Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN STUDI KASUS

TATA LAKSANA DIET PADA


PASIEN
Kasus 7
GIZI BURUK TIPE MARASMIK FASE TRANSISI
DAN VOMITUS dd.e.c. GERD

Disusun Oleh
Kelompok 13:
1. Asri Novianty (10021381924058)
2. Ayu Rorenzah (10021381924083)
3. Khairun Norizati (10021381924082)
4. Lala Hajini (10021181924002)
5. Nyayu Hanun (10021281924044)

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS KESEHATAN
MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2020

0 1
BAGIAN 1. ASESSMENT

A. ANAMNESIS
1. Identitas Pasien
Nama : An. A. D. N. H No. RM : 01-34-71-04
Umur : 1 tahun 1 bulan 19 hari Ruang : Melati 1 no. 5
Sex : Perempuan Tgl Masuk : 27 April 2008
Pekerjaan : - Tgl Kasus : 28 April 2008
Pendidikan : - Alamat : Nogomudo, Gowok, Lobangsan,
Danurejan, Yogyakarta
Agama : Islam Diagnosis : Gizi buruk tipe marasmik fase
transisi dan vomitus dd. e.c. GERD

B. Data Subyektif
2. Berkaitan dengan riwayat penyakit
Keluhan Utama Mual dan muntah>6x sehari
Riwayat Penyakit Sejak usia 2 bulan sering muntah 10x perhari tidak
Sekarang menyemprot.
Jarak muntah dan intake tidak pasti ,tidak kembung ,BAB
4x sehar idengan normal berobat di dokter spesialis anak
ditarakan diagnosis GERD.
Tujuh hari sebelum masuk rumah sakit muntah 5x perhari.
Dokter memberi terapi omeprazole dan zamel sehingga
muntah berkurang .
Pasien belum dapat rawat inap karna penuh .
Satu hari sebelum masuk rumah sakit muntah 8x dan BAB
tidak cair.

Riwayat Penyakit
Dahulu -
Riwayat Penyakit Saudara sepupu pasien ada yang pernah mengalami sakit
Keluarga muntah-muntah tetapi tidak sampai penurunan berat badan.

1. Berkaitan dengan riwayat gizi


Penghasilan :Rp.2.500,000,00 perbulan
Data Sosio ekonomi
Jumlah anggota keluarga :-
Suku :-

0 1
Aktifitas fisik Jumlah jam kerja : -
Jumlah jam tidur sehari :4-5 jam
Tidur malem selama : 10 jam
Jenis olahraga : -
Frekuensi : -
Alergi makanan Makanan : tidak ada Penyebab : -
Jenis diet khusus : tidak ada Alasan : -
Yang Menganjurkan : tidak ada
Masalah Nyeri uluhati (tidak)
gastrointestinal
Mual (tidak)

Muntah (ya)

Diare (ya)

Konstipasi (ya)

Anoreksia (tidak),

Perubahan pengecapan/penciuman (tidak)


Penyakit kronik Jenis penyakit : - Modifikasi diet : -
Jenis dan lama pengobatan :-
Kesehatan mulut Sulit menelan -, Stomatitis -, Gigi lengkap -
Pengobatan Vitamin/mineral/suplemen gizi lain : -
Frekuensi dan jumlah : -
Perubahan berat Bertambah/berkurang : berkurang tidak pernah naik Lamanya
badan : 4 bulan
Disengaja/tidak : tidak
Pasien mengalami penurunan berat badan 0,6 kg selama 5
bulan .

Mempersiapkanmak Makanan disiapkan oleh ibu dan pengasuh pasien


anan Fasilitas memasak : kompor gas
Fasilitas menyimpan makanan :kulkas
Riwayat / Sejak lahir pasien tidak pernah diberi ASI .
polamakan Susu formula sejak lahir hingga sekarang .
Umur 6 bulan : anak mulai diberikan bubur saring sebanyak
3x/hari
Umur 9 bulan : anak mulai diberikan bubur lunak sebanyak

0 1
3x/hari.
Pola makan saat ini : susu formula 6-8x/perhari @50 cc 1
sdm susu bubuk .
Bubur nasi 3x/hari @ 1 mangkok kecil 3 sdm bubur.
Lauk hewani : setiap kali makan.jenis lauk hewani yang biasa
diberikan daging ,hati ayam,telur,daging ayam,cincang.
Lauk nabati : setiap kali makan .lauk nabati yg sering
dikomsumsi tempe dan tahu .
Sayurannya kurang menyukai sayuran sehingga jarang
diberikan sayur . sayuran yg paling tidak disukai adalah
wortel.

