Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

GIZI DAN KESEHATAN MASYARAKAT

“Penyakit Degeneratif”

Oleh:

Nama : Nurul Iswati

Nim : Q1A1 17 121

Kelas : GP 2017 B

Tugas : Ke-4

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
KATA PENGANTAR

‫الر ِحيم‬
َّ ِ‫الرحْ من‬
َّ ‫بِس ِْمالل ِه‬

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Penyakit
Degeneratif” pada mata kuliah Gizi dan Kesehatan Masyarakat.

Selesainya makalah “Penyakit Degenerativ” ini, penulis tidak lupa mengucapkan


terima kasih kepada dosen, teman-teman, dan semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan makalah “Penyakit Degeneratif” ini.

Penulisan dan penyusunan makalah “Penyakit Degeneratif” ini mungkin masih


banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, hal ini tidak terlepas dari keterbatasan
dan kemampuan penulis

Semoga tuhan yang maha pengasih membalas segala budi baik dan jasa bapak,
ibu, tema-teman serta semua pihak yang telah membantu dalam penulisan
makalah “Penyakit Degeneratif” ini. Aamiin.

Kendari, 19 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ……………………………………………………….. i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………... ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. iii


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ...……………………...……………...………………...... 1

1.2. Rumusan Masalah ……………………...………………………………... 2

1.3. Tujuan ……………………...……………………………..……………... 2

1.4. Manfaat ……………………...…………………………….……………... 2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Penyakit Degeneratif ...……….……………...………………………... 3

2.2. Apoptosis ………………………………………………………………... 22

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan .....……………...………………...……….…………….…... 25

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap orang pasti akan mengalami fase yang sama dalam hidup ini, mulai

dari lahir, bayi, anak- anak, remaja, beranjak dewasa dan menjadi tua. Seiring

dengan berjalannya waktu setiap orang pasti mengalami pergantian atau

regenerasi sel-sel dalam tubuhnya. Secara alamiah, sel tubuh juga mengalami

penurunan dalam fungsinya akibat proses penuaan.

Namun, saat ini di negara berkembang telah terjadi pergeseran penyebab

kematian utama yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak menular.

Kecenderungan transisi ini dipengaruhi oleh adanya perubahan gaya hidup,

urbanisasi dan globalisasi. Salah satu jenis penyakit tidak menular tersebut adalah

penyakit bawaan atau penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif merupakan salah

satu penyebab kematian terbesar di dunia. Menurut World Health Organization

(WHO), badan lembaga kesehatan dari PBB, terdapat hampir sekitar 17 juta orang

meninggal dunia akibat penyakit degeneratif setiap tahun (Depkes RI, 2005).

Upaya pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan

pengaturan pola konsumsi makanan dan minuman sejak dini. Kalangan remaja

menjadi sasaran utama untuk dilakukan upaya ini oleh karena masih sering

dijumpai masalah terhadap tingkat kesehatan dan status gizi. Perilaku makan yang

tidak baik menjadi masalah yang utama, misalnya konsumsi beberapa jenis

mineral seperti besi, kalsium, dan beberapa vitamin ternyata masih kurang pada

remaja walaupun asupan kalori dan protein sudah tercukupi


Penyakit Degeneratif berkolerasi dengan bertambahnya usia seseorang.

Yang membahayakan, golongan penyakit ini bisa menyerang mendadak tanpa

terlihat gejala-gejala sebelumnya. Jika diusut lebih lanjut, golongan Penyakit

Degeneratif terkait erat dengan pola makan yang kurang sehat. Beberapa penyakit

yang termasuk dalam penyakit degeneratif misalnya Diabetes Melitus, Stroke,

Jantung Koroner, Osteoporosis, Asam Urat, dan sebagainya.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini yaitu:

1. Apa itu penyakit degenerative?

2. Apa itu apoptosis ?

1.3. Tujuan

Tujuan dari makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui pengertian penyakit degenerative

2. Untuk mengetahui pengertian dari apoptosis

1.4. Manfaat

Manfaat dari makalah ini yaitu :

1. Dapat mengetahui pengertian dari penyakit degenerative

2. Dapat mengetahui pengertian dari apoptosis


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Penyakit Degeneratif

2.1.1. Pengertian Penyakit Degeneratif

Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses penuaan. Di

selutuh dunia, jumlah penyakit degenerative ini terus betambah. Penyakit ini tidak

lepas dari gaya hidup yang kurang sehat yang banyak dilakukan seiring dengan

berubahnya pola hidup. Penyakit degeneratif merupakan istilah yang secara medis

digunakan untuk menerangkan adanya suatu proses kemunduran fungsi sel saraf

tanpa sebab yang diketahui, yaitu dari keadaan normal sebelumnya ke keadaan

yang lebih buruk Penyebab penyakit sering tidak diketahui, termasuk diantaranya

kelompok penyakit yang dipengaruhi oleh faktor genetik atau paling sedikit

terjadi pada salah satu anggota keluarga (faktor familial) sehingga sering disebut

penyakit heredodegeneratif.

