Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Tubuh manusia terbentuk dari zat-zat yang berasal dari
makanan. Karenanya, manusia memerlukan asupan makanan guna
memperoleh zat-zat penting yang dikenal dengan istilah nutrisi. Nutrisi
berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur
proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga serta untuk melindungi
tubuh dari serangan penyakit. Dengan demikian, fungsi utama nutrisi (Suitor
& Hunter,1980) adalah untuk memberikan energi bagi aktivitas tubuh,
membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai
proses kimia dalam tubuh.( Wahit iqbal dan Nurul chayatin,2007) Nutrisi
adalah hasil dari semua interaksi antara organisme dan makanan yang
dikonsumsinya. Dengan kata lain, nutrisi adalah apa yang dimakan seseorang
dan bagaimana tubuh menggunakannya. Nutrien adalah zat organik, zat
nonorganik, dan zat yang memproduksi energi yang ditemukan dalam
makanan dan dibutuhkan untuk fungsi tubuh. Manusia memerlukan nutrien
yang penting dalam makanan untuk pertumbuhan dan mempertahankan
semua jaringan tubuh serta fungsi normal dari seluruh proses tubuh. Asupan
makanan yang adekuat terdiri dari nutrien yang esensial yang seimbang yaitu:
air, karbohidrat, protein,lemak,vitamin,dan mineral. Nutrien memiliki tiga
fungsi utama, yaitu: memberikan energi untuk proses dan pergerakan
tubuh,memberikan materi struktural untuk jaringan tubuh, dan mengatur
proses tubuh. Nutrien dasar yang paling dibutuhkan tubuh adalah air. Karena
setiap sel memerlukan suplai bahan bakar yang kontinu, kebutuhan nutrisi
yang paling penting, setelah air adalah nutrien yang memberikan bahan bakar
atau energi. Nutrien yang memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan
protein. Rasa lapar mendorong manusia untuk mengonsumsi nutrien pemberi
energi secukupnya guna memenuhi kebutuhan energi mereka, tetapi tidak
adanya tanda tubuh yang jelas menyebabkan manusia mengonsumsi vitamin
atau mineral tertentu. Universitas Sumatera Utara 2 Kehamilan merupakan
permulaan suatu kehidupan baru suatu periode pertumbuhan. Kondisi
kesehatan dimasa lampau sekaligus keadaan kesehatan ibu saat ini merupakan
landasan suatu kehidupan baru. Nutrisi merupakan suatu dari faktor yang ikut
berpengaruh terhadap hasil akhir kehamilan. Status nutrisi dipengaruhi oleh
banyak faktor sehingga membuat ibu hamil berisiko misalnya; kemiskinan,
kurangnya pengetahuan tentang nutrisi yang diperlukan, lingkungan yang
kurang menguntungkan, kebiasaan makanan yang tidak lazim, serta
kesehatan yang buruk akan berpengaruh terhadap status gizi ibu hamil dan
pertumbuhan serta perkembangan janinnya. Ibu hamil dengan status gizi
buruk perlu mendapatkan perawatan khusus agar risiko melahirkan bayi
dengan berat badan rendah dapat dihindari. Konstributor utama mortalitas
bayi di Amerika Serikat adalah 75% diakibatkan oleh karena berat badan bayi
rendah waktu lahir. Tindakan pencegahan yang sangat dibutuhkan berhasil
baik adalah perawatan kehamilan yang berkualitas tinggi kepada ibu hamil
melalui konseling gizi yang diberikan dengan baik dan spesifik untuk tiap
individu. Terutama kurang gizi yang diderita ibu hamil trimester kedua dan
ketiga, sangat berpengaruh pada berat bayi nya saat lahir. Oleh karena itu,
nutrisi yang baik diperlukan pada semua tahapan masa reproduksi, sejak
kanak-kanak hingga dewasa semua wanita berada dalam kesehatan yang baik
saat konsepsi. Dalam rangka memenuhi kebutuhan perubahan yang terjadi
selama masa hamil,banyak nutrien diperlukan dalam jumlah yang lebih besar
dari pada jumlah yang dibutuhkan wanita dewasa normal,karena semua
sistem organ utama ibu hamil memungkinkan perkembangan janin serta
keshatan ibu yang optimal. (Siti fauziah dan Sutejo,2012) Nutrisi pada ibu
hamil adalah makanan yang bergizi yang dimakan oleh ibu hamil. Nutrisi
yang bagus membawa wanita menyiapkan tubuhnya untuk menjadi seorang
ibu karena proses kompleks yang terjadi selama masa kehamilan
membutuhkan banyak suplai protein, vitamin dan mineral untuk ibu dan bayi.