Kesimpulan:
Pasien atas nama An. A. D. N. H ialah seorang perempuan berumur 1 tahun 1 bulan
19 hari masuk rumah sakit dengan keluhan utama adalah mual dan muntah-muntah 6x sehari
sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Sejak usia 2 bulan sering muntah 10x perhari tidak
menyemprot. Jarak muntah dan intake tidak pasti, tidak kembung, BAB 4x sehari dengan
normal berobat di dokter spesialis anak ditarakan diagnosis GERD. Tujuh hari sebelum
masuk rumah sakit muntah 5x perhari. Dokter memberi terapi omeprazole dan zamel
sehingga muntah berkurang. Pasien belum dapat rawat inap karna penuh .
Satu hari sebelum masuk rumah sakit muntah 8x dan BAB tidak cair. Berdasarakan
penyakit turunan pada keluarga ditemukan, saudara sepupu pasien ada yg pernah mengalami
sakit muntah-muntah tetapi tidak sampai mengalami penurunan berat badan.

Pembahasan anamnesis:
Pasien didiagnosis medis gizi buruk tipe marasmik fase transisi dan vomitus
dd.e.c.GERD. saat masuk rumah sakit pasien mengeluh mual dan muntah-muntah 6x sehari.
Selama 4 bulan belakangan pasien mengalami penurunan berat badan. Pasien mengalami
penurunan berat badan 0,6 kg selama 5 bulan yang mengakibatkan salah satunya gangguan
pencernaan.

0 1
Selain itu pasien juga mengalami konstipasi yang kemungkinan disebabkan pola
makan pasien yang jarang mengkonsumsi buah sehingga pasien disarankan mengkonsumsi
buah dan sayur secara rutin untuk memenuhi kebutuhan serat dan mencegah konstipasi.

C. Data Obyektif

1. Antropometri
Panjang
Berat Badan Lingkar kepala LLA
badan
4,4 kg 41,5 cm 9 cm
73 cm
Lingkar dada
39 cm

2. GRAFIK ANTROPOMETRI
1. BMI /U

2. BB/U

0 1
3. PB/U

4. BB/PB

Kesimpulan :
Berdasarkan grafik WHO Anthro diatas, dapat diketahui nilai z-score meliputi BB/U,
TB/U, dan BMI/U didapatkan hasil berturut- turut-5,68, -1,12, dan -7,11. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pasien mengalami gizi buruk
Pembahasan :
Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan z-score BB/U pasien adalah -5,68. Hal ini
menunjukkan bahwa pasien memiliki berat badan yang sangat kurang (severe underweight)
karena nilainya <-3 SD. Nilai ini mengindikasikan bahwa status gizi pasien termasuk gizi
buruk tingkat berat. Nilai z-score TB/U pasien adalah -1,12 menunjukkan bahwa tinggi badan

0 1
pasien normal jika dibandingkan dengan tinggi badan anak seusianya. Dari kombinasi antara
tinggi badan dan berat badan maka didapat nilai z-score BMI/U adalah -7,11. Dari data
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami status gizi buruk tingkat berat.

D. Pemeriksaan laboratorium
Parameter Nilai normal Masuk RS Awal kasus
27 april 2008 28 april 2008
WBC 4,8-10,8 7,8 (normal) 7,8 (normal)
RBC 4,7-6,1 4,13 (rendah) 4,13 (rendah)
HGB 10,0-16,0 g/dL 12,6 (normal) 12,6(normal)
HCT 33,0-38,0% 36,4 (normal) 36,4(normal)
MCV 82,0-92,0 fL 88,1(normal) 88,1(normal)
MCH 27,0-31,0 pg 30,4 (normal) 30,4(normal)
MCHC 32,0-36,0 g/dL 34,5(normal) 34,5(normal)
RDW 11,5-15,5% 11,9(normal) 11,9(normal)
TP 6,3-8,2 g/dL 6,54(normal) 6,54(normal)
AIb 3,5-5,0 g/dL 4,42(normal) 4,42(normal)
Glukosa 74-106 mg/DI 67(rendah) 67(rendal)
NA 135,0-145,0 143,7(normal) 143,7(normal)
mmol/L
K 3,6-5,8 mmol/L 4,56(normal) 4,56(normal)
CI 98,0-107,0 105 (normal) 105(normal)
mmol/L
Ca 2,1-2,6 mmol/L 2,19(normal) 2,19(normal)

