare,BAB nya
6x/hari warna kuningkecoklatandisertai Perutnya terasa perih, mual,
nafsu makan berkurang.
3. Riwayat penyakit dahulu
Klienmengatakanbelum pernahmengalami diare danbelum pernah
dirawatdirumah sakit.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Pasienmengatakanbahwa didalamkeluarganyatidakada yang
memilikiriwayatpenyakit keturunan.

Genogram:

Keterangan:

:Meninggal :Laki-
laki :perempuan

C. PENGKAJIANPOLAKESEHATANFUNGSIONAL

1. Pola PersepsiDanPemeliharaanKesehatan
Pasien mengatakan sebelumsakitklientidakbisamenjagapola
makannya.Klienmengatakankesehatanmerupakanhal penting.Jika
adakeluargayang sakit maka akansegeradibawakerumahsakit atau
puskesmas terdekat. Selama sakit, klien merasa cemas akan
penyakitnya.Klienmengatakaningincepatpulangdanberkumpul dengan
keluarganya.
2. Pola Nutrisi/Metabolik
a. Pengkajian nutrisi(ABCD)
A(Antopometri) :BB:57 Kg, TB :167 Cm IMT:20,5 (klientermasuk
dalamnormalweight)
B (Biomecanical) :
Jenispemeriksaan Hasil Rentang normal Satuan Ket
Hb 13,7 L:13-18/ g /dl Normal
P:11-16.5
C(Clinical) : klien tampak lemah dan terbaring dikasur.
D(Diet) :Pasien makan 3xsehari dengan makananbubur nasi, sayur,
lauk, buah. Makanan tidak dihabiskan 3 sendok makan per hari.
b. Pengkajian polanutrisi
Sebelumsakit Saatsakit
Frekuensi 3x1 hari 3x1 hari
Jenis Nasi, lauk, sayur Bubur nasi, lauk,
sayur
Porsi Habis 3 sendok makan
Keluhan Tidak ada Kurang nafsu makan

3. Pola Eliminasi
a. BAB
Sebelumsakit Saatsakit
Frekuensi 2x/hari 6 x/hari
Konsistensi Lunak Cair
Warna Coklat Kuning kecoklatan
Penggunaan Tidak ada Tidak ada
pencahar
(laktasif)
Keluhan Tidak ada Sakitperut

b. BAK
Sebelumsakit Saatsakit
Frekuensi 6x /hari 4x /hari
Jumlah urine Lebih kurang 800 Lebih kurang600
cc/hari cc/hari
Warna Kuning jernih Kuningjernih
Pancaran Normal Normal
Keluhan Tidak ada Tidak ada

c. Analisakeseimbangancairan selamaperawatan
Intake Output Analisa
a. Minuman : 800 a. Urine:600 cc b. Inteke:2.450cc
cc/hari Feses:900cc c.
b. Makanan :150 cc Muntah :- Output:2.355 cc
c. Cairan IV : 1500 d. IWLselama24
cc/hari jam : 15x57 kg
= 855 cc
Total:2.450 cc Total:2. 355 cc Balance:95cc

4. Pola Aktivitas danLatihan


Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitasditempattidur √
Berpindah √
Ambulasi /ROM √
Ket:
0=mandiri,1=denganalatbantu,2=dibantuoanglain,
3= dibantu oranglain dan alat, 4 = tergantungtotal

5. Pola Istirahat Tidur


Sebelumsakit Saatsakit
Jumlah tidur siang 3 Tidak tidur siang
jam
Jumlah tidurmalam 8 4 jam
jam
Penggunaan obat
Tidak ada Tidak ada
tidur
Gangguantidur Tidak Ya

