Di Susun Oleh:
Safwati 22100091
Saya telah menyusun makalah ini dengan sebaik mungkin. Akan tetapi saya menyadari
makalah saya ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritikan yang
sifatnya membangun sangat saya harapkan demi memperbaiki makalah ini nantinya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
BAB III.................................................................................................................................... 15
PENUTUP............................................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Menjelaskan penggunaan penggunaan manajemen biaya pada setiap fungsi manajemen
dan dalam berbagai jenis organisasi, dengan tekanan pada fungsi manajemen stratejik.
2. Menerangkan konsep objek biaya dan “cost driver”.
3. Membahas pengaruh manajemen biaya terhadap lingkungan bisnis kontenporer.
4. Menjelaskan lingkungan profesional akuntan manajemen, yang meliputi organisasi
profesi, sertifikasi profesi, dan etika profesi.
5. Mnjelaskan prinsip-prinsip dan peraturan etika profesi dan bagaimana penerapan prinsip
dan peraturan tersebut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen Biaya
Manajemen Biaya adalah sistem yang di desain untuk menyediakan informasi bagi
manajemen untuk pengidentifikasian peluang-peluang penyempurnaan, perencanaan strategi,
dan pembuatan keputusan operasional mengenai pengadaan dan penggunaan sumber-sumber
yang diperlukan oleh organisasi. Ada beberapa penerapan manajemen dalam kehidupan sehari-
hari, yaitu :
1. Manajemen sebagai ilmu
Suatu bidang ilmu pengetahuan/sains yang berusaha secara sistematis untuk memahami
mengapa dan bagaimana manusia bekerjasama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem
kerjasama ini bermanfaat bagi kemanusiaan.
2. Manajemen sebagai seni
Manajemen adalah seni untuk mencapai hasil yang maksimal dengan usaha yang
minimal, demikian pula mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan maksimal bagi pimpinan
maupun pekerja serta memberikan pelayanan yang sebaik mungkin kepada masyarakat.
3. Manajemen sebagai profesi
Manajemen sebagai profesi merupakan suatu bidang pekerjaan yang dilakukan oleh
orang-orang yang memiliki keahlian dan keterampilan sebagai kader, pemimpin atau menejer
pada suatu organisasi atau perusahaan tertentu.
4. Manajemen sebagai Proses
Manajemen adalah proses yang khas terdiri dari tindakan perencanaan
perorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian dimana dalam masing-masing bidang tersebut
digunakan ilmu pengetahuan dan keahlian yang diikuti secara berurutan dalam usaha
mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.
3
perusahaan perlu memfokuskan terutama pada factor-faktor yang mempunyai jangka waktu
yang lebih panjang, seperti kecanggihan produk atau pemanufakturan, kualitas produk dan
loyalitas pelanggan.
4
2.4 Manajemen Stratejik dan Manajemen Biaya Stratejik
Manajemen ini sangat penting untuk keberhasilan perusahaan, sehingga harus dibahas
dalam manajemen ini. Tekanan yang timbul dari adanya kompetisi global, inovasi teknologi
dan perubahan-perubahan dalam proses bisnis menyebabkan manajemen biaya ini menjadi
lebih penting dan dinamis dibandingkan sebelumnya. Para manajer harus berfikir secara
kompetitif dan untuk dapat melakukan hal tersebut mereka membutuhkan strategi. Mereka
perlu berfikir jangka panjang.
Tekanan stratejik juga membutuhkan pemikiran yang integratif/menyeluruh, sehingga
mampu mengindentifikasi dan memecahkan masalah dari sudut pandang yang bersifat lintas
fungsi (cross functional). Fungsi bisnis sering diidentifikasi sebagai pemasaran, produksi,
keuangan dan akuntasi/controllership. Fungsi tersebut bukan dipandang sebagai permasalahan,
seperti permasalah produksi, permasalahan pemasaran dan permasalahan akuntansi dan
keuangan, pendekatan yang menyeluruh/integratif menggabungkan keahlian dari semua fungsi
secara simultan dengan menggunakan tim yang bersifat lintas fungsi. Pendekatan yang
integratif diperlukan dalam lingkungan yang dinamis dan kompetitif. Perhatian perusahaan
difokuskan pada pemuasan kebutuhan pelanggan, dan semua sumber daya perusahaan, dari
semua fungsi, diarahkan untuk tujuan tersebut.
