Pembimbing:
Siti Bulkis R, S.Gz, RD
Disusun Oleh:
Ilham Ramadhan P07131221001J
Pembimbing:
Siti Bulkis R, S.Gz, RD
Disusun Oleh:
Mengetahui,
Kepala Instalasi Gizi Pembimbing
KATA PENGANTAR
i
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan tentang modifikasi resep pada menu lauk hewani diet
Tinggi Kalori Tinggi Protein di Instalasi Gizi RSUD Ulin Banjarmasin.
Dalam menyelesaikan laporan tugas modifikasi resep ini, kami telah banyak
mendapat bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bandawati, S.Gz., M.Gizi, RD, selaku Kepala Instalasi Gizi RSUD Ulin
Banjarmasin.
2. Siti Bulkis R, S.Gz, RD selaku pembimbing telah memberikan bimbingan.
3. Ahli Gizi RSUD Ulin Banjarmasin yang telah memberikan masukan dan
saran.
4. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan tugas modifikasi
resep pada menu lauk hewani diet TKTP di Instalasi Gizi RSUD Ulin
Banjarmasin.
Kami menyadari bahwa laporan tugas modifikasi resep ini masih kurang
dari kata sempurna. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan laporan tugas modifikasi resep
dikemudian hari.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Tujuan...............................................................................................2
BAB II ISI..........................................................................................................3
A. Definisi Pengembangan Produk ......................................................3
B. Kegiatan Pengembangan Produk ....................................................4
C. Tujuan Diet ......................................................................................5
D. Syarat Diet .......................................................................................5
E. Indikasi Pemberian Diet ..................................................................6
F. Gambaran Umum Produk Modifikasi .............................................7
G. Kebutuhan Bahan Makanan ............................................................9
BAB III METODE...............................................................................................12
A. Tempat dan Waktu...........................................................................12
B. Alat dan Bahan.................................................................................12
C. Cara Kerja .......................................................................................12
D. Diagram Alir ...................................................................................13
E. Analisis Nilai Gizi Kebutuhan Bahan Makanan..............................14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................15
A. Hasil.................................................................................................15
B. Pembahasan......................................................................................16
BAB V PENUTUP.............................................................................................19
A. Kesimpulan......................................................................................19
B. Saran.................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modifikasi resep merupakan suatu kegiatan mengubah resep dasar
menjadi resep baru dengan cara menambah, mengurangi maupun
memvariasikan bahan makanan, bumbu, cara pengolahan, porsi dan niai
gizinya. Penambahan ukuran atau takaran bumbu juga merupakan salah satu
kunci yang akan menentukan variasi rasa dan jenis masakan. Selain itu,
modifikasi resep diperlukan untuk meningkatkan daya terima pasien terhadap
menu yang disajikan di rumah sakit (Kurnia, 2019).
Dengan adanya modifikasi resep akan menciptakan menu-menu yang
lebih bervariasi dari menu yang telah ada. Variasi dalam pengolahan makanan
terutama di rumah sakit sangat diperlukan agar pasien tidak merasa
bosan/jenuh terhadap makanan yang sering disajikan (Aritonang, 2012).
Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin merupakan salah satu
rumah sakit yang menjalankan sistem penyelenggaraan makanan dengan
sistem swakelola. Dengan adanya siklus menu 10 hari + menu 1 hari
hidangan yang disajikan di rumah sakit diharapkan dapat lebih variatif dan
inovatif, agar tidak menimbulkan rasa jenuh dan rasa mual pada pasien serta
untuk menghindari terjadinya malnutrisi.
Diet TKTP adalah diet mengandung energi dan protein diatas
kebutuhan normal. Diet diberikan dalam bentuk makanan biasa ditambah
bahan makanan sumber protein tinggi seperti susu, telur dan daging. Diet
TKTP juga merupakan pengaturan jumlah kalori dan protein serta jenis zat
makanan yang dimakan setiap hari agar tubuh tetap sehat dan keadaan gizi
sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit (Weya, 2020).
Pemberian diet TKTP bertujuan untuk memenuhi kebutuhan protein
dan kalori, menambah berat badan hingga mencapai normal, menjamin
1
2
adalah modifikasi resep yang sudah ada dalam siklus menu hari pertama
menjadi hidangan baru dengan bahan yang telah dikembangkan.
Modifikasi yang akan dilakukan adalah modifikasi terhadap lauk
hewani dalam siklus menu ke satu dengan menjadikan hidangan yang lebih
menarik dan tetap memperhatikan nilai gizi. Kegiatan pengembangan
produk pangan merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh industri
pangan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan peluang pasar.
Pengembangan produk pangan yang baru sebaiknya melalui tahapan-
tahapan yang sistematis dan terencana.
