Anda di halaman 1dari 5

Hubungan Kualitas Hidup

Dan Self Esteem Pada Remaja Obesitas


Riska Kusuma Ardani1 , Susi Nurhayati2 & Witri Hastuti2
1 Universitas Karya Husada

Abstract

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa, yang
meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa de-
wasa. Masa remaja dimulai antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun
(Wulandari et al., 2018). Remaja mengalami periode perpindahan dari masa anak
ke dewasa. Banyak perubahan yang terjadi pada remaja termasuk perubahan sikap,
perubahan cara berfikir, dan berubahnya bentuk tubuh atau obesitas (Haslinda et
al., 2017). Obesitas merupakan kondisi kelebihan berat badan akibat tertimbunnya
lemak. Faktor penyebab obesitas pada remaja bersifat multifaktorial, diantaranya
adalah asupan zat gizi makro berlebih, frekuensi konsumsi fast food yang sering,
kurangnya aktivitas fsik, pola makan tidak seimbang, riwayat orang tua mengalami
obesitas, serta tidak sarapan (Telisa et al., 2020). Obesitas dapat berdampak lang-
sung bagi kesehatan, juga sangat mengganggu penampilan fisik. Terlebih bagi remaja
yang memulai memikirkan penampilan fisik (Wulandari et al., 2018). Remaja yang
mengalami obesitas biasanya pasif dan depresif, karena sering tidak dilibatkan pada
kegiatan yang dilakukan oleh sebayanya (Haslinda et al., 2017). Obesitas menjadi
salah satu penyebab yang menurunkan kualitas sumber daya manusia, karena obe-
sitas merupakan penyebab dari beberapa penyakit degeneratif, obesitas juga dapat
menimbulkan dampak psikososial yang dapat mempengaruhi kualitas hidup (Sakti et
al., 2019). Kualitas hidup pada anak yang mengalami obesitas lebih rendah diband-
ingkan dengan rata rata kualitas hidup anak yang tidak mengalami obesitas. Kualitas
hidup adalah persepsi individu terhadap kondisi kehidupan dalam konteks budaya
dan sistem nilai di tempat seseorang hidup dan dihubungkan dengan tujuan, hara-
pan, standar dan perhatian yang dimiliki (Haslinda et al., 2017). Kualitas hidup
pada seorang remaja yang mengalami obesitas perlu diperhatikan karena banyak
dampak yang dapat ditimbulkan dari obesitas (Sakti et al., 2019). Penelitian yang
dilakukan oleh (Khodijah et al., 2013) diketahui bahwa terdapat penurunan kualitas
hidup remaja. Rata-rata kualitas hidup remaja yang mengalami obesitas lebih rendah
dibandingkan dengan rata-rata kualitas hidup remaja yang tidak mengalami obesitas
(Haslinda et al., 2017). Selain penurunan kualitas hidup, remaja yang mengalami
obesitas juga juga dapat menyebabkan hal negatif yang berdampak pada psikologis-
nya seperti gangguan harga diri (Sumiyati Irianti, 2021). Remaja yang mengalami
kegemukan atau obesitas akan mempengaruhi harga diri. Kebutuhan untuk dihargai
sangat penting sehingga berdampak pada psikologis seseorang berupa rasa percaya
diri, mempunyai nilai terhadap diri yang tingga dan kuat (Sumiyati Irianti, 2021).
Self esteem atau harga diri terbentuk melalui interaksi individu dengan lingkungan,