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia menunjukkan sebagian besar nilai
laboratorium darah normal, hanya dua parameter yang nilainya berada di bawah normal yaitu
RBC dan glukosa.
Pembahasan :
Rendahnya jumlah red blood cells (RBC) merupakan indikator anemia. Menurut
Soetjiningsih (2007), penyebab rendahnya kadar hemoglobin dalam darah salah satunya
adalah asupan yang tidak mencukupi. Penyebab lain adalah kurangnya kecukupan makan dan
kurangnya mengkonsumsi sumber makanan yang mengandung zat besi, selain itu konsumsi
makan cukup tetapi makanan yang dikonsumsi memiliki bioavaibilitas zat besi yang rendah
sehingga jumlah zat besi yang diserap oleh tubuh kurang (Ikhmawati dkk, 2013).
Rendahnya kadar glukosa merupakan indikator kurangnya asupan karbohidrat.
Berdasarkan hasil penelitian Aprilya Roza Werdani dan Triyanti (2014) diketahui bahwa

0 1
asupan karbohidrat memiliki hubungan bermakna dengan kadar glukosa. Oleh karena itu,
kurangnya asupan karbohidrat dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah.

E. Pemeriksaan Fisik dan klinik


- Subyektif : demam, makan minum tidak mau ,BAB/BAK,muntah+
- KU : sedang, compos mentis
- Leher : linen tak teraba ,JVP
- Dada : simetris,cembung,refraksi-
- Jantung : S1 tunggal S2 split
- Paru : sonor, vesikula-
- Abdomen : supel, nyeri tekan-
- Extrimitas : akral hangat ,nadi kaki kyat,perfusi baik
- Nadi : 120x/menit
- Respirasi : 40x/menit
- Suhu : 36,5 C

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratarium pada awal kasus (28 april 2018),
diketahui bahwa pasien mengalami penurunan kadar RBC dan Glukosa. Terjadinya
penurunan RBC menunjukkan bahwa pasien kekurangan asupan nutrisi. Terdapat beberapa
nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk memproduksi sel darah merah, di antaranya adalah zat
besi, folat, vitamin B6, dan vitamin B12. Kekurangan asupan nutrisi ini bisa terjadi pada
orang dengan pola makan yang tidak sehat, memiliki gangguan usus sehingga penyerapan
nutrisi terhambat, atau menjalani pola makan vegetarian. Dan penurunan glukosa yang
diakibatkan oleh kurangnya asupan makanan yang mengandung karbohidrat, seperti nasi,
roti, kentang, atau susu. Bila kadar gula dalam darah rendah, maka tubuh akan kekurangan
energi untuk beraktivitas.
F. Pemeriksaan Penunjang
USG abdomen dengan kesan hepar, vesika felea, pancreas, lien, ren dextra sinistra,
vesica urinaria dalam batas normal.

0 1
G. Anamnesa Gizi

Energi Protein Lemak (gr) KH (gr)


(kal) (gr)
Asupan oral/
372,98 16,62 12,01 48,12
enteral

Infus RL 0 0 0 0

Total asupan 372,98 16,62 12,01 48,12


Kebutuhan 1350 20 45 215
%
Asupan 28% 83% 27% 22%
/kebutuhan
Keterangan Inadekuat Adekuat Inadekuat Inadekuat

Kesimpulan:
Dari hasil recall 24 jam, pasien hanya mengonsumsi 1 porsi makanan dan hanya
memenuhi 28% kebutuhan energi sehari.

Pembahasan Anamnesa Gizi:


Pasien hanya mengonsumsi 1 porsi makanan dan hanya memenuhi rata-rata 28%
kebutuhan energy, 83% kebutuhan protein, 27% kebutuhan lemak dan 22% kebutuhan
karbohidrat dalam sehari. Hal tersebut menunjukkan bahwa asupan oral pasien masih kurang
untuk memenuhi kebutuhan zat gizinya.

H. Terapi obat
Jenis Obat Interaksi dengan
Fungsi Solusi
zat gizi
Pengobatan dan pencegahan Potensi interaksi Sebaiknya
zamel defisiensi vitamin dan suplemen terjadi diminum sesaat
mineral pada anak ketika digunakan setelah makan.