Peraasaanwaktu Segar
Tidak segar
bangun

Kebiasaan sebelum - -
tidur

6. Pola Kognitif –Perseptual


a. Status mental : Sebelum dan selama sakit pasien dapat
berkomunikasidengan baik, tidak adagangguan statusmental
b. Kemampuan penginderaan :Kemampuan
penginderaanberfungsidengan baik.
c. Pengkajian nyeri
Paliatif/provoktaif:Nyerisaatsebelumdan sesudah BAB
Quality:Sepertidiremas
Region :Diseluruh kudran abdomen
Severity:Skala8
Time: Terusmenerus
7. Pola Persepsi Konsep Diri
a. Gambarandiri/citratubuh:klientidakmengalamigangguan
citratubuh.
b. Idealdiri:klienmempunyaikepercayaandiriyangtinggidan klien
tidak mengeluhterhadapmasalah yang dialaminya.
c. Hargadiri:klientidakmengalamihargadirirendah
d. Peran diri:tidakadamasalah
e. Identitasdiri:tidakadamasalah.
8. Pola HubunganPeran
Klienmengatakanhubungannya dengankeluarganya dan
lingkungansekitarnyabaik.Polainteraksi kliendenganperawat
sangatbaik dan kooperatif.
9. Pola MekanismeKoping
Klienmengalami kecemasansetelahmendapat penyakitnya karna
klientidaktahutentangpenyakit yangdideritanya.Namun klienberencana
jika penyakitnyasembuhklienakanmenjaga kesehatan dengan
menjagapolamakan yang sehat.
10. Pola seksual reproduksi
Kliensudah menikah memiliki 2 anak,klienberjeniskelaminlaki-laki
dan tidak mengalamigangguan genetalia.
11. Pola NilaidanKeyakinan
Klienmengatakanberagama islam.Aktivitasibadahsetiap hari
adalahsolatdanklienmenganggappenyakitnya merupakan sebuah ujian
dan berusahauntuktegarmenghadapinya.
D. PEMERIKSAANFISIK
1. Keadaan/ Penampilan Umum
a. Kesadaran :Composmetis
b. Tanda-tandavital
1) Tekanan darah :110/70 mmhg
2) Nadi
oFrekuensi : 78x/menit
oIrama : Teratur
3) Pernafasan
oFrekuensi :22 x/menit
oIrama : Teratur
4) Suhu :38 oC

2. Kepala
a. Bentuk kepala :Mesosefal
b. Kulitkepala :Bersih
c. Rambut :Warnahitam,lurusdan tidak mudah
dicabut
3. Muka
a. Mata
1) Palpebra : Tidakadaoedema
2) Konjungtiva : Tidakanemis
3) Sklera: Warnaputih, tidak ikterik
4) Pupil :Isokor
5) Diameter pupilkiri/kanan :2mm
6) Reflekterhadap cahaya :Reflek normal
7) Pengguanaanalatbantu penglihatan:Tidakmenggunakan
alatbantu penglihatan
b. Hidung
Bentuk hidungsimetris, bersih,tidakadapolip,tidakadanafas
cuping tambahan.
c. Mulut
Gigilengkap, bibir kering, stomatitistidakada.

d. Telinga
Fungsipendengarannormal,bentuksimetris,bersih,tidakada
serumen, tidak adanyeri telinga
4. Leher
e.
a. Kelenjartiroid : Tidakadapembesaran kelenjar tiroid
b. Kelenjarlimfe :Tidakadapembesaranlimfe,tidakteraba
benjolan
c. JVP : Tidakteraba
5. Dada (Thorax)
a. Paru-
paru
 Inspeksi :Simetris, pengembangan dada
kanan dan kirisama
 Palpasi :Vokalpremituskanan kirisama
 Perkusi :Sonor
 Auskultasi :Suaravesiculer
b. Jantung
 Inspeksi :Ictuscordic tidak tampak
 Palpasi : Tidakadanyeri tekan
 Perkusi :Redup
 Auskultasi :BJI BJII Lup Dup

6. Abdomen
 Inspeksi : Warnakulitsama, tidak adajejas, simetris
 Auskultasi :Peristaltik meningkat 38 x/menit
 Perkusi :Hypertimpani, perutkembung
 Palpasi : Turgor kulit tidak langsung kembalidalam 1
detik
7. Genetalia
Jeniskelaminlaki-laki,tidakadaodema,tidakadakelainan,dan tidak
menggunakan selang kateter
8. Rektum
Tidak adahemoroid/wasir atau masalah yanglain

