BAB I
PENDAHULUAN
secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di
1
2
142 ayat (1), tertera bahwa upaya perbaikan gizi dilakukan pada seluruh
siklus kehidupan sejak dalam kandungan sampai dengan lanjut usia termasuk
ibu nifas.
yang lebih banyak dibandingkan dengan wanita dewasa biasa. Hal ini
dikarenakan pada masa nifas diperlukan suplai gizi yang lebih untuk
yang setara dengan 60-65 kalori, protein 1,0-1,2 gr, serta lemak 2,5-3,5 gr/ml.
Komponen-komponen ini diambil dari tubuh ibu dan harus digantikan oleh
Status gizi ibu nifas sangat dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi
dalam tubuh menjadi zat gizi yang diperlukan untuk berbagai kebutuhan
mengalami Kekurangan Energi Kronik ( IMT < 18,5). Sedangkan data pada
3
Gizi Dalam Angka, bahwa masalah gizi usia dewasa berdasarkan IMT dari
berbagai provinsi tahun 2003 yaitu IMT < 18,5 sebesar 15,5%, IMT 18,5-25
sebesar 63,8 %, IMT > 25 sebesar 21,0 %, IMT > 27 sebesar 11,1 % dan IMT
Anemia. Anemia terjadi pada wanita hamil dan wanita menyusui dikarenakan
Amerika, wanita usia subur (WUS) berkisar umur 15-49 tahun yang
mengalami anemia sebesar 12 % dan wanita hamil 11%. Anemia pada wanita
masalah gizi yang paling lazim di dunia dan menjangkiti lebih dari 600 juta
manusia. Pada tahun 1990 menurut WHO, prevalensi anemia kurang besi
tersebut pada tahun 1997, terus membengkak hingga 74% dengan gambaran
tahun 2001, anemia defisiensi besi pada ibu hamil 40,1 %, yang mana di
daerah pedesaan lebih tinggi dari perkotaan dan di Kawasan Timur Indonesia
4
(KTI) lebih tinggi dari Kawasan Barat Indonesia (KBI). Sedangkan khusus
pada ibu nifas menurut SKRT 1995, prevalensi anemia besi yaitu sebesar 45,1
survey pendahuluan yang penulis lakukan pada bulan Maret 2011 di BPS Hj
Yuyu Sopiah, diperoleh data dari buku registrasi pemeriksaan darah bagi ibu
hamil, bahwa sekitar 60% ibu hamil memiliki kadar hemoglobin di bawah
besar ibu hamil di wilayah BPS Hj Yuyu Sopiah mengalami anemia defisiensi
zat gizi ke dalam sel. Meskipun banyak disebabkan oleh kekurangan zat gizi
faktor ini hanya bersifat sementara malnutrisi bersifat akut dan bila tidak
2007).
Perlu perhatian khusus dalam pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu
hamil dan ibu nifas. Ibu nifas dengan status gizi baik akan menghasilkan air
susu ibu (ASI) yang berkualitas baik pula, sebagai makanan utama dan yang
terbaik bagi pemenuhan kebutuhan zat gizi bayinya hingga berumur 6 bulan
dengan status gizi ibu nifas di BPS Hj. Yuyu Sopiah tahun 2011.
umu ibu nifas dan pekerjaan ibu nifas sedangkan variabel terikatnya adalah
Objek penelitian ini adalah seluruh ibu nifas di BPS Yuyu Sopiah Jln
Olahraga Majalengka Kabupaten Majalengka dari bulan Mei s.d Juli 2011.
1.4.2.1 Diketahuinya gambaran status gizi ibu nifas di BPS Hj. Yuyu Sopiah 2011
1.4.2.2 Diketahuinya gambaran umur ibu nifas di BPS Hj. Yuyu Sopiah 2011
1.4.2.3 Diketahuinya gambaran pekerjaan ibu nifas di BPS Hj. Yuyu Sopiah 2011
1.4.2.4 Diketahuinya hubungan antara umur dengan status gizi ibu nifas di BPS
1.4.2.5 Diketahuinya hubungan antara pekerjaan dengan status gizi ibu nifas di
status gizi, manfaat gizi pada ibu nifas serta memperoleh pengalaman di
bidang penelitian kesehatan. Selain itu dengan penelitian ini penulis dapat
selanjutnya.
BAB II
8
TINJAUAN PUSTAKA
Secara etimologis kata gizi berasal dari bahasa arab ghidza yang
berarti makanan. Ilmu gizi sendiri pada awalnya diartikan sebagai ilmu
(Almatsier, 2009).
dicerna/ diurai menjadi zat gizi yang akan diserap tubuh untuk
8
9
Zat penghasil energi atau disebut juga zat tenaga adalah fungsi zat
gizi yang pertama. Zat gizi dalam makanan yang menjadi sumber energi
disebut zat energi, yaitu meliputi karbohidrat, lemak, dan protein. Zat gizi
penghasil energi ini sebagian besar dihasilkan oleh bahan makanan pokok
porsi yang lebih dibandingkan zat gizi lainnya. Manfaat zat penghasil
Fungsi zat gizi yang kedua, yaitu sebagai zat pembangun dan
pemelihara sel dan jaringan tubuh atau disebut juga zat pembangun. Zat
gizi yang berperan disini adalah protein. Protein sangat diperlukan untuk
rusak atau mati. Protein perlu dipecah terlebih dahulu menjadi asam amino
sebelum diserap oleh mukosa usus dan dibawa ke hati melalui pembuluh
darah vena portae. Jenis makanan penghasil zat pembangun adalah ikan,
Fungsi zat gizi yang terakhir, yaitu sebagai pengatur proses dalam
tubuh atau disebut juga zat pengatur. Zat gizi yang berperan dalam proses
a. Zat kapur
b. Fosfor
c. Zat besi
dibutuhkan untuk kenaikan sirkulasi darah dan sel, serta menambah sel
Sumber zat besi antara lain kuning telur, hati, daging, kerang, ikan,
d. Yodium
gondok dan kekerdilan fisik yang serius, sumbernya : minyak ikan, ikan
e. Kalsium
a. Vitamin A
hijau dan buah berwarna kuning ( wortel, tomat dan nangka). Selain itu
( 200.000 IU ).
b. Vitamin B1 ( Thiamin )
kuning telur, susu, kacang – kacangan, tomat jeruk nanas dan kentang
bakar.
c. Vitamin B2 ( Riboflavin )
pencernaan, system urat syaraf, jaringan kulit dan mata. Sumber : hati,
kuning telur, susu, keju, kacang- kacangan, dan sayuran berwarna hijau.
d. Vitamin B3 ( Niacin )
e. Vitamin B6 ( Pyridoksin )
saraf. Sumber : telur, daging hati, keju, ikan laut dan kerang laut.
g. Folic Acid
merah dan produksi inti sel. Sumber : hati, daging, ikan, jeroan dan
sayuran hijau.
h. Vitamin C
Untuk pembentukan jaringan ikat dan bahan semu jaringan ikat ( untuk
Sumber : jeruk, tomat, melon, brokoli, jambu biji, mangga, papaya dan
sayuran.
i. Vitamin D
j. Vitamin K
Makanan yang baik adalah makanan yang bergizi, sehat, dan aman :
yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan proporsi
perkembangan.
protein baik hewani (contoh : daging, ikan, telur) ataupun nabati (kacang-
kacangan dan olahannya seperti tahu dan tempe). Sayur dan buah-buahan
2. Sosial budaya
3. Kondisi kesehatan
4. Umur
5. Berat badan
6. Aktivitas
energi.
energi.
7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-
ASI sesudahnya.
9. Jika dikemas dalam kaleng, jangan memilih kaleng yang telah penyok/
karatan
Status gizi ibu nifas adalah suatu keadaan tubuh ibu nifas akibat
dari penggunaan zat-zat gizi. Status gizi ibu nifas dipengaruhi oleh
tubuh ibu nifas memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara
(Almatsier, 2009).
Periode nifas/ post partum adalah waktu masa setelah partus selesai
penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan diet yang
produksi air susu. Ibu nifas dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan akan
1. Kalori
dewasa memerlukan 1800 kalori per hari. Sebaiknya ibu nifas jangan
2. Protein
protein setara dengan tiga gelas susu, dua butir telur, lima putih telur,
menyusui meningkat menjadi 5 porsi per hari. Satu setara dengan 50-60
gram keju, satu cangkir susu krim, 160 gram ikan salmon, 120 gram
4. Magnesium
6. Karbohidrat kompleks
porsi per hari. Satu porsi setara dengan ½ cangkir nasi, ¼ cangkir
jagung pipil, satu porsi sereal atau oat, satu iris roti dari bijian utuh, ½
kue muffin dari bijian utuh, 2-6 biskuit kering atau crackers, ½ cangkir
bijian utuh.
7. Lemak
Rata-rata kebutuhan lemak dewasa adalah 41/2 porsi lemak (14 gram
perporsi) perharinya. Satu porsi lemak sama dengan 80 gram keju, tiga
sendok makan kacang tanah atau kenari, empat sendok makan krim,
120-140 gram daging tanpa lemak, sembilan kentang goreng, dua iris
cake, satu sendok makan mayones atau mentega, atau dua sendok
8. Garam
9. Cairan
tiap hari. Kebutuhan akan cairan diperoleh dari air putih, sari buah, susu
dan sup.
10. Vitamin
11. Zinc
seng. Kebutuhan seng setiap hari sekitar 12 mg. Sumber seng terdapat
12. DHA
DHA penting untuk perkembangan daya lihat dan mental bayi. Asupan
DB, penilaian status gizi dapat dilakukan secara langsung dan tidang
dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Dari
sudut pandang antropometri, jenis pertumbuhan dapat dibagi atas dua yaitu
Gangguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi
jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
Mass Index (BMI) merupakan alat atau cara yang sederhana untuk
orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi,
anak, remaja, ibu hamil dan olahragawan. Nilai IMT dapat diketahui
Berat Badan(Kg)
IMT =
Tinggi Badan ²(m)
dan untuk perempuan adalah : 18,7-23,8. Adapun ambang batas IMT untuk
Kategori IMT
bahwa apabila seseorang berada pada IMT < 17,0 maka keadaan orang
tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan tingkat berat atau
Kurang Energi Kronis (KEK) berat; apabila seseorang berada pada IMT
berat badan tingkat ringan atau KEK ringan; apabila seseorang berada
ringan; apabila seseorang berada pada IMT >27,0 maka keadaan orang
yaitu IMT (Index Masa Tubuh). Hasil perhitungan data status gizi (IMT)
23
2001) :
1. Tidak baik : jika nilai IMT < 18,5 atau nilai IMT > 25,0
2.2.3.1 Umur
Umur adalah Rentang waktu yang telah dijalani sejak dari lahir
hingga ulang tahun terakhir yang dinyatakan dalam tahun, secara teoritis
semakin bertambah usia seseorang, maka secara psikologis dan sosial akan
akan terjadi perubahan dan pada aspek fisik dan psikologis (mental).
Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan
timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada
aspek psikologis atau mental taraf berpikir semakin matang dan dewasa
tertentu terjadi pada masa dewasa awal, terutama pada usia 21 – 40 tahun.
tahun.
melihat apakah orang tersebut berisiko terkena penyakit ini atau tidak.
dikatakan mulai masa dewasa dan pada umur tiga puluh lima tahunan telah
mampu menyelesaikan masalah dengan cukup baik, jadi stabil dan tenang
secara emosional.
nifas berdasarkan status gizi kurang dari setengahnya (40,6%) ibu nifas
dengan status gizi pada masa nifas di RB Rajawali bidan Hj. Nanang
nifas dengan status gizi pada masa nifas, dengan nilai p (0,005).
2.2.3.2 Pekerjaan
untuk memenuhi kebutuhan gizi, harus didukung oleh suasana yang mapan
perekonomian.
status gizi ibu nifas dengan nilai p (0,015) < nilai alpha (0,05), pada ibu
yang bekerja lebih banyak mengetahui informasi dan wawasan tentang gizi
Karakteristik Ibu :
Faktor Predisposisi
Makanan yang dikonsumsi 1. Umur
Pendidikan 2. Pekerjaan
Pendapatan keluarga
Pengetahuan
Tradisi / budaya
Faktor Pendukung
Sarana dan prasarana fasilitas kesehatan
Status Gizi Ibu Nifas
Faktor Pendorong
Sikap dan perilaku petugas
Media promosi
BAB III
(Notoatmodjo,2002 :42)
Umur
28
29
Cara Skala
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur
Ukur Ukur
Independen
1. Umur Rentang waktu yang Melihat Melihat 1 : Masa Ordinal
dilalui ibu nifas dari Rekamedik Rekamedik Setengah
sejak lahir hingga Baya (41-
ulang tahun terakhir 60 tahun)
yang dinyatakan
dalam tahun sampai 2 : Masa
diadakannya Dewasa
penelitian ini Awal (21-
40 tahun)
2 : Bekerja
(Swasta,
PNS,
Petani,
dagang, dll)
3.3 Hipotesis
3.3.1 Ada hubungan antara umur dengan status gizi ibu nifas di BPS Hj. Yuyu
3.3.2 Ada hubungan antara pekerjaan dengan status gizi ibu nifas di BPS Hj.
pengambilan data dilakukan pada waktu yang sama dan satu kali
pengumpulan data dengan tujuan agar diperoleh yang lengkap dalam waktu
3.4.2.1 Populasi
nifas yang datang ke BPS Hj Yuyu Sopiah dari bulan Maret s.d April tahun
31
2011 sesuai dengan data catatan pasien ibu nifas tercatat berjumlah 41
orang.
3.4.2.2 Sampel
sampling. Besarnya sampel pada penelitian ini adalah seluruh ibu nifas
yang datang ke BPS Hj Yuyu Sopiah dari bulan Mei s.d Juli tahun 2011,
berjumlah 41 orang.
2006).
Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang
ditemui di BPS Hj. Yuyu Sopiah selama periode bulan Mei s.d Juli 2011.
Majalengka
3. Scoring
bebas dan terikat. Tahap ini meliputi nilai untuk masing – masing
4. Entry data
5. Cleaning
teliti.
6. Uji Statistik
Pengeluaran hasil nilai yang diperoleh dari analisis data yang telah
1. Analisa Univariat
a. Distribusi Frekuensi
f
p= x 100 %
n
Keterangan :
P = Proporsi
f = Frekuensi Kategori
n = Jumlah sampel
Jumlah
Skala
No Interpretasi
Pengukuran (%)
1 0 Tidak satupun responden
2 1 – 25 Sebagian kecil responden
3 26 – 49 Kurang dari setengah responden
4 50 Setengah responden
5 51 – 75 Lebih dari setengah responden
6 76 – 99 Sebagian besar responden
7 100 Seluruh responden
(Arikunto, 2007)
2. Analisa Bivariat
Variabel Terikat
Variabel Bebas
Tidak Baik Baik
faktor resiko (+) a b a+b (m1)
faktor resiko (-) c d c+b (m2)
a+c ( n1) b+d (n2) n
2
x=
[ ( ad−bc )2−n ]
( n 1. n 2 .m 1. m2 )
Apabila terdapat sel yang kosong atau nilai <5, maka digunakan
{
x = [ ( ad−bc ) −1/ 2/ n ] . .n }
2 2 2.
( n 1. n 2. m 1 . m 2 )
variabel terikat.
36