0 1
bersamaan Selalu ikuti
dengan suplemen anjuran dokter
atau obat lain atau petunjuk
sehingga dapat penggunaan
mengubah cara yang tertera
kerja obat. pada kemasan
Sebagai sebelum mulai
akibatnya, risiko mengonsumsiny
efek samping a.Gunakanlah
dapat meningkat, antara satu dosis
obat tidak dengan dosis
bekerja, atau lainnya pada
bahkan jarak jam yang
menimbulkan sama.
efek beracun yang
membahayakan
tubuh.
Mengatasi masalah perut dan Konsumsi
Selalu ikuti
kerongkongan yang omeprazol
anjuran sesuai
Omeprazol diakibatkan oleh asam dengan beberapa
resep dokter
lambung, meredakan gejala obat lain dapat
atau petunjuk
perut panas, kesulitan menurunkan
penggunaan
menelan, dan batuk yang tak konsentrasi
yang tertera
kunjung hilang. omeprazol,
pada kemasan
penurunan
sebelum mulai
konsentrasi obat
mengonsumsiny
lain dan
a.
penurunan
absorpsi obat lain.
Membantu tubuh Asam folat tidak Selalu ikuti
memproduksi sel darah diberikan pada anjuran sesuai

Asam folat merah, mempertahankan sel- penderitaganggua resep dokter


sel baru dan mengatasi nmetabolisme atau petunjuk
peradangan pada dinding gula, penggunaan

0 1
saluran pencernaan, sepertidefisiensila yang tertera
serta dialisis ginjal ktosa, pada kemasan
kesulitanmenyera sebelum mulai
pglukosa- mengonsumsiny
galaktosa, a.
atauintoleransiter
hadapgalaktosa.
Mengonsumsi
asam folat dengan
obat
antituberkulosis
(TB), antiepilepsi,
pil KB,
methotrexate,
pyrimethamine,
sulfonamida, atau
trimethoprim: me
nurunkan kadar
asam folat dalam
darah.

Mengonsumsi
asam folat dengan
Phenytoin: menur
unkan kadar
phenytoin dalam
darah.
BAGIAN 2. DIAGNOSIS GIZI

1. DOMAIN INTAKE
a. NI.1.2. : Asupan energi tidak adekuat berkaitan dengan asupan zat gizi yang lebih
rendah dari yang dianjurkan berkaitan dengan mual dan muntah lebih dari 6x sehari,
dan ditandai dengan pencapaian asupan energi terhadap kebutuhan adalah 27,8%.

0 1
b. NI.2.1. : asupan oral tidak adekuat yang ditandai dengan jarak muntah dengan intake
tidak pasti kadang-kadang sesaat setelah makan, kadang 30 menit sampai 1 jam.
c. NI.5.2. : Malnutrisi berkaitan dengan asupan makan yang kurang yang diakibatkan
muntah sesaat setelah makan dan minum dan ditandai dengan asupan zat gizi makro
(energi, lemak, dan karbohidrat) <80 %.
d. NI.5.6.1. : Asupan lemak tidak adekuat berkaitan dengan asupan gizi lebih rendah dari
yang dianjurkan berkaitan dengan rendahnya konsumsi makanan sumber protein
ditandai dengan pencapaian asupan lemak terhadap kebutuhan adalah 26,69 %.
e. NI.5.8.1 : Asupan karbohidrat tidak adekuat berkaitan dengan rendahnya konsumsi
makanan sumber karbohidrat ditandai dengan pencapaian asupan energi terhadap
kebutuhan.

2. DOMAIN KLINIS
a. NC.1.1 : Kesulitan menelan berkaitan dengan kondisi pasien yang malnutrisi ditandai
dengan gigi tidak lengkap
b. NC.1.4 : Perubahan fungsi gastrointestinal berkaitan dengan gangguan pencernaan
ditandai dengan, muntah, konstipasi dan diare.
c. NC.2.1 : Gangguan utilisasi zat gizi berkaitan dengan nilai parameter RBC dan
Glukosa yang rendah ditandai dengan kondisi pasien yang tidak mau makan minum,
BAB/BAK, dan muntah +
d. N.C.31. : Berat badan kurang/underweight berkaitan dengan grafik BB/U didapatkan
z score pasien yaitu – 5,68 SD ditandai dengan berat badan tidak naik selama 4 bulan
terakhir.
e. NC.3.2. : penurunan BB yang tidak diharapkan ditandai Pasien mengalami penurunan
berat badan 0,6 kg selama 5 bulan yang akibatkan salah satunya gangguan
pencernaan.

3. DOMAIN LINGKUNGAN
a. NB.1.1 : Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi berkaitan dengan asupan
harian tidak seimbang ditandai dengan pasien tidak suka sayur wortel sehingga pasien
jarang diberikan sayur.

