Kelompok 6 :
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia
yang diberikan-Nya kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik serta
tepat pada waktunya.
Kami sebagai kelompok penyusun juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam menyusun proposal ini, terutama kepada teman
kelompok, dosen serta partispasi lain yang telah ikut ambil bagiannya masing-masing demi
terselesaikannya proposal ini. Harapan kami mudah-mudahan proposal ini dapat bermanfaat
serta menjadi tambahan referensi bagi kita semua yang membaca.
Kami juga menyadari bahwa proposal ini belum sepenuhnya sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari para pembaca serta dosen pembimbing sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata kami mengucapkan selamat
membaca.
Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pengembangan formula
2. Untuk mengetahui pengertian gizi buruk
3. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat gizi buruk
4. Untuk mengetahui pengaturan diet gizi buruk pada fase stabilisasi, transisi,
rehabilitas
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan diet gizi buruk pada fase stabilisasi,
transisi, rehabilitas
6. Untuk mengetahui bahan makanan yang digunakan pada fase stabilisasi,
transisi, rehabilitas
7. Untuk mengetahui uji-uji yang digunakan pada makanan formula pada fase
2.1.Pengembangan Resep
Pengembangan resep adalah kegiatan untuk meningkatkan menu sehingga
lebih berkualitas dalam aspek rasa, aroma, penampilan dan nilai gizi dengan tetap
memperhatikan prinsip dasar dari resep awalnya. Selain itu, pengembangan resep juga
merupakan cara untuk menambah variasi menu dan bertujuan untuk meningkatkan
daya terima pasien terhadap menu yang disajikan.
Tujuan dari pengembangan resep adalah untuk menjamin bahwa makanan
yang disajikan selalu konsisten kualitas dan kuantitasnya, sebagai panduan kerja bagi
juru masak agar menghasilkan kualitas masakan yang sama, dan juga sebagai alat
kontrol produksi. Pengembangan resep diperlukan untuk meningkatkan daya terima
pasien terhadap menu yang disajikan.
Modifikasi resep sebagai salah satu cara untuk meningkatkan citarasa
makanan. Menu yang telah ada dimodifikasi, sehingga dapat mengurangi rasa
bosan/jenuh pasien terhadap masakan yang sering disajikan. Demikian pula
pengembangan resep untuk meningkatkan nilai gizi masakan, sekaligus meningkatkan
daya terima pasien. Modifikasi resep dapat berupa modifikasi bahan pendukungnya,
modifikasi bentuk, atau cara pengolahannya. Dengan demikian, modifikasi resep
dimaksudkan untuk : (1) Meningkatkan keanekaragaman masakan bagi pasien ; (2)
Meningkatkan nilai gizi pada masakan; dan (3) Meningkatkan daya terima pasien
terhadap masakan (Aritonang, 2014).
a. Pengertian
Pengembangan resep adalah upaya memodifikasi standar resep yang ada untuk
menciptakan makanan baru yang berbeda baik warna, bentuk, tekstur, aroma, maupun
rasa dengan tetap memperhatikan prinsip dasar dari resep awalnya. makanan dan
mengandung nilai gizi yang sesuai standar.
b. Tujuan
Tujuan pengembangan resep secara umum adalah :
1. Membuat variasi dari resep lama menjadi resep baru baik penampilan, maupun
cara pemasakan
2. Meningkatkan cita rasa, bentuk, dan penampilan serta nilai gizi.
3. Pengembangan resep untuk makanan rumah sakit
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Memahami tujuan diit yang diberikan sebelum melakukan pengembangan
resep
2. Bentuk makanan disesuaikan dengan kondisi pasien dan penyakit
3. Komposisi zat gizi sesuai dengan kondisi penyakit.
4. Penggunaan bahan makanan yang segar dan tidak rusak serta disesuaikan
2.2 Gizi Buruk
Gizi buruk atau malnutrisi adalah kondisi serius yang terjadi ketika asupan
makanan seseorang tidak sesuai dengan jumlah nutrisi yang dibutuhkan. Nutrisi yang
didapat bisa terlalu sedikit atau terlalu banyak. Kondisi ini dapat menyebabkan banyak
masalah kesehatan seperti stunting, gangguan mata, diabetes, dan penyakit jantung.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2018, jumlah balita dengan gizi buruk di
Indonesia adalah sebanyak 3,9% dan gizi kurang adalah 13,8%. Gizi buruk dapat
disebabkan oleh pola makan yang kurang baik, status ekonomi yang rendah, sulit
mendapatkan makanan, serta berbagai kondisi medis dan kesehatan mental. Bila
seseorang tidak mendapatkan nutrisi dalam jumlah yang seimbang, malnutrisi dapat
terjadi. Pasien obesitas mungkin mengalami malnutrisi.
