PENDAHULUAN
Jika ibu hamil tidak mendapat gizi yang cukup selama hamil, maka bayi
yang dikandungnya akan kekurangan gizi. Meski sudah cukup bulan, bayi tersebut
lahirnya BBLR (berat bayi lahir rendah). Saat menyusui juga akan kekurangan
ASI. Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi protein sekitar 2-2,5 gram/kg. Untuk
pertumbuhan maupun aktivitas janin memerlukan makanan yang disalurkan
melalui plasenta, untuk ibu hamil harus mendapat gizi yang cukup untuk diri dan
janinnya.
Oleh karena itu kita perlu memperhatikan gizi pada ibu hamil agar
pertumbuhan pada kandungan ibu hamil lancar, bayi yang di lahirkan sehat dan
berat bayi normal.
1|Page
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
4. Mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi status gizi ibu saat hamil
1.4 Manfaat
1. Bisa menambah pengetahuan baru tentang gizi pada ibu hamil dan dampak
yang ditimbulkan apabila seorang ibu hamil kekurangan gizi.
BAB 2. PEMBAHASAN
2|Page
2.1 Pengertian Kehamilan
2. Tanda-tanda presumtif
Amenore (tidak dapat haid).
Mual dan muntah.
Mengidam.
Pingsan.
Tidak ada selera makan.
Payudara membesar, tegang.
Sering kencing.
Konstipasi.
3. Tanda-tanda mungkin
Perut membesar.
Uterus membesar terjadi perubahan dalam bentuk, konsistensi dari
rahim.
3|Page
Tanda Hegar, yaitu pembuluh darah dalam cervix bertambah dan
karena terjadinyaoedema dari cervix, sehingga cervix menjadi
lunak.
Tanda Chadwick, yaitu pembuluh darah dinding vaginabertambah
hingga warna selaput lendirnya biru.
Tanda Piscaseek, yaiutu pertumbuhan uterus tidak rata, uterus
lebih cepat tumbuh di daerah implantasi dan di daerah insersi
plasenta.
Tanda Ballottment, yaitu teraba benjolan keras.
Gizi adalah makanan yang dapat memenuhi kesehatan. Zat gizi adalah
unsur yang terdapat pada makanan dan dapat mempengaruhi kesehatan gizi
suatu proses organisme menggunakan makanan yang di konsumsi secara
normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak dapat digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-
organ serta menghasilkan energi.
Namun ada pendapat lain, gizi adalah zat-zat yang diperlukan yang berasal
dari makanan.
a. Makanan
Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau
unsur-unsur atau ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh
tubuh, yang berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh.
b. Keadaan gizi
Keadaaan akibat dari keseimbangna antara konsumsi dan penyerapan zat
gizi dan penggunaaan zat-zat gizi terebut atau keadaan fisiologi akibat
tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh.
c. Status gizi
Ekspresi dari keadaan seimbang dalam bentuk variabel tertentu atau
perwujudan tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel
tertentu,
d. Malnutrition
4|Page
Keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relatif
maupun absolud satu atau lebih zat gizi.
Ada 4 bentuk malnutrisi:
Under Nutrition
Spesific Deficiency
Over Nutrition
Imbalance
e. Kurang energi protein
Kurang energi protein adalah seseorang yang kurang gizi yang disebabkan
oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari
dan atau gangguan penyekit tertentu.
5|Page
Saat hamil seorang wanita memerlukan asupan gizi lebih banyak
mengingat selain kebutuhan gizi tubuh, waita hamil harus memberikan nutrisi
untuk sang janin. Untuk menjaga kondisi tubuh tetap sehat dan buah hati
berkembang normal wanita hamil harus memiliki pola hidup yang sehat.
Karenanya wanita hamil memerlukan angka kecukupan gizi atau AKG yang
lebih tinggi dibandigkan wanita yang sedang tidak hamil. Kekurangan gizi
selama kehamilan bisa menyebabkan anemia gizi, bayi terlahir dengan berat
badan rendah, bahkan dapat menyebabkan bayi lahir cacat. Maka dari itu ibu
hamil perlu meningkatkan gizinya dengan cara menyusun makan sehari yang
terdiri dari campuran ketiga kelompok bahan makanan. Dari tiap kelompok
dipilih satu atau lebih jenis bahan makanan. Bahan makan yang terdapat
dalam tiap kelompok bahan makan sebagai berikut:
6|Page
Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi dengan cara adalah dengan
mengukur berat bayi pada saat lahir. Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi
yang sehat bila tingkat kesehatan dan gizinya berada pada kondisi yang baik.
Namun pada sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami maalah
gizi khusunya gizi kurang seperti kurang energi kronis (KEK) dan anemia
gizi. Hasil SKRT 1995 menunjukkan bahwa 41% ibu hamil menderita KEK
dan 51% yang menderita anemia mempunyai kecenderungan melahirkan bayi
dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
Ibu hamil yang menderita KEK dan anemia memiliki resiko kesakitan
yang lebih besar terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan dengan
ibu hamil normal akibatnya mereka mempunyai resiko yang lebih besar unutk
melahirkan bayi dengan BBLR, kematian saat persalinan, pendarahan, pasca
persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami ganguan
kesehatan. Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu
meredam tekanan lingkungan yang baru, sehingga dapat berakibat pada
terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat menggangu
kelangsungan hidupnya.