Corresponding author(s): 1
2 Hubungan Kualitas Hidup dan Self Esteem Pada Remaja Obesitaa

jika hubungan memberikan sesuatu yang menyenangkan maka self esteem akan men-
jadi negatif. Self esteem yang rendah telah terbukti berhubungan dengan banyak
fenomena negatif termasuk meningkatnya depresi (Refnadi, 2018). Perasaan kurang
percaya diri sering dialami oleh remaja yang obesitas. Remaja yang mengalami obe-
sitas biasanya akan menjad kurang aktif, merasa tertekan dan tidak terlibat dalam
kegiatan dengan teman sebaya. Pengaruh yang tidak baik terhadap kesehatan fisik
dan mental individu untuk kehidupan selanjutnya, seperti kolesterol, hipertensi, dia-
betes melitus, penyakit jantung, pernafasan terganggu, persendian yang tidak nyaman
dan kanker yang menyebabkan penurunan harapan hidup

1 Pendahuluan
A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak kanak ke
masa dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan
memasuki masa dewasa. Masa remaja dimulai antara usia 11 atau 12 tahun sampai
dengan 20 tahun Wulandari et al. , 2018. Remaja mengalami periode perpindahan
dari masa anak ke dewasa. Banyak perubahan yang terjadi pada remaja termasuk pe-
rubahan sikap, perubahan cara berfikir, dan berubahnya bentuk tubuh atau obesitas
Haslinda et al. , 2017. Obesitas merupakan kondisi kelebihan berat badan akibat
tertimbunnya lemak. Faktor penyebab obesitas pada remaja bersifat multifaktorial,
diantaranya adalah asupan zat gizi makro berlebih, frekuensi konsumsi fast food yang
sering, kurangnya aktivitas fsik, pola makan tidak seimbang, riwayat orang tua men-
galami obesitas, serta tidak sarapan Telisa et al. , 2020. Obesitas dapat berdampak
langsung bagi kesehatan, juga sangat mengganggu penampilan fisik. Terlebih bagi re-
maja yang memulai memikirkan penampilan fisik Wulandari et al. , 2018. Remaja
yang mengalami obesitas biasanya pasif dan depresif, karena sering tidak dilibatkan
pada kegiatan yang dilakukan oleh sebayanya Haslinda et al. , 2017. Obesitas men-
jadi salah satu penyebab yang menurunkan kualitas sumber daya manusia, karena
obesitas merupakan penyebab dari beberapa penyakit degeneratif, obesitas juga dapat
menimbulkan dampak psikososial yang dapat mempengaruhi kualitas hidup Sakti et
al. , 2019. Kualitas hidup pada anak yang mengalami obesitas lebih rendah diband-
ingkan dengan rata rata kualitas hidup anak yang tidak mengalami obesitas. Kualitas
hidup adalah persepsi individu terhadap kondisi kehidupan dalam konteks budaya
dan sistem nilai di tempat seseorang hidup dan dihubungkan dengan tujuan, harapan,
standar dan perhatian yang dimiliki Haslinda et al. , 2017. Kualitas hidup pada seo-
rang remaja yang mengalami obesitas perlu diperhatikan karena banyak dampak yang
dapat ditimbulkan dari obesitas Sakti et al. , 2019. Penelitian yang dilakukan oleh
Khodijah et al. , 2013 diketahui bahwa terdapat penurunan kualitas hidup remaja.
Rata-rata kualitas hidup remaja yang mengalami obesitas lebih rendah dibandingkan
dengan rata-rata kualitas hidup remaja yang tidak mengalami obesitas Haslinda et al.
, 2017. Selain penurunan kualitas hidup, remaja yang mengalami obesitas juga juga
dapat menyebabkan hal negatif yang berdampak pada psikologisnya seperti gangguan
harga diri Sumiyati Irianti, 2021. Remaja yang mengalami kegemukan atau obesitas
akan mempengaruhi harga diri. Kebutuhan untuk dihargai sangat penting sehingga
berdampak pada psikologis seseorang berupa rasa percaya diri, mempunyai nilai ter-
hadap diri yang tingga dan kuat Sumiyati Irianti, 2021. Self esteem atau harga diri
3

terbentuk melalui interaksi individu dengan lingkungan, jika hubungan memberikan


sesuatu yang menyenangkan maka self esteem akan menjadi negatif. Self esteem
yang rendah telah terbukti berhubungan dengan banyak fenomena negatif termasuk
meningkatnya depresi Refnadi, 2018. Perasaan kurang percaya diri sering dialami
oleh remaja yang obesitas.