Tahapan pengembangan produk antara lain:
1. Pilih resep yang akan dikembangkan
2. Pelajari resep tersebut (bahan, bumbu, prosedur pembuatan / teknik
persiapan dan pemasakan serta penyajiannya)
3. Memodifikasi resep yang sudah dipilih untuk dikembangkan
4. Menyesuaikan penggunaan bahan makanan dan cara pemasakan dalam
resep tersebut dengan standar makanan diet tertentu
5. Melakukan uji coba resep / uji organoleptik
6. Memperbaiki kesalahan atau hal-hal yang kurang sesuai (bahan, bumbu,
teknik
7. Persiapan / teknik pemasakan
C. Tujuan Diet
Tujuan diet energi tinggi protein tinggi adalah untuk :
1. Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk
mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh
2. Menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal
D. Syarat Diet
Syarat-syarat diet energi tinggi protein tinggi adalah:
1. Energi tinggi, 3 porsi besar yaitu makan pagi (25%) siang (30%) dan sore
(30%) serta makanan selingan 15%.
2. Protein tinggi, 0,8 – 1,5 g/kg BB
3. Lemak cukup, 25 – 30%
6
ayam), juga sup dan kari. Serai juga cocok sebagai bumbu masakan
udang, kepiting dan kerang.
d) Garam
Garam dapur adalah jenis mineral yang lazim dimakan manusia.
Bentuknya kristal putih, seringkali dihasilkan dari air laut. Biasanya
garam dapur yang tersedia secara umum adalah natrium klorida
(NaCl). Garam sangat diperlukan tubuh, namun bila dikonsumsi
secara berlebihan dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk
tekanan darah tinggi (hipertensi). Selain itu garam juga digunakan
untuk mengawetkan makanan dan sebagai bumbu. Bahaya yang
kemungkinan terdapat pada garam adalah bahaya fisik, kimia dan
mikrobiologi (Subhan, 2014).
e) Merica
Merica merupakan salah satu produk tertua dan terpenting dari
produk rempah-rempah yang diperdagangkan di dunia. Merica adalah
produk pertama yang diperdagangkan antara Barat dan Timur.
Tanaman merica (Piper nigrum. L) merupakan salah satu komoditas
perkebunan yang memiliki peluang strategis dalam sistem usaha
perkebunan, baik secara ekonomi maupun social.
Kandungan kimia yang dikandung merica adalah saponin,
flavonoida, minyak atsiri, kavisin, resin, zat putih telur, amilum,
piperin, piperilin, piperolein, poperanin, piperonal, dihidrokarveol,
kanyofillene oksida, karipton, tran, piocarrol, dan minyak merica.
Dalam industri makanan, merica dipergunakan untuk pengawet daging
dan bumbu penyedap masakan. Penambahan merica dalam masakan
menghasilkan rasa dan aroma yang cukup tajam, biasanya disebut
pedas (Yustina, 2012).
f) Bawang Putih
Bawang putih merupakan umbi dari tanaman bawang putih
(Allium sativum L) yang terdiri dari siung-siung bernas, kompak dan
masih terbungkus oleh kulit luar, bersih dan tidak berjamur. Bawang
11
12
13
- Ambil sedikit adonan ikan patin, lalu rekatkan pada batang serai hingga
erat dan berbentuk seperti pentul. Lakukan berulang sampai semua
adonan terlitit semua.
- Siapkan teflon lalu letakkan daun pisang sebagai alas untuk
pemanggangan sate lilit, setelah panas masukkan sate lilit lalu panggang
sampai benar-benar matang dan berwarna kecokelatan. Setelah matang
angkat dan siap untuk disajikan.
D. Diagram Alir
1. Sate Lilit Ikan patin
A. Hasil
Menu yang dimodifikasi adalah menu diet tinggi kalori tinggi protein
(TKTP). Menu yang dimodifikasi adalah menu lauk hewani pada menu siang
hari ke-10 yaitu ikan patin goreng dimodifikasi menjadi sate lilit ikan patin.
Modifikasi ini dilakukan karena lauk hewani yang disajikan untuk pasien
dalam hal penyajian dan penampilan tergolong biasa dan kurang menarik.
Modifikasi ini bertujuan untuk meningkatkan cita rasa, nilai gizi, serta
penampilan ikan patin goreng yang terkesan membosankan.
1. Penilaian Uji Organoleptik dan Nilai Gizi
Uji Organoleptik atau biasa disebut uji indera atau uji sensori
merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai
alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Pengujian
organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu. Penilaian
Uji Organoleptik dan Nilai Gizi dilakukan dengan dihadiri 5 orang panelis
yang terdiri dari ahli gizi.
15
16
B. Pembahasan
Pengembangan resep merupakan suatu kegiatan untuk meningkatkan
mutu makanan sehingga lebih berkualitas dari aspek rasa, aroma, penampilan
17
dan nilai gizi. Modifikasi resep dilakukan pada menu pasien diet TKTP pada
siklus menu kesepuluh untuk siang hari yaitu, Ikan Goreng Patin dimodifikasi
menjadi Sate Lilit Ikan Patin.