9. Ektremitas
a. Atas
Kanan Kiri
Kekuatan otot Aktif Aktif
Rentang gerak Aktif Aktif
Akral Hangat Hangat
Edema Tidak ada Tidak ada
CRT < 2 detik < 2 detik
Keluhan Tidak ada Tidak ada
b. Bawah
Kanan Kiri
Kekuatan otot Aktif Aktif
Rentang gerak Aktif Aktif
Akral Hangat Hangat
Edema Tidak ada Tidak ada
CRT < 2 detik < 2 detik
Keluhan Tidak ada Tidak ada

E. PEMERIKSAANPENUNJ
ANG
a. Rabu, 2Mei2022
Jenispemeriksaan Hasil Rentang normal Satuan Ket

Darah
Hb 13,7 L:13-18 g /dl Normal
P:11-16.5
Lekosid 8.1 4,0-11,0 Ribu Normal
Eosinofil 0 1-3 %
Basofil 0 0-1 % Normal
Staff 0 2-6 % -
Segmen 86 50-70 % Abnormal
Limfosit 14 20-40 % Abnormal
Monosit 0 2-8 % -
Trombosit 227 150-450 Ribu Normal
Golongan darah O A, AB, O, B - -
Hematokrit 40 40-50 Ribu Normal

F. TERAPIMEDIS
Hari/ Golongan
Fungsidan
Tanggal JenisTerapi Dosis dan
farmakologi
kandungan
Rabu, InfusRL 30 tpm Kristaloid Untuk
2Mei2022
mengganti
cairan yang
hilang
Oral : 3x1 Obat untuk Untuk
Sulcrafat tukak
mengobati tukak
syrup duodenum
lambung

Oral: 1x 500 Antibiotik Untuk


Azitromicin
mengobati
infeksi bakteri

Oral: L-Bio 3x1 Obat untuk


mengatasi
masalah fungsi
pencernaan atau
Oral: 3x1 Analgesik diare.
Meredakan rasa
Paracetamol atau
sakit dan
antipiretik
demam

Parenteral: 1 Antibiotik Mengobati


Cefoperazon gr/12jam golongan
infeksi
sefalosporin
seriusakibat
bakteri
Parenteral: 40 mg / Penghambat Mengurangi
Omeprazole pompa
produksi asam
24 jam proton
lambung.

ANALISADATA

Nama :Tn. A No. CM :1022xxx


Umur :40tahun DiagnosaMedis :GEA
Hari/
Tanggal/
No Jam DataFokus Problem Etiologi Ttd

1 Rabu, 2 DS : Diare Proses infeksi KEL


Mei2022 1. Pasien mengatakan
pasien BAB cair sudah 6
kali/hari.
2. Pasien mengatakanBAB
nya cair berwarna kuning
kecoklatan.
3. Pasien mengatakan perut
terasa perih dan nyeri.
DO :
1. Pasien BAB sudah 6 kali
2. BAB cair tanpa ampas,
berwarna kuning
kecoklatan. Bising usus
hiperaktif 38 x/menit.
2 Rabu, 2 DS : Hipertermi Proses KEL
Mei2022 pasien mengatakan merasa penyakit
demam dan rasa tubuh tidak
nyaman.
DO:
1. Akral/ Kulit pasien teraba
hangat
2. S = 38ºC
3. Nadi meningkat = 110
x/mnt
4. RR = 25 x/mnt

3. Rabu, 2 DS: Nyeri akut Agen cedera


Mei2022 biologis
- Pasien mengatakan bahwa
sebelumdan sesudah
BAB perutnyakembung
dan terasa perih, dan
merasa mual.
P:Nyerisaat sebelum
dan sesudahBAB
Q:Sepertidiremas
R :Diperut
S:Skala8
T:terus menerus
DO :

1. Ekspresi wajah tampak


menahan sakit
2. Pasien tampak memegang
bagian perutnya
3. Peristaltik :38x/menit
4. TTV

