Anda di halaman 1dari 16

KASUS KELOMPOK 23

Seorang anak laki – laki (An. Z) berusia 35 bulan memiliki BB 12 kg dan


TB 86 cm, z-score berdasarkan TB/U < -2. Anak terlihat pendek. Sehari-hari
diasuh oleh nenek sedangkan ibunya bekerja sebagai TKW. Setiap bulan sekali
ibunya mengirimkan uang untuk biaya hidup anaknya. Bapaknya sudah lama
meninggalkan rumah dan tidak terdengar lagi kabarnya. Kebiasaan makan anak
tersebut dua kali sehari, tidak suka makan nasi dan lebih menyukai makan mie.
Selain itu dia juga menyukai minum teh manis dibandingkan susu, tidak menyukai
sayur, hanya menyukai buah pisang dan semangka. Setiap hari selalu membeli
jajanan makanan ringan di warung.
Sejak menginjak usia 3 bulan, anak tersebut diberikan susu formula untuk
pengganti ASI dan juga sejenis manisan seperti madu. Dia tidak pernah dibawa
pergi kunjungan ke Posyandu oleh neneknya dikarenakan jarak dari rumah ke
Posyandu yang jauh. Neneknya juga tidak mengetahui kapan saja jadwal diadakan
Posyandu. Anak tidak mendapatkan imunisasi lengkap.
Selain nenek, dirumah tersebut juga tinggal pamannya yang berusia 18
tahun dan bibinya yang berusia 22 tahun. Paman dan bibinya belum menikah dan
bekerja sebagai buruh pabrik. Pamannya merokok, di rumah pun juga merokok.
Sumber air bersih dari sumur gali dengan ember bertali dan baskom sebagai
penampungan air. Ember bertali diletakkan sembarangan. Di sekeliling sumur
sudah diberi lantai semen namun banyak retakan. WC dengan Septick Tank yang
terpisah dari rumah namun tidak dilakukan pengurasan secara berkala. Keadaan
WC tidak saniter serta lantai yang licin sehingga sangat beresiko. Saluran air
limbah juga terbuka. Untuk pengolahan sampah dilakukan dengan dibakar. Satu
minggu yang lalu ada tetangga yang menderita penyakit Demam Berdarah
Dengue (DBD). Jarak antara rumah dengan tetangga yang menderita DBD kurang
dari 100 meter. Luas ventilasi rumah kurang dari 10% luas lantai. Sehari-hari
keluarga memasak menggunakan bahan bakar kayu. Penyimpanan makanan yang
dilakukan masih kurang layak, makanan dibiarkan terbuka. Keluarga juga
memiliki kebiasaan menggantung pakaian. Anggota keluarga masih belum
menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun (CTPS).
Anak memiliki oral hygiene yang buruk. Sikat gigi yang digunakan kurang
tepat. Cara anak menggosok gigi masih belum tepat. Anak tidak biasa menyikat
gigi dua kali sehari. Kadang hanya sekali sehari tapi lebih sering tidak gosok gigi.
Saat diwawancarai, keluarga tidak mengetahui apa itu stunting baik
pengertian, tanda, gejala, penyebab dan dampaknya. Keluarga juga tidak
mengetahui cara merawat anak yang stunting. Sejak usia 2 tahun sering keluar
masuk rumah sakit karena ada infeksi pada paru-paru. Namun keluarga
menyatakan tidak tahu bagaimana cara merawat anak dengan infeksi paru-paru.
Biasanya di rumah, jika ada anggota keluarga yang sakit tidak pernah dibawa ke
pelayanan kesehatan tapi hanya berobat ke dukun kampung.

A. Identifikasi Masalah
Langkah awal dalam membuat rencana intervensi yaitu melakukan
identifikasi masalah. Pada kasus ini, identifikasi masalah yang dilakukan dilihat
dari lima aspek yaitu gizi, kebidanan, keperawatan, keperawatan gigi dan
kesehatan lingkungan.
1. Aspek Gizi
a. Data Anthropometri
BB : 12 kg
TB : 86 cm
BB/U : -2 SD s/d -1 SD (Gizi baik)
TB/U : -3 SD s/d -2 SD (Pendek)
BB/TB : med s/d 1 SD (Normal)
Penilaian: Status gizi anak berdasarkan TB/U adalah pendek.

