“Penyakit Degeneratif”
Oleh:
Kelas : GP 2017 B
Tugas : Ke-4
FAKULTAS PERTANIAN
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR
الر ِحيم
َّ ِالرحْ من
َّ بِس ِْمالل ِه
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Penyakit
Degeneratif” pada mata kuliah Gizi dan Kesehatan Masyarakat.
Semoga tuhan yang maha pengasih membalas segala budi baik dan jasa bapak,
ibu, tema-teman serta semua pihak yang telah membantu dalam penulisan
makalah “Penyakit Degeneratif” ini. Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap orang pasti akan mengalami fase yang sama dalam hidup ini, mulai
dari lahir, bayi, anak- anak, remaja, beranjak dewasa dan menjadi tua. Seiring
regenerasi sel-sel dalam tubuhnya. Secara alamiah, sel tubuh juga mengalami
urbanisasi dan globalisasi. Salah satu jenis penyakit tidak menular tersebut adalah
(WHO), badan lembaga kesehatan dari PBB, terdapat hampir sekitar 17 juta orang
meninggal dunia akibat penyakit degeneratif setiap tahun (Depkes RI, 2005).
pengaturan pola konsumsi makanan dan minuman sejak dini. Kalangan remaja
menjadi sasaran utama untuk dilakukan upaya ini oleh karena masih sering
dijumpai masalah terhadap tingkat kesehatan dan status gizi. Perilaku makan yang
tidak baik menjadi masalah yang utama, misalnya konsumsi beberapa jenis
mineral seperti besi, kalsium, dan beberapa vitamin ternyata masih kurang pada
Degeneratif terkait erat dengan pola makan yang kurang sehat. Beberapa penyakit
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
selutuh dunia, jumlah penyakit degenerative ini terus betambah. Penyakit ini tidak
lepas dari gaya hidup yang kurang sehat yang banyak dilakukan seiring dengan
berubahnya pola hidup. Penyakit degeneratif merupakan istilah yang secara medis
digunakan untuk menerangkan adanya suatu proses kemunduran fungsi sel saraf
tanpa sebab yang diketahui, yaitu dari keadaan normal sebelumnya ke keadaan
yang lebih buruk Penyebab penyakit sering tidak diketahui, termasuk diantaranya
kelompok penyakit yang dipengaruhi oleh faktor genetik atau paling sedikit
terjadi pada salah satu anggota keluarga (faktor familial) sehingga sering disebut
penyakit heredodegeneratif.
Perjalanan penyakit lambat, setelah waktu yang lama dari fungsi saraf
yang normal, kemudian diikuti kemunduran fungsi susunan saraf tertentu yang
bersifat progresif lambat yang dapat berlanjut sampai beberapa tahun atau puluhan
tahun. Pasien sulit menentukan kapan penyakit mulai timbul. Adanya riwayat
kecelakaan, infeksi atau kejadian lain yang diingat sebagai penyakit. Kejadian
penyakit yang sama dalam keluarga (bersifat familial). Pada umumnya penyakit
degeneratif pada sistem saraf akan terjadi terus menerus, tidak dapat diperbaiki
oleh tindakan medis atau bedah, kadang-kadang penyakit ini ditandai dengan
Ada cukup banyak jenis penyakit generatif yang terkait dengan penuaan
peroksida lipid, kerusakan sel (DNA), pembuluh darah, jaringan protein dan
penyakit yang dipengaruhi oleh faktor genetik atau paling sedikit terjadi pada
salah satu anggota keluarga (faktor familial) sehingga sering disebut penyakit
rendah (junk food). Kandungan Junk food mengandung lemak jenuh (saturated
glutamate dan tartrazine dengan kadar yang tinggi. Walau demikian, Penyakit
penyebabnya.
2.1.2. Faktor Penyebab Penyakit Degeneratif
jaringan atau organ yang terkena mengalami perubahan lebih buruk dari waktu ke
masyarakat usia produktif (30-40 tahun). Ada beberapa faktor yang dapat
c. Makanan teroksidasi
dimasak pada suhu sangat tinggi, makanan yang dibakar dan lainnya.
d. Genetik atau keturunan Hereditas atau sifat yang diturunkan menjadi faktor
e. Obesitas Faktor resiko ini adalah faktor yang timbul setelah terlalu lama
menjalani pola makan yang tidak sehat. Pada table IMT, orang yang termasuk
obesitas adalah orang yang memiliki angka indeks lebih dari 27.
berasal dari asap knalpot mobil, asap pabrik, sinar matahari dan sebagainya.