Gejala gizi buruk dapat berupa rasa lelah, pusing, dan penurunan berat badan.
Gizi buruk juga dapat tidak bergejala. Untuk menentukan penyebab gizi buruk, dokter
dapat melakukan tes darah dan penilaian nutrisi. Pengobatan gizi buruk dilakukan
dengan mengganti nutrisi yang kurang dan mengobati penyebab yang mendasarinya.
Gizi buruk merupakan dampak dari berbagai macam penyebab, seperti
rendahnya tingkat pendidikan, kemiskinan, ketersediaan pangan, transportasi, adat
istiadat (sosial budaya), dan sebagainya. Perawatan balita gizi buruk dilaksanakan di
Puskesmas Perawatan atau Rumah Sakit setempat dengan Tim Asuhan Gizi yang
terdiri dari dokter, nutrisionis/dietisien dan perawat, melakukan perawatan balita gizi
buruk dengan menerapkan 10 langkah tatalaksana anak gizi buruk meliputi fase
stabilisasi untuk mencegah / mengatasi hipoglikemia, hipotermia dan dehidrasi, fase
transisi, fase rehabilitasi untuk tumbuh kejar dan tindak lanjut.
Nutrisi berperan penting dalam penyembuhan penyakit. Dengan nutrisi akan
memberikan makanan-makanan tinggi kalori, protein dan cukup vitamin-mineral
untuk mencapai status gizi optimal. Nutrisi balita gizi buruk diawali dengan
pemberian makanan secara teratur, bertahap, porsi kecil, sering dan mudah diserap.
Frekuensi pemberian dapat dimulai setiap 2 jam kemudian ditingkatkan 3 jam atau 4
jam. Penting diperhatikan aneka ragam makanan, pemberian ASI, makanan,
mengandung minyak, santan, lemak dan buah buahan.
Jenis umbi ini memiliki manfaat kesehatan bagi tubuh seperti sumber energi,
memperlancar pencernaan, dan baik untuk ibu hamil. Kentang beserta kulitnya
mengandung banyak lemak, kalori, dan rendah sodium.
Kentang merupakan salah satu bahan makanan yang mempunyai kandungan
gizi yang tinggi. Bagian utama tanaman kentang yang menjadi bahan makanan adalah
umbi. Umbi kentang merupakan sumber karbohidrat yang mengandung vitamin
mineral yang cukup tinggi. Menurut Minarno (2008 : 17) karbohidrat merupakan
persenyawaan kimia yang mengandung unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O).
Nama karbohidrat terjadi karena unsur tersebut merupakan campuran dari karbon dan
hidrat (air) yang bergabung menjadi satu persenyawaan. Karbohidrat merupakan hasil
dari proses fotosintesa yang terjadi pada tanaman berhijau daun. Hasil dari fotosintesa
ini sebagian besar adalah karbohidrat yang disimpan pada sel tanaman yang berupa
pati, selulosa (polisakarida) dan glukosa (monosakarida).
Riwayat personal :
- Anak perempuan Ar, 23 bulan
- ASI eksklusif hanya 1 bulan dan mulai diberikan makanan padat pada usia 3 bulan
- Positif tuberkulosis
Antropometri :
BB = 7 kg
TB = 80 cm
BBI = (2x2) + 8 = 12 kg
Z-skor =
NI.2.1. Inadekuat oral terkait dengan penyakit tuberkulosis dan kurangnya asupan gizi
seimbang yang ditandai dengan IMT 10,9
NC.3.1. Underweight terkait dengan asupan energi,lemak dan karbohidrat yang kurang
ditandai dengan IMT 10,9 kg/m2
NC.3.2. Involuntary weight loss terkait dengan penurunan nafsu, penurunan BB
selama sebulan dan infeksi TB ditandai dengan IMT 10,9
NB.1.1. Kurangnya pengetahuan yang ditandai dengan kurangnya konsumsi makanan
gizi seimbang.
