Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut
UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebuntukan bahwa tenaga kerja
adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang
dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika
penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di
Indonesia adalah berumur 15 tahun 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap
orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat
mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebuntukan di atas 17
tahun ada pula yang menyebuntukan di atas 20 tahun, bahkan ada yang
menyebuntukan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga
kerja.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa perlu untuk membuat
makalah tentang ASI yaitu tentang pengaruh gizi pada tenaga kerja.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dalam uraian di atas, dapat penulis rumuskan
masalah dalam makalah ini sebagai berikut.
1. Bagaimanakah masalah gizi pada tenaga kerja?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan gizi tenaga kerja?
3. Bagaimanakah kebutuhan zat gizi tenaga kerja?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan masalah gizi pada tenga kerja.
2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan gizi tenaga
kerja.
3. Mendeskripsikan kebutuhan zat gizi tenaga kerja.
D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini bermanfaat bagi semua kelompok masyarakat
terutama para tenaga kerja. Dengan penulisan makalah ini diharapkan bisa
membantu menggambarkan tentang zat gizi yang dibutuhkan oleh tenaga kerja.
Selain untuk tenaga kerja, penulisan makalah ini juga bermanfaat bagi petugas
kesehatan yang memberikan konsultasi kepada tenaga kerja.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Tenaga Kerja
Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja
pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. Tenaga kerja adalah setiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa
baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Pengertian tenaga kerja menurut para ahli :
EENG AHMAN & EPI INDRIANI
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat
bekerja dan sanggup bekerja jika ada permintaan kerja.
UU TENAGA KERJA
Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia antara 15 tahun sampai 64
tahun.
ALAM. S
Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun keatas untuk negaranegara berkembang seperti Indonesia. Sedangkan di negara-negara maju, tenaga
kerja adalah penduduk yang berumur antara 15 hingga 64 tahun.
KOSIM
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting
dalam kegiatan produksi selain faktor alam, tenaga kerja, modal, dan ketrampilan.
SUPARMOKO & ICUK RANGGABAWONO

Tenaga kerja adalah penduduk yang telah memasuki usia kerja dan
memiliki pekerjaan, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melakukan
kegiatan lain seperti sekolah, kuliah dan mengurus rumah tangga.
SJAMSUL ARIFIN, DIAN EDIANA RAE, CHARLES, JOSEPH
Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang bersifat homogen dalam
suatu negara, namun bersifat heterogen (tidak identik) antar negara.
Menurut

pasal

Undang-Undang

No.13

Tahun

2003

tentang

Ketenagakerjaan : tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan


pekerjaan guna menghasilkan barang / atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat.
2. Peraturan Pemerintah tentang Tenaga kerja
Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2012 tentang
perubahan kedelapan atas peraturan pemerintah Nomor 14 tahun 1993 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang ditandatangani oleh
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tanggal 23 April 2012. Dengan terbitnya PP
No 53 tahun 2012 ini, pemerintah telah meningkatkan jaminan dan manfaat dari
program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) yang merupakan program
perlindungan dasar bagi tenaga kerja dan keluarganya.
Penerbitan PP ini untuk memberikan manfaat program Jaminan Sosial
Tenaga Kerja yang lebih baik bagi tenaga kerja dan keluarganya dengan cara
meningkatkan manfaat jaminan dan kemudahan pelayanan bagi tenaga kerja dan
keluarganya.
PP 44/1993 yang telah mengalami 7 kali perubahan ini yang merupakan
peraturan pelaksanaan UU No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga

Kerja. Selama ini pekerja/buruh mendapatkan perlindungan dasar melalui


pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang meliputi 4 Program yaitu
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK), jaminan Hari Tua
(JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK).
B. Pembahasan
1. Masalah gizi pada tenaga kerja
Gizi kerja adalah nutrisi / kalori yang dibutuhkan tenaga kerja untuk
memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan yang bertujuan untuk
mencapai tingkat kesehatan tenaga kerja dan produktivitas yang setinggitingginya.
Hal ini dikarenakan tenaga kerja menghabiskan waktunya lebih dari 35%
setiap hari di tempat kerja. Oleh karena itu mereka perlu mendapatkan asupan gizi
yang cukup dan sesuai dengan jenis / beban pekerjaan yang dilakukannya.
Penyakit Gizi Kerja merupakan penyakit gizi sebagai akibat kerja ataupun
ada hubungan dengan kerja. Pengelolaan makan bagi tenaga kerja adalah suatu
rangkaian kegiatan penyediaan makan bagi tenaga kerja di perusahaan yang
dimulai

dari

rencana

perencanaan

menu

hingga

peyajiannya

dengan

memperhatikan kecukupan kalori dan zat gizi, pemilihan jenis dan bahan
makanan, sanitasi tempat pengolahan dan tempat penyajian, waktu dan teknis
penyajian bagi tenaga kerja.
Produktivitas merupakan sikap mental yang selalu mempunyai pandangan
bahwa mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini atau perbandingan
antara output (keluaran / jumlah yang dihasilkan) dengan input (masukan / setiap
sumber daya yang digunakan).

Pengaruh status gizi terhadap prestasi kerja


Produktivitas kerja dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya yang
mempunyai peranan sangat penting dan menentukan adalah kecukupan gizi.
Faktor ini akan menentukan prestasi kerja tenaga kerja karena adanya kecukupan
dan penyebar kalori yang seimbang selama bekerja. Seseorang yang berstatus gizi
kurang tidak mungkin mampu bekerja dengan hasil yang maksimal karena
prestasi kerja dipengaruhi oleh derajat kesehatan seseorang. Tenaga kerja yang
sehat akan bekerja lebih giat, produktif, dan teliti sehingga dapat mencegah
kecelakaan yang mungkin terjadi dalam bekerja.
Gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja
seseorang. Keadaan gizi yang baik merupakan pemicu peningkatan produktivitas
kerja. Keadaan gizi yang baik tidak hanya dapat meningkatkan ketahanan fisik,
namun juga meningkatkan derajat kesehatan sehingga dapat mengurangi angka
kesakitan

dan

ketidakhadiran

bekerja

(Riyadi

2006).

Suhardjo

(2005)

menyebuntukan bahwa perbaikan gizi pekerja akan menurunkan tingkat absen


pekerja sehingga meningkatkan kemampuan produktivitas kerja. Menurut
Oxenburgh et al. (2004) yang diacu dalam Mahardikawati (2008) penyebab
turunnya produktivitas tenaga kerja salah satunya adalah faktor kesakitan
sehingga menyebabkan tingginya absensi kerja. Masalah kecukupan pangan dan
gizi mutlak apabila diharapkan prestasi dari seorang tenaga kerja. Tanpa gizi yang
baik, maka kebutuhan akan energi untuk bekerja akan diambil dari cadangan
energi yang terdapat dalam tubuh.
Kekurangan makanan yang terus menerus akan menyebabkan susunan
fisiologis tubuh terganggu. Bila hal ini terjadi, maka tenaga kerja tidak dapat

melakukan pekerjaannya secara baik dan produktivitas kerjanya akan menurun


bahkan dapat mencapai target rendah. Kebutuhan akan tenaga bagi seorang tenaga
kerja akan meningkat sesuai dengan lebih beratnya pekerjaan. Bagi pekerjaan fisik
yang berat, gizi dengan energi yang memadai menjadi syarat utama yang
menentukan tingkat produktivitas kerja.
Defisiensi Zat Besi dan Produktivitas Kerja
Defisiensi besi merupakan defisiensi yang paling umum terjadi karena
daya serap tubuh manusia terhadap Fe relatif sulit. Defisiesi Fe terutama
menyerang golongan rentan, seperti anak-anak, remaja, ibu hamil dan menyusui
serta pekerja berpenghasilan rendah. Menurut Widayani (2004) defisiensi besi
dapat berakibat menurunkan produktivitas dan kapasitas fisik saat bekerja dan
menurunkan imunitas seluler dan meningkatkan kesakitan, sedangkan Baliwati et
al. (2004) yang diacu dalam Wardani (2008) mengemukakan bahwa produktivitas
pekerja yang kekurangan zat besi menurun 10-30% daripada pekerja yang sehat.
Kekurangan zat besi akan menurunkan ketahanan tubuh terhadap penyakit infeksi.
Kelebihan zat besi dapat mengakibatkan mikroorganisme memanfaatkannya
untuk

pertumbuhan,

sehingga

penyakit

yang

diderita

semakin

parah

(Wirakusumah 1999 dalam Wardani 2008).


Anemia gizi besi dapat ditimbulkan akibat terjadinya defisiensi zat besi.
Salah satu gejala fisik yang terjadi pada anemia gizi besi adalah penurunan
kemampuan kerja. Efek fisik lainnya adalah peningkatan sensitivitas terhadap
penyakit flu, gangguan gastrointestinal, konstipasi dan diare (Guthrie & Picciano
dalam Wardani 1995). Wirakusumah (1999) menyatakan bahwa anemia gizi besi

dapat menyebabkan tenaga berkurang, sehingga pekerja yang membutuhkan


tenaga besar akan merasa cepat lelah. Hal ini akan berpengaruh terhadap hasil
kerja yang rendah karena produktivitas kerjanya menurun.
2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi keadaan gizi pada tenaga kerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi tenaga kerja yaitu :
a. Jenis kegiatan (ringan, sedang, berat) yang merupakan suatu beban kerja.
b. Faktor tenaga kerja, yang meliputi ketidaktahuan, jenis kelamin, umur, hamil,
menyusui, kebiasaan makan yang kurang baik, tingkat kesehatan karena
tingginya penyakit parasit dan infeksi oleh bakteri pada alat pencernaan,
kesejahteraan tinggi tanpa perhatian gizi, mengakibatkan terjadinya salah gizi
biasanya dalam bentuk over nutrisi, disiplin, motivasi dan dedikasi.
c. Faktor lingkungan kerja sebagai beban tambahan, yang meliputi fisik, kimia,
biologi, fisiologi (ergonomi) dan psikologi. Beban kerja dan beban tambahan
di tempat kerja yaitu tekanan panas, bahan bahan kimia, parasit dan
mikroorganisme, faktor psikologis dan kesejahteraan.
Beberapa faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan dan gizi
pekerja antara lain :
a. Tekanan panas
Pekerja yang bekerja di tempat dengan suhu yang tinggi, kebutuhan air
dan garam sebagai pengganti cairan yang hilang/ keringat perlu mendapat
perhatian. Pada lingkungan yang panas dengan jenis pekerjaan berat sekurangkurangnya 2,8 lt air minum, untuk kerja ringan 1,9 lt. Bagi pekerja di tempat
dingin dibutuhkan makanan dan minuman hangat.
b. Bahan kimia

Bahan kimia dapat menyebabkan keracunan kronis dengan akibat


penurunan berat badan. Beberapa zat kimia lain dapat mengganggu metabolisme
tubuh, mengganggu selera makan dan berpengaruh terhadap pencernaan.
Timah hitam dapat mempengaruhi pembentukan sel darah merah yang
berakibat pekerja menjadi pucat dan kurus. Keracunan Berillium selalu disertai
penurunan berat badan. Zat kimia yang bersifat asam akan merangsang lambung
dan merusak selaput lendir.
c. Faktor biologi
Pekerja yang bekerja di pertambangan, perkebunan, peternakan berisiko
terinfeksi cacing, bakteri pada saluran pencernaan dll.
d. Faktor psikologis
Stress kerja akibat ketidak serasian emosi, hubungan antar manusia dalam
pekerjaan, hambatan psikologis sangat berpengaruh pada penurunan berat badan,
intake makanan dan produktivitas kerja.
e. Gaya hidup dan kebiasaan
Terlalu banyak bekerja, aktivitas olahraga kurang sering kali tidak
memperhatikan gizi seimbang dan cenderung mengkonsumsi lemak tinggi, dapat
menimbulkan kegemukan, hiperkolesterol, hipertensi, penyakit jantung dll.
3. Kebutuhan zat gizi tenaga kerja
Moehji (2003) mengatakan bahwa seseorang tidak akan mampu bekerja
melebihi apa yang ia konsumsi, sehingga jika kebutuhan zat gizi tinggi maka
diharapkan agar apa yang dikonsumsi seimbang dengan yang dibutuhkan. Jadi,
pada dasarnya zat gizi yang dibutuhkan oleh seseorang sangat ditentukan oleh
aktifitas yang dilakukannya sehari-hari. Semakin berat aktifitas yang dilakukan

maka kebutuhan zat gizi akan meningkat pula terutama energi. Oleh karena itu
konsumsi energi haruslah diseimbangkan dengan kebutuhan. Jika kekurangan
pangan akan menyebabkan rendahnya produktivitas kerja.
Kebutuhan energi dan zat gizi tenaga kerja didapatkan dari makanan yang
seimbang. Selain sehat menu juga harus seimbang yaitu memenuhi syarat lain :
kwalitas baik (sesuai 4 sehat 5 sempurna), kwantitas cukup, proporsi zat gizi yang
mengandung energi harus seimbang, selain itu tidak bertentangan dengan adat
istiadat dan kepercayaan serta memenuhi selera makan tenaga kerja.
a. Tujuan

Menciptakan

keadaan

fisik

yang

sehat

sehingga

bergairah

dalam

melaksanakan pekerjaannya.

Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit.

Menekan angka kesakitan dan kematian

Meningkatkan produktivitas kerja

Dapat memenuhi kebutuhan kalori, protein, lemak, vitamin dan mineral secara
seimbang.
b. Syarat

Cukup kalori dengan proporsi karbohidrat (60% 70%), protein (10%


15%), lemak ( 20% 25%) dari total kalori.

Vitamin dan mineral cukup

Makan 3x sehari dengan menu seimbang, bisa ditambahkan snack / selingan


2x.

Dianjurkan untuk berolah raga rutin, agar kesehatan tetap terjaga.

Bahan yang boleh dimakan :


10

Semua bahan makanan yang tidak mengandung minyak dan lemak yang
berlebihan.

Tinggi protein, mineral dan vitamin.

Tinggi serat.

Bahan makanan yang tidak boleh :

Makanan yang terlalu banyak mengandung minyak dan lemak, seperti santan.

Karbohidrat sederhana, seperti gula, sirup, permen dan kue manis.

Buah yang mengandung lemak.

Susu full cream, keju, mentega atau margarine secara berlebihan.

Pemenuhan Kecukupan Gizi Bagi Pekerja


Jumlah angkatan kerja di Indonesia terus meningkat. Saat ini mencapai
113,74 juta jiwa dan yang bekerja mencapai 104,49 juta jiwa (BPS, 2009).
Pemenuhan kecukupan gizi pekerja selama bekerja merupakan salah satu bentuk
penerapan syarat keselamatan, dan kesehatan kerja sebagai bagian dari upaya
meningkatkan derajat kesehatan pekerja. Gizi merupakan salah satu aspek
kesehatan kerja yang memiliki peran penting dalam peningkatan produktivitas
kerja. Hal ini perlu menjadi perhatian semua pihak, terutama pengelola tempat
kerja mengingat para pekerja umumnya menghabiskan waktu sekitar 8 jam setiap
harinya di tempat kerja.
Berat ringannya beban kerja seseorang ditentukan oleh lamanya waktu
melakukan pekerjaan dan jenis pekerjaan itu sendiri. Semakin berat beban kerja,
sebaiknya semakin pendek waktu kerjanya agar terhindar dari kelelahan dan
gangguan fisiologis yang berarti atau sebaliknya.

11

Kebutuhan gizi minimal sehari (MDR) adalah dosis terkecil zat gizi yang
diperlukan sehari agar seseorang rata-rata tidak menjadi sakit pada kondisi umum
yang dianggap normal. Pada keadaan khusus MDR tidak mencukupi misalnya
pada saat orang tersebut bekerja lebih berat dari biasanya atau pada saat stress
fisik lainnya.
Kecukupan gizi (RD) adalah anjuran kebutuhan sehari yang merupakan
penjumlahan MDR dengan nilai tambah atau batas keamanan BK.
Faktor yang mempengaruhi batas keamanan :
a. Tingkat kesehatan gizi masyarakat yang ingin dicapai
b. Tingkat ekonomi masyarakat yang menentukan daya beli.
c. Kelompok umur.
d. Jenis kelamin
e. Kondisi fisik misalnya hamil.
Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan gizi seseorang :
a. Ukuran tubuh
b. Usia
c. Jenis kelamin
d. Kegiatan sehari-hari
e. Kondisi tubuh tertentu
f. Lingkungan kerja
Anjuran kecukupan sehari untuk zat-zat gizi tertentu :
1. Energi
Energi dinyatakan dalam kalori, dihasilkan oleh 3 sumber utama yaitu
karbohidrat, lemak dan protein.

12

Untuk 8 jam kerja perlu disediakan makan dan minum paling sedikit 2/5 (40%)
dari kecukupan energi selama 24 jam (30% makan lengkap + 10% makanan
selingan)
Untuk shift malam perlu diberi makanan tambahan disesuaikan dengan kebiasaan
makan dan kecukupan energi perhari.
Angka kecukupan energi dan protein yang dianjurkan dalam sehari :
a. Laki-laki
Umur : 20-59 thn, BB : 62 kg
Jenis kegiatan :

Kerja ringan E=2800kal

P=55gr

Kerja sedang E=3000kal

P=55gr

Kerja berat

P=55gr

E=3600kal

b. Wanita
Umur : 20-59 thn, BB : 54 kg
Jenis kegiatan :

Kerja ringan E=2050kal

P=48gr

Kerja sedang E=2250kal

P=48gr

Kerja berat

P=48gr

E=2600kal

2. Hidrat arang
Kebutuhan hidrat arang dihitung dari energi yang berasal dari hidrat arang
untuk orang Indonesia kira-kira 6070% dari total energi sehari.
3. Protein
Rata-rata diperlukan 1gr tiap kg BB untuk protein hewani dan 1.2gr tiap
kg BB untuk protein nabati dalam bentuk makanan campuran.

13

4. Lemak

Kebutuhan lemak tergantung dari kebutuhan energi 20-25% dr total energi


perhari.

Lemak berfungsi sebagai pelarut vitamin.

5. Vitamin dan mineral


Adalah zat gizi yang berfungsi mengatur dan melindungi proses dalam
tubuh, pembentukan enzim dan hormon, tulang dan jaringan tubuh.

14

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan

pembahasan

pada

bagian

sebelumnya,

berikut

dapat

disimpulkan 3 hal sehubungan dengan pengaruh gizi pada tenaga kerja.


1. Gizi kerja adalah nutrisi / kalori yang dibutuhkan tenaga kerja untuk
memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan yang bertujuan untuk
mencapai tingkat kesehatan tenaga kerja dan produktivitas yang setinggitingginya.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi tenaga kerja yaitu jenis kegiatan, faktor
tenaga kerja, dan faktor lingkungan.
3. Kebutuhan gizi minimal sehari (MDR) adalah dosis terkecil zat gizi yang
diperlukan sehari agar seseorang rata-rata tidak menjadi sakit pada kondisi
umum yang dianggap normal. Pada keadaan khusus MDR tidak mencukupi
misalnya pada saat orang tersebut bekerja lebih berat dari biasanya atau pada
saat stress fisik lainnya.

15

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta. Gramedia Pustaka
Utama.
Arisman. 2003. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta:Buku Kedokteran EGC.
Delta, Godam. 2010. Kebutuhan dan Kecukupan Gizi Tenaga Kerja. Artikel. (
http://food-combine.blogspot.com), diakses tanggal 28 Mei 2012.
Gizi Kerja. http://banyakilmu.blogspot.com, diakses tanggal 28 Mei 2012.
http://id.wikipedia.org. Tenaga Kerja, diakses tanggal 28 Mei 2012.
Kebutuhan Zat Gizi Tenaga Kerja. Artikel (http://id.shvoong.com), diakses
tanggal 28 Mei 2012.

16

Anda mungkin juga menyukai