Radikal bebas ini menyerang radikal bebas yang ada di dalam tubuh
Perubahan gaya hidup hal konsumsi makanan ini terutama dipicu oleh
promosi makanan trendy asal barat, utamanya fast food yang popular di
Amerika dan Eropa, namun tidak diimbangi dengan pengetahuan dan kesadaran
gizi. Akhirnya budaya makan berubah menjadi tinggi lemak jenuh dan gula, serta
Pola makan tinggi lemak jenuh dan gula, serta rendah serat dan rendah zat gizi
radikal bebas yang akhirnya mengakibatkan perubahan pola penyakit dari infeksi
adalah dengan pola/gaya hidup yang sehat. Gaya hidup ini termasuk pola diet
yang seimbang dan sikap hidup yang tidak mudah stress. Diet yang banyak
beta karoten. Vitamin A dapat bereaksi dengan radikal bebas melalui struktur
Sehingga intake vitamin C dari luar sangat penting. Sifat vitamin C ini adalah
oleh radikal bebas. Hal ini akan mengurangi resiko terkena penyakit degenratif.
yang tenang, kalem, proporsional, tidak culas, tidak ambisius dalam menghadapi
Dengan perubahan pola makan dan pola konsumsi saat ini resiko penyakit
degeneratif pada semua orang semakin meningkat. Banyak yang jarang olahraga,
menyukai makanan junk food yang secara pelan-pelan akan menyebabkan resiko
Serangan jantung biasanya terjadi jika bekuan darah menutup aliran darah
(crown/coroner) yang berfungsi menyuplai nutrisi dan oksigen bagi otot jantung.
PJK timbul jika 1 atau lebih arteri koroner mengalami penyempitan akibat
timbul nyeri atau rasa tidak nyaman di dada (angina), terutama selama olahraga
diperhatikan sejak dini. Tanda-tanda awal PJK antara lain adalah hipertensi dan
kolesterol tinggi.
Gejala yang sering muncul pada serangan jantung dapat berupa rasa
tertekan, rasa penuh atau nyeri yang menusuk di dada dan berlangsung selama
beberapa menit. Nyeri tersebut juga dapat menjalar dari dada ke bahu, lengan,
punggung dan bahkan dapat juga ke gigi dan rahang. kadang-kadang, gejala
yang timbul berupa sesak napas, berkeringat (dingin), rasa cemas, pusing, atau
menonjol.
b. Fakor Risiko Penyakit jantung Koroner
pencegahan PJK harus diperhatikan sejak dini. Tanda-tanda awal PJK antara
lain adalah hipertensi dan kolesterol tinggi. Faktor-faktor tersebut antara lain:
Asap rokok
Hipertensi
Sasmita, 2017).
Obesitas
WHO (2015) mendefinisikan obesitas sebagai keadaan tubuh
dengan jumlah lemak berlebih atau tidak normal yang dapat menyebabkan
2. Osteoporosis
unsur pembentukan tulang dan gigi. Maka, agar kepadatan tulang terus terjaga,
semakin berkurang. Maka, sebaiknya membiasakan diri untuk minum susu setiap
hari sejak usia dini. Karena penyebab osteoporosis adalah kurangnya asupan
a. Penyebab
yang dapat mengakibatkan tulang lemah dan tidak normal. Aktivitas Fisik,
seseorang yang terlalu lama istirahat di tempat tidur atau tidak melakukan
aktifitas fisik dapat mengurangi massa tulang. Hidup dengan aktivitas fisik
b. Pencegahan Osteoporosis
berat badan.
melalui perubahan gaya hidup, sementara sebagian lainnya tidak dapat diubah.