Kegiatan modifikasi resep ini dilaksanakan pada tanggal 20 Juni 2022 di
unit pengolahan makanan Instalasi Gizi RSUD Ulin Banjarmasin. Kegiatan ini
dilakukan mulai pukul 07.30 – 11.00 WITA. Kegiatan ini dimulai dari tahap
persiapan bahan sampai dengan penyajian untuk diakukan uji cita rasa. Uji cita
rasa dilakukan dengan dihadiri oleh 5 orang panelis yang terdiri dari Ahli Gizi.
Panelis diberikan kertas formulir penilaian uji organoleptik dan nilai gizi
kemudian panelis mencicipi sampel dan memberikan nilai pada produk yang
dihidangkan dalam formulir uji cita rasa yang diberikan.
Dari rata-rata score hasil uji cita rasa oleh 5 panelis ahli gizi, hasil yang
didapatkan adalah sebagai berikut :
1. Bentuk : Sesuai
Bentuk makanan adalah Model atau rupa potongan dari bahan
makanan yang kemudian diolah dan di sajikan untuk pasien (munawar
2011). Bentuk dari sate lilit ikan patin dinilai sudah sesuai dengan sate lilit
pada umumnya dan cukup menarik. Menurut Moehyi (1992) bentuk
makanan dapat digunakan untuk menimbulkan ketertarikan dalam menu
karena dari bermacam-macam bentuk makanan yang disajikan.
2. Warna : Sesuai
Warna makanan adalah rupa hidangan yang disajikan dan dapat
memberikan penampilan lebih menarik terhadap makanan yang disajikan
(Moehyi, 1992). Dari segi warna sate lilit ikan patin sudah menarik karena
berwarna coklat keemasan yang dihasilkan dari proses pemanggangan
lewat teflon.
3. Aroma : Sesuai
Aroma makanan adalah aroma yang disebarkan oleh makanan yang
mempunyai daya tarik yang sangat kuat dan mampu merangsang indera
penciuman sehingga mampu membangkitkan selera (Moehyi, 1992).
18
Aroma dari sate lilit ikan patin yang dihasilkan adalah harum khas ikan
dan tidak amis.
19
pasien akan semakin tertarik dengan makanan tersebut. Dari hasil penilaian,
resep modifikasi sate lilit ikan patin dapat diterima.
Dalam pembuatan ikan patin goreng, ikan hanya diberi bumbu lalu
digoreng. Sedangkan dalam pembuatan sate lilit ikan patin ini ikan dihaluskan
terlebih dahulu agar mempermudah pasien dalam mencerna. Kemudian adonan
diadon dan dibentuk baru kemudian dilakukan proses pemanggangan
menggunakan teflon. proses dalam pembuatan sate lilit ikan patin ini memakan
waktu kurang lebih 30 menit, perlakuan pertama dengan cara dihaluskan
selama 5 menit, mengadon selama 5 menit, membentuk adonan selama 5
menit, lalu dipanggang selama 15 menit. Proses pemanggangan sate lilit
melalui teflon dengan paun pisang dilakukan agar sate lilit lebih matang,
beraroma enak dan gurih saat dimakan.
Pemberian garnish perlu diperhatikan dimana pemberian garnish
biasanya hanya untuk pasien VIP dan kelas I, tidak untuk pasien kelas II dan
kelas III. Untuk penyelenggaraan makanan skala besar, pengolahan sate lilit
ikan patin sedikit rumit karena memerlukan waktu yang agak lama dalam
membentuk sate lilitnya. Selain itu juga melalui beberapa tahap pengolahan
yaitu ikan dihaluskan, diadonan baru kemudian di bentuk dan dipanggang.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Menu yang dimodifikasi adalah menu lauk hewani pada menu siang dan
siklus ke-10 dengan jenis diet tinggi kalori tinggi protein (TKTP) dengan
judul menu untuk ikan patin goreng dimodifikasi menjadi sate lilit ikan
patin.
2. Spesifikasi rata-rata hasil akhir dari Sate Lilit Ikan Patin oleh lima orang
panelis adalah dari segi warna, bentuk, aroma, tekstur, besar porsi dan nilai
gizinya menunjukkan sudah sesuai dan segi rasa cukup sesuai.
3. Berdasarkan hasil modifikasi resep ikan patin goreng menjadi sate lilit
ikan patin mengalami peningkatan dari segi energi yaitu 206,9 kkal,
protein 11,6 gr, lemak 10,7 gr, dan karbohidrat 6,7 gr.
B. Saran
1. Pada menu sate lilit ikan patin sebaiknya garam lebih diperhatikan lagi
agar rasa makanan tersebut tidak terlalu asin.
21
DAFTAR PUSTAKA
25