A. Identifikasi Masalah
Langkah awal dalam membuat rencana intervensi yaitu melakukan
identifikasi masalah. Pada kasus ini, identifikasi masalah yang dilakukan dilihat
dari lima aspek yaitu gizi, kebidanan, keperawatan, keperawatan gigi dan
kesehatan lingkungan.
1. Aspek Gizi
a. Data Anthropometri
BB : 12 kg
TB : 86 cm
BB/U : -2 SD s/d -1 SD (Gizi baik)
TB/U : -3 SD s/d -2 SD (Pendek)
BB/TB : med s/d 1 SD (Normal)
Penilaian: Status gizi anak berdasarkan TB/U adalah pendek.
d. Riwayat Personal
Penyakit terdahulu : Ada infeksi pada paru – paru sejak usia 2
tahun
Riwayat ekonomi, sosial dan budaya : Anak tinggal bersama
nenek. Ibu bekerja sebagai TKW. Paman dan bibinya bekerja
sebagai buruh pabrik.
Penilaian: Anak memiliki riwayat penyakit infeksi pada paru-paru, status
ekonomi rendah.
2. Aspek Kebidanan
a. Kurang konsumsi asupan makanan yg baik
b. Anak tidak ASI ekslusif, ejak menginjak usia 3 bulan telah diberikan susu
formula dan sejenis manisan seperti madu.
c. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pola asuh pada anak
d. Anak tidak pernah dibawa kunjungan ke Posyandu dikarenakan jarak dari
rumah ke Posyandu yang jauh
e. Kurang terpapar informasi mengenai jadwal Posyandu
f. Anak tidak mendapatkan imunisasi lengkap
3. Aspek Keperawatan
a. Kurang terpapar informasi salah satunya mengenai stunting seperti
pengertian, tanda, gejala, penyebab dan dampak stunting serta cara
merawatnya
b. Kebiasaan keluarga yang jika ada anggota keluarga yang sakit tidak pernah
dibawa ke pelayanan kesehatan tapi ke dukun kampong
c. Tidak mengetahui bagaimana cara merawat anak dengan infeksi paru-paru
d. Ketidakefektifan pola perawatan kesehatan keluarga
e. Ketidakadekuatan nutrisi
B. Prioritas Masalah
Setelah dilakukan identifikasi masalah dari berbagai aspek, langkah
selanjutnya dalam membuat rencana intervensi yaitu penentuan prioritas masalah.
Penentuan prioritas masalah dilakukan dengan memberikan bobot yang
merupakan nilai yang berkisar antara 1-5 dengan kriteria sebagai berikut:
1. Berat masalah, dari bobot satu adalah masalah yang kurang serius hingga
bobot lima adalah masalah yang paling serius
2. Kemudahan dalam penanggulangannya, dari bobot satu adalah masalah
yang paling sulit penanunggalannya hingga bobot lima adalah masalah
yang paling mudah penanggulangannya
3. Tersedianya sumber daya (tenaga, dana, alat), dari bobot satu adalah sulit
tersedia sumber daya hingga bobot lima adalah mudah tersedia sumber
daya
4. Tingkat resiko penularan dari bobot satu adalah resiko penularan yang
paling kecil hingga bobot lima adalah resiko penularan paling besar
Berikut tabel pembobotan dalam penentuan prioritas masalah:
Tabel 1. Penentuan Proritas Masalah pada Kasus (An.Z)
Masalah Pembobotan Total %
Berat Kemudahan Sumber Tingkat
Aspek Indikator
Masalah Penanggulangan Daya Resiko
Gizi
Status gizi anak berdasarkan TB/U adalah pendek 5 3 3 5 16 80
dan secara fisik perawakan anak terlihat pendek
Gizi Kebiasaan makan kurang baik dan frekuensi 5 4 4 5 18 90
makan yang kurang
Riwayat penyakit infeksi pada paru-paru 5 2 2 4 13 65
Status ekonomi rendah 4 1 2 3 10 50
Kebidanan
Kurang konsumsi asupan makanan yg baik 4 2 4 4 14 70
Anak tidak ASI ekslusif 3 3 2 3 11 55
Kurangnya kesadaran dan partisipasi ibu dalam 5 4 4 5 18 90
mengikuti kegiatan Posyandu
Kebidanan
Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pola 4 2 2 4 12 60
asuh pada anak
Kurang terpapar informasi mengenai jadwal 4 2 3 4 13 65
Posyandu
Anak tidak mendapatkan imunisasi lengkap 3 3 3 2 11 55
Keperawatan Keperawatan
Kurang terpapar informasi salah satunya mengenai 5 3 4 5 17 85
stunting seperti pengertian, tanda, gejala,
penyebab dan dampak stunting serta cara
merawatnya
Kebiasaan keluarga yang jika ada anggota 5 3 2 4 14 70
keluarga yang sakit tidak pernah dibawa ke
pelayanan kesehatan tapi ke dukun kampung
Tidak mengetahui bagaimana cara merawat anak 4 3 2 4 15 75
dengan infeksi paru-paru
Ketidakefektifan pola perawatan kesehatan 5 4 3 3 15 75
keluarga
Ketidakadekuatan nutrisi 5 4 4 5 18 90
Keperawatan Gigi
Kebiasaan mengonsumsi makanan/minuman yang 5 3 4 5 17 85
manis
Oral hygiene yang buruk 5 4 4 5 18 90
Keperawatan Pemilihan sikat gigi dan cara menyikat gigi yang 5 2 2 4 13 65
Gigi kurang tepat
Tidak menyikat gigi dua kali sehari 5 2 4 4 15 75
Kurang mengkonsumsi makanan yang 5 1 2 4 12 60
mengandung air dan serat seperti buah-buahan dan
sayur-sayuran
Kesehatan Kesehatan Lingkungan
Lingkungan Ada anggota keluarga yang merokok 4 4 3 4 15 75
Sumber air bersih dari sumur gali dengan ember 4 4 3 3 14 70
bertali dan diletakkan sembarangan
Banyak retakan lantai semen di sekitar sumur 3 4 2 2 11 55
WC dengan Septick Tank yang terpisah dari rumah 4 2 2 4 12 60
namun tidak dilakukan pengurasan secara berkala
Keadaan WC tidak saniter serta lantai yang licin 3 3 4 2 12 60
Saluran air limbah terbuka 4 2 3 4 13 65
Pengolahan sampah dilakukan dengan dibakar 4 2 3 4 13 65
Jarak antara rumah dengan tetangga yang 3 2 3 4 12 60
menderita DBD kurang dari 100 meter
Luas ventilasi rumah kurang dari 10% luas lantai 3 2 2 3 10 50
Keluarga memasak menggunakan bahan bakar 3 3 2 3 11 55
kayu
Penyimpanan makanan dibiarkan terbuka 3 4 4 4 15 75
Kebiasaan menggantung pakaian 3 3 4 4 14 70
Keluarga belum menerapkan kebiasaan cuci 4 5 5 4 18 90
tangan pakai sabun (CTPS)