Perjalanan penyakit lambat, setelah waktu yang lama dari fungsi saraf

yang normal, kemudian diikuti kemunduran fungsi susunan saraf tertentu yang

bersifat progresif lambat yang dapat berlanjut sampai beberapa tahun atau puluhan

tahun. Pasien sulit menentukan kapan penyakit mulai timbul. Adanya riwayat

kejadian yang dapat mempresipitasi terjadinya penyakit degeneratif, misalnya

kecelakaan, infeksi atau kejadian lain yang diingat sebagai penyakit. Kejadian

penyakit yang sama dalam keluarga (bersifat familial). Pada umumnya penyakit

degeneratif pada sistem saraf akan terjadi terus menerus, tidak dapat diperbaiki
oleh tindakan medis atau bedah, kadang-kadang penyakit ini ditandai dengan

periode yang stabil untuk beberapa lama.

Ada cukup banyak jenis penyakit generatif yang terkait dengan penuaan

umur. Tubuh mengalami defisiensi produksi enzim dan hormon, imunodefisiensi,

peroksida lipid, kerusakan sel (DNA), pembuluh darah, jaringan protein dan

kulit.Penyebab penyakit sering tidak diketahui, termasuk diantaranya kelompok

penyakit yang dipengaruhi oleh faktor genetik atau paling sedikit terjadi pada

salah satu anggota keluarga (faktor familial) sehingga sering disebut penyakit

heredodegeneratif. Apabila dikategorisasi secara epidemiologis, Penyakit

Degeneratif adalah jenis penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung,

diabetes mellitus, obesitas, kardiovaskuler, osteoporosis, stroke dan 50 jenis

penyakit degeneratif lainnya.

Penyakit Degeneratif lebih banyak diderita oleh masyarakat perkotaan

dibanding masyarakat pedesaan. Penyebabnya, masyarakat kota lebih banyak

mengonsumsi makanan yang tergolong makanan yang memiliki nilai nutrisi

rendah (junk food). Kandungan Junk food mengandung lemak jenuh (saturated

fat), garam dan gula, serta bermacam-macam additive seperti monosodium

glutamate dan tartrazine dengan kadar yang tinggi. Walau demikian, Penyakit

degeneratif dapat dicegah dengan cara meminimalkan faktor-faktor risiko

penyebabnya.
2.1.2. Faktor Penyebab Penyakit Degeneratif

Penyakit degeneratif dapat disebabkan oleh fungsi atau struktur dari

jaringan atau organ yang terkena mengalami perubahan lebih buruk dari waktu ke

waktu. Faktor-faktor penyebab penyakit degeneratif sudah banyak dimiliki oleh

masyarakat usia produktif (30-40 tahun). Ada beberapa faktor yang dapat

menunjang terjadinya penyakit degenaratif, faktor-faktor tersebut antara lain

adalah sebagai berikut :

a. Gaya hidup tidak sehat

Pola hidup tak sehat dapat menyebabkan penyakit degeneratif,

contohnya adalah minum-minuman beralkohol yang kadar glukosa dalam

tubuh yang bisa menyebabkan diabetes mellitus.

b. Pola makan yang tidak sehat

Makanan junk food yang sering dikonsumsi oleh warga perkotaan

mengandung lemak jenuh. Hal tersebut menyebabkan tingkat kolesterol

dalam tubuh yang mengkonsumsi junk food meningkat.

c. Makanan teroksidasi

Maksud dari makanan teroksidasi adalah makanan yang sudah dimasak

berkali-kali maupun dimasak melalui standar. Contoh makanan teroksidasi

adalah makanan yang digoreng memakai minyak jelantah, makanan yang

dimasak pada suhu sangat tinggi, makanan yang dibakar dan lainnya.

d. Genetik atau keturunan Hereditas atau sifat yang diturunkan menjadi faktor

lainnya.Penyakit diabetes menjadi salah satu contohnya.Orang tua yang


membawa ataupun berpenyakit diabetes berpeluang besar memiliki anak yang

terkena diabetes mellitus.

e. Obesitas Faktor resiko ini adalah faktor yang timbul setelah terlalu lama

menjalani pola makan yang tidak sehat. Pada table IMT, orang yang termasuk

obesitas adalah orang yang memiliki angka indeks lebih dari 27.

f. Radikal bebas Partikel radikal bebas terdapat di udara. Sumbernya bisa

berasal dari asap knalpot mobil, asap pabrik, sinar matahari dan sebagainya.