5
manufaktur seperti Hewlett-Packard mempelajari implikasi biaya dari berbagai pilihan desain
untuk setiap produk. Studi desain meliputi analisis biaya produksi yang diproyeksikan
sekaligus biaya yang dikeluarkan setelah produk tersebut selesai, yang meliputi biaya
pelayanan dan biaya jaminan. Biaya jasa dan garansi seringkai disebut dengan biaya hilir
(akhir) karena terjadi setelah proses produksi. Dengan menganalisis baik biaya produksi
maupun biaya hilir, Hewlett-Packard dapat menemukan apakah peningkatan produk dapat
menyebabkan penyimpangan biaya produksi dan biaya hilir dari yang diharapkan dalam
customer value dan pendapatan.
Pemakai informasi manajemen biaya, adalah perusahaan di semua jenis organisasi, baik
yang besar maupun kecil. Tingkat kehandalan perusaaan dalam hal manajemen biaya
tergantung pada bentuk strategi kompetitifnya. Peran manajemen biaya disini adalah untuk
mendukung strategi deferensiasi melalui manajemen biaya terhadap pengeluaran-pengeluran
untuk reset dan pengembangan serta pemasaran, yang harus dipandang sama pentingnya
dengan pengeluaran-pengeluaran untuk produksi. Pada saat-saat yang lalu beberapa unit
pemerintahan dan organisasi non profit cenderung memfokuskan pertanggungjawaban dengan
cara menghabiskan biaya yang sudah disetujui dan tidak memikirkan bagaimana mengeluarkan
biaya secara efektif dan efisiensi. Meskipun demikian sekarang ini terjadi pengembangan, yaitu
jenis-jenis organisasi ini menggunakan menajemen biaya untuk memanfaatkan sumber daya
keuangan secara efektif dan efisien. Khususnya untuk organisasi yang tidak berorientasi pada
laba, merupakan hal yang sangat penting untuk dapat memprediksi akibat dari adanya
pemotongan anggaran atau adanya peningkata jasa dari level yang direncanakan. Informasi
manajemen biaya biasanya memberikan jasa sebagai langkah awal dalam menilai dampak
perubahan level pendanaan.
6
faktor-faktor yang mempunyai efek terhadap perubahan level biaya total untuk suatu objek
biaya. Sebagai contoh, Biaya listrik dalam pabrik (objek biaya) dipengaruhi oleh jumlah jam
mesin; jadi jumlah jam mesin merupakan ‘cost driver’ untuk biaya listrik. “Cost driver’ umum
lainnya adalah jumlah produk yang dihasilkan, jumlah mesin yang di ‘set up’ jumlah perubahan
desain yang dilakukan untu membuat suatu produk, serta jumlah promosi pemasaran dan
saluran distribusi. Identifikasi dan analisis ‘cost driver’ merupakan langkah penting dalam
analisis stratejik dan manajemen biaya pada suatu perusahaan. Identifikasi dan analisis cost
driver tersebut merupakan dasar dalam penentuan biaya dan objek biaya secara akurat dan
untuk pengendalian biaya objek biaya tersebut.
7
disebabkan karena meningkatnya kesasaran bahwa keputusan desain secara signifikan
mempengaruhi semua biaya yang terjadi pada tahap berikutnya, yaitu produksi , penjualan dan
pelayanan.
