Anda di halaman 1dari 7

164 | Islami, Nasriyah, NIsl

oraAsi
mi,yNaahs/riy
Juarhn,aN
l oIlrmAsi
u Kya
ephe./raJw
urana
tanl Ilda
mnu K
KeebpiedraanwaantaVnodl.a1n2 K
Neob.1ida
(2n0a2n1)V16 No.1 (2021) 164-170 | 164
ol.41-2170

PERBEDAAN SKOR KECEMASAN IBU HAMIL SELAMA PANDEMI


COVID 19
Islamia,*, Nasriyaha, b, Nor Asiyah b aUniversitas
Muhammadiyah Kudus, islami@umkudus.ac.id Jl. Ganesha
I Purwosari, Kudus, Indonesia
b
Universitas Muhammadiyah Kudus
Jl. Ganesha I Purwosari, Kudus, Indonesia

Abstrak
Sejak masuk di Indonesia, pandemic covid 19 menimbulkan perubahan semua tatanan kehidupan
meliputi tatanan pendidikan, sosial, budaya, politik dan keagamaan. Pandemi Covid 19 juga
menimbulkan kekhawatiran pada setiap orang tidak terkecuali ibu hamil. Berbagai upaya pelayanan
kesehatan, termasuk pemeriksaan kehamilan disesuaikan dengan kondisi pandemic untuk mengurangi
penularan dan penyebaran covid 19. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur perbedaan skor
kecemasan ibu hamil selama masa pandemi covid 19 berdasarkan pengalaman melahirkan. Desain
penelitian ini adalah studi cross sectional. Pengambilan data dilakukan dengan cara membagikan
kuesioner tertutup kepada ibu hamil trimester 1 sampai dengan trimester 3 di kabupaten Kudus yang
telah direkrut melalui bidan di masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan. Data yang diperoleh
dilakukan seleksi untuk memilih data yang sesuai, kemudian dilakukan coding. Data dianalisis
menggunakan uji Mann-Whitney untuk mengetahui perbedaan kecemasan pada ibu. Hasil penelitian
diperoleh skor kecemasan ibu hamil berbeda-beda selama pandemic berlangsung dari kondisi tidak
cemas, cemas ringan, sedang maupun cemas berat. Hasil uji statistik menunjukan tidak terdapat
perbedaan skor kecamasan pada ibu hamil berdasarkan pengalaman melahirkan. Namun demikian, kami
menyarankan bahwa selama pandemi masih berlangsung penerapan protocol pencegahan penularan covid
19 tetap harus dipatuhi. Perlu dilakukan penilaian pada persepsi ibu hamil, dukungan keluarga dan status
pekerjaan.

Kata Kunci: Kecemasan, kehamilan, pandemic covid 19

Abstract

Since entering Indonesia, the Covid 19 pandemic has led to changes in all structures of life
including educational, social, cultural, political and religious. The Covid 19 pandemic has also raised
concerns for everyone, including pregnant women. Various health service efforts, including pregnancy
examinations, are adapted to pandemic conditions to reduce the transmission and spread of covid 19. The
purpose of this study was to measure the differences in anxiety scores of pregnant women during the
Covid 19 pandemic based on the experience of giving birth. The research design was a cross sectional
study. Data were collected by distributing closed questionnaires to pregnant women in the first trimester
to third trimester in Kudus district who had been recruited through midwives in each health service
facility. The data obtained was selected to select the appropriate data, then coding was carried out. Data
were analyzed using the Mann-Whitney test to determine differences in maternal anxiety. The results
showed that the anxiety scores of pregnant women were different during the pandemic, from the condition
of not being anxious, mild anxiety, moderate or severe. The results of statistical tests showed p value>
0.005, there was no difference in anxiety scores among pregnant women based on their delivery
experience. However, we suggest that during the pandemic the implementation of protocols to prevent the
transmission of Covid 19 must be obeyed. It is necessary to evaluate the perceptions of pregnant women,
family support and work status..