Radikal bebas ini menyerang radikal bebas yang ada di dalam tubuh

Perubahan gaya hidup hal konsumsi makanan ini terutama dipicu oleh

peningkatan di sektor pendapatan ekonomi, kesibukan kerja yang tinggi dan

promosi makanan trendy asal barat, utamanya fast food yang popular di

Amerika dan Eropa, namun tidak diimbangi dengan pengetahuan dan kesadaran

gizi. Akhirnya budaya makan berubah menjadi tinggi lemak jenuh dan gula, serta

rendah serat dan rendah zat gizi mikro.

Perubahan sosial ekonomi dan selera makan akan mengakibatkan

perubahan pola makan masyarakat yang cenderung menjauhkan konsep makanan

yang seimbang, sehingga berdampak negatif terhadap kesehatan dan gizi.

Pola makan tinggi lemak jenuh dan gula, serta rendah serat dan rendah zat gizi

mikro akan menyebabkan masalah kegemukan, gizi lebih, serta meningkatkan

radikal bebas yang akhirnya mengakibatkan perubahan pola penyakit dari infeksi

penyakit kronis non infeksi atau munculnya penyakit degeneratif.


2.1.3. Pencegahan

Hal paling penting dalam menurunkan resiko terkena penyakit degenratif

adalah dengan pola/gaya hidup yang sehat. Gaya hidup ini termasuk pola diet

yang seimbang dan sikap hidup yang tidak mudah stress. Diet yang banyak

mengandung antioksidan akan mengurangi resiko terkena penyakit degenerative

(Khalaf et al., 2008). Makanan yang banyak mengandung vitamin A, E, C dan

beta karoten. Vitamin A dapat bereaksi dengan radikal bebas melalui struktur

ikatan rangkapnya. Vitamin E akan berikat dengan lipoprotein sehingga oksidasi

lipoprotein akan terhambat. Hal ini akan mengurangi resiko terjadinya

atherosklerosis.Vitamin C merupakan vitamin yang tidak dapat disintesis tubuh.

Sehingga intake vitamin C dari luar sangat penting. Sifat vitamin C ini adalah

akan berikatan dnegan lipoprotein yang akan mengghambat oksidasi lipoprotein

oleh radikal bebas. Hal ini akan mengurangi resiko terkena penyakit degenratif.

Menguragi strees akan mengurangi paparan radikal bebas. Gaya hidup

yang tenang, kalem, proporsional, tidak culas, tidak ambisius dalam menghadapi

cobaan hidup akan meminimalkan resiko terkena penyakit degeneratif.

2.1.4. Macam-macam Penyakit Degeneratif

Dengan perubahan pola makan dan pola konsumsi saat ini resiko penyakit

degeneratif pada semua orang semakin meningkat. Banyak yang jarang olahraga,

menyukai makanan junk food yang secara pelan-pelan akan menyebabkan resiko

terkena penyakit degeneratif 9 akan semakin tinggi. Dibawah ini adalah

penjelasan dari berbagai macam penyakit degeneratif.


1. Penyakit Jantung koroner (PJK)

Serangan jantung biasanya terjadi jika bekuan darah menutup aliran darah

di coronaria, yaitu pembuluh darah yang menyalurkan makanan ke otot jantung.

Penghentian suplai darah jantung akan merusak atau mematikan sebagian

jaringan otot jantung.

Koroner adalah arteri-arteri yang melingkari jantung seperti mahkota

(crown/coroner) yang berfungsi menyuplai nutrisi dan oksigen bagi otot jantung.

PJK timbul jika 1 atau lebih arteri koroner mengalami penyempitan akibat

penumpukan kolesterol dan komponen lain 10 (pembentukan plak) pada dinding

pembuluh darah (aterosklerosis). Akibat aliran darah terganggu, maka akan

timbul nyeri atau rasa tidak nyaman di dada (angina), terutama selama olahraga

dimana otot jantung banyak membutuhkan oksigen. Proses aterosklerosis dapat

mulai terbentuk mulai usia anak-anak, sehingga pencegahan PJK harus

diperhatikan sejak dini. Tanda-tanda awal PJK antara lain adalah hipertensi dan

kolesterol tinggi.

a. Tanda dan Gejala Penyakit Jantung Koroner

Gejala yang sering muncul pada serangan jantung dapat berupa rasa

tertekan, rasa penuh atau nyeri yang menusuk di dada dan berlangsung selama

beberapa menit. Nyeri tersebut juga dapat menjalar dari dada ke bahu, lengan,

punggung dan bahkan dapat juga ke gigi dan rahang. kadang-kadang, gejala

yang timbul berupa sesak napas, berkeringat (dingin), rasa cemas, pusing, atau

mual sampai muntah. Pada perempuan, gejala-gejala tersebut dirasa kurang

menonjol.
b. Fakor Risiko Penyakit jantung Koroner

Beberapa faktor yang dianggap sebagai faktor risiko penyakit jantung

koroner meningkatkan kemungkinan terjadinya serangan jantung. Proses

aterosklerosis dapat mulai terbentuk mulai usia anak-anak, sehingga

pencegahan PJK harus diperhatikan sejak dini. Tanda-tanda awal PJK antara

lain adalah hipertensi dan kolesterol tinggi. Faktor-faktor tersebut antara lain:

 Asap rokok

Merokok dan paparan asap rokok berkepanjangan dapat merusak

dinding pembuluh arteri, yang menimbulkan endapan kolesterol dan zat

lainnya di dalam tubuh . Merokok juga meningkatkan resiko terbentuknya

gumpalan darah (embolus, trombus)

 Hipertensi

Hipertensi adalah penyakit yang didefinisikan sebagai peningkatan

tekanan darah secara menetap. Umumnya, seseorang dikatakan mengalami

hipertensi jika tekanan darah berada di atas 140/90 mmHg. Hipertensi

dibedakan menjadi dua macam, yakni hipertensi primer (esensial) dan

hipertensi sekunder. Hipertensi dipicu oleh beberapa faktor risiko, seperti

faktor genetik, obesitas, kelebihan asupan natrium, dislipidemia,

kurangnya aktivitas fisik, dan defisiensi vitamin D (Sudarsono dan

Sasmita, 2017).

 Obesitas
WHO (2015) mendefinisikan obesitas sebagai keadaan tubuh

dengan jumlah lemak berlebih atau tidak normal yang dapat menyebabkan

gangguan pada kesehatan tubuh.

2. Osteoporosis

Pada penyakit ini Kalsium sangat dibutuhkan karena kalsium merupakan

unsur pembentukan tulang dan gigi. Maka, agar kepadatan tulang terus terjaga,

penting untuk mengkonsumsi kalsium yang banyak terdapat dalam susu.

Sayangnya, seiring bertambahnya usia, kemampuan untuk menyerap kalsium

semakin berkurang. Maka, sebaiknya membiasakan diri untuk minum susu setiap

hari sejak usia dini. Karena penyebab osteoporosis adalah kurangnya asupan

kalsium pada usia muda.

a. Penyebab

 Faktor Sejarah Keluarga dan Reproduktif

Sejarah patah tulang dalam keluarga sangat penting untuk

menentukan resiko seseorang mengalami patah tulang

 Faktor Gaya Hidup

Merokok (tembakau) dapat meracuni tulang dan menurunkan kadar

estrogen. Penggunaan alkohol, konsumsi alkohol yang berlebihan dapat

mengubah metabolisme vitamin D atau penyerapan kalsium terganggu

yang dapat mengakibatkan tulang lemah dan tidak normal. Aktivitas Fisik,

seseorang yang terlalu lama istirahat di tempat tidur atau tidak melakukan

aktifitas fisik dapat mengurangi massa tulang. Hidup dengan aktivitas fisik

yang teratur dapat menghasilkan massa tulang yang besar.


 Faktor Pemakaian Obat Obat-obatan

Penggunaan beberapa jenis obat dalam jangka waktu yang lama,

dapat mengubah pergantian tulang dan meningkatkan resiko osteoporosis.

 Faktor Kondisi Medis

Kondisi medis dapat mempercepat proses berkurangnya massa

tulang. Kondisi ini seperti operasi perut, kelumpuhan, kanker, dll.

b. Pencegahan Osteoporosis

Mencegah osteoporosis dapat dilakukan dengan cara menambah

asupan kalsium yang adekuat dalam makanan atau minuman. Perempuan

pascamenopause memerlukan 1500 mg kalsium sehari. Asupan kalsium dan

vitamin D dalam jumlah yang tidak adekuat dalam makanan akan

menimbulkan osteoporosis pada manula.

3. Diabetes Melitus (DM)

Diabetes Melitus merupakan kelainan metabolic dengan etilogi

multifaktorial. Penyakit ini ditnadai oleh hiperglikemia kronis dan mempengaruhi

metabolism karbohidrat, protein serta lemak. Patofisiologi DM berpusat pada

gangguan sekresi insulin atau gangguan kerja insulin. Penyandang DM akan

ditemukan dengan berbagai gejalan seperti polyuria(banyak berkemih),

polydipsia (banyak minum) dan polifagia (banyak makan) dengan penurunan

berat badan.

a. Faktor Resiko Terjadinya Diabetes

DM tipe 2 merupakan penyakit multifaktorial dengan komponen

genetik dan lingkungan yang memberikan kontribusi sama kuatnya terhadap


proses timbulnya penyakit tersebut. Sebagian faktor ini, dapat dimodifikasi

melalui perubahan gaya hidup, sementara sebagian lainnya tidak dapat diubah.

