Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pola makan merupakan perilaku sangat penting dan dapat mempengaruhi
keadaan gizi. Hal ini disebabkan karena kuantitas dan kualitas makanan dan minuman
yang dikonsumsi sehingga mempengaruhi tingkat kesehatan individu juga
masyarakat. Agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit kronis atau
penyakit tidak menular (PTM) terkait gizi, maka dari itu pola makan masyarakat
perlu ditingkatkan konsumsi gizi seimbang. Sehingga keadaan gizi yang baik dapat
meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat.
Tatacara dan perilaku makan yang salah akan menjadi penyebab masalah gizi,
dan perilaku makan tersebut dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi, budaya dan
ketersediaan pangan. Analisis menggunakan data Susenas menunjukkan adanya
kecenderungan perilaku konsumsi makanan siap sadi termasuk minuman yang
semakin meningkat dari tahun ke tahun. Konsumsi makanan yang berasal dari terigu
seperti roti, mie, dan konsumsi kue basah serta minuman es merupakan bagian dari
makanan tradisional yang cenderung menurun.
Penyebab terjadinya masalah gizi yaitu adanya perubahan pola pangan dan gaya
hidup maka disusun pedoman perilaku makan untuk bangsa Indonesia yang banyak
dikenal dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Disamping itu PUGS
merupakan tindak lanjut dari Konferensi Gizi Internasional di Roma, Italia pada
bulan Desember tahun 1992. Hampir semua negara yang mengikuti konferensi
tersebut menilai perlunya disusun Nutritional Guidelines atau Pedoman Umum Gizi
Seimbang (PUGS) yang berguna untuk mencegah berbagai permasalahan gizi.
Kebanyakan penyakit tidak menular terkait-gizi di atas berasosiasi pada
kelebihan berat badan juga kegemukan yang disebabkan oleh kelebihan gizi.
Data Riskesdas 2007, 2010, 2013 memperlihatkan kecenderungan prevalensi
obesitas (IMT > 27) semua kelompok umur. Anak balita 12,2%, 14% dan 11,9%; usia
1

6-19 tahun (Riskesdas 2007, 2010) naik dari 5,2% menjadi 5,9%; orang dewasa dan
usia lanjut naik dari 21,3% menjadi 22,8%. Pada Riskesdas 2013 laki-laki obese
19,7% dan perempuan 32,9% ( Depkes, 2008; Kemenkes, 2010, 2013 ). Kelebihan
gizi disebabkan akibat kelebihan asupan makanan dan minuman kaya energi, lemak
jenuh, gula juga garam; akan tetapi kekurangan asupan pangan bergizi seperti
sayuran, buah-buahan dan serealia utuh, dan kurang melakukan olahraga. Konsumsi
pangan masyarakat yang belum sesuai.
Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa Indonesia saat ini masih memiliki masalah
kekurangan gizi. Kecenderungan karena prevalensi kurus (wasting) anak balita dari
13,6% menjadi 13,3% dan menurun 12,1%. Sedangkan kecenderungan prevalensi
anak balita pendek (stunting) sebesar 36,8%; 35,6%; 37,2%. Prevalensi gizi kurang
(underweight) berturut-turut 18,4%; 17,9%; 19,6%. Prevalensi kurus anak sekolah
sampai remaja berdasarkan Riskesdas 2010 sebesar 28,5%.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan makanan sehat dan pola makan ?
2. Apa fungsi dari makanan ?
3.

Bagaimana Prinsip Penyusunan Diet / menu seimbang ?

4. Apa yang di maksud dengan diet vegetarian ?


5. Apa hubungan diet dan penyakit ?
6. Apa yang di maksud dengan penyakit degeneratif ?

C. Tujuan
2

1. Mengetahui pengertian makanan sehat dan pola makan


2. Mengetahui fungsi dari makanan
3. Mengetahui prinsip penyusunan diet / menu seimbang
4. Mengetahui pengertian diet vegetarian
5. Mengetahui apa saja hubungan diet dengan penyakit
6. Mengetahui pengertian penyakit degeneratif