4. Organisasi Manajemen
Organisasi manajemen telah berubah dalam merespon perubahan pemasaran dan
produksi, karena fokusnya adalah kepuasan pelanggan dan customer value, maka tekanannya
telah berubah dari ukuran kinerja yang bersifat keuangan dan berbasis laba menjadi ukuran
kinerja yang berorientasi pada pelanggan, bersifat non keuangan seperti kualitas, ketepatan
pengiriman dan pelayanan. Demikian pula jenis organisasi yang bersifat hirarki telah diubah
menjadi bentuk yang lebih fleksibel yang mendorong terjadinya kerja tim dan koordinasi
diantara fungsi-fungsi bisnis. Dalam menanggapi perubahan-perubahan ini, praktik-praktik
manajemen biaya juga akan berubah dengan memasukkan laporan yang berguna bagi tim
manajer yang bersifat lintas fungsi. Disamping perubahan-perubahan yang ada pada
lingkungan bisnis, perubahan signifikan juga terjadi pada perubahan lingkungan sosial, politik
dan budaya yang mempengaruhi bisnis. Konsekuensi dari adanya lingkungan yang baru adalah
meningkatkan kebutuhan perusahaan untuk lebih fleksibel dan adatif dan untuk memberikan
pertanggung jawaban yang lebih besar kepada para karyawan yang lebih ahli. Selanjutnya
perubahan-perubahan cenderung memfokuskan perusahaan pada faktor-faktor di luar produksi,
yaitu pelanggan utama dan masyarakat global. Meskipun manajemen biaya tetap memasukkan
ukuran-ukuran kinerja keuangan sebagai dasar evaluasi yang penting terhadap keberhasilan
perusahaan jangka pendek maupun jangka penjang, ukuran kinerja tambahan tentang pengaurh
8
perusahaan terhadap lingkungan dan tanggapan perusahaan terhadap perubahan-perubahan
lingkungannya yang ada juga dimasukkan dalam manajemen biaya. Faktor lingkungan
merupakan faktor yang penting dalam menilai potensi keberhasilan perusahaan.
Seperti yang dilihat oleh filosof Yunani, bahwa individu yang sukses, seperti perusahaan
yang sukses, adalah seseorang yang berpikir secara stratejik. Perusahaan yang kompetitif
menggabungkan dan mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan bisnis
kontemporer ke dalam perencanaan dan praktik-praktik bisnis. Perubahan yang kompetitif
adalah perusahan terdorong oleh pelanggan, menggunakan teknologi informasi yang canggih
jika sesuai, mengantisipasi dampak perubahan yang ada dalam persyaratan pihak berwenang
dan selera pelanggan, dan mengenali lingkungan sosial, politik dan budaya perusahaan. Tahap-
tahap pengembangan sistem manajemen biaya yang dibuat oleh Robert Kaplan yaitu ;
• Tahap 1 : sistem manajemen biaya merupakan sistem pelaporan transaksi dasar.
• Tahap 2 : sistem manajemen biaya berfokus apda pelaporan keuangn untuk pihak luar.
Tujuannya adalah membuat laporan keuangan yang handal, karena itu kemanfaatan
manajemen biaya masihterbatas.
• Tahap 3 :sistem manajemen biaya menelusuri data operasional kunci dan mengembangkannya
menjadi informasi biaya yang lebih akurat dan relevan untuk pengambilan keputusan. Pada
tahap ini informasi manajemen biaya sudah dikembangkan.
• Tahap 4 :secara stratejik informasi manajeman biaya yang relevan merupakan bagian
integral dari system Dua tahap yang pertama dari pengambangn sistem biaya berfokus pada
peran akuntan manajemen dalam hal pelaporan dan pengukuran, sementara pada tahap ketiga
sudah bergeser ke arah pengendalian operasional.
Pada tahap keempat, merupakan tujuan utama, yaitu akuntan manajemen dipandang
sebagai bagian integral dari manajemen, bukan sebagai pelapor tetapi sebagai partner bisnis
secara penuh, dengan keahliannya dalam mengindentifikasi, meringkas, dan melaporkan
faktor-faktor kritis yang dibutuhkan untuk keberhasilan perusahaan. Faktor sukses yang
kritis/penting (critical success factors/CSFs) mengukur semua aspek kinerja perusahaan yang
penting untuk memperleh keunggulan kompetitif, yang merupakan kunci keberhasilan
perusahaan. Dari berbagai faktor keberhasilan tersebut, banyak faktor yang bersifat keuangan,
tetapi banyak pula yang merupakan informasi operasional yang bersifat non keuangan.