2 Tinjauan Pustaka
Rmaja merupakan msa peralihan dari masa anak anak ke dewasa dimulai dari periode
usia 12-18 tahun yang rentan gizi. Berbagi sebab remaja rentan mengalami masalah
gizi, danaya perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan, remaja mempunyai kebu-
tuhan zat gizi khusus, contohnya remja yang melakukan aktifitas fisik yang tinggi. San-
gat perlu memperhatikan keseimbangan antara asupan energi dan pengeluaran energi.
Permasalahan gizi yang dapat terjadi pada masa remaja yaitu kurang energi, anemia,
dan obesitas. pola makan Obesitas telah menjadi masalah yang merisaukan bagi para
remja. Hal inidikarenakan obesitas dapat menurunkan rasa percaya diri remaja, mem-
pengaruhi kualitas hidup dan dapat menggangu psikologis. 49-article b. Dampak obe-
sitas Beberapa dampak obesitas yang umumnya ditemukan dalam jurnal 1. Masalah
Kesehatan Fisik a. Penyakit Jantung Obesitas meningkatkan risiko penyakit jantung
koroner, serangan jantung, dan gagal jantung. b. Diabetes Tipe 2 Obesitas meru-
pakan faktor risiko utama untuk mengembangkan diabetes tipe 2, yang ditandai oleh
resistensi insulin dan tingginya kadar gula darah. c. Hipertensi Obesitas berkon-
tribusi pada peningkatan tekanan darah, yang dapat menyebabkan komplikasi serius
seperti stroke. d. Gangguan Pernapasan Obesitas dapat menyebabkan gangguan per-
napasan seperti sleep apnea, yang mengganggu kualitas tidur dan meningkatkan risiko
komplikasi pernapasan 2. Masalah Kesehatan Mental dan Psikososial a. Depresi dan
Kecemasan Obesitas terkait dengan peningkatan risiko depresi dan kecemasan karena
faktor psikososial, stigmatisasi sosial, dan perasaan rendah diri. b. Gangguan Makan
Obesitas dapat berhubungan dengan pengembangan gangguan makan seperti binge
eating disorder, yang melibatkan pola makan berlebihan dan tidak terkendali. c. Ren-
dahnya Self-Esteem Individu dengan obesitas sering mengalami rendahnya harga diri
dan self-esteem yang rendah karena stigma sosial dan ketidakpuasan dengan penampi-
lan fisik 3. Komplikasi Kesehatan Lainnya a. Kanker Obesitas terkait dengan pen-
ingkatan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara, usus besar, rahim,
ginjal, dan hati. b. Masalah Kesehatan Reproduksi Obesitas dapat menyebabkan
gangguan menstruasi pada wanita dan penurunan kualitas sperma pada pria, yang da-
pat mempengaruhi kesuburan. c. Osteoartritis Obesitas meningkatkan tekanan pada
sendi dan dapat menyebabkan perkembangan osteoartritis, kondisi yang ditandai oleh
kerusakan sendi dan nyeri. Dampak obesitas pada kesehatan dapat sangat bervariasi
dan dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk faktor genetik, lingkungan, dan gaya
hidup. Penting untuk mencari informasi dari sumber yang terpercaya dan berkonsul-
tasi dengan profesional kesehatan untuk pemahaman yang lebih mendalam tentang
dampak obesitas dan upaya pencegahan yang tepat c. Pengukuran obesitas metode
pengukuran obesitas pada remaja yang umum digunakan dalam literatur ilmiah 1 In-
deks Massa Tubuh Body Mass IndexBMI a Metode BMI pada remaja serupa dengan
pada orang dewasa, yaitu berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi
4 Hubungan Kualitas Hidup dan Self Esteem Pada Remaja Obesitaa

