2. Protein
Protein pertama kali diperkenalkan oleh ahli kimia Belanda bernama Gerardus Mulder (1802-
1880). Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah
air. Protein mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas
rantai-rantai panjang asam amino yang terikat oleh ikatan peptida.
Protein adalah zat yang tersusun dari berbagai asam amino. Protein di dalam tubuh diubah menjadi
asam amino. Asam amino diedarkan melalui pembuluh darah dan jantung. Dari 26 macam asam
amino, tubuh kita membutuhkan 10 macam asam amino yang tidak dapat dibuat dalam tubuh kita.
Jika satu saja dari kesepuluh itu tidak ada, maka tubuh akan mengalami gangguan seperti HO
(hongeoredema) atau busung lapar, yaitu tertimbunnya cairan dalam jaringan tubuh. Sedangkan
kekurangan protein yang diderita oleh bayi disebut kuasiorkor. Kelebihan asam amino tidak dapat
disimpan dan akan dirombak menjadi urea.
3. Lemak
Lemak makanan adalah kandungan lemak yang terdapat dalam semua bahan
makanan dan minuman. Pada dasarnya, semua lemak itu baik karena lemak dibutuhkan untuk
menjaga kelan gsungan hidup manusia.
Peran lemak adalah menyediakan energi sebesar 9 kalori/gram, melarutkan vitamin A, D, E, K,
dan menyediakan asam lemak esensial bagi tubuh manusia. Lemak mulai dianggap berbahaya
bagi kesehatan setelah adanya suatu penelitian yang menunjukkan hubungan antara kematian
akibat penyakit jantung koroner dengan banyaknya konsumsi lemak dan kadar lemak di
dalam darah.
Defisiensi asam linoleat (asam lemak omega 6) menekan respons antibodi, dan kelebihan intake
asam linoleat menghilangkan fungsi sel T. Konsumsi tinggi asam lemak omega 3 dapat
menurunkan sel helper, produksi cytokine.
Beta-glucan.
Adalah sejenis gula kompleks (polisakarida) yang diperoleh dari dinding sel ragiroti, gandum,
jamur (maitake). Hasil beberapa studi menunjukkan bahwa beta glucan dapat
mengaktifkan sel darah putih (makrofag dan neutrofil).
Hormon DHEA.
Studi menggambarkan hubungan signifikan antara DHEA dengan aktivasi fungsiimun pada
kelompok orang tua yang diberikan DHEA level tinggi dan rendah.
Juga wanita menopause mengalami peningkatan fungsi imun dalamwaktu 3minggu setelah
diberikan DHEA
Jenis-jenis lemak
Makanan berlemak terdiri dari beberapa jenis. Berdasarkan struktur kimianya, dikenal lemak
jenuh, tidak jenuh tunggal, tidak jenuh ganda, dan lemak trans.Berdasarkan fungsinya di dalam
tubuh, lemak terbagi menjadi lemak struktural yang membentuk dinding sel, timbunan lemak
sebagai cadangan tenaga, hormon steroid, dan lemak esensial yang tidak dapat dibuat oleh tubuh
manusia.
Secara garis besar, lemak terdapat dua bentuk, yaitu lemak padat yang berasal dari hewan dan
lemak cair (minyak) yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Akan tetapi, minyak tumbuh-tumbuhan
dapat diolah menjadi lemak padat melalui proses hidrogenasi dan dapat menghasilkan lemak trans
yang berbahaya bagi kesehatan.
Di dalam makanan, lemak dapat tampak secara langsung (visible) maupun tidak langsung. Lemak
tampak secara langsung, seperti misalnyapada babi, sapi, kambing, ayam, dan minyak goreng,
sedangkan tidak tampak (invisible) biasa terdapat di dalam biskuit.