0 1
BAGIAN 3. INTERVENSI GIZI

A. PLANNING
1. Tujuan Diet
A. Memberikan asupan makanan yang mencukupi dengan kebutuhan pasien.

0 1
B. Memberikan asupan makanan cukup energi, zat gizi makro dan zat gizi mikro sesuai
dengan kebutuhan pasien.
C. Menambah asupan lemak untuk memenuhi kebutuhan energi sebagai pengganti
sebagian asupan karbohidrat.
2. Terapi diet
a. Jenis diet : TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)
b. Bentuk makanan : Lunak
c. Cara pemberian : Oral

2. Syarat / Prinsip Diet


a. Asupan energi tinggi disesuakan dengan kebutuhan yaitu sebesar 1000
kkal/kgBB/hari.
b. Protein cukup 1 g / kg BB/hari
c. Lemak cukup, yaitu 25% dari total kebutuhan energi
d. Karbohidrat cukup (100% - % Protein - % lemak), yaitu hasil dari selisih jumlah
persentase kebutuhan energy dengan jumlah protein dan lemak.
e. Vitamin dan mineral cukup.
f. Cairan dibatasi maksimal 500 ml/hari (kebutuhan cairan 0,5 ml/kkal).
g. Makanan dengan porsi kecil dan sering.
h. Mudah dicerna dan tidak menimbulkan gas.
i. Makanan dimasak dalam bentuk lunak.

3. Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi

BB Ideal = 2n+8
= 2(1)+8 = 10 kg
Energi = 100 x BBI
= 100 x 10 kg
= 1000 kkal
Rentan kebutuhan energi pasien adalah 1000 Kkal.
Protein = 1 g x BB aktual
= 1 g x 4,4 = 4,4 g
= 17,6kkal
Rentan kebutuhan protein pasien adalah 4,4 g.

0 1
Lemak = 25% x total kalori
= 25% x 1000 kkal = 250kkal
= 27,8 g
Rentan kebutuhan lemak pasien adalah 27,8 g.
Karbohidrat = energi – protein - lemak
= 1000 – 17,6 – 250 = 732 Kkal
= 183,1 g
Reantan kebutuhan karbohidrat pasien adalah 183,1 g
Cairan = 0,5 ml x energi = 0,5 ml x 1000
= 500 ml/hari

Pembahasan deskripsi diet:


Perhitungan energi menggunakan berat badan ideal. Jumlah energi yang dibutuhkan
adalah 1000 kkal, protein 18 gram, lemak 28 gram, dan karbohidrat 183,1 gram. Untuk
mencukupi kebutuhannya, pasien diberikan diet TKTP (Tingi Kalori Tinggi Protein)
namun rendah karbohidrat dan tinggi lemak. Diet TKTP dipilih untuk mengurangi
penurunan berat badan akibat vomitus dd. E.c GERD. Asupan energi pasien harus
mencukupi kebutuhan untuk mencegah penurunan BB lebih lanjut. Makanan diberikan
dalam porsi kecil tapi sering yaitu dengan membaginya kedalam 3 kali makan utama
dan 3 kali makan selingan dan diberikan secara bertahap. Bentuk makanan diberikan
sesuai daya terima pasien yaitu bentuk makanan lunak. Pasien juga perlu menghindari
makanan padat untuk menghindari terjadinya muntah-muntah.

5. Rencana monitoring dan evaluasi


Anamnesis Yang diukur Pengukuran Evaluasi/ target
(jangkawaktu)
Antropometri Berat Badan Setiap hari Tidak terjadi
penurunan berat
badan
Biokimia RBC, Glukosa Sesuai keputusan Membaik,
dokter Normal
Fisik dan Klinis Subyektif, respirasi, Setiaphari Normal
dansuhu
Asupan Gizi Asupan energi, Setiap hari Asupan minimal
karbohidrat, protein, 90%

0 1
lemak

1. Rencana Konsultasi Gizi


Sasaran : Anggota keluarga
Waktu : Saat di ruangan
Tempat : Ruang Melati 1 no. 5
Media : Leaflet diet
Metode : Konsultasi gizi (konseling)

Masalah gizi : kekurangan asupan kalori, protein, lemak dan karbohidrat, muntah,
GERD, dan dehidrasi.
Tujuan : Meningkatkan asupan makanan yang baik terutama kalori dan protein dan
mencegah muntah atau diare atau dehidrasi,
Konseling gizi :
a) Memberikan pengetahuan mengenai makanan / diet tinggi protein.
b) Memberikan pengetahuan mengenai makanan / diet tinggi energi.
c) Memberikan pengetahuan mengenai makanan berlemak yang dapat menyebabkan
mual dan muntah.
d) Memberikan pengetahuan mengenai asupan cairan normal (mencegah dehidrasi).
e) Memberikan pengetahuan mengenai pentingnya menjaga berat badan ideal