9
2.8 Teknik Manajemen Kontemporer
Pada umumnya, para manajer menggunakan strategi berikut ini untuk
mengimplementasikan strategi perusahaan dan dapat membantu pencapaian keberhasilan pada
factor keberhasilan yang kritis /penting dengan menggunakan beberapa teknik dibawah ini:
1. Benchmarking
Merupakan proses dimana perusahaan mengidentifikasikan faktor keberhasilan kritis
(critical success factors), mempelajari tentang praktik-praktik terbaik yang pernah dilakukan
oleh perusahan lain (atau unit lain di dalam perushaan) dan kemudian mengimplementasikan
perbaikan-perbaikan dalam proses perusahaan untuk mencapai tujuan.
2. Manajemen Kualitas Total
Merupakan teknik di mana manjemen mengembangkan kebijakan-kebijakan dan
praktik-praktik untuk meyakinkan bahwa produk dan jasa perusahaan memenuhi harapan
pelanggan. Pendekatan ini meliputi peningkatan fungsionalitas produk (functionality),
kehandalan (realibility), ketahanan (durability) dan kemudhan produk untuk diperbaiki
(servicebility). Hal penting yang perlu diperhatikan adalah menyadari bahwa kualitas dalam
konsep TQM merupakan konsep yang luas, lebih luas dibandingkan dengan kualitas menurut
konsep yang luas, leibh luas dibandingkan dengan kualitas menurut konsep konvensional, yang
hanya dianggap sebagai ukuran kehandalan (reliability).
Manajemen biaya digunakan untuk menganalisis konsekuensi biaya dari berbagai
pilihan desain untuk TQM dan untuk mengukur dan melaporkan berbagai aspek kualitas,
termasuk di dalamnya misalnya kegagalan produksi dan cacat produksi, pemborosan bahan
dan tenaga kerja, jumlah permintaan untuk perbaikan dan sifat keluhan dari pelanggan, biaya
jaminan dan pengembalian produk. Continous Improvement (dalam bahasa jepang disebut
kaizen) Merupakan teknik manajemen dimana para manajer dan pekerja setuju terhadap
program ‘continous improvment’ dalam hal kualitas dan faktor keberhasilan kritis.
Activity Based Costing dan Activity Based Management
Activity based costing (ABC) digunakan untk meningkatkan akurasi analisis biaya dengan
memperbaiki cara penelusuran biaya ke objek biaya. ABC digunakan untuk berbagai objek
biaya yang berbeda-beda, yaitu produk secara individu, kelompok produk yang saling
berhubungan dan pelangan secara individual. Activity based management (ABM)
menggunakan analisis aktivitas untuk meningkatkan pengendalian operasional dan
pengembalian manajemen. Meskipun pada beberapa waktu yang lalau ABC dan ABM telah
diterapkan, tetapi baru pada akhir-akhir ini ABC dan ABM diterapkan secara luas. Teknik ini
10
terutama bermanfaat jika operasi perusahaan bersifat kompleks dengan jenis produk banyak
dan proses pemanukfakturan atau tahap-tahap dalam penyediaan jasa banyak / komplek.
3. Reengineering
Merupakan proses untuk mencipatkaan keunggulan kmpetitif di mana perusahaan
mengorganisasikan kembali fungsi organisasi dan manajemennya, seringkali juga
menghasilkan pesanan/pekerjaan yang sudah dimodifikasi, digabungkan atau dihilangkan.
Reengineering didefinisikan sebagai pemikiran ulang dan perancangan kembali proses bisnis
untuk mencapai perbaikan besar-besaran dalam hal ukuran kinerja yang kritis dan
kontemporer, seprti biaya, kualitas, jasa dan kecepatan.