BAB II
PEMBAHASAN
3

2.1 Pengertian Makanan Sehat dan Pola Makan


A. Makanan Sehat
Makanan yang sehat Merupakan makanan yang mengandung zat-zat yang
diperlukan oleh tubuh. Serta makanan sehat mengandung gizi seimbang, yaitu
makanan sarat gizi dan baik dikonsumsi oleh tubuh. Untuk mengetahui hubungan
antara makanan yang dikonsumsi dan dampaknya bagi kesehatan penting untuk
dipahami, agar para pekerja kantoran dapat memilih makanan sehat yang dibutuhkan
oleh tubuh.
Makanan sangat dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber energi utama bagi
tubuh. Setiap aktivitas yang dilakukan dapat terjadi karena energi yang ada dalam
tubuh. Makanan yang di konsumsi sehari-hari memberi energi bagi tubuh untuk
beraktivitas apapun yang mereka lakukan tiap hari. Makanan yang sehat merupakan
makanan yang tepat agar menambah nutrisi bagi tubuh kita, yang didalamnya
terkandung zat zat gizi. Berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air
(Hardani,2012).
B. Pola Makan
Pola makan merupakan informasi yang memberikan gambaran mengenai
jumlah dan jenis bahan makanan yang akan dikonsumsi setiap hari oleh satu orang
dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Pola makan juga
dikatakan sebagai suatu cara seseorang atau keluarga memilih makanan sebagai
tanggapan terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, kebudayaan dan sosial (Suhardjo,
1989).
Pola makan yang dikatakan baik sebab terkandung makanan sumber energi,
sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur, karena semua zat gizi diperlukan
untuk pertumbuhan, pemiliharaan serta perkembangan otak dan produktifitas kerja,
kemudian dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan. Dengan pola makan

sehari-hari yang seimbang dan aman, untuk mencapai dan mempertahankan status
gizi dan kesehatan yang optimal (Almatsier, S. dkk. 2011).
Kesenangan, budaya, agama, taraf ekonomi dan lingkungan alam. Sejak zaman
dahulu kala, makanan selain untuk kekuatan dan pertumbuhan, memenuhi rasa lapar,
dan selera, juga mendapat tempat sebagai lambang yaitu lambang kemakmuran,
kekuasaan, ketentraman dan persahabatan. Semua faktor di atas bercampur
membentuk suatu ramuan yang dapat disebut pola konsumsi (Santoso dan Ranti,
2004).
2.2 Fungsi Makanan
Menurut WHO, makanan merupakan substansi yang sangat diperlukan oleh
tubuh tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi-substansi lainya. Terdapat 3 (tiga)
fungsi makanan yaitu (Chandra, 2007):
1. Makanan sebagai sumber energi karena panas dapat dihasilkan dari makanan
seperti juga energy.
2. Makanan sebagai zat pembangun karena makanan berguna untuk membangun
jaringan tubuh baru, memelihara dan memperbaiki jaringan tubuh.
3. Makanan sebagai zat pengatur karena makanan turut serta mengatur proses alami,
kimia dan proses faal dalam tubuh.
Untuk dapat berfungsi sebagaimana mestinya, kualitas makanan harus
diperhatikan. Kualitas makanan harus tersedianya zat-zat gizi yang dibutuhkan dalam
makanan dan pencegahan terjadinya kontaminasi makanan dengan zat-zat yang dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan. (Mulia, 2005).

2.3 Prinsip Penyusun Diet / Menu Seimbang

Diet ialah merupakan suatu cara pilihan makanan yang lazim kita makan. Diet
seimbang adalah diet yang memberikan kecukupan nutrisi dalam jumlah yang
memadai, tidak terlampau banyak dan juga tidak terlalu sedikit (Almatsier, 2007).
Susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah
yangtepat

dan

benar

dengan

kebutuhan

tubuh,

dengan

memperhatikan

keanekaragaman pangan, olahraga, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat


badan normal sehingga mencegah masalah gizi.
Gizi Seimbang (Balanced Diet) telah dinyatakan oleh berbagai ahli, tapi pada
intinya definisi gizi seimbang mengandung komponen-komponen yang lebih kurang
sama, yaitu: cukup kuantitas dan