TD:110/70 mmhg

RR :22x/m

Nadi:78 x/m
Suhu :38oC
4. Rabu, 2 DS: Hipovolem Kehilangan
Mei2022 - Pasien mengatakanBAB ia cairanaktif
nya cair berwarna
kuning kecoklatan.
- pasien mengatakan
merasa lemas dan lemah.
DO:
- Turgor kulitmenurun
- Pasien tampak hanya
terbaring lemah di tempat
tidur
- Mukosa mulutkering
- tidak nafsu makan
5. Rabu, 2 DS: Gangguan Kurang
Mei2022 - Pasien mengeluh susah
pola tidur kontrol
tidur, sering terbangun di
malam hari karena tidur
perutnya nyeri.
DO:
- Pasien tidak tidur siang
- Pasien hanya tidur kurang
lebih 4 jam.
- Pasien tampak lemas dan
lemah

PRIORITASDIAGNOSAKEPERAWATAN

1) Nyeri akutberhubungan dengan agen cederabiologis


2) Diareberhubungan dengan Proses infeksi
3) Hipovolemiaberhubungan dengan kehilangancairan aktif
4) Hipertermi berhubungan dengan Proses penyakit
5) Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur ditandai
dengan nyeri abdomen.
RENCANAKEPERAWATAN/
INTERVENSI

Nama :Tn.A No. CM :1022xxx


Umur :40Tahun DiagnosaMedis :GEA

No Tujuan dan KriteriaHasil Intervensi


Hari/Tgl Ttd
Dx (SLKI) (SIKI)
Rabu, 2 1 Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri :
Mei2022 keperawatan selama2 x 24 1. Kaji nyeri secara
jam, diharapakantingkat komprehensif
nyeri menurun 2. Ajarkanklienuntuk
Dengankriteria hasil: kompresair hangat
1. Skalanyeri0-3 diperutnya
2. Klien merasa rileks/ 3. Berikan posisi
nyaman senyaman mungkin
3. TTV dalam batas dan lingkungan
normal yang tenang
4. Mengenali kapan nyeri 4.Kolaborasi dengan
muncul dokter dalam
5. Melaporkan nyeri pemberian obat
analgetik
Rabu, 2 2 Setelah dilakukan tindakan Manajemen diare
Mei2022 keperawatan selama 2 x 24 Observasi
jam diharapkan eliminasi 1. Identifikasi penyebab
fekal (L.04033) membaik diare
dengan kriteria hasil : 2. Monitor jumlah
1) Kontrol pengeluaran pengeluaran diare
feses (meningkat) Terapeutik
2) Frekuensi feses 1. Pasang jalur
(membaik) intravena
2. Berikan cairan
intravena
3. Ambil sampel darah
untuk pemeriksaan
darah lengkap dan
elektrolit
Edukasi
1. Anjurkan makanan
porsi kecil dan sering
secara bertahap
Kolaborasi

Kolaborasi pemberian obat


pengeras feses
Rabu, 2 3 Setelah dilakukan tindakan Managemen Hipovolemia:
Mei2022 keperawatan selama 2 x 24 1. Pantau tanda
jam, pasien diharapakan kekurangan cairan
volumecairan dan elektrolit 2. Anjurkan klien
dalamtubuh seimbang banyak minum
(kurangnya cairan dan 3. Ajarkan mengenali
elektrolit terpenuhi) tandakekurangan
Dengan kriteria hasil: cairan
1. Turgor kulit cepat 4. Kolaborasi dalam
kembali pemberian terapi
2. Membran mukosa basah
3. Intake output seimbang
Rabu, 2 4 Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipertermi
Mei2022 keperawatan selama 2 x 24 Observasi
jam diharapkan 1. Identifikasi penyebab
termoregulasi(L.14134) hipertermia
membaik dengan kriteria hasil 2. Monitor suhu tubuh
: Terapeutik
1) Suhu tubuh dari skala 1. Lakukanpendinginan
1 (memburuk) ke eksternal
skala 5 (membaik) Edukasi
2) Suhu kulit dari skala 1. Anjurkan tirah baring
1 (memburuk) ke Kolaborasi
skala 5 (membaik)
Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena
Rabu, 2 5 Setelah dilakukan tindakan Dukungan tidur
Mei2022 keperawatan selama 2 x 24
Observasi
jam, pasien
1. Identifikasi pola
diharapakanpola tidur
aktivitas dan tidur
meningkat 2. Identifikasi faktor
pengganggu tidur
Dengan kriteria hasil:
(fisik atau psikologis)
1. Keluhan sulit tidur 3. Identifikasi obat tidur
yang dikonsumsi
(menurun)
2. Keluah sering Terapeutik
terjaga menurun.
 Modifikasi
lingkungan (mis.
pencahayaan,
kebisingan, suhu,
matras, dan tempat
tidur)
 Fasilitasi
menghilangkan stress
sebelum tidur
 Tetapkan jadwal tidur
rutin
 Sesuaikan jadwal
pemberian obat atau
tindakan untuk
menunjang siklus
tidur terjaga