Faktor Genetik dan Faktor Risiko Lingkungan inilah yang menjadi salah satu

faktor risiko terjadinya diabetes

b. Jenis diabetes

 Diabetes tipe 1

Umumnya DM tipe 1 terjadinya tiba-tiba dengan hiperglikemia

yang berat dan biasanya pada tipe ini terdapat ketonuria atau ketosis ketika

diagnosis ditegakkan titik omset on BM tipe 1. umumnya terjadi pada usia

kanak-kanak dan dewasa muda, DM tipe 1 merupakan bentuk penyakit

diabetes yang paling ekstrem, namun penyakit ini tidak dapat dicegah

dengan intervensi diet

 Diabetes tipe 2

DM tipe 2 dan hipertensi merupakan dua keadaan yang umumnya

saling berkaitan. Keberadaan kedua keadaan tersebut secara bersama-sama

akan memperbesar risiko kardiovaskular, komplikasi renal dan retina pada

DM

4. Stroke

Stroke adalah terjadinya gangguan fungsional otak fokal maupun global

secara mendadak dan akut yang berlangsung lebih dari 24 jam akibat gangguan

aliran darah otak (WHO). Terjadi saat aliran darah ke otak terganggu atau

berkurang secara hebat, sehingga otak tidak mendapat oksigen dan makanan.
Stroke terbagi terbagi menjadi dua: Stroke Iskemik, disebabkan kurangnya

aliran darah ke otak karena sumbatan pada pembuluh darah otak. Merupakan

jenis stroke yang paling banyak dijumpai (80%). Dan Stroke Hemoragik,

disebabkan pecahnya pembuluh darah dalam otak, darah yang berkumpul dalam

jaringan otak menyebabkan penekanan dan kerusakan sel otak.

a. Tanda dan gejala. Tanda dan Gejala stroke biasanya berlangsung secara

mendadak, berikut ini adalah tanda dan gejala stroke yaitu :

 Baal, lemah atau lumpuh di wajah, kaki atau tangan, biasanya pada

satu sisi badan.

 Sulit berbicara atau memahami pembicaraan (afasia).

 Penglihatan buram, terganggu atau pandangan ganda

 Kehilangan keseimbangan atau koordinasi badan

 Sakit kepala hebat, dapat disertai leher kaku, nyeri wajah, nyeri di

daerah antara kedua mata, muntah atau gangguan kesadaran

 Gangguan daya ingat, orientasi atau persepsi

b. Pencegahan Stroke. Agar tidak terkena stroke, ada beberapa hal yang

harus diikuti dan juga dihindari. Hal-hal tersebut yaitu :

 Hindari atau kendalikan faktor risiko seperti usia, jenis kelamin, ras,

hipertensi, merokok, penyakit diabetes mellitus dan penyakit obesitas.

 Diet sehat untuk otak

 Banyak makan buah dan sayur, yang banyak mengandung kalium,

folat dan antioksidan

 Makanan kaya serat misalnya oatmeal atau kacang


 Makanan kaya kalsium

 Kedelai, seperti tempe, miso, tahu dan susu kedelai

 Makanan kaya asam lemak omega-3 misalnya salmon, makerel dan

tuna

c. Faktor risiko penyakit stroke

Faktor resiko stroke disini diartikan sebagai faktor-faktor penyebab

stroke atau hal – hal yang mendasari tejadinya stroke pada seseorang. Berikut

ini adalah faktor risiko penyakit stroke, yaitu

 Riwayat stroke dalam keluarga

 Usia, semakin lanjut usia, semakin tinggi risiko stroke

 Jenis kelamin, lebih banyak wanita yang meninggal akibat

strokedibandingkan dengan pria.

 Ras, ras kulit hitam lebih tinggi risiko stroke dibandingkan ras lain.

 Hipertensi

 Hiperkolesterolemia

 Merokok

 Diabetes Mellitus

 Obesitas, dll

5. Asam Urat

Asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan

yang kita konsumsi. Ini juga merupakan hasil samping dari pemecahan sel dalam

darah. Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang

berasal dari tubuh makhluk hidup.


Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui feses

(kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat

yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat

meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan

makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya

akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.