Selain itu juga akan menigkatkan resiko kesakitan dan kematian bayi
karena rentan terhadap infeksi saluran pernafasan bagian bawah, gangguan
belajar, masalah perilaku, dan lain sebagainya. Bila ibu mengalami
kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu
maupun janin, seperti diuraikan berikut ini.
1. Terhadap ibu, gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan
komplikasi pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu
tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi.
2. Terhadap persalinan, pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan
dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum
waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan
dengan operasi cenderung meningkat.
3. Terhadap janin, kekurangan gizi pada ibu hamil dapat memepengaruhi
proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus,
bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, bayi
mati dalam kandungan, lahir dengan berat badan lahir rendah.
7|Page
hamil, mengukur lingkar lengan atas dan mengukur kadar Hb.
Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 10-12 kg, di mana pada
trimester I pertambahna kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg dan
trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus
bertujuan memantau pertumbuhan janin.
Penilaian status gizi ibu hamil meliputi evaluasi terhadap faktor resiko,
diet, pengukuran antropromentik dan biokimiawi. Penilaian tentang asupan
pangan dapat diperoleh melalui ingatan 24 jam atau metode lainnya. Faktor
resiko diet dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu resiko selama hamil dan
resiko selama perawatan (antenatal). Berikut ini resikonya:
a. Usia di bawah 18 tahun
b. Keluarga prasejahtera
c. Food fadism
d. Perokok berat
e. Pecandu obat dan alkohol
f. Berat <80% atau >120% beat baku
g. Terlalu sering hamil: >8 kali dengan sela waktu <1 tahun
h. Riwayat obstetrik buruk: pernah melahirkan anak mati
i. Tengah menjalani terapi gizi untuk penyakit sistemik
8|Page
4. Tekanan darah >140/90 mm Hg, edema, dan albuminuria >2+
5. Presentasi bokong
6. Janin kembar
7. Pendarahan vagina
8. Malaria endemik
Berat badan bayi baru lahir ditentukan oleh (di samping faktor genetis)
status gizi janin. Status gizi janin ditentukan antara lain oleh status gizi ibu
waktu melahirkan dan keadaan ini dipengaruhi pula oleh status gizi ibu pada
waktu konsepsi. Status gizi ibu sewaktu konsepsi dipengaruhi oleh:
Usia diperlukan untuk menentukan besaran kalori serat zat gizi yang akan
diberikan. Status ekonomi, terlebih jiak yang bersangkutan hidup di bawah
garis kemiskinan (keluarga prasejahtera), berguna untuk pemastian apakan
ibu berkemampuan membeli dan memilih makanan yang bernilai gizi tinggi.
Manfaat riwayat obstetri ialah membantu menentukan besaran kebutuhan
akan zat fgizi karena terlalu sering dapat menguras cadangan zat gizi tubuh.
9|Page
diresepkan untuk meredakan penyakit kronis ini tidak sedikit yang
“berinteraksi” dengan zat gizi. Kecukupan zat gizi selama hamil baru dapat
dipantau melalui parameter keadaan kesehatan ibu dan berat lahir janin.
Meskipun baku penilaian staus gizi wanita yang tidak hamil tidak hamil tidak
dapat diaplikasikan pada ibu hamil, perubahan fisiologi selama hamil dapat
digunakan sebagai petunjuk. Berat badan rendah sebelum konsepsi, serta
pertambahan berat yang tidak adekuat merupakan penilaian langsung yang
dapat digunakan untuk memperkirakan laju pertumbuhan janin. Berat lahir
berkoeelasi positif dengan pertambahan berat total selama hamil.
10 | P a g e
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah dan hasil diskusi ini dapat disimpulkan bahwa pemenuhan
kebutuhan gizi pada ibu hamil dan tumbuh kembang anak sangat ditentukan
kondisinya di masa janin dalam kandungan. Dengan demikian jika keadaan
kesehatan dan status gizi ibu hamil baik, maka janin yang dikandungnya akan
baik juga dan keselamatan ibu sewaktu melahirkan akan terjamin.
Kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu
sebelum dan selama hamil. Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi
dengan cara adalah dengan mengukur berat bayi pada saat lahir. Seorang ibu
hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat kesehatan dan gizinya
berada pada kondisi yang baik. Status gizi janin ditentukan antara lain oleh
status gizi ibu waktu melahirkan dan keadaan ini dipengaruhi pula oleh status
gizi ibu pada waktu konsepsi.
3.2 Saran
Kami harap dari apa yang kami sampaikan ibu hamil dapat lebih
memperhatikan gizinya dari yang terkecil. Untuk ibu hamil sebaiknya
melakukan check up rutin kepada ibu hamil agar ibu dan bayi yang
dikandung sehat. Perawat sebaiknya melakukan penyuluhan tentang gizi yang
diperlukan oleh ibu hamil.
11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
http://www.g-excess.com/pengertian-kehamilan-dan-tanda-tanda-
kehamilan.html (diakses 3 November 2015)
12 | P a g e