BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Obesitas
Pada umumnya masalah kegemukan pada remaja menjadi salah
satu masalah yang serius karena akan berlanjut pada usia dewasa.
Obesitas merupakan kondisi kelebihan berat badan akibat
tertimbunnya lemak. Faktor penyebab obesitas pada remaja
bersifat multifaktorial, diantaranya adalah asupan zat gizi makro
berlebih, frekuensi konsumsi fast food yang sering, kurangnya
aktivitas fisik, pola makan tidak seimbang, riwayat orang tua
mengalami obesitas, serta tidak sarapan (Kurdanti dkk., 2015;
Gozali & Saraswati, 2017).
Obesitas terjadi pada kondisi asupan energi jauh melebihi
penggunaan energi. Karbohidrat termasuk dalam zat gizi makro
6
c. Overweight
Overweight dalam istilah “gizi lebih” diartikan sebagai keadaan
gizi seseorang yang pemenuhan kebutuhannya melampaui batas
lebih dari cukup (kelebihan) dalam waktu cukup lama. Hal ini
dicerminkan pada kelebihan berat badan yang terdiri dari timbunan
lemak, besar tulang dan otot/daging (Sandjaja, 2009). Sedangkan
menurut Kamus Pangan dan Gizi, kegemukan adalah akumulasi
lemak tubuh yang berlebihan tetapi tidak sebanyak obesitas.
Overweight dapat juga didefinisikan sebagai kandungan lemak
tubuh yang tidak normal atau yang melebihi ukuran standar akibat
peningkatan konsumsi lemak sehingga dapat mengganggu
kesehatan dan meningkatkan berat badan (Rauner et al, 2013).
Penyebab mendasar dari overweight dan obesitas ialah
kelebihan asupan energi dalam makanan dibandingkan
pengeluaran energi. Jika seseorang diberi makan diet tinggi kalori
dalam jumlah tetap, sebagian mengalami pertambahan berat
badan lebih cepat dari yang lain, tetapi pertambahan berat badan
yang lebih lambat disebabkan oleh peningkatan pengeluaran
energi dalam bentuk gerakan kecil yang gelisah (Nonexercise
Activity Thermogenesis;NEAT) (Ganong, 2008).
dalam sayur dan buah yaitu vitamin dan mineral. Sayur dan buah juga
mengandung serat pangan paling tinggi (Sekarindah, 2008).
Mengkonsumsi sayur dan buah-buahan memang sangat penting
untuk mendapatkan tingkat kesehatan yang optimal. Sayur dan buah
merupakan sumper serat yang baik. Kandungan serat dalam buah
sekitar antara 0,5-5 gram dalam 100 gram berat buah. Sedangkan
sayur mengandung serat yang lebih banyak. Kecukupan serat yang
dianjurkan sekitar 20-38 gram yang dapat dipenuhi dari buah, kacang-
kacangan, sayur, padi-padian dan lain sebagainya.
Konsumsi sayur dan buah diperlukan tubuh sebagai sumber
vitamin, mineral dan serat dalam mencapai pola makan sehat sesuai
anjuran pedoman gizi seimbang untuk kesehatan yang optimal.
Sebagian vitamin dan mineral yang terdapat dalam sayur dan buah
mempunyai fungsi sebagai antioksidan sehingga dapat mengurangi
kejadian penyakit tidak menular terkait gizi, sebagai dampak dari
kelebihan atau kekurangan gizi. (Kemenkes RI, 2014. Afriyansyah
N,2008)
Anjuran kecukupan konsumsi sayur dan buah untuk kelompok
umur remaja (13– 18 tahun), dewasa dan lansia adalah 400 – 600
gram/orang/hari, dengan minimal 400 gram/orang/hari (5 porsi/hari).
Sekitar dua pertiga dari jumlah anjuran konsumsi sayur dan buah
tersebut adalah porsi sayur. Terdiri dari 250 gram sayur dan 150 gram
buah. Sedangkan untuk kelompok usia balita, usia pra sekolah (5–6
tahun) dan anak usia sekolah (6–12 tahun) kecukupannya 300-400
gram/ orang/hari (batas minimal 300 gram/orang/ hari)1 . Bila kelompok
remaja, dewasa dan lansia konsumsi sayur dan buah kurang dari 400
gram/orang/hari (batas minimal) maka individu tersebut termasuk
kategori “kurang” mengonsumsi sayur dan buah. Bila individu tersebut
mengonsumsi ≥ 400 gram termasuk kategori “cukup”. Demikian juga
bila anak balita, anak usia 5–12 tahun konsumsi sayur dan buah kurang
13