Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
1. Arbil Raindra Syahdi (2661138)
2. Fajar Ardiansyah (2661139)
3. Marifiansyah Dwi Rismanto (2261140)
4. Edgar Rekitana (2661144)
5. Mokhammad Isnan R. (2261173)
6. Bayu arya saputra
7. Yobel bhisma dhino
Dosen Pengampu
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa halangan yang
berarti dan sesuai harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Irea Arrahima ,SEMM
Sebagai dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Manajemen yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang kami tulis dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 4
1.1. Latar Belakang.......................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah..................................................................... 4
1.3. Tujuan Penulisan....................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 6
2.1. Tambahan Unit Akibat Tambahan Bahan................................. 6
2.2. Unit Hilang Dalam Proses......................................................... 8
BAB III PENUTUPAN.................................................................................. 21
3.1. Kesimpulan............................................................................... 21
3.2. Saran.......................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Akuntansi manajemen timbul akibat adanya kebutuhan akan informasi akuntansi yang
dapat membantu manajemen dalam memimpin suatu perusahaan yang semakin besar dan
semakin kompleks. Akuntansi manajemen merupakan bagian dari akuntansi yang bertujuan
membantu manajer untuk menjalankan tiga fungsi pokoknya, yaitu perencanaan,
pengendalian, dan pengambilan keputusan. Akuntansi manajemen juga merupakan suatu
sistem informasi yang mana dengan informasi ini manajer dapat mengambil keputusan-
keputusan dalam hal memimpin serta mengendalikan kegiatan-kegiatan perusahaan.
Akuntansi manajemen akan memberikan informasi-informasi penting yang nantinya akan
digunakan perusahaan. Informasi yang tepat tentu akan memberikan kontribusi yang baik
bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya. Hal ini dibenarkan dengan pernyataan Horngren
(2003) yang mengatakan bahwa akuntansi manajemen sangat penting dalam menentukan
keberhasilan suatu organisasi.
Perusahaan dengan sistem akuntansi manajemen yang baik tentu akan memiliki kinerja
perusahaan yang baik pula. Hal ini dikarenakan informasi yang ada digunakan sebaik
mungkin di dalam perusahaan, serta penggunaan teknik-teknik akuntansi manajemen yang
sesuai pasti akan meningkatkan keunggulan bersaing dari perusahaan. Perusahaan yang
menggunakan teknik-teknik akuntansi manajemen yang tidak sesuai pasti akan berdampak
buruk juga bagi perusahaan. Informasi yang tersedia menjadi tidak relevan, di mana
informasi tersebut menjadi tidak sesuai dengan permasalahan yang dihadapi perusahaan.
Oleh sebab itu, akuntansi manajemen berserta teknik-tekniknya sangat dibutuhkan bagi
kelangsungan hidup perusahaan.
Lingkungan bisnis saat ini memiliki karakteristik yang dinamis, kompleks, berkaitan
dengan perubahan teknologi, keterbatasan sumber daya, ekonomi global serta perubahan
politik yang tidak menentu (Erikson dalam Dewanto, 2010). Globalisasi yang ada
menyebabkan persaingan di dunia bisnis semakin ketat. Hal ini menyebabkan perusahaan
harus berusaha lebih keras untuk memperebutkan pangsa pasar yang ada. Konsumen sendiri
akan lebih memilih produk dengan kualitas dan mutu yang tinggi. Perusahaan yang memiliki
keunggulan bersaing (competitive advantage) tentu akan dapat bertahan dalam usahanya.
Selain dapat meraih pangsa pasar, perusahaan juga akan meningkatkan pendapatan yang
4
diterima. Keunggulan bersaing tersebut dapat diraih perusahaan dengan menggunakan
informasi-informasi yang tepat guna membantu menentukan keputusan yang akan diambil,
sehingga akan sesuai dengan tujuan perusahaan.
Sesuai dengan permasalahan yang ada. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Akutansi Manajemen
6
2.12 Tujuan Akutansi Manajemen
7
Informasi dari akuntansi manajemen, seperti analisis biaya dan anggaran, dapat
digunakan untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya organisasi seperti bahan
baku, tenaga kerja, dan modal agar lebih efisien dan produktif.
9. Memfasilitasi proses penganggaran
Akuntansi manajemen memiliki peran penting dalam proses penganggaran dengan
menyediakan data historis, proyeksi, dan analisis yang diperlukan untuk menyusun
anggaran yang realistis dan dapat dicapai.
10. Mendukung pengendalian internal
Sistem akuntansi manajemen yang baik dapat membantu dalam penerapan pengendalian
internal yang efektif, seperti pemisahan tugas, otorisasi, dan verifikasi transaksi, serta
audit internal.