Faktor Genetik dan Faktor Risiko Lingkungan inilah yang menjadi salah satu
b. Jenis diabetes
Diabetes tipe 1
yang berat dan biasanya pada tipe ini terdapat ketonuria atau ketosis ketika
diabetes yang paling ekstrem, namun penyakit ini tidak dapat dicegah
Diabetes tipe 2
DM
4. Stroke
secara mendadak dan akut yang berlangsung lebih dari 24 jam akibat gangguan
aliran darah otak (WHO). Terjadi saat aliran darah ke otak terganggu atau
berkurang secara hebat, sehingga otak tidak mendapat oksigen dan makanan.
Stroke terbagi terbagi menjadi dua: Stroke Iskemik, disebabkan kurangnya
aliran darah ke otak karena sumbatan pada pembuluh darah otak. Merupakan
jenis stroke yang paling banyak dijumpai (80%). Dan Stroke Hemoragik,
disebabkan pecahnya pembuluh darah dalam otak, darah yang berkumpul dalam
a. Tanda dan gejala. Tanda dan Gejala stroke biasanya berlangsung secara
Baal, lemah atau lumpuh di wajah, kaki atau tangan, biasanya pada
Sakit kepala hebat, dapat disertai leher kaku, nyeri wajah, nyeri di
b. Pencegahan Stroke. Agar tidak terkena stroke, ada beberapa hal yang
Hindari atau kendalikan faktor risiko seperti usia, jenis kelamin, ras,
tuna
stroke atau hal – hal yang mendasari tejadinya stroke pada seseorang. Berikut
Ras, ras kulit hitam lebih tinggi risiko stroke dibandingkan ras lain.
Hipertensi
Hiperkolesterolemia
Merokok
Diabetes Mellitus
Obesitas, dll
5. Asam Urat
Asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan
yang kita konsumsi. Ini juga merupakan hasil samping dari pemecahan sel dalam
darah. Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang
(kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat
yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat
meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan
makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya
akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
Penderita asam urat setelah menjalani pengobatan yang tepat dapat diobati
sehingga kadar asam urat dalam tubuhnya kembali normal. Tapi karena dalam
tubuhnya ada potensi penumpukan asam urat, maka disarankan agar mengontrol
mengandung purin.
terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur, Sendi yang terkena asam
urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luar biasa pada malam dan
pagi.
pengobatan hingga kadar asam urat kembali normal. Kadar normalnya adalah
2.4 hingga 6 untuk wanita dan 3.0 hingga 7 untuk pria.Selain itu Kontrol
makanan yang dikonsumsi, Banyak minum air putih, karena dengan banyak
minum air putih, kita dapat membantu membuang purin yang ada dalam
tubuh. Ada beberapa makanan yang harus dihindari karena mengandung purin,
Lauk pauk seperti jeroan, hati, ginjal, limpa, babat, usus, paru dan otak.
tempe, tauco, oncom, susu kedelai), kacang tanah, kacang hijau, tauge,
melinjo, emping.
6. Kanker
jaringan tubuh yang tidak normal. Selsel kanker akan berkembang dengan cepat,
tidak terkendali, dan akan terus membelah diri, selanjutnya menyusup ke jaringan
sekitarnya (invasive) dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan
Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri jika ada
penggantian sel-sel yang telah mati dan rusak. Sebaliknya sel kanker akan
ditempatinya.
tubuh, mulai dari kaki sampai kepala. Bila kanker terjadi di bagian permukaan
tubuh, akan mudah diketahui dan diobati. Namun bila terjadi didalam tubuh,
kanker itu akan sulit diketahui dan kadang - kadang tidak memiliki gejala.
Kalaupun timbul gejala, biasanya sudah stadium lanjut sehingga sulit diobati.
a. Penyebab kanker
dan lingkungan. Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko
Faktor keturunan
adalah kanker payudara, kanker indung telur, kanker kulit dan kanker usus
1,5 s/d 3 kali jika ibunya atau saudara perempuannya menderita kanker
payudara.
