Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

AKUNTANSI MANAJEMEN
PERAN, SEJARAH, TUJUAN AKUNTANSI MANAJEMEN
DAN KONSEP AKUNTANSI MANAJEMEN

Dosen Pengampu Mata Kuliah:

Drs. Ec. H. Akhmad Sayudi, M.Si, Ak, CA

Disusun oleh:

Kelompok 1

Firda Alfiani (1610313220019)

Irma Ratna Sari (1610313120024)


Mahdalena (1610313120026)
Khairunisa (1610313220032)

JURUSAN S-1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2018
KATA PENGANTAR

Segala puja hanya bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Berkat limpahan karunia dan nikmatNya kami dapat menyelesaikan makalah
Akuntansi Manajemen dengan pokok bahasan “Peran, Sejarah, Tujuan Akuntansi
Manajemen dan Konsep Akuntansi Manajemen” dengan lancar. Penyusunan
makalah ini dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi Manajemen
yang diampu oleh Drs. Ec. H. Akhmad Sayudi, M.Si, Ak, CA.

Dalam proses penyusunan makalah ini maka tak terlepas dari bantuan,
arahan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan banyak terima
kasih atas segala partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini.

Meski demikian, kami menyadari masih banyak sekali kekurangan dan


kekeliruan di dalam penulisan makalah ini baik dari segi tanda baca, tata bahasa
maupun isi. Sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran
positif dari pembaca.

Demikian apa yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Banjarmasin, 22 Februari 2018

Penyusu
n

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen.................................................3
2.2 Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan....................................4
2.3 Sejarah Singkat Akuntansi Manajemen...................................................6
2.4 Tujuan dan Peran Akuntansi Manajemen................................................7
2.5 Tema Baru Dalam Akuntansi Manajemen..............................................8
2.6 Peran Akuntan Manajemen....................................................................10
2.7 Akuntansi Manajemen dan Perilaku Etis...............................................10
2.8 Sertifikasi...............................................................................................14
2.9 Konsep-konsep Dasar Akuntansi Manajemen.......................................15
.9.1 Pembebanan Biaya........................................................................15
.9.2 Objek Biaya (Cost Object) ...........................................................15
.9.3 Metode Pembebanan Biaya..........................................................15
.9.4 Harga Pokok Produk dan Jasa......................................................17
.9.5 Laporan Keuanagan Eksternal......................................................20
.9.6 Sistem Akuntansi Manajemen Berdasarkan Fungsi dan
Aktifvitas......................................................................................24
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................28
3.2 Saran.....................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

.1 Latar Belakang
Untuk mengoperasikan sebuah organisasi yang kompleks (besar dan rumit)
dengan efisien dan efektif, manajemen membutuhkan informasi terinci tentang
operasi perusahaan. Seperti berapa jumlah bahan yang harus disediakan, darimana
bahan diperoleh, berapa jumlah peralatan yang terpakai, berapa karyawan yang
layak diperkerjakan dll.
Semua persoalan tersebut akan bisa diatasi oleh manajemen apabila
manajemen memperoleh informasi yang tepat untuk digunakan sebagai dasar
kebijakannya. Artinya manajemen harus memperoleh informasi tentang masukan
dan keluaran operasi atau perusahaan untuk dasar operasinya. Tanpa informasi
tentang masukan dan keluaran, maka tidak mungkin manajemen dapat mengambil
keputusan dengan tepat.
Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan system informasi yang memadai.
Yaitu sistem informasi untuk perencanaan, pengelolaan, pengendalian dan
pengambilan keputusan. Sistem informasi yang berhubungan dengan masalah
akuntansi atau keuangan merupakan tugas dan tanggung jawab dari akuntan
manajemen dimana sistem informasi yang berhubungan dengan akuntansi tersebut
disebut akuntansi manajemen.
Dalam perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan, manajemen
puncak memberikan peran bagi para manajer dalam merencanakan pencapaian
sasaran organisasi yang kemudian dibuat dalam suatu anggaran. Untuk dapat
melaksanakan rencana tersebut, manajemen puncak mengalokasikan sumber daya
yang diukur dalam satuan uang. Pusat biaya melaporkan secara berjenjang
menurut organisasi hasil pelaksanaan rencana pencapaian sasaran organisasi yang
merupakan perannya dalam mencapai tujuan utama perusahaan. Dalam hal ini,
sangat di perlukan adanya konsep dasar dalam penetapan biaya dari proses
produksi. Sehingga proses produksi menghasilkan pencapaian yang sesuai dengan

1
tujuan perusahaan. Pembebanan biaya pada setiap unit produksi secara akurat,
akan mendukung tercapainya tujuan perusahaan.
.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan system informasi Akuntansi Manajemen?
2. Bagaimana perbedaan antara Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan?
3. Bagaimana sejarah munculnya Akuntansi Manajemen?
4. Bagaimana peran Akuntansi Manajemen dalam organisasi?
5. Bagaimana konsep-konsep dasar dalam Akuntansi Manajemen?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Dapat memahami pengertian system informasi Akuntansi Manajemen
2. Dapat membandingkan antara akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan
3. Dapat  mengetahui sejarah singkat yang melatar belakangi munculnya akuntansi
manajemen
4. peranan akuntansi manajemen dalam suatu organisasi
5. Dapat memahami konsep-konsep dasar dalam akuntansi manajemen

2
BAB II
PEMBAHASAN

.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen


Sistem informasi akuntansi manajemen menyediakan informasi yang
dibutuhkan untuk memenuhi tujuan-tujuan manajemen tertentu. Ruang
lingkupnya terdiri dari proses yang dideskripsikan oleh aktivitas-aktivitas seperti
pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan, dan pengelolaan
informasi. Informasi akuntansi manajemen tersebut dapat membantu mereka
manajer dan pengguna lainnya mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah, serta
mengevaluasi kinerja.

Sistem informasi akuntansi manajemen tidak terikat kriteria formal apa


pun yang mendefinisikan sifat dari proses, masukan, atau keluarannya.  Sistem
informasi akuntansi manajemen ini mempunyai 3 tujuan umum, yaitu :

(1) Menyediakan informasi untuk penghitungan biaya jasa, produk atau objek lainnya
yang ditentukan oleh manajemen,
(2) Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan
perbaikan berkelanjutan, dan
(3) Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

Proses manajemen didefinisikan sebagai aktivitas perencanaan,


pengendalian, dan pengambilan keputusan. Dalam proses manajemen ini tidak
hanya manajer yang berperan tetapi juga karyawan yang diberdayakan.
Pemberdayaan karyawan (employee empowerment) yaitu pemberian wewenang
kepada karyawan operasional untuk merencanakan, mengendalikan, dan membuat
keputusan tanpa otorisasi yang eksplisit dari pihak manajemen tingkat menengah
atau yang lebih tinggi. Konsep pemberdayaan karyawan ini mengikuti konsep
bahwa karyawan yang paling dekat dengan suatu pekerjaan dapat memberikan
masukan yang berharga dalam hal ide, rencana dan pemecahan masalah.