4. The Theory of Constraint
Merupakan teknik stratejik untuk membantu perusahaan secara efektif meningkatkan
faktor keberhasilan kritis yang sangat penting – waktu siklus, yaitu lamanya bahan diubah
menjadi produk selesai / produk jadi. Konsep kunci dalam TOC adalah thoughtput,
kemampuan perusahan untuk menghasilkan kas melalui penjualan atau sama dengan penjualan
dikurangi bahan yang dibutuhkan dalam produk yang terjual. Dalam pasar global yang
kompetitif, kemampuan untuk mempunyai thougput lebih cepat merupakan fator sukses kritis.
Banyak manajer mengungkapkan bahwa fokus pada kecepatan dalam pendekatan TOC
merupakan hal yang sangat penting. Mereka menilai bahwa kecepatan terpenting yang perlu
diperhatikan adalah kecepatan untuk pengembangan produk, pengiriman produk dan proses
pemanufakturan/produksi. Pesaing global mendapati bahwa harapan pelanggan terhadap
kecepatan pengembangan produk dan ketepatan waktu pengiriman semakin tinggi. Banyak
perusahan yang pesanannnya dilkakukan melalui surat, termasuk penjual produk-produk
komputer, pakaian dan barang-barang konsumsi lainnya menganggap membuktikan bahwa
janji tentang pengiriman yang tepat waktu kadang-kadang merupakan satu-satunya cara untuk
menjual produk.
5. Mass customization
Proses pemasaran dan produksi yang dirancang untuk dapat menangani peningkatan
variasi yang timbul dari jenis bisnis seperti ini. Desain ulang ini meliputi produksi produk
dalam jumlah yang besar tetapi sedikit proses dan terutama merancang fungsi pemasaran dan
distribusi. Mass customization dapat menjadi cara yang efektif bagi perusahan untuk bersaing
dalam industri di mana harapan pelanggan terhadap harga dan kualitas yang pantas bisa
dipenuhi oleh perusahaan-perusahaan manufaktur yang sudah ada, dan perusahaan harus
membedakan diri dengan cara menyediakan jasa yang sama secara lebih cepat. Pertumbuhan
11
mass customization, dapat mengindikasikan pula pada peningkatan perhatian untuk
memuaskan pelanggan.
6. Target Costing
Merupakan alat yang secara langsung muncul dari adanya persaingan pasar yang ketata
dalam banyak industri. Target costing menentukan biaya yang diharapkan untuk suatu produk
berdasarkan harga yang kompetitif, sehingga produk tersebut akan dapat memperoleh laba
yang diharapkan. Jadi biaya ditentukan oleh harga.
Perusahaan yang menggunakan target costing harus sering mengadopsi ukuran-ukuran
penurunan biaya yang ketat atau merancang ulang produk atau proses produksi supaya dapat
memenuhi harga yang ditentukan pasar dan tetap dapat memperoleh laba.
Target Cost = harga yang ditentukan pasar – laba yang diharapkan.
7. Life Cycle Costing
Merupakan teknik manajemen yang digunakan untuk mengindentifikasikan dan
memonitor biaya produk selama siklus hidup produk.
8. Balanced Scorecard
Untuk menekankan pada pentingnya penggunaan informasi stratejik, baik yang bersifat
keuangan maupun nonkeuangan, sekarang ini sering kali akuntansi melaporkan kinerja
perusahaan berdasarkan faktor-faktor keberhasilan kritis dalam empat dimensi. Satu dimensi
merupakan dimensi keuangan, sedangkan tiga lainnya merupakan dimensi non keuangan.
• Kinerja keuangan, mengukur profitabilitas dan market value diantar perusahaan-perusahaan
lain, sebagai indikator seberapa baik perusahaan memuaskan pemilik dan pemegangsaham.
• Kepuasan pelanggan, mengukur kualitas, pelayanan dan rendahnya biaya dibandingkan
dengan peusahaan-perusahaan lainnya, sebagai indikator seberapa baik perusahaan
memuaskanpelanggan.
• Proses bisnis internal, mengukur efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam memproduksi
produk.