kualitas, mengandung beragam zat gizi yang

diperlukan tubuh un tukanak-anak, untuk menjaga kesehatan dan untuk melakukan


aktivitas dan fungsi kehidupan sehari-hari (bagi semua kelompok umur), serta
menyimpan zat gizi untuk mencukupi kebutuhan tubuh.
Pedoman Gizi Seimbang sejak tahun 1955 merupakan realisasi dari
rekomendasi Konferensi Pangan Sedunia di Roma tahun 1992. Pedoman tersebut
menggantikan slogan 4 sehat 5 sempurna yang telah diperkenalkan pada tahun
1952 dan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam bidang gizi. Dengan mengimplementasikan pedoman tersebut
diyakini bahwa masalah gizi dapat teratasi. Kemudian Prinsip Gizi Seimbang terdiri
dari 4 (empat) yang pada dasarnya merupakan rangkaian upaya

untuk

menyeimbangkan antara pengeluaran dan zat gizi yang masuk secara teratur.
A. Empat Pilar Prinsip Gizi Seimbang
1. Mengonsumsi Makanan Beragam.
Tidak ada sejenis makanan pun dapat mengandung semua jenis zat gizi
yang dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan mempertahankan
kesehatannya, selain dari pada Air Susu Ibu (ASI) bayi yang baru lahir sampai
berusia 6 bulan. Minsalnya nasi merupakan sebagai sumber utama kalori, tetapi
6

sedikit vitamin dan mineral; sayuran dan buah-buahan pada umumnya kaya
akan vitamin, mineral dan serat, tetapi sedikit kalori dan protein; ikan
merupakan sebagai sumber utama protein tetapi sedikit kalori.
2. Membiasakan Perilaku Hidup Bersih
Satu faktor penting penyakit infeksi yaitu dapat mempengaruhi status gizi
seseorang, terutama anak-anak. Penderita penyakit infeksi akan mengalami
penurunan nafsu makan sehingga kebutuhan tubuh kurang. Sebaliknya pada
keadaan infeksi, tubuh membutuhkan zat gizi yang lebih banyak untuk
memenuhi peningkatan metabolisme pada orang yang menderita infeksi
terutama apabila disertai panas. Pada orang yang menderita penyakit diare
mengalami peningkatan hilangnya zat gizi dan cairan tubuh dan memperburuk
kondisinya. Demikian pula sebaliknya, dan penderita kurang gizi akan
mempunyai risiko terkena penyakit infeksi karena keadaanya kurang gizi daya
tahan tubuh seseorang menurun, sehingga kuman penyakit lebih mudah masuk
dan berkembang. Jadi hal itu menunjukkan bahwa hubungan kurang gizi dan
penyakit infeksi adalah hubungan timbal balik.
3. Melakukan Aktivitas Fisik.
Aktivitas fisik meliputi segala macam kegiatan tubuh termasuk olahraga
karena salah satu bentuk dan upaya untuk menyeimbangkan pengeluaran dan
pemasukan zat gizi utamanya sumber energi dalam tubuh. Aktivitas fisik
memerlukan energi.dan aktivitas fisik sangat berperan pada perlancar sistem
metabolisme di dalam tubuh termasuk metabolisme zat gizi. maka dari itu,
aktivitas fisik berperan dalam menyeimbangkan zat gizi yang keluar dssn
masuk ke dalam tubuh.
4. Mempertahankan Dan Memantau Berat Badan (BB) Normal