Fungsi
Di dalam tubuh manusia, lemak dibagi menjadi dua kelompok yaitu lemak struktural dan lemak
fungsional. Lemak struktural adalah bagian dari dinding sel. Sedangkan, lemak fungsional dapat
berupa hormon steroid, prostaglandin, dan timbunan lemak yang dapat dipakai sebagai cadangan
energi. Pada dasarnya, lemak makanan (dietary fat) memiliki fungsi untuk menyediakan energi
jangka panjang, memberikan rasa kenyang setelah makan, membantu pembuatan hormon,
membentuk bagian otak dan sistem saraf, membentuk membran sel untuk setiap sel di dalam
tubuh, mengangkut vitamin A, D, E, dan K ke seluruh tubuh, membantu mengatur suhu tubuh,
serta menyediakan dua asam lemak esensial (seperti asam linoleat dan asam linolenat) yang tidak
bisa dibuat sendiri oleh tubuh manusia.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Lemak_makanan
http://eprints.undip.ac.id/20489/
http://etd.eprints.ums.ac.id/6301/
Sistem pertahanan tubuh merupakan gabungan sel, molekul, dan jaringan yang berperan
dalam resistensi terhadap bahan atau zat yang masuk kedalam tubuh. Jika bakteri
patogen berhasil menembus garis pertahanan pertama, tubuh melawan dengan reaksi
radang (inflamasi) atau reaksi imun yang spesifik. Reaksi yang dikoordinasikan sel-sel
dan molekul terhadap banda asing yang masuk kedalam tubuh disebut respon imun.
Sistem imun ini sangat diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap
bahaya yang dapat ditimbulkan oleh berbagai bahan atau zat dari lingkungan hidup.
Untuk melawan benda asing, tubuh memiliki sistem pertahanan yang kuat dengan
menjaga keoptimalan kerjanya melalui asupan gizi yang berimbang.
B. RUMUSAN MASALAH
Apa yang dimaksud dengan Gizi ?
Apa fungsi Gizi bagi tubuh ?
Bagaimana pengelompokan zat Gizi ?
Apa pengertian Gizi seimbang ?
Apa yang dimaksud dengan Sistem Imun ?
Apa fungsi Sistem Imun bagi tubuh ?
Bagaimana klasifikasi Sistem Imun dalam tubuh ?
Bagaimana hubungan Gizi dan Sistem Imun ?
C. TUJUAN
Menjelaskan apa itu Gizi.
Menjelaskan fungsi Gizi bagi tubuh.
Menjelaskan pengelompokan zat Gizi.
Menjelaskan pengertian Gizi seimbang.
Menjelaskan apa itu Sistem Imun.
Menjelaskan fungsi Sistem Imun bagi tubuh.
Menjelaskan pengklasifikasian Sistem Imun dalam tubuh.
Menjelaskan bagaimana hubungan Gizi dan Sistem Imun.
BAB II
PEMBAHASAN
A. GIZI
Secara etimologi, kata gizi berasal dari bahasa Arab yaitu ghidza, yang berarti makanan.
Menurut dialek Mesir, ghidza dibaca ghizi.
Gizi adalah proses makhluk hidup menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti (penyerapan), absorpsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan
energi.
2. Mikronutrien
a. Mineral: Kalsium, Fosfor, Natrium, Kalium, Sulfur, Klor, Magnesium, Zat besi,
Selenium, Seng, Mangan, Tembaga, Kobalt, Iodium, Krom, Fluor, Timah, Nikel, Silikon,
Arsen, Boron, Vanadium, Molibden.
b. Vitamin: Vitamin A (retinol), vitamin D (kolekalsiferol), vitamin E (tokoferol), vitamin
K, Tiamin, Riboflavin, Niasin, Biotin, Folasin, Vitamin B6, Vitamin B12, Asam pantotenat
dan Vitamin C.
c. Air
B. SISTEM IMUN
Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sistem perlindungan dari pengaruh luar biologis
yang dilakukan oleh seldan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja
dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus serta
menghancurkan selkanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah,
kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus
yang menyebabkan penyakit, dapat berkembang dalam tubuh. Kekuatan dari aktivasi kekebalan
tubuh ini dipengaruhi juga oleh asupan gizi yang diterima oleh tubuh. Sistem kekebalan juga
memberikan pengawasan terhadap sel tumor dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan
meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.