Faktor Lingkungan
Fakto lingkungan meliputi merokok, sinar ultraviolet dari matahari,
dalam sinar rontgen dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan
ledakan bom atom yang bisa menjangkau jarak yang sangat jauh.
berat seperti merkuri yang sering terdapat pada makanan laut yang
Virus
merupakan salah satu penyebab kanker leher rahim pada wanita, Virus
lingkungan dan genetik, Virus Retro pada manusia misalnya virus HIV
Faktor perilaku
sel, dimana sel jadi hiperaktif dan berubah sifat menjadi ganas sehingga
menyebabkan kanker.
Radikal bebas
Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom, atau molekul yang
udara yang terpolusi, dan sinar ultraviolet dari matahari 3. Radikal bebas
(berdampak pada proses metabolisme) atau bila kita dalam keadaan stress
b. Pencegahan Kanker
sehat dan kegiatan fisik dapat membantu mengurangi risiko kanker. Dua
Panduan pola makan dan kebugaran berikut ini dapat membantu pencegahan
badan yang sehat. 5. Pastikan tubuh aktif setidaknya 30 menit setiap hari
adalah suatu komponen yang normal terjadi dalam perkembangan sel untuk
sebagai respons dari beragam stimulus dan selama apoptosis kematian sel-sel
Informasi genetik pemicu apoptosis aktif setelah sel menjalani masa hidup
fragmen tersebut diabsorpsi sehingga sel yang mati menghilang. Kematian sel
yang terprogram atau apoptosis merupakan suatu komponen yang normal pada
mati ini merupakan respon terhadap berbagai stimulus dan selama apoptosis sel
ini dikontrol dan diregulasi, sel yang mati kemudian difagosit oleh makrofag.
Fungsi Apoptosis
terjadi eliminasi sel yang tidak diperlukan lagi. Proses apoptosis secara fisiologis
diperlukan untuk :
1. Terminasi sel
Apoptosis dapat terjadi pada sel yang mengalami kerusakan yang tidak
bisa di repair, infeksi virus, dan keadaan yang mengakibatkan stress pada sel.
Kerusakan DNA akibat ionisasi radiasi maupun bahan kimia toxic juga dapat
ataupun dari sel yang termasuk dalam immune system. Pada keadaan ini
fungsi apoptosis adalah untuk mengangkat sel yang rusak, mencegah sel
infeksi virus.
2. Mempertahankan homeostasis
Pada organisme dewasa, jumlah sel dalam suatu organ atau jaringan
harus berada dalam keadaan yang relatif konstan. Proses keseimbangan ini
mengakibatkan :
3. Perkembangan embrional
didahului oleh pembelahan sel dan diferensiasi sel yang besar-besaran dan
mengakibatkan syndactyly.
4. Interaksi limfosit
merupakan suatu proses yang kompleks, yang akan membuang sel-sel yang
apoptosis. Celah ini dapat terjadimelalui adanya sekresi perforin, granul yang
selama siklus menstruasi, regresi pada payudara setelah masa menyusui dan
3.1. Kesimpulan
jumlah penyakit degenerative ini terus betambah. Penyakit ini tidak lepas dari
gaya hidup yang kurang sehat yang banyak dilakukan seiring dengan berubahnya
pola hidup. Penyakit Degeneratif adalah jenis penyakit tidak menular, seperti
Apoptosis adalah kematian sel yang terprogram (programmed cell death), adalah
suatu komponen yang normal terjadi dalam perkembangan sel untuk menjaga
Dhani, S.R. 2014. Rancang Bangun Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit
Degeneratif. Jurnal Manajemen Informatika 3(2): 17‐25.
Khalaf, N.A.,. Shakiya, A., , AL-Othman, EL-Agbar, Z., , Farah, H., 2008,
Antioxidant Activity of Some Common Plants, Turk J Biol 32 (2008) 51-
55
Kumar,V., Abbas, A.K., Fausto, N., Neoplasia. 2005. In: Robbins and Cotran
Pathology Basis of Disease. 7th Ed. Philadelphia. Elsevier
Saunders:1041- 1042.
Sudarsono, E.K.R. dan J.F.A. Sasmita. Peningkatan Pengetahuan tentang
Hipertensi Guna Perbaikan Tekanan Darah pada Anak Muda di Dusun
Japanan, Margodadi, Sayegan, Sleman, Yogyakarta. Jurnal Pengabdian
kepada Masyarakat 3(1): 26 – 38.