Pada orang dewasa salah satu indikator menunjukkan bahwa telah terjadi
keseimbangan zat gizi di dalam tubuhnya adalah tercapainya Berat Badan yang
normal, yaitu Berat Badan yang sesuai untuk Tinggi Badannya. Indikator
tersebut dikenal dengan Indeks Masa Tubuh (IMT). Sebab itu, pemantauan BB
dieal dan normal merupakan hal yang harus menjadi bagian dari Pola Hidup
dengan Gizi Seimbang, agar dapat mencegah penyimpangan BB dari BB
normal, dan apabila terjadi penyimpangan dapat segera dilakukan pencegahan
dan penanganannya.
B. Pesan Umum Gizi Seimbang
1. Syukuri dan Nikmati Anekaragam Makanan
Mutu gizi dan kelengkapan zat gizi dipengaruhi karena adanya keragaman
jenis pangan yang dikonsumsi. Semakin beragam dan jenis pangan yang
dikonsumsi semakin terpenuhunya kebutuhan gizi. Juga semakin beragam jenis
pangan yang dikonsumsi semakin mudah tubuh memperoleh berbagai zat
lainnya yang bermanfaat bagi kesehatan. Maka dari itu konsumsi anekaragam
pangan merupakan salah satu anjuran penting utuk gizi seimbang.
2. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
Sayuran dan buah-buahan merupakan sumber berbagai vitamin, mineral,
dan serat pangan. Kebanyakan vitamin, mineral yang terkandung dalam sayuran
dan buah-buahan berperan sebagai antioksidan dan penangkal senyawa jahat
dalam tubuh. Kemudian sayuran, buah-buahan juga menyediakan karbohidrat
terutama berupa fruktosa dan glukosa. Sayur tertentu juga menyediakan
karbohidrat , seperti wortel dan kentang sayur. Buah tertentu juga menyediakan
lemak tidak jenuh seperti buah alpokat juga buah merah. Jadi konsumsilah
sayuran dan buah-buahan merupakan salah satu bagian penting dalam
mewujudkan gizi seimbang.
8

3. Biasakan Mengonsumsi Lauk Pauk Yang Mengandung Protein Tinggi


Lauk pauk merupakan sumber protein hewani dan sumber protein nabati.
Kelompok pangan lauk pauk sumber protein hewani meliputi daging (daging
sapi, daging kambing, daging rusa dll), dan daging unggas (daging ayam,
daging bebek dll), ikan termasuk seafood, telur dan susu serta hasil olahnya.dan
golongan Pangan lauk pauk sumber protein nabati meliputi kacang-kacangan
dan hasil olahnya seperti kedele, tahu, tempe, kacang.
4. Biasakan Mengonsumsi Anekaragam Makanan Pokok
Makanan pokok merupakan pangan sumber karbohidrat yang sering
dikonsumsi atau telah menjadi budaya makan berbagai etnik di Indonesia sejak
lama. Adapun sumber pangan karbohidrat ialah beras, jagung, singkong, ubi,
talas garut, sorgum, jewawut, sagu dan produk olahan lainnya. Indonesia kaya
akan beragam pangan sumber karbohidrat.
5. Batasi Konsumsi Pangan Manis, Asin Dan Berlemak
Menteri Kesehatan nomor 30 tahun 2013 menetapkan tentang
Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam dan Lemak serta Pesan
Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji menyebutkan bahwa
mengkomsumsi gula lebih dari 50 gram (4 sendok makan), natrium lebih dari
2000 mg (1 sendok teh) dan lemak/minyak total lebih dari 67 g (5 sendok
makan) per orang per hari akan meningkatkan risiko hipertensi, stroke,
diabetes, dan serangan jantung. Kemudian Informasi kandungan gula, garam
dan lemak serta pesan kesehatan yang tercantum pada label makanan siap saji
harus diketahui dan jelas oleh konsumen.
6. Biasakan Sarapan

Sarapan ialah suatukegiatan makan dan minum yang dilakukan seseorang


individu maupun kelompok antara bangun pagi sampai jam 9 untuk memenuhi
sebagian kebutuhan gizi (15-30% kebutuhan gizi) untuk hidup sehat, aktif, dan
produktif.
7. Biasakan Minum Air Putih Yang Cukup Dan Aman
Air minum merupakan salah satu zat gizi makro esensial, yang
dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang banyak untuk hidup sehat, kemudian
tubuh tidak dapat memproduksi air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dan dua pertiga dari berat tubuh kita adalah air.
8. Biasakan Membaca Label Pada Kemasan Pangan
Label merupakan penjabaran tentang isi, jenis, komposisi zat gizi, tanggal
kadaluarsa dan keterangan penting lainnya yang dicantumkan pada kemasan
(Depkes, 1995).
9. Cuci Tangan Pakai Sabun Dengan Air Bersih Mengalir
Tanggal 15 Oktober ialah Hari Cuci Tangan Sedunia Pakai Sabun oleh
PBB sebagai salah satu cara menurunkan angka kematian dan untuk anak usia
di bawah lima tahun untuk mencegah penyebaran penyakit. Adapun pentingnya
penggunaan sabun khusus cuci tangan untuk kebersihan tangan yang maksimal.
10. Lakukan Aktivitas Fisik Yang Cukup Dan Pertahankan Berat Badan
Normal
Aktivitas