Penderita asam urat setelah menjalani pengobatan yang tepat dapat diobati

sehingga kadar asam urat dalam tubuhnya kembali normal. Tapi karena dalam

tubuhnya ada potensi penumpukan asam urat, maka disarankan agar mengontrol

makanan yang dikonsumsi sehingga dapat menghindari makanan yang banyak

mengandung purin.

a. Gejala Asam Urat

Untuk mendeteksi apakah seseorang terkena asam urat, dapat

diperhatikan gejala-gejala sebagai berikut: Kesemutan dan linu, Nyeri

terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur, Sendi yang terkena asam

urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luar biasa pada malam dan

pagi.

b. Solusi Mengatasi Asam Urat

Solusi untuk mengatasi asam urat yaitu diantaranya dengan melakukan

pengobatan hingga kadar asam urat kembali normal. Kadar normalnya adalah

2.4 hingga 6 untuk wanita dan 3.0 hingga 7 untuk pria.Selain itu Kontrol

makanan yang dikonsumsi, Banyak minum air putih, karena dengan banyak

minum air putih, kita dapat membantu membuang purin yang ada dalam
tubuh. Ada beberapa makanan yang harus dihindari karena mengandung purin,

makanan-makanan tersebut yaitu:

 Lauk pauk seperti jeroan, hati, ginjal, limpa, babat, usus, paru dan otak.

 Makanan laut seperti udang, kerang, cumi, kepiting.

 Makanan kaleng seperi kornet dan sarden.

 Daging, telur, kaldu atau kuah daging yang kental.

 Kacang-kacangan seperti kacang kedelai (termasuk hasil olahannya seperti

tempe, tauco, oncom, susu kedelai), kacang tanah, kacang hijau, tauge,

melinjo, emping.

 Sayuran seperti daun bayam, kangkung, daun singkong, asparagus,

kembang kol, buncis.

 Buah-buahan seperti durian, alpukat, nanas, air kelapa.

 Minuman dan makanan yang mengandung alkohol seperti bir, wiski,

anggur, tape, tuak.

6. Kanker

Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

jaringan tubuh yang tidak normal. Selsel kanker akan berkembang dengan cepat,

tidak terkendali, dan akan terus membelah diri, selanjutnya menyusup ke jaringan

sekitarnya (invasive) dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan

menyerang organ-organ penting serta syaraf tulang belakang.

Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri jika ada

penggantian sel-sel yang telah mati dan rusak. Sebaliknya sel kanker akan

membelah terus meskipun tubuh tidak memerlukannya, sehingga akan terjadi


penumpukan sel baru yang disebut tumor ganas. Penumpukan sel tersebut

mendesak dan merusak jaringan normal, sehingga mengganggu organ yang

ditempatinya.

Kanker dapat terjadi diberbagai jaringan dalam berbagai organ di setiap

tubuh, mulai dari kaki sampai kepala. Bila kanker terjadi di bagian permukaan

tubuh, akan mudah diketahui dan diobati. Namun bila terjadi didalam tubuh,

kanker itu akan sulit diketahui dan kadang - kadang tidak memiliki gejala.

Kalaupun timbul gejala, biasanya sudah stadium lanjut sehingga sulit diobati.

a. Penyebab kanker

Penyebab kanker biasanya tidak dapat diketahui secara pasti karena

penyebab kanker dapat merupakan gabungan dari sekumpulan faktor, genetik

dan lingkungan. Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko

terjadinya kanker, sebagai berikut :

 Faktor keturunan

Faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki resiko

lebih tinggi untuk menderitakanker tertentu bila dibandingkan dengan

keluarga lainnya. Jenis kanker yang cenderung diturunkan dalam keluarga

adalah kanker payudara, kanker indung telur, kanker kulit dan kanker usus

besar. Sebagai contoh, risiko wanita untuk menderita kanker meningkat

1,5 s/d 3 kali jika ibunya atau saudara perempuannya menderita kanker

payudara.

 Faktor Lingkungan
Fakto lingkungan meliputi merokok, sinar ultraviolet dari matahari,

dan radiasi ionisasi ionisasi (yang merupakan karsinogenik) digunakan

dalam sinar rontgen dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan

ledakan bom atom yang bisa menjangkau jarak yang sangat jauh.

 Faktor Makanan yang mengandung bahan kimia

Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab

kanker, terutama kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan

yang dapat menyebabkan kanker adalah makanan yang diasap dan

diasamkan (dalam bentuk acar) meningkatkan resiko terjadinya kanker

lambung, minuman yang mengandung alkohol menyebabkan berisiko

lebih tinggi terhadap kanker kerongkongan. Zat pewarna makanan, Logam

berat seperti merkuri yang sering terdapat pada makanan laut yang

tercemar(kerang, ikan, dsb). Berbagai makanan (manis,tepung) yang

diproses secara berlebihan.

 Virus

Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker antara lain:

Virus Papilloma menyebabkan kutil alat kelamin (genitalis) agaknya

merupakan salah satu penyebab kanker leher rahim pada wanita, Virus

Hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati, Virus Epstein-Bar (di Afrika)

menyebabkan Limfoma Burkitt, sedangkan di China virus ini

menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Ini terjadi karena faktor

lingkungan dan genetik, Virus Retro pada manusia misalnya virus HIV

menyebabkan limfoma dan kanker darah lainnya.