b. Data Fisik dan Klinis


 Perawakan anak pendek
Penilaian: Secara fisik perawakan anak terlihat pendek

c. Data Dietary History


 Kebiasaan makan dua kali sehari
 Tidak suka makan nasi tapi lebih menyukai mie
 Suka minum teh manis daripada susu
 Tidak menyukai sayur
 Hanya menyukai buah pisang dan semangka
 Setiap hari selalu membeli jajanan makanan ringan di warung
Penilaian: Kebiasaan makan kurang baik (tidak suka makan nasi tapi lebih
menyukai mie, suka minum teh daripada susu, tidak menyukai sayur, hanya
menyukai buah pisang dan semangka, selalu membeli makanan ringan), frekuensi
makan yang kurang (makan dua kali sehari)

d. Riwayat Personal
 Penyakit terdahulu : Ada infeksi pada paru – paru sejak usia 2
tahun
 Riwayat ekonomi, sosial dan budaya : Anak tinggal bersama
nenek. Ibu bekerja sebagai TKW. Paman dan bibinya bekerja
sebagai buruh pabrik.
Penilaian: Anak memiliki riwayat penyakit infeksi pada paru-paru, status
ekonomi rendah.

2. Aspek Kebidanan
a. Kurang konsumsi asupan makanan yg baik
b. Anak tidak ASI ekslusif, ejak menginjak usia 3 bulan telah diberikan susu
formula dan sejenis manisan seperti madu.
c. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pola asuh pada anak
d. Anak tidak pernah dibawa kunjungan ke Posyandu dikarenakan jarak dari
rumah ke Posyandu yang jauh
e. Kurang terpapar informasi mengenai jadwal Posyandu
f. Anak tidak mendapatkan imunisasi lengkap

3. Aspek Keperawatan
a. Kurang terpapar informasi salah satunya mengenai stunting seperti
pengertian, tanda, gejala, penyebab dan dampak stunting serta cara
merawatnya
b. Kebiasaan keluarga yang jika ada anggota keluarga yang sakit tidak pernah
dibawa ke pelayanan kesehatan tapi ke dukun kampong
c. Tidak mengetahui bagaimana cara merawat anak dengan infeksi paru-paru
d. Ketidakefektifan pola perawatan kesehatan keluarga
e. Ketidakadekuatan nutrisi

4. Aspek Keperawatan Gigi


a. Kebiasaan mengonsumsi makanan/minuman yang manis: lebih suka
mengkonsumsi teh daripada susu
b. Oral hygiene yang buruk
c. Pemilihan sikat gigi dan cara menyikat gigi yang kurang tepat
d. Tidak menyikat gigi dua kali sehari yaitu pagi setelah sarapan dan malam
sebelum tidur
e. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung air dan serat seperti
buah-buahan dan sayur-sayuran

5. Aspek Kesehatan Lingkungan


a. Ada anggota keluarga yang merokok
b. Sumber air bersih dari sumur gali dengan ember bertali dan diletakkan
sembarangan
c. Banyak retakan lantai semen di sekitar sumur
d. WC dengan Septick Tank yang terpisah dari rumah namun tidak dilakukan
pengurasan secara berkala
e. Keadaan WC tidak saniter serta lantai yang licin
f. Saluran air limbah terbuka
g. Pengolahan sampah dilakukan dengan dibakar
h. Jarak antara rumah dengan tetangga yang menderita DBD kurang dari 100
meter
i. Luas ventilasi rumah kurang dari 10% luas lantai
j. Keluarga memasak menggunakan bahan bakar kayu
k. Penyimpanan makanan dibiarkan terbuka
l. Kebiasaan menggantung pakaian
m. Keluarga belum menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun (CTPS)