213 Fungsi fungsi akuntansi manajemen
1) Manajer keuangan
Membutuhkan informasi terkait dengan suatu aktivitas keuangan perusahaan seperti dalam
pendanaan modal kerja, beban biaya cost of fund terhadap sejumlah modal kerja yang
dibutuhkan oleh perusahaan, tingkat pengembalian investasi, tingkat pengembalian modal,
rasio keuangan dan lain sebagainya.
2) Manajer Produksi
Membutuhkan data informasi tentang mengenai rincian biaya Cost of good sold atau harga
pokok produksi misalnya seperti total biaya produksi, biaya per unit produk, beban tenaga
kerja langsung, serta dalam biaya overhead lainnya yang secara langsung mempunyai peran
dalam proses produksi.
3) Manajer Pemasaran
Membutuhkan data informasi semua komponen biaya terkait dalam suatu penetapan
harga jual produk, penentuan sistem penjualan yang secara kredit atau tunai, beban
komisi penjualan, marketing fee, serta informasi nilai discount untuk produk tertentu
dalam suatu rangka peningkatan volume penjualan.
4) Pihak Top Manajemen
Membutuhkan suatu informasi ini terkait dalam pengambilan kebijakan strategis
perusahaan misalnya di dalam penyusunan anggaran, ekspansi usaha, diversifikasi
produk, maupun kebijakan investasi lainnya.
8
22 Lingkungan bisnis
Lingkungan bisnis dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mempengaruhi sebuah
aktivitas bisnis dalam suatu lembaga organisasi atau perusahaan. Faktor tersebut dapat
dibagi ke dalam dua kategori, yaitu faktor dari dalam perusahaan (internal) serta
faktor di luar perusahaan (eksternal). Istilah “lingkungan bisnis” memiliki arti yang
luas karena menunjukkan seluruh pengaruh eksternal terhadap organisasi. Wilson
(1992) mengemukakan bahwa lingkungan bisnis memiliki tiga konsep yang luas yaitu
Fakta objektif realitas yang diukur dan didefinisikan dan Fakta subjektif merupakan
karakteristik khusus tergantung dari interpretasi dan persepsi individu.
Lingkungan Internal
Lingkungan Eksternal
9
BAB III
PEMBAHASAN
Akuntansi manajemen menyiapkan berbagai macam laporan. beberapa lap oran berkaitan
dengan kinerja manajer atau unit bisnis. laporan disajian tepat wak tu dan secara
berkala. selain itu mereka juga menyiapkan laporan analitis sesuai k ebutuhan untuk
menyelidiki permasalahan khusus yang dihadapi. Di sisi lain, aku ntansi keuangan
berorentasi pada penyusunan laporan keuangan secara periodik s esuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Lingkungan bisnis yang berubah begitu cepat sangat mempengaruhi per kembangan
konsep dan praktik akuntansi manajemen. Akuntansi manajemen ha rus mampu
menyediakan informasi yang memungkinkan manajer untuk berfoku s pada nilai
pelanggan (customer value), manajemen mutu total (total quality m anagement),
kompetisi berbasis waktu (time based competition) dan pemanfaata n teknologi
informasi.
Activity Based Management. Manajemen berbasis aktivitas adalah suatu sist em yang
luas dan terintegrasi yang berfokus pada perhatian manajemen ter hadap aktivitas,
bertujuan untuk meningkatkan nilai pelanggan dan laba yang di hasilkan.
Rantai Nilai Internal: merupakan rangkaian aktivitas yang diperlukan untuk men
desain, mengembangkan, memproduksi, memasarkan & mendistribusikan produ k
dan jasa kepada pelanggan
Rantai Nilai Industri: merupakan rangkaian aktivitas penciptaan nilai yang terhu bung
mulai dari bahan baku mentah sampai dengan pembuangan produk akhir oleh
pengguna akhir.
Output yang dihasilkan oleh perusahaan dapat berupa produk berwuj ud maupun
jasa. Produk berwujud (tangible product) adalah barang yang dih asilkan dengan
mengubah bahan baku melalui penggunaan tenaga kerja dan input modal lainnya.
10
Contoh: mobil, televisi, komputer, pakaian, dll. Adapun jasa adala h tugas/aktivitas
yang dilakukan bagi pelanggan atau aktivitas yang dilakuka n oleh pelanggan
dengan menggunakan produk/fasilitas organisasi. Contoh: perli ndungan asuransi,
perawatan kesehatan, akuntansi dan auditing, dll.