Keywords: anxiety, pregnant, pandemic covid 19


Berbagai upaya pelayanan kesehatan,
PENDAHULUAN termasuk pemeriksaan kehamilan
Covid 19 pertama dilaporkan di Indonesia disesuaikan dengan kondisi pandemic untuk
pada tanggal 2 Maret 2020 sejumlah 2 kasus. mengurangi penularan dan penyebaran covid
Pada akhir Maret 2020 kasus terkonfirmasi 19.
sebanyak 1.528 kasus dan kematian sebanyak Prinsip-prinsip manajemen COVID 19 di
136 kasus. Indonesia menduduki angka fasilitas Kesehatan meliputi isolasi awal,
kematian karena Covid 19 tertinggi di Asia prosedur pencegahan infeksi sesuai tandar,
Tengara. [1] terapi oksigen, hindari kelebihan cairan,
Covid 19 termasuk dalam genus pemberian antibiotic, pemeriksaan SARS-
betacoronavirus yang menyebabkan wabah CoV-2 dan pemeriksaan infeksi penyerta
Severe acute Respiratory Illness (SARS) yang lain, pemantauan janin dan kontraksi
pada tahun 2002-2004. Sumber utama uterus, ventilasi mekanis lebih dini apabila
penyebaran SARS-CoV-2 yaitu dari manusia terjadi gangguan pernafasan progesif sesuai
ke manusia sehingga penyebaran menjadi indikasi obstetri.[4]
lebih agresif melalui droplet yang keluar saat Proses kehamilan normal dapat
batuk atau bersin. Masa inkubasi berkisar 3- menyebabkan ketidaknyamanan yang bisa
14 hari (median 5 hari). Manifestasi klinis mengakibatkan kecemasan bagi ibu hamil.
dari penyakit ini mulai tanpa gejala , gejala
Hal ini terjadi karena adanya perubahan
ringan, pneumonia, pneumonia berat, ARDS,
fisiologis pada berbagai sistem tubuh dan
sepsis hingga syok sepsis. [1][2]
Covid 19 berhubungan dengan kesakitan adaptasi ibu selama kehamilan. Pemeriksaan
dn kematian, penyebaran virus yang sangat antenatal secara teratur diperlukan guna
cepat diberbagai dunia, sejak pandemic memperoleh informasi adanya masalah yang
ditetapkan oleh World health Organization terjadi yang diakibatkan kehamilan itu
(WHO) pada 12 Maret 2020. Pemerintah di sendiri maupun akibat dari penyakit penyerta
seluruh dunia menerapkan berbagai yang diderita ibu sebelum kehamilan itu
pengukuran untuk menghindari penyebaran terjadi. Faktor pengetahuan, dukungan dan
virus lebih lanjut dan mengurangi angka perubahan fisik selama hamil ini
kasusnya. Karena pandemic, banyak menyebabkan kecemasan pada ibu. Adanya
pelayanan penting yang biasanya membuat kondisi pandemi covid 19 menyebabkan
kehidupan semakin mudah seperti bank, bertambahnya kekhawatiran ibu hamil.
pusat perbelanjaan, dan beberapa pelayanan Kecemasan yang disebabkan oleh virus
termasuk pelayanan kesehatan, tempat corona mempunyai dampak langsung pada
penitipan anak, sekolah, fasilitas olahraga Kesehatan mental ibu hamil. Ketakutan yang
dan hiburan tidak tersedia karena adanya disebabkan oleh corona secara tidak langsung
regulasi baru. Banyak orang bertanya pada
dan berdampak pada kekhawatiran yang
dirinya sendiri, berapa lama dan kapan ini
akan berakhir? Bagaimana dampak kedepan berkaitan dengan kesehatan mental ibu hamil.
bagi kehidupan saya? Akankan saya [5][6]
mempunyai pekerjaan Ketika semua Kecemasan dan gejala depresi dalam
berakhir?akankahanggota keluarga saya kehamilan berdampak antara 10-25%.
dapat bertahan? Dan masih banyak Meningkatnya gejala depresi dan kecemasan
pertanyaan lainnya. Isolasi dan jaga jarak berhubungan dengan peningkatan kelahiran
adalah hal faktor risiko penting dari preterm, depresi postpartum dan kesulitan
Kesehatan mental.[3] perilaku pada anak.
Sejak masuk di Indonesia, pandemic covid Kecemasan adalah perasaan khawatir,
19 menimbulkan perubahan semua tatanan gugup tentang sesuatu. Pandem Coronavirus