Edukasi

 Jelaskan pentingnya
tidur cukup selama
sakit
 Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
 Ajarkan relaksasi otot
autogenik atau cara
nonfarmakologi
lainnya
TINDAKANKEPERAWATAN/IMPLEMENTASI

Nama :Tn.A No. CM :1022xxx


Umur :40Tahun Diagnosa Medis:GEA
Hari/Tgl
NoDx Implementasi Respon Ttd
/Jam
Rabu, 2 1 Mengkajinyeri S: KEL
Mei2022
- Pasien mengatakan bahwa
sebelumdan sesudah
BAB perutnyakembung dan
terasa perih, dan merasa mual.
P:Nyerisaat sebelum dan
sesudah BAB
Q:Seperti diremas
R :Diperut
S:Skala 8
T:terus menerus
O:

1. Ekspresi wajah tampak menahan


sakit
2. Pasien tampak memegang bagian
perutnya
3. Peristaltik :38x/menit
4. TTV
TD:110/70 mmhg
RR :22x/m
Nadi:78 x/m
1 Memberikan posisinyaman S:
Klien mengatakan nyaman
dengan posisi tiduran
O:
Klien tampak kooperatif
1 Mengajarkanklien untuk S:
kompresair hangat Klienmengatakan setelah
dikompres air hangat
nyerinya sedikit belum
berkurang
O:
Klien tampak kooperatif
1 Kolaborasi dalam S:
pemberian terapi: Klien mengatakan setelah
- Memberikanobatoral: diberikanobat dan
sucralfatsyrup, disuntikanobat nyerinya
azitromicin, L-Bio, dan berkurang (skala nyeri
paracetamol turun dari skala 8 menjadi
- Memberikan obat 6)
O:Klien tampak rileks
parenteral:
Inj.cefoperazone, inj.
Omeprazole
2 Manajemen diare S:
1. Pasien mengatakan
Observasi
pasien BAB cair
1. mengidentifikasi sudah 6 kali/hari.
2. Pasien
penyebab diare
mengatakanBAB nya
2. memonitor jumlah cair berwarna kuning
kecoklatan.
pengeluaran diare
3. Pasien mengatakan
perut terasa perih dan
nyeri.
O:
1. Pasien BAB sudah 6
kali
2. BAB cair tanpa
ampas, berwarna
kuning kecoklatan.
Bising usus hiperaktif
38 x/menit.
3 Memantautanda S:klien mengatakn bahwa
kekurangan cairan BAB berkali-kalidan
perutnya kembung dan
perih sekali
O : klien tampak lemah,
turgor kulit menurun