 Infeksi

Faktor infeksi seperti : Parasit Schistosoma (bilharzia) dapat

menyebabkan kanker kandung kemih karena terjadinya iritasi menahun

pada kandung kemih. Namun penyebab iritasi menahun lainnya tidak

menyebabkan kanker, Infeksi oleh Clonorchis yang menyebabkan kanker

pankreas dan saluran empedu, Helicobacter Pylori adalah suatu bakteri

yang mungkin merupakan penyebab kanker lambung, dan diduga bakteri

ini menyebabkan cedera dan peradangan lambung kronis sehingga terjadi

peningkatan kecepatan siklus sel.

 Faktor perilaku

Perilaku yang dimaksud adalah merokok dan mengkonsumsi

makanan yang banyak mengandung lemak dan daging yang diawetkan

juga peminum minuman beralkohol dan Perilaku seksual yaitu melakukan

hubungan intim diusia dini dan sering berganti ganti pasangan.

 Gangguan keseimbangan hormonal

Hormon estrogen berfungsi merangsang pertumbuhan sel yang

cenderung mendorong terjadinyakanker, sedangkan progesteron

melindungi terjadinya pertumbuhan sel yang berlebihan

 Faktor kejiwaan, emosional

Stres yang berat dapat menyebabkan ganggguan keseimbangan

seluler tubuh. Keadaan tegang yang terus menerus dapat mempengaruhi

sel, dimana sel jadi hiperaktif dan berubah sifat menjadi ganas sehingga

menyebabkan kanker.
 Radikal bebas

Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom, atau molekul yang

mempunyai electron bebas yang tidak berpasangan dilingkaran luarnya.

Sumber-sumber radikal bebas yaitu: 1. Radikal bebas terbentuk sebagai

produk sampingan dari proses metabolisme. 2. Radikal bebas masuk ke

dalam tubuh dalam bentuk racun-racun kimiawi dari makanan , minuman,

udara yang terpolusi, dan sinar ultraviolet dari matahari 3. Radikal bebas

diproduksi secara berlebihan pada waktu kita makan berlebihan

(berdampak pada proses metabolisme) atau bila kita dalam keadaan stress

berlebihan, baik stress secara fisik, psikologis,maupun biologis.

b. Pencegahan Kanker

Pencegahan kanker dapat dilakukan dengan pemilihan makanan yang

sehat dan kegiatan fisik dapat membantu mengurangi risiko kanker. Dua

badan di AS telah menyiapkan panduan dalam pencegahan kanker yang sama.

Panduan pola makan dan kebugaran berikut ini dapat membantu pencegahan

kanker yaitu : 1. Makanlah banyak sayuran, sekurangnya 5 sajian buah dan

sayuran setiap hari. Masukkan kacang-kacangan dalam pola makan dan

makanlah produk biji-bijian. 2. Pilihlah makanan yang rendah lemak. 3.

Pilihlah makanan yang rendah garam. 4. Dapatkan dan pertahankan berat

badan yang sehat. 5. Pastikan tubuh aktif setidaknya 30 menit setiap hari

dalam seminggu. 6. Batasi minum alkohol. 7. Buat dan simpan makanan

dengan aman. 8. Jangan menggunakan tembakau dalam segala bentuk


2.2. Apoptosis

Apoptosis adalah kematian sel yang terprogram (programmed cell death),

adalah suatu komponen yang normal terjadi dalam perkembangan sel untuk

menjaga keseimbangan pada organisme multiseluler. Sel-sel yang mati adalah

sebagai respons dari beragam stimulus dan selama apoptosis kematian sel-sel

tersebut terjadi secara terkontrol dalam suatu regulasi yang teratur.

Informasi genetik pemicu apoptosis aktif setelah sel menjalani masa hidup

tertentu, menyebabkan perubahan secara morfologis termasuk perubahan pada inti

sel. Kemudian sel akan terfragmentasi menjadi badan apoptosis, selanjutnya

fragmen tersebut diabsorpsi sehingga sel yang mati menghilang. Kematian sel

yang terprogram atau apoptosis merupakan suatu komponen yang normal pada

perkembangan dan pemeliharaan kesehatan pada organisme multiseluler. Sel yang

mati ini merupakan respon terhadap berbagai stimulus dan selama apoptosis sel

ini dikontrol dan diregulasi, sel yang mati kemudian difagosit oleh makrofag.

Fungsi Apoptosis

Kematian sel melalui apoptosis merupakan fenomena yang normal, yaitu

terjadi eliminasi sel yang tidak diperlukan lagi. Proses apoptosis secara fisiologis

diperlukan untuk :

1. Terminasi sel

Apoptosis dapat terjadi pada sel yang mengalami kerusakan yang tidak

bisa di repair, infeksi virus, dan keadaan yang mengakibatkan stress pada sel.