fisik merupakan

gerakan tubuh dapat

meningkatkan

pengeluaran tenaga/energi atau pembakaran energi. Aktivitas fisik dikatakan


cukup apabila seseorang melakukan latihan fisik dan olah raga selama 30
menit setiap hari atau minimal 3-5 hari dalam seminggu. Dan aktivitas fisik
10

yang dapat dilakukan sehari-hari seperti berjalan kaki, berkebun, menyapu,


mencuci, mengepel, naik turun tangga dan lain-lain.
2.4

Pengertian Diet Vegetarian


Vegetarianisme merupakan suatu pola diet tidak mengkonsumsi makanan yang
berasal dari hewan, baik yang ada di darat, air, maupun udara. Ada beberapa
macam tipe vegetarianisme, yaitu:

1. Lacto-ovo-vegetarian:
Merupakan pola diet yang tidak mengkonsumsi sumber makanan dari hewani,
tetapi mengkonsumsi sumber makanan dari telur, susu, serta produk olahannya.
2. Lacto-vegetarian:
Merupakan pola diet yang tidak mengkonsumsi sumber makanan hewani, tetapi
masih mengkonsumsi sumber makanan dari susu dan produk olahannya.
3. Ovo-vegetarian:
Merupakan pola diet yang tidak mengkonsumsi sumber makanan hewani, tetapi
masih mengkonsumsi sumber makanan dari telur dan produk olahannya.
4. Strict vegetarian (vegan):
Merupakan pola diet yang tidak mengkonsumsi sumber makanan hewani
termasuk mengkonsumsi sumber makanan dari susu, telur, serta produk
olahannya. Diet vegetarian berhubungan dengan sejumlah kondisi kesehatan
yang dapat

menguntungkan seperti kadar kolesterol yang rendah, resiko

penyakit jantung yang rendah, resiko hipertensi juga diabetes tipe 2 yang
rendah.
Kemudian diet vegetarian cenderung menimbulkan Body Mass Index (BMI)
yang rendah sehingga resiko terjadinya kanker yang rendah. Diet vegetarian
cenderung
mengandung lemak jenuht, magnesium dan potassium, vitamin C, vitamin E,
folat, karotenoid, flavonoid serta fitokimia lainnya (American Dietetics
Association, 2009).
11

2.5 Hubungan Diet Dengan Penyakit


Adapun yang dikatakan diet tidak sehat ditandai dengan rendahnya konsumsi buah dan sayur menjadi salah satu faktor risiko perilaku yang dapat
dimodifikasi (WHO 2002). Kunci utama untuk pengendalian epidemik global
dari PTM melalui pencegahan primer dan melakukan identifikasi faktor risiko
utama dari penyakit tersebut.
Pengetahuan gizi juga memengaruhi pemilihan makanan pada orang
dewasa, hal ini dapat dilihat dari perbedaan perilaku makan, meskipun
penelitian masih belum konsisten untuk melihat hubungannya. Salah satu
alasannya hubungan pengetahuan gizi dan perilaku makan ialah pertanyaan dari
pengetahuan yang diukur. Pertanyaan kuesioner dari hasil modifikasi kuesioner
pengetahuan gizi yang telah dikembangkan oleh Parmenter and Wardle (1999),
meliputi rekomendasi makananan dengan test-retest reliability (0.8); sumber zat
gizi (0.94); pemilihan makanan harian (0.87); hubungan diet juga penyakit
(0.97); dan total tes-retest reliability (0.98).
Pedoman