kehidupan meliputi tatanan sosial, budaya membuat seseorang rentan mengalami
dan keagamaan. Pandemi Covid 19 juga kecemasan yang berat. Hasil penelitian
menimbulkan kekhawatiran pada setiap menunjukkan wanita hamil rentan
orang tidak terkecuali ibu hamil. mengalami kecemasan antara 15-23%
dibandingkan dengan 3-5% gejala
kecemasan secara umum. Faktor risiko
165
kecemasan selama kehamilan secara umum termasuk kelompok rentan ibu hamil.
hampir sama dengan orang yang tidak hamil, Berbagai risiko kehamilan mungkin saja
termasuk pengalaman masa kecil yang buruk. dapat terjadi seperti keguguran, perdarahan
Riwayat gangguan mental pada orangtua dan yang menjadi salah satu penyebab kematian
status sosialekonomi yang rendah juga ibu dan rendahnya kualitas outcome dari
termasuk risiko yang meningkatkan kehamilan.
kecemasan.[3] Tabel 2. Usia kehamilan
Tujuan penelitian ini adalah untuk
Frek %
mengukur kecemasan ibu hamil selama
masa pandemi covid 19. Trimester 1 12 17.1
Desain penelitian ini adalah studi cross Trimester 2 27 38.6
sectional. Pengambilan data dilakukan Trimester 3 31 44.3
dengan cara membagikan kuesioner tertutup
kepada ibu hamil trimester 1 sampai dengan Tabel 2 menunjukkan bahwa sebanyak
trimester 3 di kabupaten Kudus yang telah 44.3% usia kehamilan ibu berada pada
direkrut melalui bidan di masing-masing trimester ketiga, 38.6% berada pada trimester
fasilitas pelayanan kesehatan. kedua dan 17.1% berada pada trimester
Pertanyaan kuesioner meliputi pertanyaan pertama.
tentang usia ibu, usia kehamilan, paritas, Pada trimester akhir kehamilan , tingkat
riwayat penyakit penyerta, frekuensi periksa kecemasan perempuan makin tinggi dan
dan respon kecemasan ibu selama pandemic ditandai dengan ketakutan dari proses
covid 19 menggunakan HARS. persalinan yang tidak dapat diprediksi.
Populasi dalam penelitian ini adalah Perubahan fisiologis selama kehamilan dan
semua ibu hamil yang melakukan banyak faktor didalamnya yang dapat
pemeriksaan di puskesmas maupun di menyebabkan naik dan turun.
fasilitas pelayanan kesehatan swasta seperti Tabel 3. Pengalaman melahirkan
klinik pratama dan praktik mandiri bidan di
Frek %
Kabupaten Kudus. Jumlah ibu hamil yang
mengembalikan kuesioner sebanyak 70 Belum pernah 18 25.7
responden. melahirkan
Data yang diperoleh dilakukan seleksi Pernah 52 74.3
untuk memilih data yang sesuai, kemudian melahirkan
dilakukan coding. Data dianalisis Tabel 3 menunjukkan sebanyak 74.3 %
menggunakan uji Mann-Whitney untuk responden pernah melahirkan dan 25.7%
mengetahui perbedaan kecemasan pada ibu. belum pernah melahirkan.
Tabel 4. Kecemasan ibu selama pandemic covid 19
HASIL DAN PEMBAHASAN
Frek %
. Hasil penelitian Tidak cemas 47 67.1
Tabel 1. Usia Ibu Cemas ringan 16 22.9
Frek % Cemas sedang 3 4.3
< 20 th 12 1.4 Cemas berat 4 5.7
20-35 50 71.4 Tabel 4 menunjukkan bahwa sebanyak
>35 19 27.1 67.1 % tidak mengalami kecemasan, 22.9%
Tabel 1 menunjukkan bahwa ibu sebanyak mengalami cemas ringan, 4.3% mengalami
71.4% termasuk usia reproduksi sehat. Pada cemas sedang dan 5.7% mengalami cemas
usia ini sistem reproduksi berkembang sangat berat.
baik sehingga hasil dari kehamilan dapat Tabel 5 Uji Mann Whitney
berkembang secara optimal. Sisanya 27.1 % Cemas
berusia 35 tahun dan Mann-Whitney U 432.000
1.4% berusia kurang dari 20 tahun. Usia
Wilcoxon W 1810.000
kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun
167 | Islami, Nasriyah, NIsl
oraAsi
mi,yNaahs/riy
Juarhn,aN
l oIlrmAsi
u Kya
ephe./raJw
urana
tanl Ilda
mnu K
KeebpiedraanwaantaVnold.a1n2 K
Neob.1ida
(2n0a2n1)V16 No.1 (2021) 164-170 | 167
ol.41-2170