B. Prioritas Masalah
Setelah dilakukan identifikasi masalah dari berbagai aspek, langkah
selanjutnya dalam membuat rencana intervensi yaitu penentuan prioritas masalah.
Penentuan prioritas masalah dilakukan dengan memberikan bobot yang
merupakan nilai yang berkisar antara 1-5 dengan kriteria sebagai berikut:
1. Berat masalah, dari bobot satu adalah masalah yang kurang serius hingga
bobot lima adalah masalah yang paling serius
2. Kemudahan dalam penanggulangannya, dari bobot satu adalah masalah
yang paling sulit penanunggalannya hingga bobot lima adalah masalah
yang paling mudah penanggulangannya
3. Tersedianya sumber daya (tenaga, dana, alat), dari bobot satu adalah sulit
tersedia sumber daya hingga bobot lima adalah mudah tersedia sumber
daya
4. Tingkat resiko penularan dari bobot satu adalah resiko penularan yang
paling kecil hingga bobot lima adalah resiko penularan paling besar
Berikut tabel pembobotan dalam penentuan prioritas masalah:
Tabel 1. Penentuan Proritas Masalah pada Kasus (An.Z)
Masalah Pembobotan Total %
Berat Kemudahan Sumber Tingkat
Aspek Indikator
Masalah Penanggulangan Daya Resiko
Gizi
Status gizi anak berdasarkan TB/U adalah pendek 5 3 3 5 16 80
dan secara fisik perawakan anak terlihat pendek
Gizi Kebiasaan makan kurang baik dan frekuensi 5 4 4 5 18 90
makan yang kurang
Riwayat penyakit infeksi pada paru-paru 5 2 2 4 13 65
Status ekonomi rendah 4 1 2 3 10 50
Kebidanan
Kurang konsumsi asupan makanan yg baik 4 2 4 4 14 70
Anak tidak ASI ekslusif 3 3 2 3 11 55
Kurangnya kesadaran dan partisipasi ibu dalam 5 4 4 5 18 90
mengikuti kegiatan Posyandu
Kebidanan
Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pola 4 2 2 4 12 60
asuh pada anak
Kurang terpapar informasi mengenai jadwal 4 2 3 4 13 65
Posyandu
Anak tidak mendapatkan imunisasi lengkap 3 3 3 2 11 55
Keperawatan Keperawatan
Kurang terpapar informasi salah satunya mengenai 5 3 4 5 17 85
stunting seperti pengertian, tanda, gejala,
penyebab dan dampak stunting serta cara
merawatnya
Kebiasaan keluarga yang jika ada anggota 5 3 2 4 14 70
keluarga yang sakit tidak pernah dibawa ke
pelayanan kesehatan tapi ke dukun kampung
Tidak mengetahui bagaimana cara merawat anak 4 3 2 4 15 75
dengan infeksi paru-paru
Ketidakefektifan pola perawatan kesehatan 5 4 3 3 15 75
keluarga
Ketidakadekuatan nutrisi 5 4 4 5 18 90
Keperawatan Gigi
Kebiasaan mengonsumsi makanan/minuman yang 5 3 4 5 17 85
manis
Oral hygiene yang buruk 5 4 4 5 18 90
Keperawatan Pemilihan sikat gigi dan cara menyikat gigi yang 5 2 2 4 13 65
Gigi kurang tepat
Tidak menyikat gigi dua kali sehari 5 2 4 4 15 75
Kurang mengkonsumsi makanan yang 5 1 2 4 12 60
mengandung air dan serat seperti buah-buahan dan
sayur-sayuran
Kesehatan Kesehatan Lingkungan
Lingkungan Ada anggota keluarga yang merokok 4 4 3 4 15 75
Sumber air bersih dari sumur gali dengan ember 4 4 3 3 14 70
bertali dan diletakkan sembarangan
Banyak retakan lantai semen di sekitar sumur 3 4 2 2 11 55
WC dengan Septick Tank yang terpisah dari rumah 4 2 2 4 12 60
namun tidak dilakukan pengurasan secara berkala
Keadaan WC tidak saniter serta lantai yang licin 3 3 4 2 12 60
Saluran air limbah terbuka 4 2 3 4 13 65
Pengolahan sampah dilakukan dengan dibakar 4 2 3 4 13 65
Jarak antara rumah dengan tetangga yang 3 2 3 4 12 60
menderita DBD kurang dari 100 meter
Luas ventilasi rumah kurang dari 10% luas lantai 3 2 2 3 10 50
Keluarga memasak menggunakan bahan bakar 3 3 2 3 11 55
kayu
Penyimpanan makanan dibiarkan terbuka 3 4 4 4 15 75
Kebiasaan menggantung pakaian 3 3 4 4 14 70
Keluarga belum menerapkan kebiasaan cuci 4 5 5 4 18 90
tangan pakai sabun (CTPS)

Tabel 2. Prioritas Masalah pada Kasus (An.Z)