INTERVENSI GIZI
A.Fase stabilisasi
Prinsip/Preskripsi diet :
Makanan diberikan setiap 2 jam (12x), 3 jam(8x), 4 jam (6x) dalam sehari
Tujuan :
Diet yang diberikan ditujukan untuk menstabilkan status metabolik tubuh dan kondisi
klinik anak.
Syarat :
1. Energi 80-100 kkal/KgBB/h, BB yang digunakan untuk perhitungan adalah BB
aktual hari itu.
2. Protein 1-1,5 gram/KgBB/h, 4-7,5% total energi per hari. Diutamakan protein
hewani, misal susu, daging ayam, telur.
3. Cairan 130 ml/KgBB/h. 100 ml/KgBB/h, bila ada edema berat
4. Rendah laktosa
5. Mineral mix 20 ml (8g)/1000 ml formula.
FORMULA WHO
Seng 20 mg 18,4 mg
MENU SEHARI
F75 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
(115 gram)
Resomal ✓ ✓ ✓ ✓
(35 ml)
PERHITUNGAN GIZI
b. Transisi
Seorang anak laki-laki berumur 2,5 tahun, BB 10 kg, TB 90 cm, berbaring
terus menerus, banyak menangis, rambut tipis kemerahan, atrofi pada bagian pantat,
terlihat adanya edema di beberapa bagian tapi saat ini sudah mulai berkurang. Nafsu
makan cukup baik. 2 hari lalu masuk RS dengan keluhan diare, dan saat ini diare
sudah mulai membaik. Suhu 36oC. Hitung dan susun pelayanan gizinya, jika pasien
dirawat di kelas III.
Nama : NN
Sex : Laki-laki
Umur : 2,5 tahun
Diagnosa : Gizi Buruk
SCREENING
No Indikator
4 Mual muntah -
5 Diare / konstipasi +
(sudah mulai membaik)
Enteral / parenteral -
Kesimpulan Beresiko
ASESMEN GIZI
Antropometri - BB = 10 kg
- TB = 90 cm
- Usia = 3 tahun
- Z-score BB/TB = - 3
(- 3 SD s/d < - 2 SD Kurus /
Wasted)
Status Gizi = Kurus / Wasted
Biokimia -
INTERVENSI GIZI
Terapi Diet : F100 Modifikasi I ( 100 kalori ~ 100 ml )
Bentuk Makanan : Cair
Route : Oral
1. Tujuan Diet :
· Mempersiapkan anak untuk menerima cairan dan energi lebih besar.
· Menambah berat badan hingga mencapai normal.
· Mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
· Memberikan energi dan nutrisi (zat gizi) guna mencegah dan mengatasi
infeksi dan penyakit penyerta
· Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku sehat terhadap makanan oleh
pasien dan keluarganya.
2. Syarat Diet :
· Diberikan F100 Modifikasi I (100 kalori ~ 100 ml )
· Energi rendah yaitu 1500 kkal
· Cairan cukup yaitu 1500 ml dalam sehari
· Pemberian makan secara teratur sebanyak 6 x dalam sehari setiap 4 jam.
· Selalu dipantau dan dievaluasi (mencegah kelebihan pemberian cairan dan
makanan)
FORMULA WHO
Seng 20 mg 18,4 mg
F100 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
(188
gram)
INTERVENSI GIZI
a. Jenis
Diit yang digunakan untuk pasien gizi buruk adalah diit untuk fase rehabilitasi.
Fase rehabilitasi untuk gizi buruk diberikan 25% makanan tumbuh kejar dan 75%
formula 100.
b. Tujuan
- Meningkatkan status gizi pasien sampai tercapai z score > 2 SD
- Membantu menaikkan berat badan pasien
- Memberikan makanan untuk koreksi mikro nutrien
- Memberikan makanan yang adekuat untuk tumbuh kejar
- Memotivasi anak agar dapat menghabiskan porsinya
- Memotivasi ibu agar dapat tetap memberikan ASI
- Mempersiapkan ibu atau pengasuh untuk merawat di rumah
c. Prinsip
- Tinggi Vitamin C
- Tinggi Asam Folat
- Tinggi Potasium
- Peningkatan kebutuhan energi
- Peningkatan kebutuhan protein
- Peningkatan kebutuhan cairan
- Tinggi Fe
- Tinggi Vitamin B kompleks
d. Syarat
- Bentuk makanan yang diberikan adalah makanan lumat/bayi dengan sari
buah serta bentuk cair
- Makanan dalam bentuk cair adalah formula 100
- Formula 100 diberikan 6 kali sehari dengan interval setiap 4 jam sekali
- Makanan biasa 25% dan formula 100 75%.