gizi

seimbang

biasanya

merekomendasikan

keragaman

makanan dalam kelompok makanan dan menjamin kecukupan zat gizi mikro
(WHO/FAO 1996). Kualitas diet dapat juga diukur berdasarkan kepatuhan
dalam pedoman gizi seimbang dan rekomendasi kesehatan seperti pencegahan
penyakit kronis berhubungan dengan makanan yang diformulasikan oleh WHO
(WHO/FAO 2003). Penilaian kualitas diet di populasi pada berbagai perbedaan
dari transisi gizi sehingga menjadi sangat penting sebagai sumber informasi
untuk makanan berkaitan dengan transisi (Kim et al. 2003). Indeks kualitas
makanan atau diet berdasar diet tidak sehat ditandai dengan rendahnya konsumsi buah dan sayur merupakan salah satu faktor risiko perilaku dimodifikasi
(WHO 2002). Kunci utama untuk pengendalian epidemik global dari PTM
melalui pencegahan primer dengan melakukan identifikasi faktor risiko utama
dari penyakit tersebut.
12

Kualitas diet penting bagi kesehatan. Pedoman gizi seimbang biasanya


merekomendasikan

peningkatan

keragaman

makanan

dalam

kelompok

makanan yang dapat menjamin kecukupan zat gizi mikro (WHO/FAO 1996).
Kualitas diet diukur berdasarkan kepatuhan dalam pedoman gizi seimbang dan
rekomendasi kesehatan seperti pencegahan penyakit kronisdan berhubung-an
dengan makanan yang diformulasikan oleh WHO (WHO/FAO 2003). Penilaian
ini di populasi pada berbagai tahap dari transisi gizi akan menjadi penting
sebagai sumber informasi untuk makanan yang berkaitan dengan transisi (Kim
et al. 2003). Indeks kualitas makanan atau diet berdasarkan keragaman
makanan (dietary diversity), kecukupan zat gizi mikro (micronutrient
adequacy), dan pemenuhan sesuai rekomendasi WHO untuk pencegahan
penyakit kardiovaskular (Ponce 2006).
Konsumsi asupan sayuran juga buah yang sangat rendah dapat
memberikan beban terjadinya penyakit kardiovaskular (85%) dan kanker (15%)
(Kim et al. 2003). Rendahnya asupan sayuran dan buah juga diperkirakan dapat
menyebabkan kanker gastrointestinal (19%), penyakit jantung (31%) dan stroke
(11%). Konsumsi sedikitnya 400 gram buah-buahan dan sayur per hari
merupakan penyakit kronis yang pencegahannya dengan makanan atau diet
(WHO/FAO 2003).
Adapun yang dapat memengaruhi kualitas diet perlu dilakukan status
sosial ekonomi dan status gizi. Kualitas diet orang dewasa dipengaruhi oleh
ketersediaan dan pemilihan bahan pangan dan hal ini berhubungan dengan
aspek pengetahuan gizi. Hubungan pengetahuan gizi dan diet akan memberikan
tambahan informasi untuk merubah strategi komunikasi untuk perubahan
perilaku makan.
2.6 Pengertian Penyakit Degeneratif

13

Penyakit degeneratif merupakan penyakit mengiringi proses penuaan.


Penyakit ini terjadi seiring bertambahnya usia. Penyakit degeneratif ialah
penyakit akibat penurunan fungsi organ dan alat tubuh. Tubuh mengalami
defisiensi produksi enzim dab hormon, imunodefisiensi, peroksida lipid,
kerusakan sel (DNA), pembuluh darah, jaringan protein dan kulit.
1) Penyakit Jantung
Serangan jantung merupakan berhentinya aliran darah secara yang
menuju ke jantung, kemudian mengakibatkan sel jantung menjadi mati. Ada
beberapa gejala spesifik dari serangan jantung, antara lain:
1. Nyeri, sebab karena otot tidak mendapatkan cukup darah (iskemik) maka
oksigen yang tidak memadai kemudian hasil metabolisme yang
berlebihan menyebabkan kejang. Angina merupakan perasaan sesak pada
dada yang timbul jika otot jantung tidak mendapatkan darah yang cukup.
2. Sesak napas merupakan gejala biasa ditemukan pada gagal jantung. Sesak
akibat masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru-paru.
3. Kelelahan, Jika jantung tidak efektif memompa, maka aliran darah ke otot
selama melakukan aktivitas akan berkurang, menyebabkan penderita
merasa lemah dan mudah kelelahan. Gejala ini seringkali bersifat ringan.
Untuk mengatasinya, penderita biasanya mengurangi aktivitasnya secara
bertahap atau mengira gejala ini sebagai bagian dari penuaan.
4. Palpitasi (jantung berdebar-debar).
5. Pusing & pingsan. Penurunan aliran darah karena denyut atau irama
jantung abnormal karena kemampuan memompa yang buruk, sehingga
menyebabkan pusing dan pingsan.