Perbedaan antara jasa dengan produk berwujud terlihat dalam keemp at dimensi
berikut ini:
2. Tidak tahan lama (perishability): jasa tidak bisa disimpan, harus dikonsumsi pa da
saat diselenggarakan.
Perencanaan (planning)
11
Rencana manajemen secara formal biasanya ditunjukkan dalam bentuk anggar an.
Anggaran biasanya disusun di bawah arahan controller yang merupakan manaje r
Departemen Akuntansi. Anggaran disusun tahunan dan menunjukkan rencana ma
nejemen secaraspesifik dan kuantitatif.
Pengarahan adalah bagian dari tugas manajemen yang berikaitan dengan kegia tan rutin
saat ini. Data akuntansi manajerial, seperti laporan penjualan harian selalu digunakan
untuk membuat keputusan harian.
Pengendalian (controlling)
Dalam aktivitas pengendalian, manajemen membutuhkan umpan balik (feedba ck) yang
memberikan sinyal apakah operasi organisasi telah berjalan sesuai dengan rencana ?
feedback disajikan secara rinci dan dalam berbagi jenis laporan. Slaah sa tunya
adalah laporan perbandingan antara anggaran dengan hasil riil. Laporan ini b iasanya
disebut laporan kinerja.
Akuntansi Keuangan :
Akuntansi Manejerial :
7. Tidak Mandatoro.
12
35 perubahan lingkungan bisnis
Kompetisi dalam berbagi industri menjadi kompetisi global dan langkah-langk ah inovasi
jasa dan produk mengalami perkembangan yang cukup pesat. Kondisi ini
menguntungkan konsumen karena pesiangan yang semakin intensif mendorong harg a
lebih murah, kualitas lebih tinggi, dan semakin banyak pilihan.
Bagaimanapun sangat penting untuk memiliki apresiasi tentang bagaimana org anisasi
melakukan transformasi untuk menjadi lebih kompetitif. Sejak awal tahun 19 80-an,
beberapa perusahaan melakukan serangkaian tahap program perbaikan, dimul ai
dengan just in time (JIT) dan melalui total quality management (TQM), proses rek
ayasa ulang, dan serangkaian program manajemen yang lain termasuk teori kendala
(TOC). Bila program-program ini dilakukan dengan tepat maka akan dapat meningk
atkan pelayanan kepada konsumen, dan akhirnya meningkatkan laba.
Just-in-Time (JIT)
Perusahaan yang menggunakan sistem pengendalian sediaan dan prduksi JIT a kan
membeli material dan memproduksi output sesuai dengan permintaan aktual dari
konsumen. Dalam sistem JIT, sediaan dikurangi sampai tingkat minimum dan dalam
beberapa kasus sampai nol.
Pendekatan JIT dapat digunakan baik untuk perusahaan dagang maupin manuf aktur.
Sistem JIT akan menimbulkan dampak yang signifikasi pada operasi perusaha an
manufaktur yang memiliki tiga kela sediaan (bahan baku,barang dalam proses,ba rang
jadi). Sediaan menimbulkan biaya, mengakibatkan adanya inefisiensi dan kons umsi
waktuberlebihan untuk menyelesaikan produk.
Konsep JIT. Dalam kondisi yang ideal, perusahaan yang menjalankan sistem JIT ak an
membeli bahan baku hanya untuk kebutuhan hari itu saja. Perusahaan tidak memi liki
sediaan BOP pada akhir hari tersebut, dan semua barang jadi yang diselesaikan h ari
itu ttelah dikirimkan kepada konsumen begitu produksi selesai.
Dalam lingkungan JIT, arus barang dikendalikan dengan pendekatan pull (pull approach),
yaitu pada level akhir perakitan, sinyal dikirim ke workstation di belakan gkannya.
Sinyal mengindikasikan sejumlah partisi dan bahan-bahan yang akan diker jakan pada
jam-jam berikutnya utuk memenuhi permintaan konsumen.
Dalam sistem manufaktur konvesional, digunakan pendekatan push, yaitu jika suatu
workstation telah menyelesaikan pekerjannya, barang setngah jadi segara dikir im ke
workstation tersebut siap atau belum untuk menerima kiriman barang setengah jadi
tersebut.
13
Pembelian JIT. Perusahaan menyandarkan pada pemasok yang benar-benar dapat d
ipercaya. Pemasok yang dapat diandalkan diikat dengan kontrak jangka panjang. Pe
masok mengirimkan bahan yang diperlukan beberapa saat sebelum barang tersebut d
igunakan. Pemasok harus menyediakan barang yang memenuhi standar kualitas peru
sahaan (tidak cacat). Karena sistem JIT sangat rentan terhadap gangguan, barang cac
at tidak dapat ditoleransi.
Perusahaan yang menggunakan JIT biasanya dapat menghemat biaya dalam jumlah yang
signifikan. Perusahaan yang menggunakan sistem JIT tidak harus menghilangk an
sama sekali sediaannya.
a. memperbaiki layout produksi. Dalam sistem JIT, seluruh mesin yang digunakan untu
k memproses produk tertentu disatukan dalam suatu lokasi tertentu. Pendekatan ini
menjadikan lay out pabrik mini untuk masing-masing produk, sehingga biasa disebut
sebagai pabrik terfokus atau pabrik dalam pabrik (factory within factory).
b. Mengurangi waktu Setup Setup berisi aktivitas menyiapkan bahan, mengubah settin g
mesin, mempersiapkan peralatan, dan melakukan pengujian. Jika peralatan diranca ng
untuk satu jenis produk, maka tidak diperlukan lagi setup berulang-ulang dan jum lah
unit produksi dapat dipenuhi berapapun diinginkan.
c. Zero Defect, Jika sejumlah produk jadi yang dihasilkan mengandung beberapa unit p
roduk cacat, maka perusahaan tidak dapat mengirimkan sejumlah unit yang diminta
oleh konsumen atau harus mengulang kembali proses produksi hanya untuk membua t
pengganti produk cacat.
Perusahaan yang menerapkan sistem JIT akan selalu berusaha dengan keras untuk m
encapat Zero Defect.
Pendekatan paling populer dalam rangka perbaikan terus menerus disebut total quality
management. Ada dua karakteristik TQM yaitu :
Siklus Plan-Do-Check-Act sering disebut Deming Wheel. Yaitu pendekatan sistem atis
yang didasarkan pada fakta untuk melakukan perbaikan terus menerus.
Plan, mempelajari proses yang ada, mengumpulkan data, analisa data untuk identifik
asi kemungkinan-kemungkinan, menyusun rencana perbaikan, memutuskan bagaima
na mengukur perbaikan.
14
Do, Jika memungkinkan menerapkan rencana dalam lingkup kecil, mengumpulkan d
ata.
Check, mengevaluasi data yang diperoleh pada fase Do, apakah ada perbaikan?
Act, jika sukses adakan perubahan permanen, jika tidak sukses coba lagi.
Yaitu pendekatan yang lebih radikal dibandingkan dengan TQM. Sebagai ga nti
perbaikan sistem yang dirancang serial dan bertahap, dalam proses reengineering
suatu proses bisnis diplot dalam suatu diagram secara detail, dikritisi, dan kemudian
dirancang ulang untuk menghilangkan langkah-langkah yang tidak diperlukan, meng
urangi kemungkinan terjadinya kesalahan, dan pengurangan biaya. Proses reengineer
ing berfokus untuk menyederhanakan dan menghilangkan aktivitas yang tidak berma
nfaat. Ide pokoknya adalah bahwa setiap aktivitas yang tidak memiliki nilai tambah t
erhadap produk dan jasa harus dihilangkan.
Constraint atau kendala adalah segala sesuatu yang menghambat anda untuk memcapai
apa yang anda inginkan. Karena kendala menjadi penghambat untuk mera ih apa yang
diinginkan, pengelolaan berdasarkan TOC menjadi faktor kunci sukses.
Sistem pesanan yang masuk (order entry system) : pesanan-pesanan penjualan dari
para pelanggan diproses dan dipenuhi, dan pelanggan-pelanggan kemudian ditagih
untuk pembelian-pembeliannya.
Sistem penerimaan kas (Cash receipt system) : penerimaan-penerimaan kas dari para
pelanggan dicatat dan kas tersebut lalu disetorkan ke bank.
15
Sistem personalia (personnel system) : semua peristiwa personalia dicatat. Aktivita s-
aktivitas pokok meliputi pengangkatan, tunjangan-tunjangan, gaji, evaluasi, dll.
Sistem akuntansi umum (general accounting system) : data dari semua sistem trans
aksi lainnya dikumpulkan, dan sebagian besar laporan manajemen dan laporan keu
angan dihasilkan. Proses penganggaran merupakan bagian dari sistem ini.
Terfokus pada reputasi jangka panjang daripada tekanan jangka pendek untuk bertin
dak secara tidak etis.
16
BAB IV
PENUTUP
41 KESIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/21672473/
MAKALAH_AKUNTANSI_MANAJEMEN_Ruang_Lingkup_Akuntansi_Manajemen
https://www.kembar.pro/2015/05/pengertian-fungsi-tujuan-Akuntansi-Manajemen.html
https://www.scribd.com/doc/41896674/Modul-1-Akuntansi-Manajemen-Lingkungan-
Bisnis
18