a. Pembuluh Limfa
Pembuluh limfa merupakan bagian penting dalam sistem peredaran limfa. Pembuluh limfa berfungsi untuk
mengangkut cairan kembali ke peredaran darah dalam peredaran terbuka. Limfa dari jaringan tubuh akan
masuk ke kapiler limfa, kapiler limfa akan bergabung dengan kapiler limfa lainnya untuk membentuk pembuluh
limfa yang lebih besar. Pembuluh limfa akan berpusat pada pembuluh limfa dada. Aliran limfa dalam pembuluh
limfa dipengaruhi oleh kontraksi otot rangka. Disepanjang pembuluh limfa terdapat buku limfa yang berbentuk
seperti bulatan kecil.
Semua cairan limfa yang berasal dari daerah kepala, leher, dada, paru-paru, jantung dan lengan kanan yang
terkumpul dalam pembuluh-pembuluh limfa kanan (duktus limfatikus dokster). Pembuluh limfa ini bermuara
pada pembuluh balik vena dibawah tulang selangka kanan. Cairan yang berasal dari bagian selain yang
bermuara di pembuluh limfa kanan bermuara pada pembuluh limfa dada (duktus torksikus) yang bermuara di
tulang selangka kiri.
b. Organ-Organ Limfoid
Organ-organ limfoid mencakup :
1) Sumsum merah
Sumsum merah mencakup jaringan yang menghasilkan limfosit. Saat dilepaskan dari sumsum merah, sel-sel
limfoid masih identik. Perkembangan berikutnya akan menjadi sel B dan sel T (tergantung dari tempat
pematangannya). Sel B menalami pematangan di Sumsum merah sedangakn sel T mengalami pematangan di
Timus. Kedua jenis limfosit tersebut bersirkulasi di seluruh tubuh dan limfa, kemudian terkonsentrasi dalam
limpa, nodus limpa dan jaringan limfatik.
2) Nodus Limfa
Nodus limfa diselubungi oleh jaringan ikat longgar yang membagi nodus menjadi nodulus-nodulus. Tiap
nodulus mengandung ruang-ruang (sinus) yang berisi limfosit dan makrofag. Saat cairan limfa melewati sinus
maka makrofag akan memakan bakteri dan mikroorganisme lain yang terbawa. Jadi, Fungsi nodus limfa adalah
menyaring mikroorganisme yang ada dalam limfa. Nodus Limfa dapat bersifat tunggal maupun berkelompok.
3) Limpa
Limpa adalah organel limfoid terbesar. Limpa mempunyai dua fungsi, yaitu membuang antigen yang terdapat
dalam darah serta menghancurkan sel darah merah yang sudah tua.
4) Timus
Timus adalah tempat dimana limfosit berkembang menjadi sel T. Timus mengsekresikan hormon timopoietin
yang menyebabkan kekebalan pada sel T. Timus berbeda dengan organ yang lain karena hanya berfungsi untuk
tempat pematangan limfoid. Selain itu timus merupakan satu-satunya organ limfoid yang memerangi antigen
secara langsung.
5) Tosil
Tonsil adalah organ limfoid yang paling sederhana yang berfungsi melawan infeksi pada saluran pernafasan
bagian atas dan faring. Tonsil pada manusia mencakup adenoid, tonsil saluran, palatin dan lidah
1) Perlindungan permukaan
Kulit dan membran mukosa merupakan lapisan pertama tubuh. Apabila mikroba yang menghasilkan lendir
akan menjerat mikroba tersebut dan menetralisirnya.
b. Kekebalan Adaftif
Sistem kekebalan adaftif diaktifkan oleh sistem kekebalan bawaan. Kekebalan adaptif mampu mengenali dan
mengingat patogen spesifik sehingga dapat bersiap bila infeksi patogen yang sama terjadi dikemudian hari.
Contoh sistem kekebaln adaptif yang penting adalah limfosit.
1) Limfosit
Seperti yang telah dijelaskan dalam sistem limfatik, limfosit akan berkembang menjadi dua jenis sel, yaitu sel
B dan sel T.