Z -584 mengalami persalinan premature, hipertensi,


Asymp.sig.(2-tailed) .559 superimposed pre eklampsi, pre eklampsi
a. Grouping varibel : pengalaman melahirkan berat dan menurunkan risiko koriomanionitis.
Tabel 5 menunjukkan hasil uji statistik Pada kehamilan wanita yang usianya lebih 40
Mann Whitney dengan nilai p lebih dari 0.05 tahun mempunyai risiko terjadinya
yang berarti tidak ada perbedaan skor preeklampsi, fetal distress dan pertumbuhan
kecemasan pada ibu hamil berdasarkan janin yang tidak baik.[8]
pengalaman melahirkan sebelumnya. Perubahan fisik dan psikis pada kehamilan
tiap trimester akan berbeda. Antenatal yang
Pembahasan
teratur dapat mengurangi
Usia menunjukkan kematangan sesorang
ketidaknyamamanan yang dialami selama
dalam mengambil keputusan dan kesiapan
masa kehamilan. Program antenatal care
secara fisik dan psikis dalam menghadapi
dilakukan minimal 4 kali yaitu 1 kali pada
proses kehamilan. Hasil penelitian ini
trimester 1, 1 kali pada trimester 2 dan 2 kali
menunjukkan bahwa usia ibu sebagian besar
pada trimester 3. Pada penelitian ini,
berada pada usia 20-35 tahun. Kehamilan di
frekuensi ibu hamil dalam melakukan
usia reproduksi yang tepat yaitu usia 20-35
antenatal care dilakukan setiap satu bulan
tahun akan membantu proses perkembangan
sekali, demikian pula sejak terjadi pandemi
kehamilan menjadi optimal dan
Covid 19 frekuensi ibu hamil dalam
meminimalisir terjadinya komplikasi
melakukan antenatal care tidak mengalami
kehamilan. Sebaliknya, kehamilan di usia
perubahan. Mungkin beberapa hanya
kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun
menunda tetapi mereka tetap melakukan
mempunyai risiko komplikasi. Pada usia
kunjungan ke bidan di fasilitas pelayanan
kurang dari 20 tahun organ reproduksi wanita
kesehatan pemerintah maupun swasta.
belum berkembang secara optimal, hal ini
Pengalaman melahirkan sebelumnya
memicu munculnya risiko keguguran, bayi
membuat ibu dapat meminimalisir
berat lahir rendah.
kecemasan yang timbul baik karena
Organisasi Kesehatan Duni a ( WHO)
kehamilan maupun karena faktor lain. Jika
menyebutkan bahwa kehamilan remaja
dilihat dari usia kehamilan ibu yang banyak
adalah kehamilan yang terjadi pada usia
berada pada trimester kedua dan ketiga,
kurang dari 20 tahun. Komplikasi yang dapat
pada trimester ini ibu hamil telah menerima
terjadi selama kehamilan dan persalinan
kondisinya dan tubuh telah beradaptasi
menjadi penyebab kematian terbanyak di usia
dengan perubahan hormonal akibat
15-19 tahun. Bayi yang dilahirkan dari
kehamilan. Pada fase ini, ibu cenderung
kelompok usia ini juga berisiko tinggi
merasa nyaman dengan kehamilannya dan
mengalami kematian dibandingkan dengan
lebih fokus pada perkembangan janinnya.
bayi yang dilahirkan oleh wanita di usia 20-
Hal ini mungkin membuat kekhawatiran ibu
24 tahun. [7]
akan mereda. Faktor lain yang mungkin
Hasil Penelitian lain juga melaporkan
berkaitan dengan kekhawatiran ibu adalah
bahwa kehamilan pada usia 11-18 tahun
pengalaman melahirkan sebelumnya. Namun
mempunyai komplikasi lebih tinggi
demikian, keluarga tetap perlu memastikan
dibandingkan dengan kehamilan pada usia
kondisi ibu selama melakukan aktivitas
15-29 tahun. Komplikasi ini termasuk
sehari-hari dan kunjungan antenatal care
persalinan premature, koriomanionitis,
untuk tetap melakukan protocol pencegahan
endometritis dan preeklampsi sedang. Wanita
penyebaran Covid 19 serta menghubungi
hamil yang usianya kurang dari 15-19 tahun
tenaga Kesehatan baim itu bidan ataupun
mempunyai risiko preeklampsi berat,
dokter obstetric jika sewaktu-waktu ibu
eklampsi, perdarahan setelah melahirkan,
menunjukkan gejala-gejala yang mengarah
pertumbuhan janin yang buruk dan fetal
pada infeksi covid 19.
distress.[8]
Pandemi covid menyebabkan kecemasan
Risiko kehamilan pada wanita yang
pada ibu hamil mulai dari cemas ringan,
berusia 35 tahun atau lebih berisiko
sedang dan berat. Sebagian besar ibu yang
167
tidak cemas, ada beberapa faktor yang informasi yang cukup tentang covid 19 baik
menyebabkan antara lain faktor internal dan yang diperoleh melalui media sosial dan