- Kebutuhan energi sehari 1320 kalori
- Kebutuhan protein sehari 26,4 gram
- Kebutuhan cairan sehari 1320 ml per hari
- Kebutuhan lemak sehari 58,67 gram
- Kebutuhan karbohidrat sehari 171,6 gram
- Mineral mix 20 ml (8 gram) / 1000 ml formula
Waktu Pemberian
06.00 F100
10.00 F100
14.00 F100
18.00 F100
22.00 F100
02.00 F100
3.3. Bahan Analisis Gizi, Cara Pengolahan dan Diagram Alir
a. Stabilisasi
Resep lama :
Bahan :
- Susu sapi rendah laktosa 38 ml
- Gula pasir 9 gram
- Minyak goreng 2 gram
- Larutan elektrolit 8 ml
- Tepung beras 10 gram
- Tambahan air hangat(maksimal penambahan 1000 ml)
Alat :
- Gelas
- Sendok
- Mangkok
Langkah-langkah :
1. Campurkan semua bahan dalam satu mangkok.
2. Aduk perlahan hingga tercampur dan sajikan.
Diagram alir :
Campurkan semua bahan dalam satu mangkok
⇩
Aduk perlahan hingga tercampur dan sajikan
Formula baru :
Bahan :
- Gula pasir : 6,25 gram
- Susu sapi rendah laktosa : 38 gram
- Minyak goreng : 2 gram
- Tempe (pengembang) : 10 gram
- Tepung beras : 10 gram
- air : <1000 ml
Alat :
- Gelas
- Sendok
- Mangkok
Langkah-langkah :
1. Siapkan semua bahan
2. Potong dadu tempe, kemudian rebus sekitar 5 menit
3. Haluskan tempe menggunakan blender dengan sedikit air
4. Saring adonan yang sudah dihaluskan, sisihkan.
5. Larutkan susu sapi rendah laktosa, gula pasir dan tepung beras dengan
air hangat
6. Campurkan semua bahan. Siap disajikan.
Diagram alir :
Siapkan semua bahan
⇩
Potong dadu tempe
⇩
Kukus 5 menit tempe
⇩
Blender tempe
⇩
Saring tempe, sisihkan.
⇩
Larutkan susu sapi rendah laktosa, gula pasir dan tepung beras dengan sedikit
air hangat
⇩
Campurkan semua bahan
b. Transisi
Resep lama :
Bahan :
- Susu bubuk 19 gram
- Gula pasir 9 gram
- Minyak goreng 4 gram
- Larutan elektrolit 4 ml
- Tepung beras 10 gram
- Tambahan air hangat(maksimal penambahan 1000 ml)
Alat :
- Gelas
- Sendok
- Mangkok
Langkah-langkah :
1. Larutkan susu bubuk dengan sedikit air hangat
2. Campurkan semua bahan dalam satu mangkok.
3. Aduk perlahan hingga tercampur dan sajikan.
Diagram alir :
Larutkan susu bubuk dengan sedikit air hangat
⇩
Campurkan semua bahan dalam satu mangkok
⇩
Aduk perlahan hingga tercampur dan sajikan
Formula baru :
Bahan :
- Gula pasir : 7 gram
- Susu skim : 15 gram
- Minyak goreng : 3 gram
- Kacang hijau (pengembang) : 20 gram
- Tepung beras : 10 gram
- air : <1000 ml
Alat :
- Gelas
- Sendok
- Mangkok
Langkah-langkah :
1. Siapkan semua bahan
2. Bersihkan kacang hijau, kemudian rebus hingga matang
3. Haluskan kacang hijau menggunakan blender dengan sedikit air
4. Saring adonan yang sudah dihaluskan, sisihkan.
5. Larutkan susu skim, gula pasir dan tepung beras dengan air hangat
6. Campurkan semua bahan. Siap disajikan.
Diagram alir :
Siapkan semua bahan
⇩
Bersihkan kacang hijau
⇩
Kukus hingga matang
⇩
Blender kacang hijau
⇩
Saring kacang hijau, sisihkan.
⇩
Larutkan susu skim, gula pasir dan tepung beras dengan sedikit air hangat
⇩
Campurkan semua bahan
c. Rehabilitasi
Resep lama :
Bahan :
- Susu bubuk 15,8 gram
- Gula pasir 5,8 gram
- Minyak goreng 4,8 gram
- Larutan elektrolit (mineral mix) 2,8 ml
- Tambahan air hangat(maksimal penambahan 1000 ml)
Alat :
- Gelas
- Sendok
- Mangkok
Langkah-langkah :
1. Larutkan susu bubuk dengan sedikit air hangat
2. Campurkan semua bahan dalam satu mangkok.
3. Aduk perlahan hingga tercampur dan sajikan.
Diagram alir :
Larutkan susu bubuk dengan sedikit air hangat
⇩
Campurkan semua bahan dalam satu mangkok
⇩
Aduk perlahan hingga tercampur dan sajikan
Formula baru :
Bahan :
- Kentang 50 gram
- Daging ayam fillet dada 75 gram
- Air hangat (maksimal 250 ml)
- Daun bawang 10 gram
- Bawang merah 10 gram
- Bawang putih 10 gram
- Bawang bombay 10 gram
- Garam secukupnya
- Penyedap secukupnya
- Susu skim 20 gram
- Minyak goreng 50 ml
Alat :
- Sendok
- Mangkok
- Pisau
- Talenan
- Kukusan
Langkah-langkah :
1. Siapkan bahan dan alat
2. Bersihkan kentang, rebus lalu haluskan.
3. Tumis bawang kecuali bawang merah. Jika sudah matang, tiriskan.
4. Campurkan kentang dengan tumisan bawang, daun bawang dan bumbu
penyedap.
5. Larutkan susu skim dengan sedikit air hangat
6. Campurkan semua bahan, lalu sisihkan.
7. Bersihkan ayam, lalu rebus. Jika sudah matang dan agak dingin, suir-suir
ayam. Sisihkan.
8. Goreng bawang merah hingga matang
9. Sajikan pure kentang dengan toping ayam dan bawang merah
Diagram alir :
Siapkan bahan dan alat
⇩
Bersihkan kentang
⇩
Rebus kentang
⇩
Haluskan kentang
⇩
Sisihkan kentang
⇩
Tumis bawang bombay dan bawang putih, tiriskan.
⇩
Campurkan bawang bombay, bawang putih, bumbu penyedap dan daun
bawang ke kentang yang telah dihaluskan
⇩
Larutkan susu skim dengan sedikit air hangat
⇩
Campurkan dengan adonan kentang. Sisihkan.
⇩
Bersihkan lalu rebus ayam. Setelah matang, biarkan agak dingin sebentar lalu
suir-suir
⇩
Goreng bawang merah lalu tiriskan
⇩
Sajikan pure kentang dengan toping ayam dan bawang merah diatasnya
Tambahan <1000 - - - - -
air hangat ml
Formula baru :
Tambahan <1000 0 0 0 0 0
air hangat ml
Larutan 4 ml - - - - -
elektrolit
Tambahan <1000 - - - - -
air hangat ml
Formula baru :
Tambahan <1000 - - - - -
air hangat ml
c. Rehabilitasi
Resep lama :
Larutan 2,8 ml - - - - -
elektrolit
Tambahan <1000 - - - - -
air hangat ml
Garam Secukupnya 0 0 0 0 0
Penyedap Secukupnya 0 0 0 0 0
Tambahan <1000 ml 0 0 0 0 0
air hangat
Total 3.500
Resep baru :
Tambahan <1000 ml - 0
air hangat
Total 3.500
b. Transisi
Resep lama :
Total 3.500
Resep baru :
Total 2.500
c. Rehabilitasi
Resep lama :
Total 2.000
Resep baru :
Total 13.000
DAFTAR PUSTAKA