badan dalam meter persegi. b Rentang nilai BMI yang umum digunakan pada re-
maja untuk mengklasifikasikan status berat badan adalah 1 BMI kurang dari persentil
ke-5 Berat badan kurang 2 BMI persentil ke-5 hingga ke-85 Berat badan normal
3 BMI persentil ke-85 hingga ke-95 Overweight kelebihan berat badan d. Faktor-
faktor yang mempengaruhi obesitas Obesitas pada remaja dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang kompleks. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi obesitas
pada remaja berdasarkan jurnal 1 Faktor Genetik Faktor genetik dapat memainkan
peran dalam kecenderungan seseorang untuk mengembangkan obesitas. Anak-anak
dengan orang tua yang obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk menjadi obesitas.
Namun, genetika tidak sepenuhnya menentukan obesitas, dan faktor lingkungan juga
memiliki peran penting. 2 Pola Makan Kebiasaan makan yang tidak sehat, seperti
konsumsi makanan tinggi kalori, tinggi lemak, dan tinggi gula, dapat meningkatkan
risiko obesitas pada remaja. Faktor seperti ketersediaan makanan tidak sehat, iklan
makanan yang menggiurkan, makanan cepat saji, serta pola makan yang tidak teratur
dan tidak teratur dapat mempengaruhi kebiasaan makan remaja. 3 Aktivitas Fisik
Kurangnya aktivitas fisik dan gaya hidup yang kurang aktif merupakan faktor penting
dalam perkembangan obesitas pada remaja. Kekurangan aktivitas fisik, seperti ku-
rang berolahraga, lebih banyak waktu dihabiskan di depan layar TV, komputer, gad-
get, dan kurangnya akses ke fasilitas olahraga dapat meningkatkan risiko obesitas. 4
Lingkungan Sekitar Lingkungan sosial dan fisik juga memainkan peran penting dalam
obesitas remaja. Faktor seperti lingkungan sekolah yang tidak mendukung kegiatan
fisik, kurangnya taman atau ruang terbuka untuk bermain, serta lingkungan rumah
yang tidak mendorong pola makan sehat dapat mempengaruhi kebiasaan remaja. 5
Pengaruh Keluarga Peran keluarga dalam menciptakan lingkungan yang mendukung
pola makan sehat dan gaya hidup aktif sangat penting. Keluarga dapat mempengaruhi
perilaku makan dan aktivitas fisik remaja melalui contoh yang diberikan, ketersediaan
makanan di rumah, dan dukungan yang diberikan 6 Faktor Psikososial Faktor-faktor
psikososial seperti stres, depresi, kecemasan, dan rendahnya self-esteem juga dapat
berperan dalam perkembangan obesitas pada remaja. Remaja yang mengalami stres
emosional atau mengalami gangguan mental tertentu dapat cenderung menggunakan
makanan sebagai mekanisme koping, yang dapat menyebabkan peningkatan berat
badan. e. Pencegahan obesitas strategi pencegahan obesitas yang didasarkan pada lit-
eratur ilmiah 1. Pola Makan Sehat a. Mengonsumsi makanan yang seimbang dengan
porsi yang sesuai, termasuk buah-buahan, sayuran, biji-bijian, protein tanpa lemak,
dan produk susu rendah lemak. b. Menghindari makanan olahan, makanan cepat
saji, dan minuman manis yang tinggi gula dan lemak jenuh. 2. Aktivitas Fisik a.
Melakukan aktivitas fisik secara teratur, seperti berjalan cepat, bersepeda, berenang,
atau olahraga lainnya, minimal 150 menit per minggu. b. Mengurangi perilaku
sedentari, seperti waktu yang dihabiskan di depan layar TV, komputer, gadget, dan
menggantinya dengan 2.