B. IMPLEMENTASI
1. Kajian Terapi Diet Rumah Sakit
- Jenis Diet/Bentuk Makanan/Cara Pemberian: TKTP (Tinggi Kalori Tinggi
Protein))/Lunak/oral
- Parenteral Gizi: -
Energi
Protein (g) Lemak (g) KH (g) Cairan Na (mg)
(kkal)
(ml)
standar 1350 20 45 215 1150 800
diet RS
( AKG )
Infus - - - - - -
Kebutuhan 1000 4,4 27,8 183,1 500 700
(planning)
% standar/ 74% 22% 61,7% 81,2% 43,48% 87,5%

0 1
kebutuhan

Rekomendasi Diet
Waktu Makan Rekomendasi DIet Jumlah
Makan Pagi (08.00) Bubur tim 150 g
Daging ayam rebus 20g
(09.00) Pisang 50 g
(09.30) Formula 100 175ml
Selingan pagi (10.00) Bubur Sun kacang ijo 100 g
Makan siang (12.00) Bubur nasi 200g
Daging ayam rebus 40 g
Brokoli 25 g
Tahu 50g
(14.00) Jus Melon 100 ml
Selingan sore (15.00) - -
Makan malam (19.00) Bubur Nasi 200 g
Telur ayam rebus 55 g
Bayam 50
Tahu 25
Selingan malam (21.00) Pisang 50 g

Perbandingan Rekomendasi Diet dengan Kebutuhan Diet


Energi Protein Lemak KH
Rekomendasi 1.044,6 44 29,6 149.4
Kebutuhan 1000 4,4 27,8 183,1
% 104,6 % 100% 106,5% 81,6%

1. Penerapan Diet Berdasarkan Rekomendasi


Pemesanan diet: TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein))
Diet yang diberikan bertujuan untuk mencukupi kebutuhan energi harian dan
kebutuhan protein untuk mencegah penurunan berat badan. Maka dari itu makanan
diberikan secara bertahap dalam porsi kecil dan sering yaitu 3 kali makan utama dan 2
kali makan selingan. Selain itu dipilih makanan dengan kadar lemak yang rendah dan
dalam porsi yang sesuai kebutuhan. Lauk hewani dipilih yang kadar lemaknya rendah.
Sayur dipilih sayur yang tidak menimbulkan gas seperti bayam, dan brokoli. Sayur-
sayur tersebut tidak menyebabkan perut kembung yang dapat menyebabkan
ketidaknyamanan terutama pada organ pencernaan.
2. Penerapan Konseling

0 1
Memberikan pengertian kepada pasien untuk menurunkan asupan cairan dan natrium
harian berkaitan dengan asam lambung naik yang menunjukkan seperti susah
bernapas atau batuk-batuk seperti mau muntah. Pasien juga diberitahu jumlah asupan
cairan dan natrium yang mencukupi kebutuhan harian, darimana saja sumbernya dan
bagaimana memenuhi kebutuhan tersebut. Menekankan kepada pasien untuk
memperhatikan asupannya supaya mencukupi kebutuhan untuk mencegah penurunan
BB dan kenaikan asam lambung lebih lanjut.

BAGIAN 4. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan :
1. Pasien adalah anak berumur 1 tahun 1 bulan 19 hari yang mengalami gizi buruk tipe
marasmik serta vomitus dd.e.c. GERD yang sejak lahir tidak pernah diberikan ASI
dan hanya diberikan susu formula.
2. Pasien mengalami penurunan berat badan yang berdasarkan WHO Antrho pasien
termasuk gizi buruk tingkat berat.
3. Pasien sering mengalami muntah-muntah sejak umur 2 bulan
4. Pada pemeriksaan laboratorium kadar RBC dan Glukosa pasien termasuk kategori
rendah
5. Pola makan pasien kurang menyukai sayuran sehingga jarang mengonsumsi sayuran
dan mengalami gangguan pencernaan.
Saran :
1. Memotivasi pasien serta keluarga pasien untuk menjaga asupan makan yang cukup
agar kebutuhan gizi dapat terpenuhi

0 1
2. Sering mengonsumsi buah dan sayur secara rutin agar dapat memenuhi kebutuhan
serat dan mencegah konstipasi.
3. Pasien diberikan diet TKTP agar dapat mencukupi kebutuhan energi harian dan
kebutuhan protein untuk mencegah penurunan berat badan serta diberikan makanan
dalam porsi kecil tetapi sering.