eksternal disamping pula kejenuhan. media elektronik serta edukasi yang rutin
Ketakutan terhadap corona selama hamil diberikan oleh tenaga kesehatan baik bidan
berdampak pada kecemasan yang secara maupun dokter sehingga mampu mengurangi
langsung berpengaruh pada gangguan mental kecemasan ibu. Informasi yang diberikan
selama periode kehamilan. Penyebab utama meliputi apa yang dimaksud infeksi covid,
meningkatnya kecemasan selama pandemic gejala dan penanganan bila terkonfirmasi
adalah ketakutan karena covid 19 dan satu
positif covid. Kegiatan tracing covid 19 yang
yang sering ditakuti adalah menginfeksi
dilakukan juga berperan dalam
orang lain dan orang-orang yang dicintai. [6]
Kecemasan selama kehamilan dapat meminimalisir kecemasan akibat covid 19.
muncul oleh adanya perubahan fisik dan Akhir-akhir ini, pemerintah mengupayakan
respon tubuh ibu dalam beradaptasi terhadap dan melaksanakan program pemeriksaan
perubahan fisik ibu. Level kecemasan swab bagi ibu hamil. Pemeriksaan ini
sesorang juga bergantung pada usia, dilakukan 2 minggu sampai 4 minggu
pengalaman dan pengetahuan. Pandemi covid sebelum melahirkan untuk meningkatkan
19 menimbulkan kecemasan pada hampir keamanan baik bagi ibu hamil itu sendiri
semua orang. maupun bagi bidan atau dokter yang nantinya
Pandemi Covid 19 yang berlangsung kan menolong proses persalinan ibu.
cukup lama selain membuat perubahan Prinsip-prinsip pencegahan Covid 19
tatanan kehidupan dan kecemasan juga pada ibu hami, ibu nifas dan bayi baru lahir
menimbulkan kejenuhan pada masyarakat. di masyarakat meliputi universal precaution
Ada beberapa hal yang menyebabkan dengans elalu cuci tangan memakai sabun
kekhawatiran dan ketakutan masyarakat selama 20 detik atau hand sanitizer,
antara lain: pemakaian alat pelindung diri, menjaga
Pertama informasi tentang pencegahan, kondisi tubuh dengan rajin olah raga dan
penanganan Covid-19 yang diperoleh istirahat cukup makan dengan gizi yang
masyarakat melalui media sosial, media seimbang dan menerapkan etika batuk-
elektronik sangat cukup. Upaya pemerintah bersin.[4]
dalam memberikan sosialiasi kepada Ibu hamil dapat membuat janji terlebih
masyarakat juga cukup memadai. dulu saat kunjungan antenatal pertama kali
Kedua managemen Covid-19 dalam untuk menghindari agar tidak terlalu lama
menerapkan protocol kesehatan dengan meunggu di fasilitas pelayanan keesehatan
melakukan 3 M ( mencuci tangan, memakai dan menunda pemeriksaan / kunjungan ulang
masker dan menjaga jarak) juga diterapkan ante natal care jika tidak terdapat tanda-tanda
melalui kebijakan pemerintah. Adanya bahaya kehamilan. Selama pandemic covid
regulasi diberbagai sektor antara lain sektor 19 kegiatan kelas hamil juga ditiadakan
pendidikan dengan penerapan pembelajaran karena menghindari risiko penularan. [4]
di rumah, pengurangan jumlah pegawai di Hasil penelitian ini sesuai dengan
kantor dan regulasi di bidang pelayanan penelitian sebelumnya. Perbandingan gejala
kesehatan. kecemasan dan depresi berdasarkan paritas
Ketiga kejenuhan masyarakat mungkin menunjukkan tidak ada perbedaan skor
membuat seseorang cenderung abai bahkan kecemasan. Meskipun begitu, nullipara
menjadi antara percaya dan tidak percaya mempunyai gejala kecemasan yang berkaitan
dengan gejala penyakit yang ditimbulkan dengan kehamilan dibandingkan primipara
oleh covid 19. dan multipara. Gejala kecemasan yang
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa berhubungan dengan kehamilan sama
tidak ada perbedaan skor kecemasan ibu tingginya dibandingkan hasil penelitian
hamil terhadap covid 19 berdasakan sebelumnya, yaitu rata-rata skor kecemasan
pengalaman melahirkan. Hal ini sangat 7.3 (Tomfohr_Madsen et al.,2019) dan 7.5
mungkin terjadi karena ibu mempunyai (Thomas et.al., 2017) . Kualitas prenatal care
yang baik adalah prioritas untuk ibu hamil
169 | Islami, Nasriyah, NIsl
oraAsi
mi,yNaahs/riy
Juarhn,aN
l oIlrmAsi
u Kya
ephe./raJw
urana
tanl Ilda
mnu K
KeebpiedraanwaantaVnold.a1n2 K
Neob.1ida
(2n0a2n1)V16 No.1 (2021) 164-170 | 169
ol.41-2170