3 Metode Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Desain penelitian
yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan crosssec-
tional. Pendekatan crosssectional merupakan penelitian yang menekankan waktu pen-
5

gukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya pada satu waktu.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian non eksperimental yaitu untuk mengetahui
hubungan kualitas hidup dan self esteem dengan kejadian obesitas pada remaja. B.
Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah setiap subjek yang memenuhi krite-
ria yang ditetapkan. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja di wilayah Leyangan,
Ungaran timur yang berjumlah 36 2. Sampel Sampel adalah objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi, Penentuan sampel ini digunakan untuk menghe-
mat biaya, waktu, da tenaga dalam sebuah penelitian. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah remaja obesitas di wilayah perumahan Leyangan, Ungaran timur
yang memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut a. Bersedia menjadi responden b. Re-
maja yang koorperatif c. Mengisi kuesioner yang telah dibagikan Kriteria eklusi dari
penilitian ini adalah a. Remaja yang tidak kooperatif 3. Teknik pengamblan sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel proporsional
random sampling. Teknik simple random sampling yaitu pengambilan sampel se-
cara acak. Teknik dibedakan menjadi dua cara yaitu dengan mengundi atau meng-
gunakan tabel bilangan atau angka acak. Alokasi proporsional menggunakan cara
sebagai berikut C. Waktu dan tempat penelitian 1. Waktu penelitian Penelitian ini
akan dilaksanakan setelah melakukan uji proposal 2. Tempat penelitian Penelitian ini
mengambil lokasi di Desa Leyangan, Ungaran Timur karena menurut survey awal di
Desa Leyangan, Ungaran Timur terdapat 30 dari 100 kasus obesitas pada anak usia
12-16 tahun D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya
adapun variabel dalam penelitian ini sebagai berikut a. Variabel bebas Independent
variable Variabel bebas merupakan variabel yang apabila mengalami perubahan maka
akan mengakibatkan perubahan pada variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah jenis kelamin, kualitas hidup, dan self esteem. b. Variabel terikat depen-
dent variable Variabel terikat akan megalami akan mengalami perubahan variabel
bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian obesitas. 2. Definisi
Operasional No Variable Definisi Alat ukur Cara ukur Skala Hasil ukur 1 Obesitas
Kondisi berlebihnya lemak tubuh yang sering dinyatakan dengan istilah berat badan
berlebih Lembar observasi dengan alat bantu pengukur tinggi badan dan timbang in-
jak. Ketentuan umum penggunaan standar antropometri dari Kemenkes 2010 untuk
mengklasifik asinkan IMT. Melakuka n observasi dan penimban gan berat badan tinggi
badan Ordinal 1. Kurus 17,0 2. Normal 18,5-25,0 3. Obesitas 25,1-27,0 2 Kual-
itas hidup Persepsi psien tentang standar hidup dan harapan mereka yang meliputi
kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, social dan lingkungan Kuesioner WHO qual-
ity of life WHOQOL inventory terdiri dari 26 pernyataan Kuesioner Ordinal 0-20
sangat b uruk 21-40 buruk 41-60 sedang 61-80 baik 81-100 sangat baik 3 Self es-
teem Harga diri Penilaian siswa terhadap dirinya yang ditunujukan dengan keyakinan
bahwa dirinya mampu dan layak dan berhasil sebagai seorang siswa Kuesioner Rosen-
berg Self-Esteem Scale terdiri dari dua jenis pernyataan, yakni favorabel positif dan
unfavorabel. Terdiri dari 10 pernyataan Kuesioner Interval nilai reliabilitas 0,778
Azwar, 2011. E. Alat pengumpulan data Instrumen penelitian adalah alat-alat yang
digunakan untuk pengumpulan data Notoatmodjo, 2010. Adapun instrumen peneli-
tian yang digunakan adalah lembar observasi obesitas dan kuisioner tentang kualitas

Anda mungkin juga menyukai