(Indriyani, Diyan, 2013). Universitas Sumatera Utara 3 Nutrisi yang baik
penting untuk kehamilan yang sehat dan sukses karena nutrisi yang buruk
dikaitkan dengan hasil kehamilan yang buruk. Peningkatan nutrien spesifik
direkomendasikan selama kehamilan,tetapi nutrien spesifik ini tidak sulit
diperoleh dalam suatu diet yang seimbang. (Devi dan Wuri, 2011). Selama
trimester pertama kisaran pertambahan berat badan sebaiknya 1-2 kg (350-
400 gram per minggu), sedangkan trimester kedua dan ketiga sekitar 0,34-
0,50 kg tiap minggu . (Siti fauziah dan Sutejo, 2012). Selama trimester
pertama, biasanya terjadi kenaikan sedikit berat badan sekitar 1-2 kg.
walaupun ibu sering merasa mual dan hilang nafsu makan, berat badan harus
tetap naik. Pada trimester ini organ otak,pancaindera,dan alat kelamin janin
sedang dibentuk. Memasuki trimester kedua, nafsu makan ibu biasanya sudah
pulih sehingga harus lebih hati-hati dalam mengatur konsumsi makanan.
Kenaikan berat badan rata-rata ideal pada masa ini adalah 0.35 sampai 0.4 kg
per minggu. Kenaikan berat badan akan lebih baik bila terjadi secara perlahan
dan kontinyu. Bila berat badan ibu sebelum hamil dan kenaikan berat
badannya selama hamil kurang dari normal, maka sibayi akan beresiko lahir
dengan berat badan yang kurang atau berat bayi lahir rendah (BBLR). Bayi
dengan BBLR akan terganggu perkembangan fisik maupun kecerdasannya.
(Indriyani, Diyan, 2013). Gangguan nutrisi selama kehamilan dapat
menyebabkan berat badan bayi baru lahir rendah dan penurunan kesempatan
hidup. status nutrisi ibu pada waktu konsepsi sangatlah penting dalam bentuk
cadangan nutrisi dan dasar kebiasaan makan. Pada akhir trimester pertama
volume darah ibu hamil meningkat dengan cepat/lebih cepat daripada
produksi sel darah merahnya. Hal ini merupakan peristiwa normal yang
menimbulkan anemia kehamilan yang fisiologis atau hemodilusi. Hal ini
bukanlah masalah yang serius kecuali jika ibu hamil kekurangan zat
besi,maka akan terjadi anemia yang sesungguhnya. Kadar berbagai nutrien
didalam darah meningkat atau menurun selama masa hamil,kebanyakan
fraksi lipid meningkat seperti kolesterol, sedangkan faktor-faktor lain
misalnya protein total menurun. Universitas Sumatera Utara 4 Dewasa ini
belum ada standar yang digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi kadar
nutrien dalam darah wanita hamil. Laju metebolik basal/basal metabolik
rate( BMR),meningkat sekitar 20% selama masa hamil, peningkatan ini sudah
termasuk pemakaian energi untuk sintesis jaringan. (Siti Fauziah dan Sutejo,
2012). Peningkatan berat badan pada trimester kedua dan ketiga merupakan
petunjuk penting perkembangan janin, peningkatan berat badan yang
berhubungan dengan peningkatan risiko melahirkan bayi tumbuh terhambat
sering disebut retardasi pertumbuhan intrauterin/ intrauterine growth
retardation (IUGR). Dilain pihak peningkatan berat badan berlebih, sehingga
meningkatkan risiko disposisi fetopelvis risiko operasi pada proses
melahirkan, asphyxia, dan mortalitas. Masalah ini lebih berat pada wanita
yang bertubuh pendek. Hubungan antara peningkatan berat badan pada masa
hamil dan perkembangan janin bervariasi menurut berat badan dan tinggi
badan sebelum hamil. Metode yang baik untuk mengkaji peningkatan berat
badan normal pada masa hamil ialah dengan memakai hubungan antara berat
badan terhadap tinggi wanita tersebut sebelum hamil atau memakai BMI,
dengan hitungan membagi berat (dalam kilogram) dengan tinggi (dalam
meter) pangkat dua. Contohnya: wanita dengan berat badan 54 kg sebelum
hamil dan tingginya 156 cm memiliki BMI sebesar 22 adalah dalam batas
normal. Pola peningkatan berat; kecepatan peningkatan berat yang
direkomendasikan mencapai 1-2 kg selama trimester pertama dan kemudian
0,4 kg per minggu untuk wanita yang memiliki berat standar terhadap tinggi
badan ( BMI 19,8-26). Peningkatan berat badan progresif secara bertahap
pada dua trimester terakhir umunnya merupakan peningkatan jaringan lemak
dan tak berlemak. Selama trimester kedua, peningkatan terutama terjadi pada
ibu, sedangkan pada trimester ketiga kebanyakan merupakan pertumbuhan
janin. Penting bagi perawat untuk memantau laju peningkatan berat, guna
mengidentifikasi setiap pola abnormal yang mengindikasikan intervensi oleh