Sel T umumnya bekerja melawan antigen sel ekariotik, misalnya jamur atau sel hasil tranplantasi. Sel T juga
dapat menghancurkan sel tubuh yang terinfeksi virus atau patogen lainnya dan dapat membunuh sel kanker.
Sel B bekerja melawan antigen berupa bakteri dan racun bakteri yang masuk ke dalam tubuh.
Jika ada protein asing (antigen) masuk ke dalam tubuh, sel B yang telah terspesialisasi akan menghasilkan
protein yang disebut dengan antibodi.
Antibodi merupakan protein plasma yang dihasilkan oleh limfosit B. Antibodi disebut juga
dengan imunioglobulin (Ig) karena memiliki protein darah gammaglobulin. Antibodi dihasilkan oleh individu
bila ada rangsangan antigen. Ada tiga jenis antigen, yaitu :
a)Heteroantigen, merupakan antigen yang berasal dari spesies lain.
b)Isoantigen, merupakan antigen dari spesiaes yang sama tetapi struktur genetikanya berbeda.
c)Autoantigen, merupakan antigen yng berasal dari tubuh itu sendiri dan menyebabkan pembentukan antibodi
tubuh juga.
2) Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang didapat dari pemindahan antibodi dari suatu individu ke individu yang
lainnya. Hal ini dapat terjadi secara alami pada bayi dalam kandungan. Antibodi wanita hamil akan masuk ke
tubuh bayi lewat air susu ibu pertama (kolestrum) yang diminumkan kepada bayi. Kekebalan pasif juga dapat
terjadi secara buatan dengan menyuntikan antibodi dari manusia atau hewan yang kebal terhadap suatu
penyakit, misalnya rabies atau penyakit ajing gila.
C. HUBUNGAN GIZI DAN SISTEM IMUN
Gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keoptimalan kerja dari sistem
imun. Yang lebih spesifik lagi yang mempengaruhi sistem imun adalah zat yang terdapat
dalam gizi yang mencakup Karbohidrat ProteinLemak Vitamin dan Mineral. Protein
merupakan yang paling berpengaruh terhadap kinerja sistem imun karena dalam sistem
imun terdapat Protein Antimikroba yang melawan organisme secara langsung dan
mencegahnya untuk berkembangbiak. Jika salah satu dari zat gizi (protein) atau nutrisi
ini tidak lengkap maka akan berpengaruh pada keoptimalan kinerja sistem imun,
sehingga sistem pertahanan tubuh dari hal-hal yang membahayakan tubuh akan
melemah, dengan melemahnya sistem pertahanan tubuh makan tubuh akan mudah
terinfeksi virus, mudah terserang penyakit dan lain sebagainya yang berdampak negatif.
Oleh karena itu keseimbangan dalam takaran proporsisi gizi harus dijaga agar tetap stabil
dengan cara mendapat asupan nutrisi dari makanan dan minuman yang sehat dan bersih,
dalam artian makanan dan minuman yang 4 sehat 5 sempurna yang sesuai dengan
takaran komposisi yang seimbang.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem kekebalan tubuh kita mempunyai hubungan kuat dengan cara hidup dan asupan
gizi kita. Jika tubuh dilengkapi dengan nutrisi yang mencukupi dan sesuai, sistem imun
kita dapat diperkuatkan dan bekerja secara optimal. Sistem imun kita berfungsi dengan
baik supaya dapat mempertahankan tubuh dan melawan dari berbagai penyakit dengan
memperhatikan dan mempertahankan status gizi dalam tubuh agar tetap seimbang dan
optimal.
B. SARAN
Agar sistem imun dapat menjalankan fungsinya dengan optimal maka kita harus :
Menjaga pola hidup yang sehat
Memperhatikan setiap makanan yang akan dikonsumsi
Memelihara lingkungan yang bersih
Daftar Isi
@Definisi Gizi, Ilmu Gizi, serta Fungsi dari Gizi _ Muslim Dentist - Dentist can help and
pray for your teeth