dan perubahan perawatan mungkin Laporan kasus menyebutkan komplikasi


meningkatkan gejala kecemasan. [9] COVID 19 termasuk keguguran 2%, IUGR
Dukungan sosial yang baik berhubungan 10% dan kelahiran preterm 39%. [6]
dengan rendahnya gejala depresi dan Faktor yang mempengaruhi kecemasan
kecemasan. Penerimaan dukungan yang antara lain perempuan, Riwayat keluarga,
tinggi dan dukungan yang efektif lingkungan keluarga yang terganggu,
berhubungan dengan penurunan gejala penyalahgunaan seksual selama masa kecil,
depresi dan kecemasan. Dunkel Shetter
harga diri rendah dan pendidikan yang
(2011) menyatakan dukungan sosial sangat
rendah.[11]
penting bagi kondisi fisik dan psikis,
khususnya selama kehamilan ketika mereka KESIMPULAN
mengambil tanggungjawab dan peran yang Skor kecemasan ibu hamil berbeda-beda
baru. Cohen and Wills (1985) menyebutkan selama pandemic berlangsung. dari kondisi
bahwa dukungan melalui hubungan sosial tidak cemas, cemas ringan, sedang maupun
secara langsung berdampak pada kesehatan
cemas berat. Hasil penelitian menunjukan
mental dengan mendorong perilaku prositif,
meningkatkan perasaan positif dan tidak terdapat perbedaan skor kecamasan
meningkatkan pengaturan emosi. Giesbecht pada ibu hamil berdasarkan pengalaman
et al 2013 juga menyebutkan bahwa melahirkan. Namun demikian, kami
dukungan sosial secara tidak langsung menyarankan bahwa selama pandemi masih
menurunkan respon stres fisiologis. Menurut berlangsung penerapan protocol pencegahan
Thomas et al (2018) dukungan sosial juga penularan covid 19 tetap harus dipatuhi.
berdampak pada penurunan stres ibu pada Untuk penelitian berikutnya, perlu
respon stress janin, ia menyarankan bahwa dilakukan penilaian pada persepsi ibu hamil,
penyangga hubungan sosial yang positif dukungan keluarga dan status pekerjaan.
melindungi aliran biologis stress dari ibu ke
janin. [9] DAFTAR PUSTAKA
Kesejahteraan janin menjadi focus utama A. Susilo et al., “Coronavirus Disease 2019:
bagi ibu hamil. Meskipun kemungkinan Tinjauan Literatur Terkini,” J.
terjadinya penularan atau transmisi secara Penyakit Dalam Indones., vol. 7, no. 1,
vertical dari ibu ke janin belum dapat p. 45, 2020.
dibuktikan secara nyata, ibu mungkin S. A. Rasmussen, J. C. Smulian, J. A.
merasakan kekhawatiran tentang risiko atau Lednicky, T. S. Wen, and D. J.
infeksi pada periode bayinya lahir. Jamieson, “Coronavirus Disease 2019
Kehamilan juga membutuhkan peningkatan (COVID-19) and pregnancy: what
pemeriksaan medis yang mana mengalami obstetricians need to know,” Am. J.