3
Aktivitas manajerial berupa perencanaan yaitu formulasi terperinci dari
kegiatan untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu. Perencanaan memerlukan
penetapan tujuan dan pengidentifikasian metode untuk mencapai tujuan tersebut.

Aktivitas manajerial berupa pengendalian berfungsi untuk memonitor


implementasi rencana dan melakukan perbaikan sesuai kebutuhan. Untuk
mengevaluasi atau memperbaiki langkah-langkah yang dilakukan dalam
mengimplementasikan suatu rencana dapat menggunakan umpan balik (feedback).
Feedback berupa data keuangan dan keuangan sering disajikan dalam bentuk
laporan formal yang disebut laporan kinerja yang membandingkan data aktual
dengan data yang direncanakan atau pun benchmark.

Penggunaan informasi akuntansi bagi manajer tidak terbatas pada


perushaan manufaktur. Apa pun bentuk organisasinya, manajer harus memiliki
kemampuan yang cukup dalam menggunakan informasi akuntansi

.2 Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan


Sistem informasi akuntansi pada suatu organisasi memiliki 2 subsistem
utama, yatiu sistem akuntansi manajemen dan sistem akuntansi keuangan.
Akuntansi manajemen berhubungan dengan mengidentifikasi, mengumpulkan,
mengukur, mengklasifikasi, dan melaporkan informasi yang bermanfaat bagi
pengguna internal dalam merencanakan, mengendalikan, dan mengambil
keputusan. Oleh karena itu, akuntansi manajemen bisa disebut akuntansi internal.
Sistem informasi akuntansi keuangan berhubungan dengan penyediaan
keluaran bagi pengguna eksternal dengan menggunakan kegiatan ekonomi sebagai
masukan serta proses yang memenuhi aturan dan konversi tertentu. Tujuan
umumnya yaitu menyusun laporan eksternal (laporan keuangan)bagi investor,
kreditor, lembaga pemerintah, dan pengguna eksternal lainnya. Oleh karena itu,
akuntansi keuangan bisa disebut akuntansi eksternal.
 Persamaan Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen, yaitu:
 Keduanya dibangun atas dasar pertanggungjawaban (stewardship).
Manajemen sebagai wakil perusahaan harus mempertanggungjawabkan

4
keuangan dan operasional perusahaan kepada semua pihak yang
berkepentingan. Akuntansi keuangan berkaitan dengan operasi perusahaan
secara keseluruhan, sedangkan akuntansi manajemen berkaitan dengan satuan-
satuan pertanggungjawaban untuk menyediakan laporan pertanggungjawaban
yang lebih terinci.
 Akuntansi keuangan dan akuntansi pertanggungjawaban dibangun dalam suatu
sistem akuntansi umum, tidak dalam suatu sistem yang terpisah. Selain karena
penyelenggaraan dua sistem yang terpisah dilarang oleh pihak yang berwenang,
hal tersebut juga akan sangat mahal untuk diimplementasikan karena memerlukan
buku-buku akuntansi, waktu dan tenaga ekstra.

 Perbedaan Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan, yaitu:

Perbedaan Akuntansi Manajemen Akuntansi Keuangan


Target pengguna Berfokus pada penyediaan Berfokus pada penyediaan
informasi untuk untuk informasi untuk pengguna
pengguna internal eksternal
Batasan input Tidak terikat aturan Pelaporan akuntansi
dan proses tertentu keuangan harus mengikuti
prosedur akuntansi yang
ditetapkan oleh pihak yang
berwenang (Bapepam & IAI
di Indonesia)
Jenis informasi Informasi keuangan & Informasi keuangan yang
non bersifat objektif
keuangan, dimungkinkan
juga
informasi yang bersifat
subjektif
6. Orientasi Waktu Menekankan pada Mencatat dan melaporkan
informasi peristiwa yang sudah terjadi
tentang peristiwa di masa (data historis)
depan

5
7. Tingkat Agregasi Evaluasi internal dan Informasi yang disediakan
pembuatan keputusan berfokus pada kinerja
dilakukan berdasarkan perusahaan secara
informasi yang sangat keseluruhan
detail
8. Kedalaman Melibatkan aspek Lebih spesifik
ekonomi
manajerial, teknik industri
dan ilmu manajemen
(bersifat multidisipliner)
Keakuratan vs Lebih menekankan pada Lebih menekankan pada
Tepat waktu Ketepatwaktuan Keakuratan
Verifikasi vs Lebih menekankan pada Lebih menekankan pada
Relevansi relevansi terhadap kemampuan verifikasi
perencanaan
dan pengendalian

.3 Sejarah Singkat Akuntansi Manajemen


Pada tahun 1880an, perusahaan manufaktur di Amerika mulai
berkonsentrasi dalam pengembangan teknologi produksi yang berkapasitas besar. 
Para manajer dan insinyur pada perusahaan metal telah mengembangkan untuk
menghitung relevant product cost yang disebut scientific management.  Prosedur
ini digunakan untuk menganalisis produktivitas dan laba suatu produk. Akan
tetapi seiring berkembangnya pemikiran akuntansi maka setelah tahun 1914
prosedur tersebut mulai hilang dari praktik akuntansi perusahaan. Setelah Perang
Dunia I, terdapat peraturan akuntansi keuangan yang mempunyai dampak
berkurangnya informasi akuntansi yang bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja
bawahan dalam perusahaan besar (lost relevance). Sampai tahun 1920an, semua
manajer percaya pada informasi yang berhubungan dengan proses produksi
utama, transaksi dan even yang menghasilkan jumlah nominal pada laporan
keuangan. Setelah tahun 1925, informasi yang digunakan oleh manajer menjadi
lebih sederhana dan banyak perusahaan manufaktur di Amerika telah

6
mengembangkan prosedur akuntansi manajemen seperti yang dikenal sekarang.
Selama kurun waktu lebih dari enam puluh tahun, akuntan akademisi berusaha
untuk mengembalikan relevansi antara informasi kos akunting dengan informasi
akuntansi keuangan. Usaha tersebut menggunakan model perusahaan manufaktur
sederhana, sejenis dengan perusahaan tekstil abad 19, dan dalam rangka
mengatasi masalah produksi, akademisi menyusun ulang informasi pelaporan kos
persediaan. Meskipun demikian, model tersebut terlalu sederhana untuk
menjelaskan masalah nyata yang dihadapi oleh manajer akan tetapi hal tersebut
dimahfumkan dalam rangka mempermudah bagaimana informasi kos yang berasal
dari laporan keuangan dapat dibuat relevan dengan pengambilan keputusan (kos
manajemen). Mulai tahun 1980an sampai sekarang, akuntansi manajemen
mengalami masa perkembangan yang pesat dengan perannya sebagai pendamping
akuntansi keuangan.  Johnson dan Kaplan menuliskannya dengan indah dalam
“Relevance Lost: The Rise and Fall of Management Accounting”.
.4 Tujuan dan Peran Akuntansi Manajemen Pada Perusahaan
Tujuan dari Management Accounting pada perusahaan sebagai sarana
untuk melakukan proses pengukuran, identifikasi, analisa, dan komunikasi antar
bagian-bagian eksekutif pada perusahaan.
Adapun peran akuntansi manajemen adalah:

1. Sebagai Bentuk Informasi


Management accounting dapat dijadikan sebagai bentuk informasi demi
kepentingan manajemen perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Informasi
yang dihasilkan dari proses management accounting dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan untuk pengambilan perusahaan.
Karena dalam melaporkan setiap laporan keuangan, setiap divisi dalam
perusahaan harus melaporkan hasil yang telah dilakukan oleh divisi-divisi
tersebut. Dan laporan yang dihasilkan dari sebuah akuntansi manajemen akan
dijadikan sebagai perencanaan program kerja kedepan pada setiap divisi.
2. Sebagai Identifikasi

7
Selain sebagai bentuk informasi, management accounting juga dijadikan
sebagai identifikasi untuk melakukan penilaian terhadap divisi-divisi yang ada
kepada pihak manajemen perusahaan. Terutama untuk mengkalkulasikan setiap
biaya-biaya yang dikeluarkan, seperti biaya produksi, biaya pemasaran, serta
biaya operasional.
3. Sebagai Alat Monitoring
Management Accounting adalah alat monitoring bagi setiap lini dalam satu
perusahaan. Laporan keuangan yang dihasilkan dari divisi-divisi, dapat dijadikan
sebagai alat monitoring dan evaluasi pekerjaan yang sudah dilakukan oleh
masing-masing divisi.
4. Sebagai bahan Pengawasan Operasional
Dengan adanya management accounting akan dijadikan sebagai alat untuk
pengawasan jalannya operasional perusahaan dari semua lini. Sehingga dapat
dijadikan sebagai sistem operasional yang sesuai pada SOP, dan demi
menghindari terjadinya penyelewengan dana operasional yang sudah diberikan
kepada setiap divisi.
.5 Tema Baru dalam Akuntansi Manajemen
Fokus sistem akuntansi manajemen telah diperluas agar memungkinkan
para manajer melayani kebutuhan pelanggan dengan lebih baik dan mengelola
rantai nilai (value chain) perusahaan. Hal ini mengarah pada suatu pendekatan
yang terintegrasi di seluruh sistem yang mefokuskan perhatian manajemen pada
berbagai aktivitas yang bertujuan meningkatkan nilai bagi pelanggan dan laba
yang dihasilkan atau yang disebut Manajemen berdasarkan Aktivitas (activity-
based management - ABM). Pendekatan ABM ini menekankan pada perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas (activity-based costing – ABC) dan analisis nilai
proses.
Nilai bagi pelanggan (customer value) adalah selisih antara apa yang
pelanggan terima (produk total) dengan apa yang pelanggan korbankan (biaya
penggunaan, pemeliharaan, dan penghentian penggunaan produk). Meningkatkan
nilai bagi pelanggan untuk menciptakan keunggulan bersaing yang berkelanjutan
dicapai dengan menggunakan informasi biaya melalui proses yang disebut

8
manajamen biaya strategis (strategic cost management). Manajemen biaya
strategis yaitu penggunaan data biaya untuk mengembangkan dan
mengidentifikasi strategi-strategi superior yang akan menghasilkan keunggulan
bersaing yang berkelanjutan. Strategi umumnya yaitu:
(1) Kepemimpinan biaya (cost leadership), dan
(2) Produk superior melalui diferensiasi.

Aplikasi yang sukses atas strategi kepemimpinan biaya dan/atau strategi


diferensiasi, membutuhkan pemahaman atas rantai nilai tingkat internal dan
tingkat industri.  Rantai nilai internal adalah rangkaian aktivitas yang dibutuhkan
untuk mendesain, mengembangkan, memproduksi, memasarkan serta
mengirimkan produk dan jasa kepada pelanggan. Rantai nilai industri adalah
rangkaian aktivitas yang menciptakan nilai dan saling berhubungan, mulai dari
bahan baku hingga pemakaian produk akhir oleh pelanggan akhir.

Dasar kerangka kerja rantai nilai adalah pemahaman akan pertalian


(linkage) yang rumit dan hubungan antaraktivitas, baik di dalam maupun luar
perusahaan. Ada dua jenis pertalian yaitu internal dan eksternal. Pertalian internal
adalah hubungan antara kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rantai nilai
industri perusahaan (rantai nilai internal). Pertalian eksternal adalah hubungan
kegiatan antara perusahaan, pemasok, dan pelanggan. Hal ini juga merupakan
karakteristik utama dari manajemen rantai pasokan (supply chain) yang
merupakan pengelolaan dari aliran bahan baku, mulai dari pemasok langsung dan
pemasok awal, bergerak menuju transformasi bahan baku menjadi barang jadi,
dan diselesaikan dengan distribusi barang jadi kepada pelanggan langsung dan
pelanggan akhir.

Selain rantai nilai, faktor lainnya yang turut diperhatikan diantaranya:

(1) Manajemen kualitas total yang menekankan pentingnya perusahaan menciptakan


suatu lingkungan yang memungkinkan pekerjanya menghasilkan produk yang
sempurna (zero defect),
(2) Pengurangan/penghapusan waktu yang tidak bernilai tambah,

9
(3) Pengukuran efisiensi finansial dan nonfinansial, dan
(4) Penggunaan bisnis secara elektronik.
.6 Peran Akuntan Manajemen
Terdapat 2 posisi dalam organisasi yaitu (1) Posisi lini, yaitu posisi yang
bertanggungjawab langsung pada tujuan dasar organisasi, dan (2) Posisi staf, yaitu
posisi yang sifatnya mendukung dan tidak bertanggungjawab langsung. Peran
akuntan manajemen dalam suatu organisasi merupakan salah satu peran
pendukung (posisi staf). Namun, akuntan manajemen dapat memberikan masukan
yang signifikan dalam berbagai kebijakan dan keputusan melalui penyediaan dan
penginterpretasian informasi akuntansi.
Peran seorang akuntan manajemen dalam organisasi adalah sebagai
pendukung organisasi. Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk
mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, menganalisis, menyiapkan,
mengintepretasikan dan mengkomunikasikan informasi yang dibutuhkan oleh
manajemen untuk pengambilan keputusan. Akuntan manajemen biasanya terlibat
secara langsung dalam proses manajemen sebagai anggota penting dalam tim
manajemen, misalnya sebagai kontroler (kepala bagian akuntansi) dan manajer
akuntan biaya. Akuntan manajemen bertugas membantu orang-orang lini (line
position), yaitu pihak yang bertanggungjawab langsung dalam melaksanakan
tujuan dasar organisasi, misalnya manajer bagian produksi. Dalam hal ini, akuntan
manajemen berada dalam posisi staff (staff position), yaitu posisi yang
mendukung tugas lini dan tidak bertanggungjawab langsung terhadap tujuan dasar
organisasi.
.7 Akuntansi Manajemen dan Perilaku Etis
Perilaku etis melibatkan pemilihan tindakan-tindakan yang benar dan
sesuai serta tepat. Tingkah laku kita mungkin benar atau salah, sesuai atau
menyimpang, dan keputusan yang kita buat dapat adil atau berat sebelah. Orang
sering berbeda pandangan terhadap arti istilah etis, tetapi nampaknya terdapat
suatu prinsip umum yang mendasari semua system etika.

10
Terdapat 10 nilai inti yang menggambarkan perilaku etis menurut Michael
Josephson dalam “Teaching Ethical Decison Making and Principled Reasoning”,
yaitu:
1. Kejujuran (honesty)
2. Integritas (integrity)
3. Memegang janji (promise keeping)
4. Kesetiaan (fidelity)
5. Keadilan (fairness)
6. Kepedulian terhadap sesama (caring for others)
7. Penghargaan kepada orang lain (respect for others)
8. Kewarganegaraan yang bertanggung jawab (responsible citizenship)
9. Pencapaian kesempurnaan (pursuir of excellence)
10. Akuntabilitas (accountibillity)

Bagi Akuntan Manajemen terdapat standar perilaku etis yang dikeluarkan


oleh IMA (Insitute of Management Accountants), yang merupakan revisi
pernyataan yang disebut “Statement of Ethical Professional Practice” yang terbit
pada tahun 2005. Revisi pernyataan ini didasari pada prinsip kejujuran, keadilan,
objektivitas, dan tanggung jawab.

Akuntan manajemen bertugas untuk membantu tugas manajer dalam usaha


mereka untuk meningkatkan kinerja ekonomik perusahaan. Namun tujuan tersebut
harus dicapai melalui cara-cara yang sah dan etis. Sistem akuntansi manajemen
dapat dimanfaatkan oleh manajer untuk mendukung perilaku tidak etis yang
mungkin dilakukannya. Oleh karenanya akuntan manajemen harus berpegang
pada suatu kode etik yang akan berperan sebagai kendali dalam pelaksanaan tugas
dan kewajibannya. Nilai-nilai dasar yang dijadikan dasar dalam penyusunan
standar etika bagi akuntan, antara lain: kejujuran, integritas, komitmen terhadap
janji, kesetiaan, keadilan, kepedulian terhadap sesama, penghargaan terhadap
orang lain, kewarganegaraan yang bertanggung jawab, pencapaian kesempurnaan,
dan akuntabilitas/tanggung jawab. Institute of Management Accountants (IMA)
telah memberikan panduan terkait dengan standar etis dan penyelesaian konflik

11
etis. Standar etika perilaku bagi akuntan manajemen dijelaskan dalam empat
kriteria berikut ini:

1. Kompetensi
 Menjaga tingkat kompetensi profesionalitas yang memadai.
 Melaksanakan tugas-tugas profesional sesuai dengan hukum, peraturan dan
standar teknis yang berlaku.
 Menyiapkan laporan dan rekomendasi yang lengkap serta jeas setelah melakukan
analisis yang benar.
2. Kerahasiaan
 Menahan diri untuk tidak mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh,
kecuali diharuskan secara hukum.
 Memberitahukan kepada bawahan seperlunya kerahasiaan dari informasi yang
berkenaan dengan tugas-tugasnya dan memonitor aktivitas mereka untuk menjaga
kerahasiaan tersebut.
 Menahan diri dari penggunaan informasi rahasia secara tidak etis dan melawan
hukum, baik secara pribadi maupun melalui pihak ketiga.
3. Integritas
 Menghindarkan diri dari konflik kepentingan dan mengingatkan semua pihak
tentang potensi konflik.
 Menahan diri dari pelaksanaan kegiatan yang akan menimbulkan keraguan akan
kemampuannya untuk melakukan tugasnya secara etis.
 Menolak setiap pemberian, penghargaan dan tanda mata yang dapat
mempengaruhi tindakan.
 Menahan diri untuk tidak melakukan campur tangan terhadap legitimasi
organisasi, baik secara aktif maupun pasif.
 Mengakui dan mengkomunikasikan keterbatasan pribadi dan profesional.
 Mengkomunikasikan informasi yang baik maupun buruk dan penilaian atau opini
profesional.
 Menahan diri dari keterlibatan dalam aktivitas yang dapat merugikan profesi.
4. Objektifitas

12
 Mengkomunikasikan informasi secara adil dan objektif.
 Mengungkapkan semua informasi relevan yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan oleh manajemen.

IMA juga memberikan panduan tentang penyelesaian konflik yang


berkaitan dengan masalah etis, yaitu sebagai berikut:

1. Mengikuti kebijakan yang telah ditentukan.


2. Untuk konflik etis yang tidak terselesaikan:
 Mendiskusikan konflik dengan atasan langsung atau manajer tertinggi lainnya
yang tidak terlibat konflik.
 Mengacu pada Sarbanes Oxley Act (SOA) 2002 untuk memberikan
perlindungan hukum terhadap tuduhan kesalahan manajemen perusahaan.
 Jika atasan langsungnya adalah CEO (direkur utama), pertimbangkan untuk
melibatkan dewan direktur atau komite audit.
 Tetap memelihara kerahasiaan, kecuali dminta secara hukum.
 Membahas masalah dalam diskusi yang sifatnya rahasia dengan penasihat yang
objektif.
 Berkonsultasi dengan pengacara/penasihat hukum tentang masalah-masalah yang
berhubungan dengan hukum.
 Pilihan terakhir adalah mengundurkan diri dari pekerjaan

Masalah etis bukanlah suatu perkara yang bisa kita sepelekan. Standar etis
dalam bisnis merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjaga kelancaran
fungsi ekonomi. Tanpa adanya standar etis dalam bisnis, perekonomian dan
semua pihak yang berkepentingan padanya (untuk penyediaan barang, jasa, dan
pekerjaan) akan mengalami kerugian. Mengabaikan etika bisnis akan
mengakibatkan semakin rendahnya kualitas hidup yang ditandai dengan semakin
mahalnya harga dan sedikitnya jumlah barang dan jasa yang tersedia.

.8 Sertifikasi

13
Ada tiga bentuk sertifikasi utama yang tersedia bagi akuntan manajemen,
yaitu: CMA (CertifiedManagement Accountant), CPA (Certified Public
Accountant) dan CIA (Certified Internal Accountant).
CMA (Certified Management Accountant) adalah sebuah sertifikasi yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan khusus bagi akuntan manajemen.
Penghargaan terhadap CMA terus meningkat dan sertifikasi tersebut sekarang
sangat diakui oleh dunia industri. CMA mensyaratkan lulus ujian kualifikasi yang
menekankan pada 4 bidang pengujian, memiliki pengalaman yang dibutuhkan,
dan berpartisipasi dalam melanjutkan pendidikan. Tujuan utama CMA adalah
membuat disiplin ilmu diakui, profesional, dan terpisah dari profesi akuntan
publik.
CPA (Certified Public Accountant) merupakan sertifikasi yang paling tua
dan paling terkenal dalam akuntansi, diharuskan bagi akuntan yang menjadi
auditor eksternal. Meskipun tidak berorientasi pada akuntansi manajemen, namun
CPA banyak dimiliki oleh akuntan manajemen. CPA bertujuan menyediakan
kualifikasi, minimal profesional bagi auditor eksternal. Cara mendapatkannya
harus lulus ujian kualifikasi dan mendapat lisensi dari negara tempat melakukan
praktik.
CIA (Certified Internal Auditor) merupakan sertifikat bagi auditor
internal, penting dan juga diakui dalam dunia industri. Modul akutansi
manajemen. CIA merupakan sertifikasi untuk auditor internal. Cara
mendapatkannya dengan lulus ujian komprehensif yang didesain untuk
memastikan kompetensi teknis dan memiliki pengalaman kerja selama 2 tahun.
.9 Konsep Dasar Akuntansi Manajemen
.9.1 Pembebanan Biaya
Biaya (cost) adalah sejumlah pengorbanan sumber daya ekonomi (kas atau
ekuivalen kas) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan akan
menghasilkan manfaat ekonomi (pendapatan) di masa yang akan datang.
Menurut Hansen dan Mowen (2007) ada tiga unsur yang menjadi acuan
sebuah hal disebut sebagai biaya (cost). Pertama adalah kas atau nilai setara kas.
Hal tersebut menunjukkan bahwa biaya tidak selalu harus berupa uang (kas),

14
tetapi bisa juga berupa hal lain yang dapat bernilai uang. Unsur yang kedua yaitu
pengorbanan atas uang atau setaranya untuk mendapatkan barang dan jasa yang
diharapkan, menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan oleh organisasi harus
memberi timbal balik yang diharapkan akan diterima. Organisasi tidak begitu saja
mengeluarkan uang (atau setara uang) tanpa memikirkan hasil dari pengeluaran
tersebut. Unsur yang terakhir adalah manfaat saat ini maupun masa depan yang
diharapkan organisasi dari biaya yang telah dikeluarkan. Organisasi biasanya
memiliki tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Biaya yang
ditanggung atau dikeluarkan organisasi tersebut ditujukan untuk mencapai tujuan-
tujuan yang diharapkan.
.9.2 Objek Biaya (Cost Object)
Objek biaya dapat berupa segala sesuatu yang dapat diidentifikasi, misalnya
departemen, produk, batch, pelanggan, proyek, pesanan, proses, aktivitas,
program, dan lain sebagainya. Pada awal perkembangan perhitungan biaya pada
perusahaan, objek biaya yang dipakai adalah berdasarkan produk, yaitu berupa
hasil akhir dari proses produksi. Namun, beberapa tahun belakangan perusahaan
banyak memakai aktivitas sebagai objek biaya. Penggunaan aktivitas sebagai
objek biaya memiliki keunggulan pada bagian pengendalian biaya. Selain itu,
penggunaannya tidak hanya dalam lingkup perusahaan manufaktur tetapi dapat
juga dipakai pada perusahaan jasa. Contoh penggunaan aktivitas sebagai objek
biaya antara lain kegiatan perakitan, finishing, persiapan, pemasangan bagian
tertentu, dan lain sebagainya.
.9.3 Metode Pembebanan Biaya
Setelah menentukan objek-objek biaya yang akan dipakai, maka tugas
manajer keuangan selanjutnya adalah melakukan pembebanan biaya pada objek
yang telah ditetapkan. Menurut Hansen dan Mowen (2007), ada tiga metode
pembebanan biaya, antara lain:
1. Direct Tracing (Penelusuran Langsung)
Direct tracing merupakan penelusuran yang dilakukan untuk mengidentifikasi
dan membebankan biaya yang berkaitan langsung dan fisik dengan sebuah objek
biaya. Penelusuran pada umumnya dilakukan dengan cara pengamatan fisik

15
komponen pembentuk produk. Misalnya biaya untuk membuat sebuah baju antara
lain bahan kain, kancing, benang, resleting, tenaga kerja, dan lain sebagainya.
Penelusuran langsung memiliki kelemahan pada pembebanan biaya atas hal-hal
yang secara tidak langsung berhubungan dengan sebuah produk, misalnya jasa
listrik, depresiasi alat, dan lain-lain.
2. Driver Tracing (Penelusuran Penggerak)
Driver tracing dapat diartikan sebagai penggunaan penggerak aktivitas untuk
membebankan biaya pada objek biaya. Penggerak (driver) diartikan sebagai faktor
yang menyebabkan perubahan dalam penggunaan sumber daya dan memiliki
hubungan sebab-akibat dengan biaya yang berhubungan dengan objek biaya.
Diver tracing biasanya kurang akurat jika dibandingkan dengan metode
penelusuran langsung.
3. Indirect Cost/Allocation (Alokasi/Biaya Tidak Langsung)
Biaya tidak langsung merupakan biaya-biaya yang tidak memiliki hubungan
kausal secara langsung dengan sebuah objek biaya, sehingga tidak memungkinkan
untuk membebankan biaya dengan cara penelusuran langsung maupun melalui
penggerak (driver). Sebagai akibat dari tidak adanya hubungan antara biaya yang
terjadi dengan objek biaya maka pengalokasian biaya tidak langsung dapat
dilakukan dengan menggunakan estimasi dan asumsi manajer keuangan.
Metode Pembebanan Biaya

16
Dari ketiga metode tersebut, penelusuran langsung merupakan metode yang
paling akurat; metode ini bergantung pada hubungan kausal yang dapat diamati
secara fisik. Penelusuran penggerak berlangsung pada faktor-faktor kausal , yaitu
penggerak (driver), untuk membebankan biaya ke objek biaya. Keakuratan
penelusuran penggerak tergantung pada kualitas hubungan kausal yang
digambarkan oleh penggerak. Pengidentifikasian penggerak dan penilaian kualitas
hubungan kausal jauh lebih besar biayanya dibanding penelusuran langsung atau
alokasi. Alokasi merupakan metode yang paling mudah dilakukan dan biayanya
paling rendah. Namun alokasi adalah metode yang tingkat keakuratan
pembebanan biayanya paling rendah dan penggunaannya juga harus diusahakan
seminimal mungkin.
.9.4 Harga Pokok Produk dan Jasa
Perusahaan komersial pada dasarnya menghasilkan produk untuk
mendapatkan pemasukan (income). Produk tersebut dapat dikelompokkan menjadi
dua bagian besar yang cukup berbeda, yaitu barang (tangible product) dan jasa
(intangible product). Barang atau produk berwujud biasanya dihasilkan dari
pengolahan bahan baku hingga menjadi barang setengah jadi atau barang jadi,
seperti mobil, alat elektronik, makanan, furnitur, dan lain-lain. Barang memiliki
wujud fisik yang nyata dibandingkan dengan jasa. Jasa atau produk tak berwujud
biasanya berupa aktivitas pelayanan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
membantu kepentingan konsumen dengan menggunakan fasilitas milik
perusahaan, contohnya persewaan, jasa audit, jasa penilai, perbankan, dan lain
sebagainya. Perbedaan jasa terhadap barang yang utama dapat diidentifikasi
dalam empat dimensi, antara lain:
1. Intangibility
Jasa merupakan sebuah produk yang tidak berwujud secara fisik. Maksudnya
keberadaan produk tersebut tidak secara nyata dapat diidentifikasi oleh panca
indera manusia, tetapi manfaatnya dapat dinikmati oleh komsumen. Misalnya jasa
audit, konsumen tidak mengetahui bentuk fisik/proses audit tersebut seperti apa,
tetapi merasakan manfaat dari adanya kegiatan audit.

17
2. Perishability
Jasa merupakan produk yang tidak tahan lama, maksudnya adalah
pemanfaatan produk berupa jasa hanya dilakukan pada saat tertentu saja. Misalnya
jasa pengamanan, produk jasa tersebut hanya bisa dinikmati sepanjang
kontrak/kesepakatan dibuat, lebih dari waktu yang disepakati jasa tersebut sudah
tidak dapat dinikmati lagi secara langsung.
3. Inseparability
Jasa merupakan produk yang tidak dapat memisahkan antara konsumen dan
produsennya. Kedua belah pihak berhubungan secara langsung dalam transaksi
jasa ini.
4. Heterogenity
Produk jasa memiliki variasi yang sifatnya luas menyesuaikan dengan
kepentingan konsumen. Namun, produk jasa hendaknya memiliki sebuah standar
sebagai kontrol atas varian kepentingan konsumen.

Harga pokok produk merupakan pembebanan biaya yang digunakan untuk


mendukung tujuan manajerial perusahaan secara spesifik. Harga pokok produk
yang disajikan untuk masing-masing tujuan dapat berbeda. Hal ini sesuai dengan
prinsip dalam akuntansi biaya yaitu penetapan biaya yang berbeda untuk tujuan
yang berbeda pula. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan informasi tentang
semua pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan suatu produk yang
didukung oleh internal value chain. internal value chain perusahaan merupakan
seperangkat aktivitas yang dibutuhkan untuk mendesain mengembangkan,
memproduksi, memasarkan, mendistribusikan, dan melakukaan pelayanan
produk.  Aktivitas-aktivitas tersebut merupakan objek dimana biaya dibebankan.
Untuk tujuan yang berbeda, informasi yang diambil berdasarkan objek biaya juga
berbeda. Misalnya untuk membuat keputusan strategis perusahaan, maka seluruh
biaya atas aktivitas-aktivitas tersebut harus diungkapkan. Berbeda jika untuk
tujuan analisis taktis manajemen, hanya beberapa aktivitas saja yang diungkapkan.
Untuk penyajian laporan keuangan eksternal, perusahaan biasanya hanya
mencantumkan biaya produksinya saja.

18
Harga pokok produk dalam perusahaan manufaktur biasanya berasal dari
biaya produksi yang menghitung tiga jenis biaya, antara lain:
1. Direct Material (Bahan Langsung)
Bahan langsung merupakan bahan baku produksi yang secara fisik dapat
ditelusuri langsung kepada sebuah produk. Biaya bahan langsung dibebankan
pada biaya produk.
2. Direct Labor (Tenaga Kerja Langsung)
Tenaga kerja langsung adalah waktu dan tenaga yang dapat ditelusuri secara
langsung kepada produk yang dihasilkan. Item ini biasanya dihitung dengan
satuan waktu atau lama pekerja menyelesaikan sebuah pekerjaan. Pengamatan
secara fisik/langsung dilakukan untuk mengidentifikasi besar biayanya.
3. Overhead
Overhead merupakan pos terakhir dimana biaya-biaya yang ada tidak dapat
dimasukkan pada bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Biayaoverhead juga
menampung biaya-biaya tidak langsung yang dipakai untuk mendukung produksi.

Selain pengelompokan ketiga biaya tersebut terdapat pula pengelompokan


yang merupakan kombinasi biaya yang dikenal dengan biaya utama dan biaya
konversi. Biaya Utama merupakan gabungan antara direct material dan direct
labor. Sedangkan biaya konversi adalah gabungan antara biaya direct labor dan
biaya overhead. Biaya konversi pada konsepnya adalah biaya yang dibutuhkan
untuk mengubah bahan baku menjadi produk olehan atau produk jadi.
Adapula biaya yang muncul diluar dari biaya untuk memproduksi barang,
yang bisa disebut dengan biaya non-produksi. Biaya Non-produksi pada
umumnya dibedakan menjadi biaya penjualan dan biaya administrasi.  Biaya
penjualan biasa disebut dengan biaya mendapatkan pesanan dan biaya memenuhi
pesanan yang terdiri dari biaya pemasaran, distribusi, dan biaya pelayanan pasca
penjualan. Sedangkan biaya administrasi yaitu seluruh biaya yang tidak dapat
dibebankan pada produksi maupun penjualan yang meliputi pengembangan,
layanan administrasi, dan lain sebagainya.

19
.9.5 Laporan Keuangan Eksternal
Dalam menyusun laporan keuangan eksternal, biaya-biaya harus
dikelompokkan berdasarkan fungsi. Ketika menyusun laporan laba rugi, biaya
produksi dan biaya nonproduksi harus dipisahkan. Biaya produksi dianggap
sebagai biaya produk sedangkan biaya nonproduksi dianggap sebagai biaya
periodik. Biaya produksi yang melekat pada produk yang sudah terjual dilaporkan
dalam laporan rugi laba, sedangkan biaya produksi yang melekat pada produk
yang belum terjual dilaporkan dalam neraca. Beban penjualan dan administrasi
yang dianggap sebagai biaya periodik dikurangi pada setiap periodenya dan
dilaporkan di laporan rugi laba.
A. Laporan Laba Rugi – Perusahaan Manufaktur.
Pada laporan laba rugi perusahaan manufaktur pemasukan yang dihitung
berdasarkan klasifikasi fungsional disebut perhitungan biaya absorbsi (full
costing) karena semua biaya manufaktur dibebankan ke produk. Berdasarkan
pendekatan penghitungan biaya absorbsi, beban dipisahkan menurut fungsi dan
kemudian dikurangi dari pendapatan untuk menghasilkan laba sebelum pajak.
Untuk pemahaman lebih lanjut, disajikan contoh berikut ini :

PT HARIYO
LAPORAN LABA RUGI
UNTUK TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2016

Penjualan xxx
Dikurangi : Harga pokok penjualan
Persediaan awal barang jadi xxx
Ditambah : Harga pokok produksi xxx
Barang yang tersedia untuk dijual xxx
Dikurangi : Persediaan akhir barang jadi xxx
xxx
Laba kotor xxx
Dikurangi : Beban operasi
Beban pemasaran xxx

20
Biaya administrasi xxx
xxx
Laba sebelum pajak Xxx

( Hansen & Mowen, Akuntansi Manajemen, buku 1, hal 53).

Pemasukan yang dihitung menurut klasifikasi fungsional sering disebut


sebagai perhitungan pemasukan biaya absorbsi (full costing) karena semua biaya
manufaktur dibebankan pada produk. Beban memiliki dua kategori fungsional
utama yaitu: harga pokok penjualan dan beban operasi. Setiap kategori tersebut
berhubungan dengan beban mannufaktur dan non manufaktur perusahaan. Harga
pokok penjualan (COGS) adalah biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung,
dan overhead yang melekat pada unit yang terjual. Untuk menghitung HPP,
pertama-tama harga pokok produksi perlu ditentukan.

Harga pokok produksi (COGM) mencerminkan total biaya barang yang


diselesaikan selama periode berjalan. Biaya yang hanya dibebankan pada barang
yang diselesaikan adalah biaya manufaktur dari bahan langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead. Perincian dari pembebanan ini diuraikan dalam daftar
pendukung yang disebut sebagai laporan harga pokok produksi. Contoh daftar
pendukung untuk laporan laba rugi pada tampilan seperti diatas ditunjukkan pada
ilustrasi seperti berikut ini:

21
PT HARIYO
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
UNTUK TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2016

Bahan baku langsung:


            Persediaan awal, 1 jan                                                 200
            (+) Pembelian                                                            450
            Bahan baku yang tersedia digunakan                             650
            (-)  Persediaan akhir, 31 des                                        (50)
Bahan baku langsung yang terpakai                                                               600
Tenaga kerja langsung                                                                   350
Overhead manufaktur:
            Tenaga kerja tidak langsung                                       123
            Depresiasi-peralatan pabrik                                          177
            Sewa                                                                          50
            Listrik, air, dll                                                             37
            Pajak properti                                                              13
            Pemeliharaan                                                                 50               450
Total tambahan  biaya manufaktur                                                               1400
(+) Barang dalam proses awal                                               200
Total biaya manufaktur                                                                                 1600
(-)  Barang dalam proses akhir                                                                      (400)
Harga pokok produksi                                                                                   1200

Barang dalam proses (WIP) terdiri atas semua unit yang telah diselesaikan
sebagian dalam produksi pada titik waktu tertentu. Barang dalam Proses awal
terdiri atas unit yang diselesaikan sebagian dan telah ada pada awal periode.
Barang dalam proses akhir terdiri atas unit yang ada pada akhir periode. Dalam
laporan harga pokok produksi, biaya unit yang diselesaikan sebagian dilaporkan
sebagai biaya barang dalam proses awal dan biaya barang pada proses akhir.
Biaya barang dalm proses awal mencerminkan biaya manufaktur yang tercatat

22
dari periode sebelumnya, sedangkan biaya barang dalam proses akhir
mencerminkan biaya manufaktur yang akna dicatatat pada periode selanjutnya.
Pada kedua kasus, tambahan biaya manufaktur harus dikeluarkan untuk
menyelesaikan unit-unit barang dalam proses.
B. Laporan Laba Rugi – Perusahaan Jasa
Penghitungan jasa yang terjual berbeda dengan yang disajikan dalam laporan
laba rugi perusahaan manufaktur. Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan
barang awal atau akhir barang jadi, namun mungkin memiliki persediaan barang
dalam proses, bagi produk jasa yang dihasilkan. Misal seorang dokter gigi
memiliki pasien yang dalam masa perawatan.
Organisasi Jasa
Laporan Laba Rugi
Berakhir 31 Desember XXXX

Penjualan Xxx
Dikurangi : biaya
biaya penjualan jasa :
Barang dalam proses awal xxx
Biaya jasa yang ditambahkan :
Bahan baku langsung xxx
Tenaga kerja langsung xxx
Overhead xxx
Xxx
Total Xxx
Dikurangi : barang dalam proses akhir Xxx
Laba kotor Xxx
Dikurangi : biaya operasi
Biaya pemasaran xxx
Biaya administrasi xxx
Xxx
Laba sebelum pajak Xxx
( Hansen & Mowen, Akuntansi Manajemen, buku 1, hal 5).
.9.6 Sistem Akuntansi Manajemen Berdasarkan Fungsi dan Aktivitas

23
A. Jenis-Jenis Sistem Akuntansi Manajemen: Gambaran Umum Singkat
Sistem akuntansi manajemen dapat diklasifikasikan secara umum sebagai
sistem berdasarkan fungsi dan sistem berdasarkan aktivitas. Pendekatan
berdasarkan fungsi dan aktivitas dapat ditemukan dalam praktik nyata. Sistem
akuntansi manajemen berdasarkan fungsi (functional based management-FBM)
telah dikenal dari tahun 1900-an dan masih digunakan secara luas dalam sektor
manufaktur dan jasa. Sistem akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas (activity
based management-ABM) merupakam sistem yang lebih baru (dikembangkan
dalam 30 tahun terakhir). Sistem biaya berdasarkan aktivitas digunakan secara
luas dan pemanfaatanya semakin tinggi, khususnya di antara organisasi-organisasi
yang memiliki beragam produk dan pelanggan, produk yang lebih rumit, siklus
waktu produk yang lebih pendek, peningkatan prasayarat kualitas, dan tekanan
persaingan yang ketat. ABM  digunakan dalam industri medis, industri keuangan,
industri transportasi, dan dalm semua jenis industri manufaktur.
B. Sistem FBM vs ABM
Elemen utama dari model FBM adalah fungsi, sedangkan elemen utama dari
model ABM adalah aktivitas. Fungsi-fungsi biasanya dikelompokkan dalam unit-
unit organisasional, seperti departemen dan pabrik (contohnya: teknik,
pengendalian kualitas, dan perakitan adalah fungsi-fungsi yang diatur dalam
departemen) aktivitas-aktivitas dengan tujuan umum dikelompokkan bersama
dalam satu bentuk proses. sebagai contoh pembelian barang, penerimaan barang,
dan pembayaran barang yang diterima adalah aktivitas utama yang
menggambarkan proses pengadaan persediaan.
C. Tinjauan biaya FBM
Dalam sistem akuntansi FBM, biaya-biaya sumber daya dibebankan pada unit-
unit yang berfungsi, kemudian produk. Dalam pembebanan biaya, penelusuran
langsung dan penelusuran penggerak digunakan. Namun, penelusuran penggerak
dalam siistem FBM hanya menggunakan penggerak produksi (tingkat unit) yang
merupakan pengukuran konsumsi yang sangat berkorelasi dengan keluaran
produksi, seperti jam kerja dari tenaga kerja langsung, baghan langsung, dan jam
kerja mesin adalah hanya pengerak yang diasumsikan penting. Karena sistem

24
FBM hanya menggunakan penggerak yang berhubungan dengan fungsi produksi
untuk membebani biaya, pendekatan pembebanan biaya ini dianggap sebagai
perhitungan biaya berdasarkan produksi atau fungsi (functional based costing-
FBC).
D. Tinjauan biaya ABM
Dalam perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing-ABC)
biaya ditelusuri hingga aktivitas, kemudian produk. Sebagaimana perhitungn
biaya bedasarkan fungsi, penelusuran langsung dan penelusuran penggerak
digunakan. Namun, penelusuran penggerak secara signifikan diperluas dengan
mengidentifikasi dan menggunakan penggerak yang tidak berhubungan dengan
volume produk yang diproduksi (penggerak berdasarkan nonunit). Jadi,
pembebanan biaya  berdasarkan aktivitas menekankan pada penelusuran alokasi,
bahkan, bisa disebut sebagai penelusuran yang intensif.penggunaan pengerak unit
dan nonunit meningkatkan keakuratan pembebanan biaya, kualitas keseluruhan,
dan informasi biaya yang relevan. Sebagai contoh, pertimbangkanlah pembebanan
biaya dari akivitas “mengerakkan bahan mentah dan bahan setengah jadi dari satu
titik ke titik lain dalam suatu pabrik”. Jumlah penggerak uyang dibutuhkan untuk
suatu produk adalah ukuran yang jauh lebih baik dri permintaan produk untuk
aktivitas penggunaan bahan dari dari jumlah unit yang diproduksi. Pada
kenyataanya, jumlah unit yang diproduksi bisa jadi tidak berpengaruh pada
pengukuran permintaan produk untuk penanganan bahan. Suatu kelompok yang
terdiri dari 10 unit bisa saja membutuhkan aktivitas penanganan bahan yang sama
dengan satu kelompok yang terdiri dari 100 unit).
E. Tinjauan efisiensi operasional FBM
Pendekatan manajemen berdasarkan fungsi untuk pengendalian membebankan
biaya pada unit organisasional, kemudian memuntut tanggung jawab manajer unit
organisasional untuk mengendalikan biaya yang dibebankan. Kinerja diukur
dengan membandingkan hasil aktual dengan standar atau hasil yang dianggarkan.
Penekanannya adalah ukuran dari keuangan dari kinerja (ukuran nonkeuangan
biasanya diabaikan). Manajer diberi penghargaan berdasarkan kemampuan
mereka untuk mengendalikan biaya. Jadi, pendekatan berdasarkan fungsi

25
menelusuri biaya individu yang bertanggung jawab atas biaya yang terjadi. Sistem
penghargaan digunakan untuk memotivasi individual ini untuk mengelola biaya
dengan meningkatkan efisiensi operasional unit organisasi mereka. Pendekatan ini
menganggap bahwa memekasimalkan kinerja organisasi secara keseluruhan
tercapai dengan memaksimalkan kinerja subunit organisasi individua (disebut
sebagai pusat pertanggungjawaban).
F. Tinjauan efisiensi operasional ABM
Manajemen berdasarkan aktivitas fokus pada pengelolaan aktivitas dengan
tujuan memperbaiki nilai yang diterima pelanggan dan laba yang diterima dengan
menyediakan nilai ini. Hal ini meliputi analisi penggerak, analisis aktivitas,
evaluasi kinerja, dan penggunaan perhitungan biaya bedasarkan aktivitas sebagai
sumber informasi utama. Tinjauan proses berkaitan dengan identifikasi faktor-
faktor penyebab biaya suatu aktivitas (menjelaskan penyebab munculnya biaya),
pengukuran pekerjaan apa yang telah dilakukan (mengidentifikasi aktivitas), serta
evaluasi kinerja peerjaan dan ahsil yang dicapai (seberapa baik aktivitas yang
dikerjakan). Jadi pengendalian berdasarkan aktivitas membutuhkan informasi
terperinci mengenai aktivitas.
G. Pilihan dari Sistem Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas menawarkan keuntungan yang
signifikan, termasuk memperbaiki keakuratan perhitungan harga pokok produk,
memperbaiki pengabilan keputusan, serta meningkatkan perencanaan strategis dan
kemampuan yang lebih baik dalam mengelola aktivitas. Secara khusus, sistem
berdasarkan aktivitas sesuai untuk mendukung sasaran perbaikan berkelanjutan
yang merupakan tujuan penting bagi perusahaan untuk bersaing secara global,
akan tetapi berbagai manfaat tersebut tidak diperoleh secara gratis. Sistem
akuntansi ini lebih rumit dan memerlukan perbaikan signifikan atas aktivitas
pengukuran, dan pengukuran bisa menjadi mahal. Akan tetapi biaya pengukuran
telah menurun dengan kemajuan teknologi informasi sehingga sistem berdasarkan
aktivitas semakin menarik. Penggunaan ABC dan ABM semakin meluas dan
perhatian terhadap akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas pun semakin
tinggi.

26
BAB III
PENUTUP

27
.1 Kesimpulan
Akuntansi manajemen merupakan salah satu bagian dari ilmu akuntansi yang
menitikberatkan permasalahannya pada organisasi serta informasi yang
dibutuhkan organisasi tersebut. Laporan dari bagian akuntansi dalam perusahaan
dapat membantu manajer mengambil keputusan dengan lebih bijak dan terarah,
setelah keputusan diambil biasanya bagian akuntansi akan menilai apakah
keputusan itu efektif dan efisien.
sistem informasi untuk perencanaan, pengelolaan, pengendalian dan pengambilan
keputusan. Sistem informasi yang berhubungan dengan masalah akuntansi atau
keuangan merupakan tugas dan tanggung jawab dari akuntan manajemen dimana
sistem informasi yang berhubungan dengan akuntansi tersebut disebut akuntansi
manajemen.
Terdapat 2 posisi dalam organisasi yaitu (1) Posisi lini, yaitu posisi yang
bertanggungjawab langsung pada tujuan dasar organisasi, dan (2) Posisi staf, yaitu
posisi yang sifatnya mendukung dan tidak bertanggungjawab langsung. Peran
akuntan manajemen dalam suatu organisasi merupakan salah satu peran
pendukung (posisi staf)..
.2
.2 Saran
Kepada pembaca khususnya para mahasiswa agar lebih memperdalam materi
Aukuntansi Manajemen dengan pokok bahasan “Peran, Sejarah, Tujuan
Akuntansi Manajemen dan Konsep Akuntansi Manajemen”, sebab materi ini
sangat penting untuk mengetahui hal- hal yang mendasar seperti sejarah yang
melatar belakangi munculnya akuntansi manajemen, peran akuntansi manajemen,
serta konsep-konsep dasar dalam akuntansi manajemen. Dimana materi ini sangat
penting di pahami sebelum melangkah untuk mempelajari materi selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

28
Buku

Hansen, Don. R, dan Meryanne M. Mowen. 2009. Akuntansi Managerial edisi 8


Buku 1 dan buku 2. Jakarta: Salembba Empat
Internet

Anonim, konsep akuntansi manajemen, http://www.academia.edu/12369051


/konsep_dasar_akuntansi_manajemen diakses pada tanggal 20 Februari 2018
pukul 20.00
Anonim, peran, sejarah dan tujuan akuntansi manajemen, https://dokumen. Tips/
documents/peran-sejarah-dan-tujuan-akuntansi-manajemen.html di akses pada
tanggal 21 Februari 2018 pukul 22.01

29

Anda mungkin juga menyukai