Kerusakan DNA akibat ionisasi radiasi maupun bahan kimia toxic juga dapat

mencetuskan apoptosis melalui aktivasi tumor supresor gen p53. Keputusan


untuk apoptosis dapat berasal dari sel itu sendiri, dari jaringan disekitarnya

ataupun dari sel yang termasuk dalam immune system. Pada keadaan ini

fungsi apoptosis adalah untuk mengangkat sel yang rusak, mencegah sel

menjadi lemah oleh karena kurangnya nutrisi dan mencegah penyebaran

infeksi virus.

2. Mempertahankan homeostasis

Pada organisme dewasa, jumlah sel dalam suatu organ atau jaringan

harus berada dalam keadaan yang relatif konstan. Proses keseimbangan ini

termasuk dalam homeostasis yang dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk

mempertahankan lingkungan internalnya. Keseimbangan (homeostasis) ini

dapat tercapai bila kecepatan mitosis pada jaringan seimbang dengan

kematian sel. Bila keseimbangan ini terganggu, maka akan dapat

mengakibatkan :

 Bila kecepatan pembelahan sel lebih tinggi daripada kecepatan

kematian sel →terbentuk tumor.

 Bila kecepatan pembelahan sel lebih rendah dari kecepatan kematian

sel →jumlah sel menjadi berkurang.

3. Perkembangan embrional

Kematian sel yang terprogram merupakan bagian dari perkembangan

jaringan. Pada masa embrio, perkembangan suatu jaringan atau organ

didahului oleh pembelahan sel dan diferensiasi sel yang besar-besaran dan

kemudian dikoreksi melalui apoptosis. Contoh: bila terjadi gangguan proses


apoptosis, berupa diferensiasi inkomplit pada pembelahan jari-jari akan

mengakibatkan syndactyly.

4. Interaksi limfosit

Perkembangan limfosit B dan Limfosit T pada tubuh manusia

merupakan suatu proses yang kompleks, yang akan membuang sel-sel yang

berpotensi menjadi rusak. Cytotoksik T sel dapat secara langsung

menginduksi apoptosis pada sel melalui terbukanya suatu celah pada

targetmembran dan pelepasan zat-zat kimia untuk mengawali proses

apoptosis. Celah ini dapat terjadimelalui adanya sekresi perforin, granul yang

berisi granzyme B,serine protease yang dapat mengaktivasi caspase melalui

pemecahan residu aspartat.

5. Involusi hormonal pada usia dewasa.

Apoptosis dapat terjadi misalnya pada pelepasan sel endometrium

selama siklus menstruasi, regresi pada payudara setelah masa menyusui dan

atresia folikel ovarium pada menopause (Kumar et al., 2005)


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat disimpulkan dari makalah ini yaitu Penyakit

degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses penuaan. Di selutuh dunia,

jumlah penyakit degenerative ini terus betambah. Penyakit ini tidak lepas dari

gaya hidup yang kurang sehat yang banyak dilakukan seiring dengan berubahnya

pola hidup. Penyakit Degeneratif adalah jenis penyakit tidak menular, seperti

penyakit jantung, diabetes mellitus, obesitas, kardiovaskuler, osteoporosis, stroke

dan 50 jenis penyakit degeneratif lainnya. Penyakit degeneratif dapat dicegah

dengan cara meminimalkan faktor-faktor risiko penyebabnya. Sedangkan

Apoptosis adalah kematian sel yang terprogram (programmed cell death), adalah

suatu komponen yang normal terjadi dalam perkembangan sel untuk menjaga

keseimbangan pada organisme multiseluler.


DAFTAR PUSTAKA

Dhani, S.R. 2014. Rancang Bangun Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit
Degeneratif. Jurnal Manajemen Informatika 3(2): 17‐25.
Khalaf, N.A.,. Shakiya, A., , AL-Othman, EL-Agbar, Z., , Farah, H., 2008,
Antioxidant Activity of Some Common Plants, Turk J Biol 32 (2008) 51-
55
Kumar,V., Abbas, A.K., Fausto, N., Neoplasia. 2005. In: Robbins and Cotran
Pathology Basis of Disease. 7th Ed. Philadelphia. Elsevier
Saunders:1041- 1042.
Sudarsono, E.K.R. dan J.F.A. Sasmita. Peningkatan Pengetahuan tentang
Hipertensi Guna Perbaikan Tekanan Darah pada Anak Muda di Dusun
Japanan, Margodadi, Sayegan, Sleman, Yogyakarta. Jurnal Pengabdian
kepada Masyarakat 3(1): 26 – 38.

Anda mungkin juga menyukai