0 1
BAGIAN 5. TINJAUAN TEORI

Gizi adalah salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi individu atau
masyarakat, dan karenanya merupakan issue fundamental dalam kesehatan masyarakat
(Emerson, 2005; Mendez, 2005). Status gizi pada balita dapat berpengaruh terhadap beberapa
aspek. Gizi kurang pada balita, membawa dampak negatif terhadap pertumbuhan fisik
maupun mental, yang selanjutnya akan menghambat prestasi belajar. Akibat lainnya adalah
penurunan daya tahan, menyebabkan hilangnya masa hidup sehat balita, serta dampak yang
lebih serius adalah timbulnya kecacatan, tingginya angka kesakitan dan percepatan kematian
(Ali, 2006; Mamhidira, 2006; Andriani, 2012).
Kondisi gizi buruk akan memengaruhi banyak organ dan sistem, karena kondisi gizi
buruk ini juga sering disertai dengan defisiensi (kekurangan) asupan mikro/makro nutrient
lain yang sangat diperlukan oleh tubuh. Dalam kondisi akut gizi buruk bisa mengancam jiwa
karena berbagai disfungsi yang dialami, ancaman yang timbul antara lain: hipotermi,
hypoglikemi, dan kekurangan elektrolit penting serta cairan tubuh. Efek malnutrisi
berpengaruh terhadap perkembangan otak, jika gizi buruk terjadi pada masa golden period
atau masa terbaik untuk perkembangan otak (0-3 tahun) dapat dibayangkan otak tidak dapat
berkembang dengan maksimal sedangkan kita sadari otak adalah bagian yang penting dimana
otak adalah pengatur semua sistem tubuh.
Marasmus merupakan salah satu bentuk gizi buruk yang paling sering ditemukan pada
balita. Hal ini merupakan hasil akhir dari tingkat keparahan gizi buruk. Gejala marasmus
antara lain anak tampak kurus, rambut tipis dan jarang,kulit keriput yang disebabkan karena
lemak di bawah kulit berkurang, muka seperti orang tua (berkerut), balita cengeng dan rewel
meskipun setelah makan, bokong baggy pant, dan iga gambang. Pada patologi marasmus
awalnya pertumbuhan yang kurang dan atrofi otot serta menghilangnya lemak di bawah kulit
merupakan proses fisiologis. Tubuh membutuhkan energi yang dapat dipenuhi oleh asupan
makanan untuk kelangsungan hidup jaringan. Untuk memenuhi kebutuhan energi cadangan
protein juga digunakan. Penghancuran jaringan pada defisiensi kalori tidak hanya untuk
memenuhi kebutuhan energi tetapi juga untuk sistesis glukosa.
Kemiskinan kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan
(sanitasi) kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan
merupakan masalah yang dapat mempengaruhi gizi (Almatsier, 2004). Sumber lain
menyebutkan asupan makanan keluarga, faktor infeksi, dan pendidikan ibu menjadi penyebab
kasus gizi buruk. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara faktor-