• Inovasi dan pembelajaran, mengukur kemampuan perusahaan untuk mengembangkan dan
memanfaatkan sumber daya manusia sehingga tujuan stratejik perusahaan dapat tercapai
Laporan akuntansi berdasarkan empat dimensi yang disebut dengan balance score, konsep
dari balance score merebut kekuatan yang luas, keuangan dan nonkeuangan, dari semua
faktor yang menyumbangkan keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan stratejik.
Balance scorecard menyediakan basis analisis lebih lengkap dari pada hanya menggunakan
12
data keuangan saja. Oleh karena itu, penggunaan balaced score merupakan unsur kritis dari
semua pendekatan yang menjadikan perusahan bersaing kompetitif.
2. Sertifikat Profesional
a. Ada tiga jenis sertifikat yang relevan untuk akuntan manajemen :
a. Certified Management Accountant (CMA) yang dikeluarkan oleh institute of
Management Accountants, yang dapat diperoleh jika lulus ujian kualifikasi dan
memenuhi persyaratan tentang latar belakang dan pengalaman secara memuaskan,
ujian tersebut meliputi empat bidang pengetahuan yang relevan dengan praktik
akuntansi manajemen, yaitu (1) ilmu ekonomi, keuangan dan manajemen; (2) akuntansi
dan pelaporan keuangan; (3) analisis pelaporan dan manajemen dan (4) sistem
informasi dan analisis keputusan
b. Certified Financial Manager (CFM) yang merupakan program IMA. Program ini
dimaksudkan untuk memperluas pertanggungjawaban manajer keuangan, seperti
13
misalny the chief financeal officer (kepala bagian keuangan). Ujian untuk sertifikat ini
meliputi topik-topik yang berhubungan dengan manajemen keuangan perusahaan.
c. Certified Public Accountant (CPA) seperti pada CMA dan CFM, the CPA diperoleh
jika lulus ujian kualifikasi yang dipersipakan oleh CPA, dan memenuhi persayatan
tentang latar belakang tertentu, pendidikan dan pengalaman.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen dalam sebuah perusahaan sangatlah penting karena manajemen merupakan
nyawa setiap perusahaan hal ini terbukti dengan besarnya pengaruh strategi manajemen,
semakin baik strategi manajemenya maka semakin berkembang sebuah perusahaan dan
sebaliknya. Begitujuga dengan manajemen biaya sangat berperan pada perusahaan sebab
berhubungan dengan bagaimana mempertahankan perusahaan dengan menumbuhkan loyalitas
pelanggan.
Dari uraian diatas dan pembahasan materi sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
manajemen biaya sangat penting perananya dalam perusahaan, organisasi, maupun
pemerintahan non laba baik berupa informasi keuangan tentang biaya dan pendapatan maupun
informasi non keuangan yang relevan yaitu produktivitas, kualitas dan faktor kunci sukses
lainnya untuk perusahaan. Fokus utama informasi manajemen biaya adalah kemanfaatan dan
ketepatan waktu.
15
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan, Robert. S., and Cooper, Robin.The Design of Cost Management System; Textand
Cases, 2nd edition, Prentice-Hall, 1999
Blocher, Stout dan Cokins. 2011. Manajemen Biaya: Penekanan Strategis Edisi 5 Buku 1.
Jakarta : Salemba Empat
Blocher J., Edward, David E.Stout, And Gary Cokins. 2011. Manajem en Biaya : Peneka nan
Strategis (Alih Bahasa David Wijaya). Buku Satu. Edisi 5. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
http://file.upi.edu/directory/FPEB/PRODI.AKUNTANSI/195407061987031-
KARLI_SOEDIJATNO/rangkuman_buku_AKBI_CHAPTER-USRY/BAB_8.pdf. Diunduh
pada tanggal 23 Maret 2014 http://gallery-bersama.blogspot.com/2012/10/alokasi-biaya.html
Diunduh pada tanggal 23 Maret 2014 http://slametridwn.blogspot.com/2012/10/v-
behaviorurldefaultvmlo.html Diunduh pada tanggal 23 Maret 2014
16