tenaga profesional. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk
memberikan Asuhan Keperawatan secara komprehensif kepada klien Ny.F
dengan mengangkat masalah dalam sebuah Karya Tulis Ilmiah dengan judul
Asuhan Keperawatan Universitas Sumatera Utara 5 pada Ny.F dengan
Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
pada Ibu hamil di Lingkungan V Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia. 1.2
Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini
adalah untuk memperoleh gambaran kebutuhan dasar nutrisi khususnya pada
Ibu Hamil dengan menggunakan Asuhan Keperawatan dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh pada Ibu
Hamil di Lingkungan V Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia.
1.2.2 Tujuan Khusus 1. Mampu melakukan tahapan pengkajian asuhan
keperawatan pada pasien dengan kasus kebutuhan dasar nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh pada ibu hamil di Lingkungan V Kelurahan Sari Rejo
Medan Polonia 2. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien
dengan kasus kebutuhan dasar nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada ibu
hamil di Lingkungan V Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia 3. Mampu
menetapkan rencana intervensi pada pasien di Lingkungan V Kelurahan Sari
Rejo Medan Polonia 4. Mampu melaksanakan implementasi keperawatan
pada pasien di Lingkungan V Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia 5. Mampu
melakukan evaluasi pada pasien dengan kasus di Lingkungan V Kelurahan
Sari Rejo Medan Polonia 1.3 Manfaat 1.3.1 Bagi institusi pendidikan Dapat
digunakan sebagai wacana dan pengetahuan tentang perkembangan ilmu
keperawatan, khususnya asuhan keperawatan pada klien dengan kasus
kebutuhan dasar nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada ibu hamil.
Universitas Sumatera Utara 6 1.3.2 Bagi keluarga pasien Penulisan karya
tulis ilmiah ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana informasi dan
menambah pengetahuan tentang kebutuhan dasar nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh pada ibu hamil di Lingkungan V Kelurahan Sari Rejo
Medan Polonia 1.3.3 Bagi Penulis Sebagai pengalaman berharga dan
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam bidang asuhan
keperawatan (ASKEP). Menambah wawasan penulis mengenai kebutuhan
dasar nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada ibu hamil. Universitas
Sumatera Utara 7
1.2 BAB II PENGELOLAAN KASUS
1.1 Konsep Dasar Nutrisi 2.1.1 Definisi Nutrisi Nutrisi merupakan proses
pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan
menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh. (A, Aziz
dan Musrifatul, 2015). Nutrisi adalah jumlah semua interaksi antara
suatu organisme dan makanan yang dikonsumsinya. Dengan kata lain,
Nutrisi adalah sesuatu yang dimakan seseorang dan bagaimana tubuh
menggunakannya. Zat gizi adalah zat organik dan anorganik yang
dijumpai dalam makanan dan dibutuhkan untuk fungsi tubuh. Manusia
memerlukan zat gizi esensial dalam makanan untuk pertumbuhan dan
untuk memelihara semua jaringan tubuh dan fungsi normal semua
proses tubuh. Asupan makanan yang memadai terdiri atas zat gizi
esensial yang seimbang: air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan
mineral. Makanan memiliki nilai gizi (kandungan zat gizi dalam suatu
jumlah makanan) yang sangat berbeda, dan tidak ada satupun makanan
yang dapat memberikan semua zat gizi esensial. Zat gizi memiliki tiga
fungsi utama: menyediakan energi untuk proses dan pergerakan tubuh,
menyediakan materi struktural untuk jaringan tubuh, dan mengatur
proses tubuh.(Barbara,kozier dkk, 2010). Nutrisi adalah elemen yang
dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh. Kebutuhan energi
didapatkan dari berbagai nutrisi,seperti: karbohidrat, protein, lemak, air,
vitamin,dan mineral. Makanan terkadang dideskripsikan berdasarkan
kepadatan nutrisi mereka, yaitu proporsi nutrisi yang penting
berdasarkan jumlah kilokalori. Makanan dengan kepadatan nutrisi yang
rendah, seperti alkohol atau gula adalah makanan yang tinggi kilokalori
tetapi rendah nutrisi. (Potter & Perry, 2010). Nutrien merupakan zat
gizi yang terdapat dalam makanan. (A,Aziz dan Musrifatul, 2015).
Nutrien merupakan zat kimia organik maupun anorganik yang
ditemukan dalam makanan dan diperlukan agar tubuh dapat berfungsi
dengan Universitas Sumatera Utara 8 sebaik-baiknya. Nutrien tersebut
diabsorbsi disaluran pencernaan kemudian didistribusikan ke sel-sel
tubuh. Didalam sel-sel tubuh, nutrien digunakan untuk proses
fungsional sel tersebut, sumber enegi,dan sitesis protein. Untuk itu,
maka intake nutisi kedalam tubuh harus adekuat. Artinya nutrisi yaang
kita makan mengandung nutrien esensial tertentu yang seimbang.
Nutrien merupakan sumber zat-zat esensial utama yang diperlukan
untuk bertahan hidup. Kesehatan terjaga ketika seseorang mengonsumsi
kombinasi nutrien yang tepat dengan jumlah yang tepat. Nutrien
diperoleh melalui konsumsi zat-zat makanan. (Bennita,2013) Nutrien
adalah sejenis zat kimia organik atau anorganik yang terdapat dalam
makanan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya.
Setiap nutrien memiliki komposisi kimia tertentu yang akan
menampilkan sekurangkurangnya satu fungsi khusus pada saat
makanan dicerna dan diserap oleh tubuh.( Wahit Iqbal dan Nurul
Chayatin,2007) 2.1.2 Sistem Tubuh yang Berperan Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Nutrisi Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan
nutrisi adalah sistem pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan
dan organ aksesori. Saluran pencernaan dimulai dari mulut sampai usus
halus bagian distal,sedangkan organ aksesori terdiri atas hati,kantong
empedu, dan pankreas. Ketiga organ ini membantu terlaksananya
sistem pencernaan makanan secara kimiawi. 2.1.3 Faktor-Faktor Yang
Memengaruhi Nutrisi Faktor yang memengaruhi asupan nutrisi
seseorang dan status gizi termasuk yang berkaitan dengan usia dan
tahap perkembangan seseorang, gaya hidup dan budaya, gangguan
kesehatan. 1. Usia dan Tahap Perkembangan Periode waktu dalam
hidup seseorang ketika bertumbuh begitu cepat dan membutuhkan
tingkat energi yang dikeluarkan lebih tinggi dan asupan nutrien lebih
tinggi. Dua masa tersebut adalah pada permulaan kehidupan dan selama
masa remaja, ketika ada dorongan pertumbuhan kemampuan bayi untuk
memenuhi kebutuhan energi menjadi berlipat karena faktanya ia
mempunyai Universitas Sumatera Utara 9 saluran pencernaan belum
sempurna. Dengan demikian bentuk makanan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan bayi harus dimodifikasi untuk menyesuaikan
level fungsional saluran pencernaan. 2. Gaya Hidup dan Budaya Gaya
hidup sesorang atau keluarganya juga mempunyai pengaruh terhadap
kebiasaan makan. Contoh variabel gsys hidup yang mempengaruhi
kebiasaan makan diantaranya: a. Kedua orangtua yang bekerja diluar
rumah dapat memengaruhi tipe makanan yang dimakan (misal makanan
cepat saji,makanan kotak, menu seimbang termasuk pemilihan masing-
masing kelompok makanan). b. Pendapatan (makan direstoran,
kemampuan untuk membeli beragam makanan). c. Kapan dan darimana
makanan dimakan (misal dimeja makan,dalam keluarga, sendiri,
didepan tv, pada waktu makan berbeda, makan sepanjang hari). d.
Keyakinan (misal keyakinan agama, keyakinan bahwa makan apa saja
akan membuat sehat, tidak toleransi terhadap makan sampah,
menggunakan makanan sebagai penghargaan, apa dan bagaimana pria
dan wanita harus makan. e. Tingkat aktivitas (memengaruhi jumlah
kalori yang dibutuhkan). f. Konsumsi alkohol dan obat terlarang. 3.
Gangguan Kesehatan Penyakit tertentu dapat mengganggu status nutrisi
seseorang. Mual, muntah, sakit gigi, gangguan menelan, atau esofagus
meradang dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk memproses
makanan secara mekanik dan juga menghambat selera terhadap
makanan. Kelainan tertentu (misal infeksi, hipertiroidisme)
meningkatkan laju metabolisme yang selanjutnya mengarah pada
meningkatnya permintaan akan nutrien. Universitas Sumatera Utara 10
2.1.4 Nutrisi yang Penting untuk Ibu Hamil 1. Kalori Kebutuhan energi
pada kehamilan trimester I memerlukan tambahan 100 Kal per hari
(menjadi 1.900 Kal-2.000 Kal per hari). Ini berarti sama dengan
menambah 1 potong (50 g) daging sapi atau 2 buah apel dalam menu
sehari. Selanjutnya saat trimester II dan III, tambahan energi yang
dibutuhkan meningkat sampai 300 Kal per hari, atau sama dengan
mengonsumsi tambahan 100 g daging ayam atau minum 2 gelas susu
sapi cair. Untuk meyakinkan agar penggunaan kalori selama kehamilan
berlangsung adekuat, masukan energi harus diatas 36 kalori/kg/hari.
Kecukupan yang dianjurkan,sebanyak 40 kalori/kg/hari dalam
distribusi yang seimbang, yaitu protein kurang lebih 15%, lemak
kurang lebih 30%, dan karbohidrat kurang lebih 55%. Kebutuhan
energi waktu hamil adalah 300-500 kalori lebih banyak dari sebelum
hamil yaitu trimester pertama atau < 2 minggu kebutuhannya sangat
sedikit, trimester kedua atau 12-28 minggu, kalori dibutuhkan untuk
penambahan darah, pertumbuhan uterus, pertumbuhan payudara, dan
penimbunan lemak, sedangkan trimester ketiga atau >28 minggu kalori
digunakan khususnya untuk pertumbuhan janin dan plasenta.
1.2 KEBUTUHAN KALORI Usia Kebutuhan Kalori Sehari Kebutuhan
Kalori Sehari Selama Hamil 11-15 tahun 2200 kkl 2500 kkl 15-22
tahun 2100 kkl 2400 kkl 23-50 tahun 2000 kkl 2300 kkl Tambahan
energi/kkl yang dibutuhkan selama masa hamil ditentukan oleh
perubahan BMR wanita, berat terhadap tinggi yang biasa dimiliki
wanita, aktifitas fisik, dan usia. Peningkatan kebutuhan basal ini plus
energi yang dibutuhkan untuk metabolisme jaringan baru adalah sekitar
80.000 kalori sepanjang masa hamil. Hal ini berarti 300 lebih banyak
selama Universitas Sumatera Utara 11 trimester kedua dan ketiga untuk
wanita dengan berat standar terhadap tinggi pada saat konsepsi atau
peningkatan masukan energi sebesar 10%-15%. Misalnya kebutuhan
tambahan 300 kalori ini dapat diperoleh dengan menambahkan satu
cangkir susu rendah lemak, dua potong roti, dan sebuah jeruk kedalam
asupan normal sehari-hari. Selama trimester pertama kebutuhan nutrisi
lebih bersifat kualitatif dari pada kuantitatif, yang berarti diet ibu hamil,
harus seimbang dan mencakup beraneka ragam makanan, tidak harus
berlebih dari makanan yang biasa dikonsumsi. Ibu dengan berat badan
rendah (18 tahun, 1,3 gram protein per kilogram berat badan saat hamil.
b. Anak remaja 15-18 tahun, 1,5 gram protein per kilogram berat badan
saat hamil c. Anak yang lebih mudah

Anda mungkin juga menyukai