0 1
faktor tersebut dengan kejadian gizi buruk. Dalam penelitian yang dilakukan di Kabupaten
Lombok 3 Timur tahun 2005 menunjukkan bahwa terdapat hubungan status
ekonomi,pendidikan ibu, pengetahuan ibu dalam monitoring pertumbuhan, perhatian dari ibu,
pemberian ASI, kelengkapan imunisasi, dan asupan makanan balita dengan kejadian gizi
buruk. Rendahnya pendidikan dapat mempengaruhi ketersediaan pangan dalam keluarga,
yang selanjutnya mempengaruhi kuantitas dan kualitas konsumsi pangan yang merupakan
penyebab langsung dari kekurangan gizi pada anak balita. Selain pendidikan, pemberian ASI
dan kelengkapan imunisasi juga memiliki hubungan yang bermakna dengan gizi buruk
karena ASI dan imunisasi memberikan zat kekebalan kepada balita sehingga balita tersebut
menjadi tidak rentan terhadap penyakit. Balita yang sehat tidak akan kehilangan nafsu makan
sehingga status gizi tetap terjaga.
Gerd kelainan yang menyebabkan cairan lambung mengalami refluks (mengalir balik)
ke kerongkongan dan menimbulkan gejala khas berupa rasa panas terbakar di dada
(hearthburn), kadang disertai rasa nyeri serta gejala lain seperti rasa panas dan pahit di lidah,
serta kesulitan menelan. Belum ada tes standar untuk mendiagnosa gerd, kejadiannya
diperkirakan dari gejala-gejala penyakit lain atau dari ditemukannya radang pada esofagus
seperti esofagitis (Berdanier, Nutrient Gene Interactions, 2006).
Faktor GERD disebabkan karna bayi berbaring hampir sepanjang waktu, termasuk
setelah menyusu atau makan, diet yang sepenuhnya mengonsumsi cairan, bayi lahir prematur,
cincin otot antara esofagus dan lambung – sfingter esofagus bawah – pada bayi belum
sepenuhnya matang. Kadang-kadang, GERD pada bayi dapat disebabkan oleh kondisi yang
lebih serius seperti GERD iritasi dan kerusakan lapisan esofagus akibat asam yang dihasilkan
saat bayi mengalami reflux. Stenosis pilorus, katup antara lambung dan usus kecil yang
menyempit dan mencegah isi perut menuju ke usus kecil. Intoleransi makanan, misalnya
intoleransi protein susu sapi. Esophagitis eosinafilik, jenis sel darah putih tertentu yang
membangun dan melukai lapisan esofagus.

0 1
Lampiran. Hasil Perhitungan Rekomendasi Standar Diet
==================================================================
===
Analysis of the food record
==================================================================
===
Food Amount energy carbohydr.

BREAKFAST
bubur tim 150 g 118,7 kcal 24,2 g
daging ayam 20 g 57,0 kcal 0,0 g
pisang mas 50 g 46,0 kcal 11,7 g

Meal analysis: energy 221,7 kcal (23 %), carbohydrate 35,9 g (26 %)

1. BREAK
bubur sun kacang hijau 100 g 82,9 kcal 13,2 g

Meal analysis: energy 82,9 kcal (9 %), carbohydrate 13,2 g (9 %)

LUNCH
bubur nasi 200 g 145,8 kcal 32,0 g
daging ayam 40 g 114,0 kcal 0,0 g
Broccoli fresh cooked 25 g 5,8 kcal 0,5 g
tahu 50 g 38,0 kcal 0,9 g
jus melon 100 g 47,1 kcal 12,1 g

Meal analysis: energy 350,6 kcal (37 %), carbohydrate 45,5 g (32 %)

DINNER
bubur nasi 200 g 145,8 kcal 32,0 g
telur ayam 55 g 85,3 kcal 0,6 g
sayur bayam 50 g 6,0 kcal 0,9 g
tahu 25 g 19,0 kcal 0,5 g

Meal analysis: energy 256,1 kcal (27 %), carbohydrate 34,0 g (24 %)

2. BREAK
pisang mas 50 g 46,0 kcal 11,7 g

Meal analysis: energy 46,0 kcal (5 %), carbohydrate 11,7 g (8 %)

==================================================================
===

0 1
Result
==================================================================
===
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment

energy 957,3 kcal 1000 kcal 47 %


water 22,6 g 500 g 1%
protein 42,9 g(18%) 4,4 g(12 %) 71 %
fat 24,7 g(23%) 27,8 g(< 30 %) 36 %
carbohydr. 140,3 g(59%) 183,1 g(> 55 %) 48 %
dietary fiber 6,0 g 30,0 g 20 %
alcohol 0,0 g - -
PUFA 6,1 g 10,0 g 61 %
cholesterol 312,1 mg - -
Vit. A 700,7 µg 800,0 µg 88 %
carotene 0,2 mg - -
Vit. E (eq.) 1,8 mg 12,0 mg 15 %
Vit. B1 0,4 mg 1,0 mg 36 %
Vit. B2 0,9 mg 1,2 mg 72 %
Vit. B6 1,2 mg 1,2 mg 98 %
tot. fol.acid 135,4 µg 400,0 µg 34 %
Vit. C 41,8 mg 100,0 mg 42 %
sodium 182,5 mg 2000,0 mg 9%
potassium 1148,8 mg 3500,0 mg 33 %
calcium 280,0 mg 1000,0 mg 28 %
magnesium 208,5 mg 310,0 mg 67 %
phosphorus 532,1 mg 700,0 mg 76 %
iron 8,9 mg 15,0 mg 59 %
zinc 4,7 mg 7,0 mg 67 %

0 1

Anda mungkin juga menyukai