14

2) Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus, sering dikenal dengan istilah penyakit kencing
manis adalah kelainan metabolik yang disebabkan oleh banyak faktor,
dengan simtoma berupa hiperglikemia kronis dan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein sebagai akibat dari:
1. Defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya;
2. Defisiensi transporter glukosa.
Dari kedua penyebab diabetes mellitus tersebut dapat terjadi secara
bersamaan atau salah satu saja. Akibatnya kadar gula darah menjadi
meningkat drastis.
3) Stroke
Stroke merupakan kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu
bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, sehingga kurangnya
aliran darah menyebabkan reaksi biokimia, yang dapat mematikan sel-sel
saraf di otak. Kematian jaringan otak menyebabkan hilangnya fungsi yang
dikendalikan oleh jaringan itu. Stroke ialah penyebab kematian ketiga di
Amerika Serikat dan banyak negara industri di Eropa (Jauch, 2005).
Jikapun dapat diselamatkan, terkadang penderita mengalami kelumpuhan
di anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan dan

kemampuan

bicaranya.
4) Osteoporosis
Penyebanya kualitas dan kepadatan jaringan tulang di dalam tulang
akan memburuk, sehingga terdapat lebih banyak ruang kosong di dalam
tulang sehingga menjadi lebih rapuh. Namun masalah utamanya bila kita

15

memiliki tulang yang rapuh tulang tersebut lebih mudah patah dari pada
yang seharusnya. Hal ini kecelakaan atau jatuh ringan yang secara normal
tidak menyebabkan patah pada tulang yang menyatakan bahwa sehat akan
dapat menyebabkan patah tulang yang nyeri dan melemahkan. Bahkan
batuk yang keras dapat menyebabkan patah tulang belakang.
penyebab osteoporosis yakni peningkatan usia, menopause, kadar
testosterone rendah pada pria, kecenderungan genetic, penyakit lain seperti
gagal ginjal, penyakit hati, obat-obatan, berat badan rendah, pola makan
buruk, merokok dan mengonsumsi alkoholyang berlebihan, dan minimnya
melakukan olahraga.

16

BAB II
KESIMPULAN
1. Pola makan yang dikatakan baik sebab terkandung makanan sumber energi,
sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur, karena semua zat gizi diperlukan
untuk pertumbuhan, pemiliharaan serta perkembangan otak dan produktifitas
kerja, kemudian dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan.
2. Tatacara dan perilaku makan yang salah akan menjadi penyebab masalah gizi, dan
perilaku makan tersebut dipengaruhi oleh aneka faktor sosial, ekonomi, budaya
dan pangan.
3. Gizi Seimbang (Balanced Diet) telah dinyatakan oleh berbagai institusi atau
kelompok ahli, tetapi pada intinya definisi Gizi Seimbang mengandung
komponen-komponen yang lebih kurang sama, yaitu: cukup kuantitas dan
kualitas, mengandung beragam zat gizi (energi, protein, vitamin dan mineral) yang
diperlukan tubuh untuk tumbuh, untuk menjaga kesehatan dan untuk melakukan
aktivitas dan kehidupan sehari-hari serta menyimpan zat gizi untuk mencukupi
kebutuhan tubuh saat konsumsi makanan tidak mengandung zat gizi yang
dibutuhkan.
4. Kemudian Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) yang pada dasarnya
merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar
dan zat gizi yang masuk secara teratur.
5. Vegetarianisme merupakan suatu pola diet tidak mengkonsumsi makanan yang
berasal dari hewan, baik yang ada di darat, air, maupun udara.
6. Penyakit degeneratif merupakan penyakit mengiringi proses penuaan. Penyakit ini
terjadi seiring bertambahnya usia. Penyakit degeneratif ialah penyakit akibat
penurunan fungsi organ dan alat tubuh.

17

Anda mungkin juga menyukai