No Indikator % Pembobotan Masalah
1 Kebiasaan makan kurang baik dan frekuensi makan yang kurang 90
2 Kurangnya kesadaran dan partisipasi ibu dalam mengikuti kegiatan Posyandu 90
3 Ketidakadekuatan nutrisi 90
4 Oral hygiene yang buruk 90
5 Keluarga belum menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun (CTPS) 90
Alternatif Penyebab Masalah
No Aspek Variabel Alternatif Penyebab masalah
1 Gizi Kebiasaan makan kurang baik dan - Pola makan atau asupan gizi yang kurang
frekuensi makan yang kurang - Pola asuh makan balita kurang
- Faktor ekonomi dan pendapatan
- Tingkat pengetahuan keluarga terkait gizi dan makanan rendah
- Ketersediaan pangan kurang
- Penyakit infeksi

Alternatif Pemecahan Masalah


No Aspek Variabel Penyebab masalah Alternatif Pemecahan Masalah
1 Gizi Kebiasaan makan - Pola makan atau Konsumsi zat gizi kurang :
kurang baik dan asupan gizi yang - Memberikan penyuluhan tentang
kurang pentingnya konsumsi makanan
frekuensi makan
- Pola asuh makan balita bagi balita
yang kurang kurang - Mengadakan pameran gizi
- Faktor ekonomi dan tentang gizi seimbang untuk
pendapatan balita dan bahan makanan sumber
- Tingkat pengetahuan zat gizi
keluarga terkait gizi - Demo memasak makanan untuk
dan makanan rendah balita
- Ketersediaan pangan Pola asuh makan balita kurang:
kurang - Memberikan penyuluhan tentang
- Penyakit infeksi pola asuh yang baik untuk balita.
Faktor Ekonomi dan pendapatan
- Memberikan pengetahuan tentang
cara meningkatkan kualitas
ekonomi keluarga
- Memberikan alternative pada
masyarakat dengan menggunakan
sumber pangan sekitar yang ada
untuk meningkatkan status
ekonomi masyarakat
- Memberikan contoh inovasi
pemanfaatan pangan supaya
memancing produktivitas
masyarakat guna meingkatkan
status ekonomi.
Tingkat pengetahuan keluarga terkait
gizi dan makanan rendah
- Mengadakan cerdas cermat
tentang asupan zat gizi yang baik
bagi balita.
- Memberikan penyuluhan tentang
gizi dan makanan yang baik
untuk balita
Ketersediaan pangan kurang :
- Memberikan penyuluhan tentang
ketersediaan pangan yang baik,
dan cara pemanfaatan pekarangan
rumah guna memenuhi kebutuhan
zat gizi.
Penyakit infeksi :
- Memberikan penyuluhan tentang
penyakit infeksi dan dampaknya
pada balita.