3 Menganjurkan klien banyak S:klien mengatakan sudah


minumair putih minumair putih yang
banyak
O:klien tampak mengikuti
apa yang dianjurkan
perawat
3 Mengajarkan mengenali S:klien mengatakan paham
tanda kekurangan cairan apa yang diajarkan oleh
perawat
O:klien tampak kooperatif
3 Kolaborasipemberianterapi S:-
: O:klien tampak kooperatif
- InfusRL30 tpm
Kamis , 3 4 Manajemen hipertermi S:
Mei 2022 pasien mengatakan merasa
Observasi
demam dan rasa tubuh tidak
1. mengidentifikasi nyaman.
O:
penyebab hipertermia
1. Akral/ Kulit pasien
2. memonitor suhu tubuh teraba hangat
2. S = 38ºC
3. Nadi meningkat =
110 x/mnt
4. RR = 25 x/mnt
Kamis, 3 5 Dukungan tidur S:
Mei 2022 - Pasien mengeluh susah
tidur, sering terbangun
Observasi
di malam hari karena
perutnya nyeri.
4. Identifikasi pola
O:
aktivitas dan tidur
- Pasien tidak tidur
5. Identifikasi faktor
siang
pengganggu tidur
- Pasien hanya tidur
(fisik atau psikologis)
kurang lebih 4 jam.
6. Identifikasi obat tidur
- Pasien tampak lemas
yang dikonsumsi
dan lemah
CATATAN KEPERAWATAN/EVALUASI

Nama :Tn.A No. CM :1022xx


Umur :40 tahun Diagnosa Medis:GEA
NoDx Hari/Tgl/Jam Evaluasi Ttd
1 Rabu, 2 S:
Mei2022
- Pasien mengatakan bahwa sebelumdan
sesudah
BAB perutnyakembung dan terasa perih,
dan merasa mual.
P:Nyerisaat sebelum dan sesudah BAB
Q:Seperti diremas
R :Diperut
S:Skala menurun dari 8 menjadi 6
T:terus menerus
O:

1. Ekspresi wajah tampak menahan sakit


2. Pasien tampak memegang bagian perutnya
3. Peristaltik :38x/menit
4. TTV
TD:110/70 mmhg
RR :22x/m
Nadi:78 x/m
A:Masalah teratasi sebagian
- Klien mengatakan nyeri berkurang setelah
di lakukankompreshangat dandi berikan
obatdan suntik ( skala nyeri 8 menjadi 6)
P:Intervensi dilanjutkan
- Berikan posisi senyaman mungkin
- Ajarkan kompresair hangat
- Kolaborasi pemberian terapi obat
2,3 Rabu, 2 S:Pasien mengatakan bahwa masih merasa
Mei2022 lemas, BAB 4 x sehari, BAB masih cair
O:Klien masih tampak lemah
A:Masalah teratasi sebagian
- BAB frekuensinya berkurang , dan klien
sudah minumair putih yang banyak
P:Intervensi dilanjutkan
- Menganjurkan klien untuk minum yang
banyak.
- Kolaborasi pemberian terapi infus RL

4 S:
pasien mengatakan merasa demam dan rasa tubuh
tidak nyaman.
O:
1. Akral/ Kulit pasien teraba hangat
2. S = 38ºC
3. Nadi meningkat = 110 x/mnt
4. RR = 25 x/mnt
A: masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Anjurkan tirah baring
2. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena
5 S:
- Pasien mengeluh susah tidur, sering terbangun
di malam hari karena perutnya nyeri.
O:
- Pasien tidak tidur siang
- Pasien hanya tidur kurang lebih 4 jam.
- Pasien tampak lemas dan lemah
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi

1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur


2. Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik
atau psikologis)
3. Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
1 Kamis, 3 Mei S:klien mengatakan bahwa nyeri perutnya sudah
2022
berkurang (skala nyeri 3)
O: Ekspresi klien tampak tenang dan rileks
A:Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi

2,3,4 Kamis, 3 Mei S:klien mengatakan bahwa BAB sudah 1-2x /


2022
haridan konsitensinya sedikit lunak
O: Tampak mukosa mulutklienbasah dan turgor
kulit baik, klien minum1000 cc/hari
Suhu tubuh menurun menjadi 36,5 C
A:Masalah teratasi
P:Intervensi dihentikan
5 Kamis, 3 Mei S:
2022 - Pasien mengatakan sudah bisa tidur dan tidak
terbangun dimalam hari karena nyeri perut
sudah berkurang.
O:
- Pasien tampak lebih segar
A: masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai