Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH GIZI IBU HAMIL

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan

menyebabkan

meningkatnya

metabolisme

energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainya meningkat
selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut
diperlukan

untuk

pertumbuhan

dan

perkembangan

janin,

pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi


dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi
tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin
tumbuh tidak sempurna (Kristiyanasari, 2010).
Masalah gizi seimbang di Indonesia masih merupakan
masalah yang cukup berat. Kekurangan atau kelebihan makanan
pada masa hamil dapat berakibat kurang baik bagi ibu dan janin
(Ariga, 2012).
Status

gizi

ibu

sebelum

dan

selama

hamil

dapat

mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila


status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil
kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup
bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain bayi yang

dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan


selama hamil (Zhulaida, 2008).
Jika ibu hamil tidak mendapat gizi yang cukup selama
hamil, maka bayi yang dikandungnya akan kekurangan gizi.
Meski sudah cukup bulan, bayi tersebut lahirnya BBLR (berat bayi
lahir rendah). Saat menyusui juga akan kekurangan ASI. Ibu
hamil dianjurkan mengkonsumsi protein sekitar 2-2,5 gram/kg.
Untuk

pertumbuhan

maupun

aktivitas

janin

memerlukan

makanan yang disalurkan melalui plasenta, untuk ibu hamil


harus mendapat gizi yang cukup untuk diri dan janinnya.
Seorang wanita yang saat mulai hamil berat badannya
tergolong

normal,

memasuki

trimester

kedua

ia

akan

membutuhkan tambahan kalori 350 kkal per hari. Jumlah energi


yang dibutuhkan memasuki trimester ketiga akan semakin
meningkat, yaitu sekitar 450 kkal per hari (National Academy of
Sciences, 2004).
Menurut Pudjiadi (2005) selama kehamilan, ibu akan
mengalami penambahan berat badan sekitar 10-12 kg, dimana
pada trimester I kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan
trimester III sekitar 6 kg. Ibu hamil yang memiliki berat badan
normal kemungkinan tidak memiliki masalah dalam konsumsi
makan setiap hari, namun penambahan berat badannya harus
tetap dipantau agar selama hamil tidak memiliki komplikasi.

Selain melihat penambahan berat badan selama hamil,


status gizi ibu hamil dapat juga dilihat dari ukuran Lingkar
Lengan Atas (LILA) dan kadar Hemaglobin (Hb) dalam darah.
Ukuran LILA yang normal adalah 23,5 cm, ibu hamil dengan
ukuran LILA dibawah ini menunjukan adanya kekurangan energi
yang kronis (Miyata dan Proverawati, 2010).
Janin yang terganggu pertumbuhannya tidak saja dapat
menyebabkan kerusakan permanen pada pertumbuhan setelah
bayi lahir, tetapi juga hingga ia dewasa. Selain itu juga
berpengaruh pada kemampuan anak untuk belajar. Lebih jauh
lagi

studi

ini

pertumbuhannya

menemukan
bisa

bahwa

membawa

janin

yang

pengaruh

terganggu

pada

kualitas

keturunan selanjutnya, terutama risiko berat badan lahir rendah


(Victoria, 2008).
Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang
mampu meredam tekanan yang baru, sehingga dapat berakibat
pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, selain itu
juga akan meningkatkan risiko kesakitan dan kematian bayi
karena rentan terhadap infeksi saluran pernapasan bagian
bawah, pertumbuhan yang terhambat, cacat bawaan, bayi lahir
mati, anemia pada bayi, asfiksian intra partum, dan kematian
neonatal (Kristiyanasari, 2010).

Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi


normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada
masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi
besar yang sehat dari pada dengan kondisi kehamilan yang
sebaliknya.
Perkembangan

ilmu

pengetahuan

dan

teknologi

gizi

dewasa ini walaupun berkembang sanagat pesat masalah gizi


yang timbul sangat kompleks, sehingga masalah ini sangat
memprihatikan dimana tingkat kematian ibu maternal masih
sangat

tinggi.

Pada

umumnya

ibu

hamil

di

lingkungan

masyarakat kita masih banyak yang hidup dibawah garis


kemiskinan sehingga tidak dapat memenuhi nutrisi yang baik
ditunjang lagi oleh pendidikan yang rendah, umur, pekerjaan,
pengalaman,

paritas,

budaya,

status

sosial

ekonomi

yang

berdampak pada ibu hamil terhadap kebutuhan gizi masa


kehamilan masih sangat rendah (Syaifudin, 2008).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Ibu Hamil


Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa
embrio atau fetus di dalam tubuhnya. Dalam kehamilan dapat
terjadi banyak gestasi (misalnya, dalam kasus kembar, atau
triplet/kembar tiga).

Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu


menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan).
Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan
manusia di dalamnya disebut embrio (awal kehamilan) dan
kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil
untuk pertama kalinya disebut primigravida atau gravida 1.
Seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai
gravida 0 (Wikipedia, 2011).
Kehamilan biasanya terbagi dalam periode, yang dikenal
sebagai trimester, yaitu:
1. Trimester I : berlangsung hingga minggu kehamilan ke-13.
Pada masa ini terjadi perkembangan janin yang cepat.
Pada masa ini risiko keguguran juga termasuk tinggi.
2. Trimester II : berlangsung dari minggu ke-14 hingga
minggu kehamilan ke-27
3. Trimester III : berlangsung dari minggu ke-28 hingga masa
kelahiran

2.1.1 Trimester I
Idealnya calon ibu berada dalam kondisi sehat optimal.
Kebiasaan seperti merokok, minum beralkohol dan obat-obatan
yang tidak perlu sudah seharusnya dihentikan pada masa ini.
Tanda utama kehamilan adalah tidak menstruasi sekitar 2-3

minggu

setelah

konsepsi.

Namun

ketiadaan

menstruasi

(amenore) ini bisa juga disebabkan oleh hal-hal lain. Untuk


memastikan perlu dilakukan tes urin sehingga dokter dapat
menaksir perkiraan hari persalinan dihitung semenjak hari
pertama siklus menstruasi terakhir.
Selain tidak menstruasi (amenore) terdapat tanda-tanda
awal lainnya yang juga perlu diperhatikan, misalnya mual
muntah atau biasa disebut morning sickness, perubahan selera
makan, perubahan pada payudara, dan kelelahan.
2.1.2 Trimester II
Trimester

II

(14-27

minggu)

pada

masa

ini

energi

dibutuhkan untuk penambahan darah, perkembangan uterus,


pertumbuhan massa mamae / payudara (memproduksi air susu
ibu / ASI), dan penimbunan lemak (Ariga, dkk 2011).
2.1.3 Trimester III
Pada masa ini dibutuhkan energi untuk pertumbuhan janin,
plasenta serta cairan amnion. Dan penambahan berat badan ibu
juga harus dipantau agar tidak mengalami obesitas, untuk
menghindari
persalinan,

penyulit
dengan

(Sulistyoningsih, 2011).

yang

mungkin

mengkonsumsi

terjadi
gizi

pada

yang

masa

seimbang

2.2 Defenisi Gizi


Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang
dikonsumsi secara normal oleh suatu organisme melalui proses
digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran

zat-zat

yang

tidak

digunakan

untuk

mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal


dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun
dan

memelihara

jaringan

serta

mengatur

proses-proses

kehidupan (Sunita, 2006).


Gizi adalah makanan yang dikonsumsi individu dalam satu
hari yang beraneka ragam dan mengandung zat tenaga, zat
pembangun dan zat pengatur sesuai dengan kebutuha hidupnya
(Path, 2005).
2.2.1 Manfaat Gizi
1.

Sebagai zat tenaga


Gizi menghasilkan tenaga atau energi, sumber : karbohidrat,
lemak dan protein

2.

Sebagai zat pembangun


Untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan organ-organ serta
menggantikan jaringan yang rusak, sumber protein.

3.

Sebagai zat pengatur

Untuk mengatur metabolisme tubuh, sumber vitamin, mineral


dan air (Djaeni, 2006).

2.2.2 Jenis-jenis Gizi


a. Karbohidrat dan Lemak
Sebagai zat pengatur tenaga untuk menghasilkan kalori.
Makanan yang kaya karbohidrat merupakan bahan bakar otak
yang amat penting agar otak dapat berfungsi secara optimal. Ini
semua bisa didapatkan dari berbagai jenis kacang-kacangan,
kentang, buah-buahan, seperti pisang, serta

sayur-sayuran

misalnya daun ubi jalar.


b. Protein
Ibu hamil memerlukan konsumsi protein lebih banyak dari
biasanya. Berdasarkan angka kecukupan gizi tahun 2004, selama
hamil ibu memerlukan tambahan protein sebesar 17 gram per
hari. Pemenuhan protein bersumber hewani lebih besar dari pada
kebutuhan protein nabati, sehingga ikan, telur, daging, susu
perlu lebih banyak dikonsumsi dibandingkan tahu, tempe dan
kacang.
c. Vitamin
Vitamin mempunyai peranan penting dalam metabolisme
karbohidrat,

lemak

dan

protein

melalui

ko-enzim

sebagai

katalisator.

Dengan

demikian

vitamin

mempunyai

peranan

penting dalam penyediaan energi untuk pertumbuhan.


d. Asam Folat
Kebutuhan asam folat selama hamil menjadi dua kali lipat.
Asam folat dibutuhkan untuk perkembangan sel-sel muda,
pematangan sel darah merah, sintesis DNA, dan metabolisme
energi. Kekurangan asam folat juga berkaitan dengan BBLR.

e. Zat Besi
Kebutuhan akan zat besi pada perempuan hamil meningkat
hingga 200-300%. Sekitar 1040 mg ditimbun selama hamil,
sebanyak 300 mg ditransfer ke janin, 200 mg hilang saat
melahirkan, 50-75 mg untuk pembentukan plasenta dan 450 mg
untuk pembentukan sel darah merah.
f. Yodium
Kekurangan yodium pada ibu hamil akan mengakibatkan
janin

mengalami

menjadi

hipotiroid

kretinisme.

yang

Kekurangan

selanjutnya
yodium

berkembang
juga

dapat

mengakibatkan bayi lahir mati, aborsi, serta meningkatkan


kematian bayi dan perinatal. Kebutuhan yodium dapat dipenuhi
dengan mengkonsumsi garam beryodium serta konsumsi bahan
makanan yang bersumber dari laut.
g. Kalsium

Berdasarkan angka kecukupan gizi tahun 2004, konsumsi


kalsium yang dianjurkan bagi ibu hamil adalah sebanyak 950 mg
per

hari.

Sumber

utama

kalsium

adalah

susu

dan

hasil

olahannya. Selain untuk tulang, kalsium juga dibutuhkan untuk


mencegah preeklamsia atau tekanan darah tinggi pada ibu hamil
yang dapat menyebabkan kejang pada ibu, prematuritas, bahkan
kematian.
h. Magnesium
Magnesium terdapat pada berbagai jenis bahan makanan
terutama serelia dan sayur mayur hijau, dan dapat mencegah
terjadinya osteoporosis.
i.Seng
Seng merupakan bagian dari banyak metaloenzim dan
sebagai ko-enzim pada berbagai sistem enzim. Sumber utama
seng berasal dari hewani, seperti daging, ikan, kerang, ayam,
telur. Hasil studi menunjukan bahwa rendahnya kadar seng pada
ibu hamil dapat menyebabkan persalinan yang abnormal dan
BBLR.

2.3 Gizi yang Diperlukan Ibu Hamil


Saat hamil seorang calon ibu membutuhkan gizi untuk
dirinya sendiri dan janin dalam kandungannya. Oleh karena itu
tentu perlu makan yang lebih banyak dan makan makanan yang

bergizi. Tidak ada pantangan bagi ibu hamil. Makanlah makanan


yang bervariasi agar terpenuhi segala kebutuhan akan zat gizi
dari karbohidrat, lemak, protein, berbagai vitamin dan mineral.
Oleh sebab itu wanita hamil menunjukkan kenaikan berat
badan yang cukup banyak, baik bagi komponen janin maupun
bagi dirinya sendiri, maka sangat dianjurkan untuk dapat
mengkonsumsi makanan tambahan seperti energi, protein, dan
berbagai vitamin dan mineral.
a.

Energi
Umumnya seorang ibu hamil akan bertambah berat badannya
sampai 12,5 kg, tergantung dari berat badan sebelum hamil.
Rata-rata ibu hamil memerlukan tambahan 300 kkal/hari.

b.

Protein
Protein

diperlukan

sebagai

zat

pembangun

alias

yang

membangun jaringan tubuh janin ibu hamil memerlukan asupan


protein 60 gr per hari, yang berasal dari daging, ikan, susu, telur,
tahu, tempe, dan kacang-kacangan.

c.

Vitamin dan mineral


Berfungsi sebagai membantu pertumbuhan kulit, tulang, gigi,
dan pembentukan jaringan tubuh janin, sumbernya berasal dari
sayuran, buah-buahan dan susu.

d.

Asam folat
Asam folat termasuk kelompok vitamin B yang bermanfaat untuk
mengurangi NTD (Nueral Tubes Defects) atau kelainan susunan
saraf pusat. Sangat disarankan untuk dikonsumsi ibu hamil
karena pembentukan susunan saraf pusat akan dimulai di awal
kehamilan. Sumbernya antara lain brokoli, gandum, kacangkacangan, jeruk, strowberi, dan bayam.

e.

Zat besi
Kekurangan

zat

besi

pada

ibu

hamil

dapat

mengganggu

metabolisme energi sehingga dapat menurunkan kemampuan


kerja organ tubuh. Yang pada akhirnya akan mempengaruhi
perkembangan janin. Sumber makanan yang mengandung zat
besi antara lain daging, hati, telur, kacang-kacangan dan sayuran
hijau.
f.

Kalsium
Kalsium semakin dibutuhkan ibu hamil saat memasuki trimester
kedua

dan

ketiga

kehamilan.

Pada

masa

ini

lah

proses

pembentukan tulang dan giginya. Kebutuhannya sekitar 1.200


mg per hari. Ada banyak sumber kalsium diantaranya telur, susu,
ikan teri, ikan salmon, sarden, sayuran bewarna hijau, kacangkacangan, dan wijen.

2.4 Pedoman Makan Bagi Ibu Hamil

Agar ibu hamil dan janin tetap mendapat asupan gizi, berikut
beberapa saran yang biasa dilakukan :
a.

Jangan biarkan perut kosong, usahakan makan dalam porsi


kecil tapi sering.

b.

Pilih makanan yang hangat-hangat karena bisa membuat


lambung yang terasa pedih seperti terelaksasi.

c.

Saat bangun pagi, jika belum nafsu makan, makanlah biscuit


dengan teh hangat, tapi tetap coba untuk sarapan.

d.

Bila ibu merasa sering kembung, hindari makanan yang dapat


memicu kembung.

e.

Batasi mengkonsumsi masakan bersantan, ketan, nangka,


sayur

asem,

buah-buahan

yang

asam

atau

yang

dapat

mengiritasi lambung.
f.

Perbanyak minum, sedikitnya 10-12 gelas per hari.

g.

Hindari kafein, alkohol, dan ikan mentah.

h.

Umumnya ibu hamil butuh darah lebih banyak, untuk itu


makanlah makanan yang mengandung zat besi, seperti sayuran
hijau, tahu, tempe, kacang-kacangan, telur, ikan dan daging.

i.

Penting pula bagi ibu hamil untuk makan buah-buahan segar,


bagus untuk menyuplai vitamin (Syaifudin, 2009).

2.5 Akibat Ibu Hamil yang Kekurangan Gizi


Bila

ibu

mengalami

kekurangan

gizi

selama

hamil

akan

menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti


diuraikan berikut ini.
1. Terhadap ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan
komplikasi pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat
badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit
infeksi.
2. Terhadap persalinan
Pengaruh

gizi

kurang

terhadap

proses

persalinan

dapat

mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum


waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan, serta
persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
3. Terhadap janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus,
bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada
bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan
berat badan rendah (BBLR).

2.6 Pengetahuan

2.6.1 Pengertian
Pengetahuan adalah hasil tau dari manusia, yang sekedar
menjawab pertanyaan what atau apakah sesuatu itu, dan
menjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap
suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2010). Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni : indera penglihatan,
pendengaran,

penciuman,

rasa

dan

raba.

Sebagian

besar

pengetahuan manusia diperoleh dari proses penglihatan.


Sejalan

dengan

perkembangan

kebudayaan

manusia,

pengetahuan selalu berubah untuk memahami gejala-gejala


alam kemasyarakatan. Manusia pada dasarnya selalu ingin
mengetahui kebenaran tentang sesuatu. Untuk memenuhi rasa
ingin tahu ini sejak dahulu telah berusaha mengumpulkan
pengetahuan.

Pengetahuan

tersebut

dapat

diperoleh

dari

pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2010).


2.6.2 Sifat- Sifat Pengetahaun
Pada dasarnya, pengetahuan sama dengan ilmu, maka
pengetahuan juga memiliki objek. Pengetahuan harus sesuai
denagn objek agar benar. Tujuan dari pengetahuan adalah
mencari kebenaran.
Sementara Notoatmodjo (2010) juga membagi cakupan
dalam domain pengetahuan atau kognitif ini atas 6 (enam)
tingkatan sebagai berikut :

1.

Tahu (know)
Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap suatu aspek yang spesifik
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima.

2.

Memahami (comprehension)
Diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasi
materi tersebut secara benar. Orang yang telah pahami terhadap
objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan,
contoh, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang
dipelajari.

3.

Aplikasi (application)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi
disini dapat diartikan atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang
lain.

4.

Analisis (analysis)
Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu

struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama


lain.
5.

Sintesis (synthesis)
Menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan

bagian-bagian

didalam

suatu

bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu


kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasiformulasi yang ada.
6.

Evaluasi (evaluation)
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek penilaian. Penilaian
itu berdasarkan kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2010).

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2008. Riset Gizi Ibu Hamil, http//senonipuskesmas.com


[diakses
Pada hari senin 9 April 2012].
Agria dkk. 2011. Gizi Reproduksi. Jogjakarta: Fitramaya
Ali, Syaifudin, 2009. Panduan Lengkap Kehamilan, Persalinan Dan
Perawatan Bayi. Jogjakarta: Diglossia Media.
Alfitramadya. 2008. Gizi Kehamilan, http//blogspot.com [diakses
pada
hari selasa 23 April 2012].

Anton, Yohanes. 2011. Its Easy Olah Data Dengan SPSS. Yogyakarta:
Skripta Media Creative.
Ariga dan Reni Asmara. 2011. Gizi Masa
http//ariga.blogspot
.com [diakses pada hari selasa 23 April 2012].

Kehamilan,

Arikunto, Suharsimin. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta:


Rineka Cipta
Buku Panduan Penulisan KTI. 2012. Medan: Stikes Helvetia
Medan.
Djaeni, Achmad. 2006. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat
Eva. 2010. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Trans Info
Media
Jurnal Penelitian Stikes Helvetia Medan. 2011. Medan: stikes
Helvetia Medan.
Miyata dan Proverawati. 2010. Gizi Kehamilan, www.blogspot. Com
[diakses pada hari selasa 23 April 2012].
Muhammad, Iman. 2011. Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Bidang Kesehatan. Bandung: Mulya Sarana.
Ngambut, Korolus. 2011. Pengantar Biostatistik (Aplikasi Penggunaan
SPSS). Jogjakarta: Gosyen Publishing.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta:
Rineka Cipta.
--------. 2010. Promosi Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Path. 2005. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC
Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Jogjakarta: Mediakom.
Sulistyoningsih, Haryani. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan
Anak.
Jogjakarta: Graha Ilmu.
Sunita, Almatsier.
Gramedia

2006.

Prinsip

Dasar

Ilmu

Gizi.

Jakarta:

Pustaka Utama.
Victoria. 2008. Nutrisi Tepat Untuk Kehamilan Sehat. Nutrisia
Wikipedia. 2011. Gizi Ibu Hamil. Id.wikipedia.org [diakses pada
hari
Sabtu 20 April 2012].
Zulhaida. 2011. Gizi Masa Kehamilan. Zulhaida@.telkom.net
[diakses
pada hari selasa 23 April 2012].

Anda mungkin juga menyukai