Poa Program Intervensi Gizi


No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Tempat Biaya P. Jawab
2. Penyuluhan Tujuan : untuk meningkatkan pengetahuan Ibu balita/ Minggu Posyandu Rp. 70.000 Mahasiswa
tentang status ibu/keluarga tentang status gizi dan penyakit keluarga pertama Kader
gizi balita dan infeksi pada balita. pelaksanaan
penyakit infeksi Tujuan khusus : PKL
 Ibu/keluarga mengetahui tentang status
gizi yang baik pada balita.
 Ibu/keluarga mengetahui pengaruh
status gizi balita terhadap penyakit
infeksi.
 Ibu/keluarga mengetahui tentang
dampak gizi buruk dan gizi kurang pada
balita.
3. Musyawarah Tujuan Umum : masyarakat mengetahui Masyarakat Minggu Musholla/ Rp. 100.000 Mahasiswa,
masyarakat program yang akan dilaksanakan oleh jorong pertama SD/ Balai Bidan
Jorong mahasiswa. pelaksanaan Desa
Tujuan Khusus : PKL
 Mahasiswa dapat melakukan
pendekatan dan perkenalan kepada
masyarakat jorong
 Masyarakat me mengetahui program
intervensi yang akan dilaksanakan
 Demi kelancaran program yang akan
dilaksanakan
4. Pelatihan Kader Tujuan Umum : setelah selesai mengikuti Minggu Posyandu Rp. 50. 000 Mahasiswa
pelatihan kader posyandu, diharapkan para Kader pertama PKL
kader posyandu dapat mengelola dan Posyandu pelaksanaan
melaksanakan lima kegiatan di posyandu PKL
dengan baik.
Tujuan Khusus :
setelah selesai mengikuti pelatihan kader
posyandu, diharapkan para kader posyandu
dapat :
 Memahami tugas-tugas kader posyandu
dalam menangani posyandu.
 Mengerjakan pengisian dan membaca
kartu menuju sehat
 Melakukan penyuluhan
 Melakukan pencatatan kegiatan
posyandu
 Melakukan penilaian masalah sasaran
posyandu
 Memahami metode dan media diskusi
serta sikap pemandu yang baik
 Menggerakkan masyarakat
 Melakukan upaya peningkatan gizi
keluarga
 Melaksanakan lima kegiatan di
posyandu.
5. Mengadakan Tujuan umum : meningkatkan pengetahuan Ibu dan Minggu ke Posyandu/ Rp. 200. 000 Mahasiswa
pameran gizi masyarakat tentang pangan dan makanan yang masyarakat dua Paud/ SD dan Kader
tentang pangan baik untuk balita. jorong pelaksanaan
dan olahan Tujuan Khusus : PKL
pangan lokal Masyarakat mengetahui tentang pangan
dan olahan pangan lokal
 Masyarakat dapat memanfaatkan
pangan lokal
 Meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang sumber bahan makanan dan
manfaatnya bagi balita.
6. Mengadakan Tujuan Umum : untuk menilai dan Ibu balita/ Minggu SD/Paud Rp. 100.000 Mahasiswa,
cerdas cermat meningkatkan pengetahuan ibu/keluarga Keluarg ketiga kader
tentang asupan tentang asupan zat gizi dan pola asuh yang baik balita pelaksanaan
zat gizi dan pola bagi balita. PKL
asuh yang baik Tujuan Khusus :
bagi balita  Menilai tingkat pengetahuan ibu/keluarga
 Meningkatnya motivasi ibu/keluarga
untuk menambah pengetahuan tentang
asupan zat gizi dan pola asuh bagi balita.
 Ibu/keluarga dapat menerapkan pola asuh
yang baik pada balita
7. Asuhan gizi Tujuan Umum : memantau perkembangan gizi Ibu balita 3x Rumah Rp. 50. 000 Mahasiswa
keluarga binaan balita dan seminggu keluarga
Tujuan Khusus : keluarga selama 4 binaan
1. Memantau pola konsumsi balita pada zat balita serta minggu
gizi makro dan zat gizi mikro untuk balita pelaksanaan
menanggulangi masalah gizi kurang dan
PKL
balita pendek
2. Merubah pola konsumsi balita menjadi
lebih baik
3. Memantau asupan gizi balita
4. Tercapainya status gizi optimal pada
balita dengan status gizi kurang
8. Penyuluhan Tujuan umum : untuk meningkatkan Ibu balita Minggu ke SD/Paud Rp. 75.000 Mahasiswa
tentang cara pengetahuan ibu tentang pemilihan bahan dua dan kader
pemilihan bahan makanan yang bergizi dan ekonomis
makanan yang Tujuan khusus :
bergizi dan  Ibu mengetahui tentang bahan makanan
ekonomis  Ibu mengetahui cara pemilihan bahan
makanan yang bergizi dan ekonomis
9. Penyuluhan Tujuan umum : untuk meningkatkan Ibu balita Minggu tiga Polindes Rp. 75.000 Mahasiswa
tentang pengetahuan ibu tentang pentingnya konsumsi dan bidan
pentingnya makanan bergizi seimbang bagi balita desa
konsumsi Tujuan khusus :
makanan bergizi  Ibu mengetahui tentang gizi seimbang
seimbang bagi  Ibu mengetahui makanan yang bergizi
balita dan demo seimbang
contoh makanan  Ibu mengetahui pentingnya konsumsi
makanan yang seimbang bagi balita
bergizi
seimbang
10. Penyuluhan Tujuan umum : untuk meningkatkan ibu balita Minggu tiga Musholla Rp. 75.000 Mahasiswa
tentang pengetahuan ibu tentang ketersediaan pangan
ketersediaan dan cara pemanfaatan pekarangan rumah, guna
pangan yang memenuhi kebutuhan zat gizi
baik dan cara Tujuan khusus:
pemanfaatan  Ibu mengetahui ketersediaan pangan
pekarangan yang baik
 Ibu mengetahui tentang cara
rumah guna
memanfaatkan pekarangan rumah
memenuhi
kebutuhan zat
gizi

Anda mungkin juga menyukai