kesulitan untuk memperoleh fasilitas selama Obstet. Gynecol., vol. 222, no. 5, pp.
pandemic berlangsung. Kesulitan 415–426, 2020.
memperoleh akses pelayanan kesehatan yang
A. Kajdy et al., “Risk factors for anxiety and
professional dari tenaga medis juga mungkin
menjadi sumber kekhawatiran pada ibu hamil. depression among pregnant women
Di samping itu, ibu hamil mungkin merasa during the COVID-19 pandemic: A
tidak nyaman karena terpapar virus corona web-based cross-sectional survey,”
ketika mengunjungi fasilitas pelayanan Medicine (Baltimore)., vol. 99, no. 30,
Kesehatan.[3] p. e21279, 2020.
Manifestasi klinis gejala umum ibu hamil Kemenkes, “Selama Social Distancing,”
yang dicurigai covid atau terkonfirmasi Pedoman Bagi Ibu Hamil , Ibu Nifas
positif covid 19 adalah demam, batuk, dan Bayi Baru Lahir Selama Covid-19,
limpopenia dan adanya kenaikan level C p. Kemenkes. (2020). Selama Social
reaktif protein. Kehamilan dengan covid 19 Distancing. Pedoma, 2020.
sebanyak 17% mengalami kelahiran preterm. L. Salehi, M. Rahimzadeh, and S.
[10] Esmaelzadeh-saeieh, “The relationship
among fear and anxiety of COVID-19 ,
pregnancy experience , and mental
health disorder in pregnant women : A
169
structural equation model,” no. August, created a COVID-19 resource centre
pp. 1–8, 2020. with free information in English and
P. Dashraath et al., “Coronavirus disease Mandarin on the novel coronavirus
2019 (COVID-19) pandemic and COVID- 19 . The COVID-19 resource
pregnancy,” Am. J. Obstet. Gynecol., centre is hosted on Elsevier Connect ,
vol. 222, no. 6, pp. 521–531, 2020. the company ’ s public news and
D. G. Socolov et al., “Pregnancy during information ,” no. January, 2020.
Adolescence and Associated Risks: J. Allotey et al., “Clinical manifestations,
An 8-Year Hospital-Based Cohort risk factors, and maternal and perinatal
Study (2007-2014) in Romania, the outcomes of coronavirus disease 2019
Country with the Highest Rate of in pregnancy: Living systematic
Teenage Pregnancy in Europe,” review and meta-analysis,” BMJ, vol.
Biomed Res. Int., vol. 2017, 2017. 370, 2020.
P. A. Cavazos-Rehg et al., “Maternal Age C. Blanco et al., “Risk Factors for Anxiety
and Risk of Labor and Delivery Disorders: Common and Specific
Complications,” Matern. Child Health Effects in a National Sample,”
J., vol. 19, no. 6, pp. 1202–1211, 2015. Depress. Anxiety, vol. 31, no. 9, pp.
C. Lebel, A. Mackinnon, and M. Bagshawe, 756–764, 2014.
“Since January 2020 Elsevier has

Anda mungkin juga menyukai